Anda di halaman 1dari 4

MATERI KULIAH KE-6

PERENCANAAN SISTEM TENAGA LISTRIK


Ir. Eddon M. Moenif, MT

Judul Utama : Perencanaan Pembangkit Tenaga Listrik pada Sistem Eksisting


Sub - Judul : Penyusunan Neraca Energi pada Sistem Eksisting
Tujuan Sub-judul : Diharapkan mahasiswa memahami analisis permintaan dan pasokan
energi dan menyusun neraca energi pada suatu sistem eksisting.

1. Pendahuluan.
Neraca energi adalah neraca yang disusun dalam bentuk tabel atau kurva yang
berisikan permintaan (Demand) dan pasokan (Supply) energi pada suatu sistem untuk
beberapa tahun ke depan atau selama tahun operasi.
Tujuan penyusunan neraca energi adalah untuk mengetahui kondisi Demand –
Supply pada setiap tahun operasi, sehingga dapat diketahui pada tahun ke berapa
terjadinya defisit energi. Dengan demikian, upaya untuk mengatasi defisit dapat
direncanakan sebelum terjadinya defisit tersebut yaitu kapan harus dilakukan
perencanaan dan pembangunan pembangkit-baru serta kapan pem-bangkit tersebut
harus masuk ke sistem.
Neraca Energi atau neraca daya disusun untuk beberapa tahun mendatang dengan
memasukan data-data sebagai berikut :
a. Proyeksi permintaan tenaga listrik untuk beberapa tahun mendatang.
Permitaan tenaga listrik ini terdiri dari : Energi-terjual (dipakai oleh konsumen),
energi yang hilang pada saluran (losses) dan energi yang dipakai sendiri (Own-
use) untuk operasi sistem.
b. Kemampuan pasokan tenaga listrik untuk setiap pembangkit yang ter-sambung
ke sistem.
c. Kebutuhan bahan bakar untuk mengoperasikan setiap pembangkit pada sistem.
Proyeksi permintaan tenaga listrik, perhitungan tentang kebutuhan tenaga listrik
dan kebutuhan kapasitas pembangkit pada suatu sistem telah dibahas dalam materi
kuliah ke-3. Pada Kuliah ke-4 ini akan dibahas tentang perhitungan kebutuhan bahan
bakar dan penyusunan neraca energi.

2. Perhitungan Kebutuhan Bahan Bakar


Kebutuhan bahan bakar suatu pembangkit tergantung kepada produksi tenaga
listriknya (Eo). Poduksi tenaga listrik (kWh) merupakan energi output pada suau sistem
pembangkit dan bahan bakar sebagai inputnya. Perbandingan antara daya/energi
output (EO) terhadap daya/energi input (Ei)ndisebut dengan efisiensi () atau dapat
diformulasikan seperti persamaan-7.
𝐸𝑜
 = 𝐸𝑖
𝑥 100% ..................................................................................... (7)
Untuk pembangkit tenaga listrik
Input, Ei PEMBANGKIT output, EO
Energi output, EO (listrik) = kwh
TENAGA Energi output (Ei) adalah bahan bakar :
LISTRIK
 PLTU-Batubara Ei = kcal
1 kWh = 860 kcal
Efisiensi  PLTG-Gas, Ei = MMBTU
() 1 MMBTU = 293 kWh
Perencanaan Sistem Tenaga / Eddon M. Moenif 2

A. PLTU – Batubara
Dari persamaan-7, Energi input PLTU adalah Batubara, Ei, kcal = (EO, kWh / ).
Kemudian samakan nilai satuannya, 1 kWh = 860 kcal, maka :
Ei = (860 Eo / ), kcal .................................................................................................. (8)
Kandungan energi (kcal) dalam setiap 1-kg berat batubara disebut dengan Nilai Kalor
(CV = Caloric Value). Sebagai contoh, batubara Cerenti dengan CV = 4.000 kcal/kg ;
batubara Tanjung Enim, CV = 6.000 kcal/kg. Dengan demikian, nilai kalor (CV)
batubara dapat diformulasikan sebagai berikut :
CV = (Ei, kcal / M, kg)
Atau nilai energinya (Ei) adalah :
Ei = CV x M ................................................................................................................... (9)
Masukan Ei pada persamaan-9 ke persamaan-8, sehingga :
CV x M = (860. Eo / )
Maka Batubara yang dibutuhan (M, Ton) untuk menghasilkan tenaga listrik sebesar Eo
kWh adalah :
860 𝐸𝑜
𝑀= , 𝑇𝑜𝑛 .............................................................................................. (10)
1000 𝑥 𝐶𝑉 𝑥 

Ratio pemakaian energi bahan bakar (kcal) terhadap energi listrik (kWh) yang
dihasilkan oleh suatu PLTU disebut Net Plant Heat Rate (NPHR, kcal/kwh). Makin
rendah nilai NPHR, berarti efisiensi PLTU tersebut makin tinggi atau semakin baik.

