Anda di halaman 1dari 3

Penggunaan "Will", "Would", "Shall", dan "Should"

August 25, 2014 at 12:01am

Artikel ini adalah bagian ketiga dari seri pembahasan tentang modal auxiliary. Untuk kawan-
kawan yang berminat membaca bagian pertama tentang penggunaan "can" dan "could" atau
bagian kedua tentang modal auxiliaries secara umum, silahkan cari di arsip notes akun
Facebook saya. Insya Allah, akan ada pembahasan lanjutan lagi selepas artikel ini, masih
dalam seri yang sama.

"Will", "would", "shall", dan "should" masih merupakan bagian dari kelompok modal
auxiliaries. "Would" dan "should" aslinya merupakan bentuk lampau dari "will" dan "shall",
namun belakangan ada pergeseran makna, khususnya bagi "should".

A. Penggunaan "will" dan "shall"

"Will" dan "shall" dapat digunakan dalam beberapa situasi yang berbeda. Yang paling
terkenal tentu saja, penggunaan kedua kata tersebut dalam Simple Future Tense, untuk
menyatakan secara sederhana apa yang akan terjadi di masa depan, baik sebagai sebuah
rencana ataupun sebuah perkiraan. Contoh:

- By the year 2015, South East Asia will enter a free trade era.

- We shall finish that problem easily.

Namun ada sebagian pengguna Bahasa Inggris (khususnya British English) yang
membedakan antara penggunaan "will" dan "shall". Menurut mereka, "shall" lebih cenderung
hanya digunakan untuk subjek dengan kata ganti orang pertama, yaitu "I" dan "we",
sedangkan sisanya seperti "they", "you", "he", "she", dan "it" cenderung menggunakan "will".
Kata ganti orang pertama adalah kata ganti yang memposisikan sebagai orang yang berbicara,
kata ganti kedua --you-- diposisikan sebagai orang yang diajak bicara, sedang kata ganti
orang ketiga --they, he, she, it-- sebagai yang menjadi bahan pembicaraan.

Ada dua contoh terkenal dalam sejarah tentang penggunaan kata "shall". Yang pertama, saat
panglima perang pasukan Sekutu di Perang Dunia II, Douglas MacArthur terpaksa harus
mundur oleh serangan lawannya, ia lalu berucap sebuah kalimat legendaris, "I shall return..."
Dan betul, sejarah mencatat ia kemudian bisa memukul balik pasukan lawannya dan kembali
menduduki wilayah yang direbut lawan tersebut. Contoh kedua adalah saat terjadinya
peristiwa Civil Rights Movement di Amerika Serikat. Ini adalah pergolakan sosial di tahun
1960-an yang menuntut dihapuskannya diskriminasi rasial antara warga kulit putih dan kulit
hitam. Para pendukung penghapusan diskriminasi ini beramai-ramai mengadakan long march
atau jalan kaki massal ke depan patung peringatan presiden Abraham Lincoln, di
Washington, yang lebih dikenal dengan nama "Lincoln Memorial". Lincoln merupakan
presiden yang menghapuskan perbudakan atas orang kulit hitam di Amerika Serikat pada
abad ke 19. Joan Baez, seorang penyanyi wanita kulit hitam, memimpin 300.000 massa
menyanyikan lagu protes yang berjudul "We Shall Overcome". Lagu yang awalnya berawal
dari lagu gereja kulit hitam ini menjadi lagu perjuangan orang Afrika-Amerika dalam
menuntut persamaan hak. Di Indonesia, fenomena ini mungkin sejajar dengan munculnya
lagu "Hasibuan", parodi lagu terkenal "Abu Nawas" saat protes besar-besaran mahasiswa
pasca G-30-S/PKI atau lagu "Totalitas Perjuangan" di era pra Reformasi 1998.
Kata "shall" juga menunjukkan nada pembicaraan yang lebih formal dibandingkan "will". Ini
ditunjukkan dengan banyaknya penggunaan "shall" di dokumen-dokumen legal seperti
peraturan / undang-undang atau teks-teks keagamaan seperti Bibel versi Bahasa Inggris.

Kata "will" juga menyiratkan makna lain, yaitu "willingness" alias "kesediaan" atau "niat".
Ini makanya kenapa kalau seorang lelaki di Barat akan meminta seorang wanita menjadi
isterinya, dia akan mengucap kalimat:

- "Will you marry me?"

Kalimat tersebut bisa saja diucapkan seperti ini:

- "Are you going to marry me?"

tapi kemudian nuansanya akan berbeda.

Selain itu, "will" juga dapat menyiratkan "kapasitas" atau "kemampuan", seperti pada kalimat
berikut :

- The ship will carry 3.500 passengers in one single trip.

Kata "will" dan "shall" sama-sama bisa dipendekkan menjadi akhiran -'ll. Contoh terkenal
dari pemendekan kata ini adalah slogan klub sepakbola Inggris, Liverpool FC : "You'll Never
Walk Alone" atau kalimat ikonik Arnold Schwarzenegger saat berperan menjadi Terminator:
"I'll be back!" Tidak hanya bentuk positif "will" dan "shall" yang bisa dipendekkan. Bentuk
negatif "will not" bisa diringkas menjadi "won't" sementara "shall not" dapat kita ringkas
menjadi "shan't".

B. Penggunaan "Would" dan "Should"

Seperti yang sudah dijelaskan di awal, "should" dan "would" adalah bentuk lampau dari
"shall" dan "will". Kita akan bahas mulai dari "would" terlebih dahulu. Penggunaan "would"
yang pertama adalah untuk menyatakan Past Future Tense. Apa maksudnya kok ada "past
future"? Katanya "masa depan", tapi kok "sudah berlalu"?

Jadi begini contohnya. Saat artikel ini ditulis (2014) saya sudah lama sekali (hampir delapan
tahun) lulus dari SMA. Tapi saya kilas balik saat saya lulus SMP. Saya bisa berucap kalimat
seperti ini:

- "I would enroll to SMAN 70 or SMAN 78, but destiny took me to SMAN 32."

Kalimat di atas menunjukkan, bagi Andrie tahun 2006, masuk SMAN 70 atau SMAN 78
adalah sebuah rencana. Tapi, bagi saya hari ini (Andrie tahun 2014), rencana itu sudah lewat.

"Should" juga sebetulnya bisa digunakan sebagai bentuk lampau dari "shall", namun di masa
sekarang lebih cenderung digunakan sebagai sinonim "ought to", yaitu untuk menunjukkan
saran atau nasihat "Sebaiknya ..."

Would juga banyak digunakan di kalimat pengandaian (if clause atau conditional sentence),
semisal:

- If I did not wake up late, I wouldn't miss the train. (Masih ada kemungkinan naik kereta.)

atau:

- If I hadn't woken up late, I wouldn't have missed the train. (Penyesalan, sudah terlanjur
tertinggal kereta.)

Demikianlah penjelasan singkat mengenai penggunaan "shall", "will", "should" dan "would".
Jika ada pertanyaan, dapat ditanyakan via facebook di fanpage LPP Smart Students atau wall
pribadi saya. Semoga bermanfaat, tetap semangat belajar!
-------------------------------------------------------------------------------
Artikel ini berguna? Sebarkan informasinya ke kawan-kawan Anda dengan mengklik tombol
"share" atau klik "like" jika Anda menyukainya :)

Anda mungkin juga menyukai