PENDAHULUAN
Lima tahun pertama kehidupan seorang anak yang dikenal dengan masa
keemasan atau golden period merupakan suatu periode yang sangat penting
dikarenakan adanya pertumbuhan pesat pada anak yang dapat mempengaruhi
serta menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa ini terbentuk dasar
kemampuan gerak, berbicara, berbahasa, bersosialisasi, serta kemampuan
intelektual dari anak. Nutrisi yang baik dan cukup, status kesehatan yang baik,
stimulasi yang tepat merupakan beberapa komponen yang penting agar
perkembangan anak terjadi secara optimal. Upaya deteksi dini gangguan
pertumbuhan dan perkembangan merupakan salah satu hal yang signifikan dalam
pencegahan dan memperbaiki resiko terjadinya gangguan yang berat pada anak.
1.2. Tujuan
Puskesmas Cibeber terletak di komplek PCI blok D 52 kelurahan Cibeber, kecamatan Cibeber, yang
merupakan daerah perbatasan kota Cilegon dan kabupaten Serang. Dengan luas wilayah 21,49 km, kecamatan
Cibeber mempunyai batas-batas sbb :
Sebelah Utara : Kecamatan Jombang
Sebelah Selatan : Kecamatan Mancak (kabupaten Serang)
Sebelah Barat : Kabupaten Cilegon
Sebelah Timur : Kecamatan Kramat Watu (kabupaten Serang)
2.2. Data Demografi
Keadaan Demografi kecamatan Cibeber dijabarkan melalui table sbb :
Tabel.1
Jumlah Penduduk, Jumlah KK Miskin Menurut Desa
Jumlah
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
NO Desa KK
Penduduk KK RT / RW Penyandu
Miskin
1. Cibeber 21786 6212 228 8/45 15
2. Kedaleman 9946 3117 480 6/25 5
3. Karang asem 10182 3011 327 6/10 7
4. Kali Timbang 7469 2245 221 4/8 6
5. Bulakan 5151 1552 105 4/14 6
6. Cikerai 3716 1082 480 3/10 7
Jumlah 58251 17219 1736 31/112 46
Tabel.3
Ketenangan Puskesmas Cibeber Tahun 2019
Status
NO Kategori Tenaga Jumlah
PNS PTT/TKK Lain-lain
1. Dokter Umum 4 - - 4
2. Dokter Gigi 3 - - 3
3. SKM/S.Kep 7 - 3 10
4. Bidan D1/D3 17 - - 17
5. Perawat/Akper 11 - - 11
6. Perawat Gigi 2 - - 2
7. TU 5 - - 5
8. Asisten Apoteker 2 - - 2
9. Kesling 1 - - 1
10. Clening servis - 1 6 7
11. Supir - 1 1 2
12. Jaga Malam - - 2 2
Jumlah
Tenaga Pendukung :
o Kader KPKIA : 20 orang
o Kader Posyandu : 220 orang
o Kader TB : 6 orang
o Dukun Paraji / aktif : 25 orang
o Guru UKS : 20 orang
2.4 Data Khusus Program
KEBIJAKAN OPRASIONAL
a. Penanggulangan TB dilaksanakan diseluruh UPK (puskesmas, RS Pemerintah Swasta, BP4 serta Praktek
Dokter Swasta) dengan melibatkan PSM secara paripurna dan terpadu.
b. Peningkatan mutu pelayanan dengan menggunakan strategi DOTS.
§ Target program:
o CDR : 90%
o CNR : 90%
o SR : 90%
o TB.RO : 40%
o STATUS HIV: 60%
SASARAN
· Penduduk Cibeber : 58.251 Jiwa
· Target Suspek : 100%
· Target CDR : 132 kasus
BAB III
Pada pelayanan dasar, terdapat 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang
dapat dikerjakan, yaitu:
Anak
Deteksi Dini Deteksi Dini Deteksi Dini Penyimpangan
Penyimpangan Penyimpangan Mental Emosional
Pertumbuhan Perkembangan
3 bulan ✔ ✔ ✔ ✔
6 bulan ✔ ✔ ✔ ✔
9 bulan ✔ ✔ ✔ ✔
12 ✔ ✔ ✔ ✔
bulan
15 ✔ ✔
bulan
18 ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
bulan
21 ✔ ✔ ✔
bulan
24 ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
bulan
30 ✔ ✔ ✔ ✔
bulan
36 ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
bulan
42 ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
bulan
48 ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
bulan
54 ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
bulan
60 ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
bulan
66 ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
bulan
72 ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
bulan
Keterangan:
BB/TB : Berat Badan terhadap Tinggi Badan
LK : Lingkar Kepala
KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
TDD : Tes Daya Dengar
TDL : Tes Daya Lihat
KMME : Kuesioner Masalah Mental Emosional
CHAT : Checklist for Autism in Toddlers
GPPH : Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
Tanda * : Tes dilakukan atas indikasi
Tabel 3. Pelaksana dan Alat yang Digunakan pada Deteksi Dini Pertumbuhan
Keterangan:
TK : Taman Kanak-Kanak
LK : Lingkar Kepala
A. Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan ( BB/TB )
Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan status gizi anak,
normal, kurus, kurus sekali atau gemuk. Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan
dengan jadwal deteksi dini tumbuh kembang anak (DDTK). Pengukuran dan
penilaian BB/TB dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih.