B. PLTG Gas-alam
Berdasarkan persamaan-7, Energi input PLTG adalah gas, yaitu
Ei, MMBTU = (EO, kWh / ).
Samakan nilai satuannya, 1 MMBTU (= Juta-BTU) = 293 kWh, maka :
𝐸𝑜
𝐸𝑖 = 293 𝑥 
, MMBTU .......................................................................................... (11)

Ratio pemakaian energi bahan bakar gas (MBTU) terhadap energi listrik yang
dihasilkan (kWh) oleh suatu PLTG disebut Heat Rate (MBTU/kWh). Sementara itu,
Ratio pemakaian BBM terhadap energi listrik yang dihasilkan oleh suatu PLTD disebut
dengan SFC (Specific Fuel Consumption, liter/kWh).
Catatan :
MMBTU = satuan energi untuk gas
M = 103 = Ribu (Tousand) ; MM = 103.103 = 106 = juta (Million)
MMBTU = Juta (Million) British Thermal Unit
MSCF = satuan volume gas : Thousand Standard Cubic Feed ( Ribu Kaki kubik-standar)
Contoh – 4 :
Suatu PLTU kapasitas 100 MW menggunakan bahan bakar batubara dengan Nilai
Kalor (CV) = 5.000 kcal/kg. PLTU beroperasi pada Faktor Kapasitas (CF) = 80% dan
dengan efisiensi 30%. Hitunglah kebutuhan batubara untuk mendukung operasi
selama 1-tahun.
Perencanaan Sistem Tenaga / Eddon M. Moenif 3

Jawab :
Tenaga Listrik yang diproduksi (EO) per-tahun :
Eo = P x 8760 hours x CF = (100.000 kWh) x (8760 h) x (0.8) = 700.800.000 kWh
Batubara yang dibutuhkan (M) untuk menghasilkan tenaga listrik sebesar
700.800.000 kWh tersebut adalah :
860 .𝐸𝑜 860 .(700 .800 .000 )
𝑀= = = 401.792 Ton
1.000 𝑥 𝐶𝑉 𝑥  1000 𝑥 5000 𝑥 0,3

3. Penyusunan Neraca Energi


Neraca energi / neraca daya adalah gambaran kondisi demand – supply suatu
sistem tenaga listrik untuk beberapa tahun ke depan. Contoh penyusunan neraca energi
dapat diberikan seperti tabel berikut ini :
Tabel – 1
Neraca Energi Periode Tahun 2021 - 2025
Tahun Operasi
No URAIAN
2021 2022 2023 2024 2025
1 Total Permintaan 850.453 935.498 1.029.048 1.131.953 1.245.148
- Energi-terjual 722.886 795.173 874.691 962.161 1.058.375
- Energi Losses (10%) 85.045 93.550 102.905 113.195 124.515
- Energo Own-use (5%) 42.522 46.775 51.452 56.597 62.258

2 Total Pasokan 1.007.400 997.326 1.547.992 1.532.511 1.517.186


a. PLTU (100 MW)
- Capacity Factor 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80
- Derating Factor 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
- Pasokan, MWh 700.800 693.792 686.854 679.985 673.185
- Batubara, Ton 401.792 397.774 393.796 389.858 385.959
b.PLTU (80 MW)
- Capacity Factor - - 0,80 0,80 0,80
- Derating Factor - - 0,01 0,01 0,01
- Pasokan, MWh - - 560.640 555.033 549.483
- Batubara, Ton 321.434 318.201 315.037
c. PLTG (50 MW)
- Capacity Factor 0,70 0,70 0,70 0,70 0,70
- Derating Factor 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
- Pasokan, MWh 306.600 303.534 300.498 297.493 294.518
- Gas Alam (MMBTU) 3.488.055 3.453.174 3.418.635 3.384.448 3.350.603

3 Surplus/(Defisit), MWh 156.947 61.828 518.944 400.558 272.038

Dari Tabel-1 terlihat bahwa pada tahun 2023 seharusnya sudah terjadi defisit
tenaga listrik sebesar 41.696 MWh. Namun karena pada tahun tersebut PLTU kapasitas
50 MW masuk / tersambung ke sistem dengan suplai sebesar 560.640 MWh, maka
sistem menjadi surplus sebesar 518.944 MWh.
Penjelasan Pengisian Tabel :
1. Energi-terjual (ED) : Sesuai dengan hasil proyeksi
2. Energi Losses (EL) : Menggunakan persamaan, EL = %L x ES
3. Energi Own-use (EOW) : Menggunakan Persamaan, EOW = %OW x ES
Perencanaan Sistem Tenaga / Eddon M. Moenif 4

4. Total Permintaan (ES) : Menggunakan persamaan-2


𝐸
𝐸𝑆 = 1−(%𝐿𝑜𝑠𝑠𝐷+%𝑂𝑊 )

5. Energi Pasokan/Produksi : Menggunakan persamaan-5 dan 6.


𝑃𝑛 = 𝑃1 (1 − 𝑑𝑓)𝑛−1 (persamaan-5)
En = Pn x 8760 x CF (Persamaan-6)
6. Kebutuhan Batubara (M) : Menggunakan persamaan-10, Caloric Value
(CV) = 5000 kcal/kg ;  = 30%
7. Kebutuhan Gas (Ei) : menggunakan persamaan-11,  = 30%
𝐸𝑜
𝐸𝑖 =
293 𝑥 

Tugas Rangkuman Kuliah - 6 :


Ketentuan pengerjaan tugas :
 Baca dan pahami materi yang diberikan dan kerjakan tugas rangkuman berikut selama waktu
kuliah yaitu 100 menit.
 Tugas dapat dilihat di ruang tugas google classroom.
 Tugas rangkuman kuliah dikumpulkan pada google classroom paling lambat pada akhir jam
pelajaran, lewat jam tersebut dianggap tidak mengumpulkan tugas / tidak hadir.

Anda mungkin juga menyukai