Interpretasi
Normal : -2 SD s/d 2 SD atau Gizi baik
Kurus : < -2 SD s/d -3 SD atau Gizi kurang
Kurus sekali : < -3 SD atau Gizi buruk
Gemuk : > 2 SD atau Gizi lebih
Interpretasi :
· Jika ukuran lingkaran kepala anak berada di dalam “jalur hijau” maka
lingkaran kepala anak normal
· Jika ukuran lingkaran kepala anak berada diluar “jalur hijau” maka lingkaran
kepala anak tidak normal
· Lingkaran kepala anak tidak normal ada 2, yaitu makrosefal jika berada diatas
“jalur hijau” dan mikrosefal jika berada dibawah “jalur hijau”.
Intervensi :
· Jika ditemukan makrosefal maupun mikrosefal segera dirujuk ke rumah sakit
3.3. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan
Deteksi ini dilakukan di semua tingkat pelayanan. Adapun pelaksana dan alat yang
digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel 4. Pelaksana dan Alat yang Digunakan pada Deteksi Dini Pertumbuhan
Keterangan:
PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini
BKB : Bina Keluarga Balita
TPA : Tempat Penitipan Anak
TK : Taman Kanak-Kanak
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
TDL : Tes Daya Lihat
TDD : Tes Daya Dengar
o Skrining Perkembangan
Menurut batasan WHO, skrining adalah prosedur yang relatif cepat,
sederhana dan murah untuk populasi yang asimtomatik tetapi mempunyai risiko
tinggi atau dicurigai mempunyai masalah. Blackman (1992) menganjurkan agar
bayi atau anak dengan risiko tinggi (berdasarkan anamnesis atau pemeriksaan fisik
rutin) harus dilakukan skrining perkembangan secara periodik. Sedangkan bayi atau
anak dengan risiko rendah dimulai dengan kuesioner praskrining yang diisi atau
dijawab oleh orangtua. Bila dari kuesioner dicurigai ada gangguan tumbuh kembang
dilanjutkan dengan skrining.
Jadwal skrining / pemeriksaan KPSP adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21,
24, 30,36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai umur skrining
tersebut, minta ibu datang kembali pada umur skrining yang terdekat untuk
pemeriksaan rutin. Misalnya bayi umur 7 bulan, diminta datang kembali untuk
skrining pada umur 9 bulan. Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya
mempunyai masalah tumbuh kembang sedangkan umur anak bukan umur skrining
maka pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrining terdekat yang lebih
muda.6Berdasarkan rekomendasi IDAI No.: 002/Rek/PP IDAI/I/2014tahun 2014
tentang Pemantauan tumbuh kembang anak, pemantauan dapat dilakukan secara
regular dan kontinyu dengan jadwal: 1) Usia lahir sampai 12 bulan setiap 1 bulan; 2)
Usia 12 bulan sampai 3 tahun setiap 3 bulan; 3) Usia 3 tahun sampai 6 tahun setiap 6
bulan; 4) Usia 6 tahun sampai 18 tahun setiap 1 tahun.
Tujuan tes daya lihat adalah untuk mendeteksi secara dini kelainan daya
lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk
memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar.
Keluarga dan masyarakat (orang tua, anggota keluarga lainnya dan kader)
dianjurkan untuk membawa anak ke tenaga kesehatan di Puskesmas dan jaringan
atau Rumah Sakit. Orang tua perlu diingatkan membawa catatan pemantauan
tumbuh kembang buku KIA