1. Pendahuluan.
Neraca energi adalah neraca yang disusun dalam bentuk tabel atau kurva yang
berisikan permintaan (Demand) dan pasokan (Supply) energi pada suatu sistem untuk
beberapa tahun ke depan atau selama tahun operasi.
Tujuan penyusunan neraca energi adalah untuk mengetahui kondisi Demand –
Supply pada setiap tahun operasi, sehingga dapat diketahui pada tahun ke berapa
terjadinya defisit energi. Dengan demikian, upaya untuk mengatasi defisit dapat
direncanakan sebelum terjadinya defisit tersebut yaitu kapan harus dilakukan
perencanaan dan pembangunan pembangkit-baru serta kapan pem-bangkit tersebut
harus masuk ke sistem.
Neraca Energi atau neraca daya disusun untuk beberapa tahun mendatang dengan
memasukan data-data sebagai berikut :
a. Proyeksi permintaan tenaga listrik untuk beberapa tahun mendatang.
Permitaan tenaga listrik ini terdiri dari : Energi-terjual (dipakai oleh konsumen),
energi yang hilang pada saluran (losses) dan energi yang dipakai sendiri (Own-
use) untuk operasi sistem.
b. Kemampuan pasokan tenaga listrik untuk setiap pembangkit yang ter-sambung
ke sistem.
c. Kebutuhan bahan bakar untuk mengoperasikan setiap pembangkit pada sistem.
Proyeksi permintaan tenaga listrik, perhitungan tentang kebutuhan tenaga listrik
dan kebutuhan kapasitas pembangkit pada suatu sistem telah dibahas dalam materi
kuliah ke-3. Pada Kuliah ke-4 ini akan dibahas tentang perhitungan kebutuhan bahan
bakar dan penyusunan neraca energi.
A. PLTU – Batubara
Dari persamaan-7, Energi input PLTU adalah Batubara, Ei, kcal = (EO, kWh / ).
Kemudian samakan nilai satuannya, 1 kWh = 860 kcal, maka :
Ei = (860 Eo / ), kcal .................................................................................................. (8)
Kandungan energi (kcal) dalam setiap 1-kg berat batubara disebut dengan Nilai Kalor
(CV = Caloric Value). Sebagai contoh, batubara Cerenti dengan CV = 4.000 kcal/kg ;
batubara Tanjung Enim, CV = 6.000 kcal/kg. Dengan demikian, nilai kalor (CV)
batubara dapat diformulasikan sebagai berikut :
CV = (Ei, kcal / M, kg)
Atau nilai energinya (Ei) adalah :
Ei = CV x M ................................................................................................................... (9)
Masukan Ei pada persamaan-9 ke persamaan-8, sehingga :
CV x M = (860. Eo / )
Maka Batubara yang dibutuhan (M, Ton) untuk menghasilkan tenaga listrik sebesar Eo
kWh adalah :
860 𝐸𝑜
𝑀= , 𝑇𝑜𝑛 .............................................................................................. (10)
1000 𝑥 𝐶𝑉 𝑥
Ratio pemakaian energi bahan bakar (kcal) terhadap energi listrik (kWh) yang
dihasilkan oleh suatu PLTU disebut Net Plant Heat Rate (NPHR, kcal/kwh). Makin
rendah nilai NPHR, berarti efisiensi PLTU tersebut makin tinggi atau semakin baik.
B. PLTG Gas-alam
Berdasarkan persamaan-7, Energi input PLTG adalah gas, yaitu
Ei, MMBTU = (EO, kWh / ).
Samakan nilai satuannya, 1 MMBTU (= Juta-BTU) = 293 kWh, maka :
𝐸𝑜
𝐸𝑖 = 293 𝑥
, MMBTU .......................................................................................... (11)
Ratio pemakaian energi bahan bakar gas (MBTU) terhadap energi listrik yang
dihasilkan (kWh) oleh suatu PLTG disebut Heat Rate (MBTU/kWh). Sementara itu,
Ratio pemakaian BBM terhadap energi listrik yang dihasilkan oleh suatu PLTD disebut
dengan SFC (Specific Fuel Consumption, liter/kWh).
Catatan :
MMBTU = satuan energi untuk gas
M = 103 = Ribu (Tousand) ; MM = 103.103 = 106 = juta (Million)
MMBTU = Juta (Million) British Thermal Unit
MSCF = satuan volume gas : Thousand Standard Cubic Feed ( Ribu Kaki kubik-standar)
Contoh – 4 :
Suatu PLTU kapasitas 100 MW menggunakan bahan bakar batubara dengan Nilai
Kalor (CV) = 5.000 kcal/kg. PLTU beroperasi pada Faktor Kapasitas (CF) = 80% dan
dengan efisiensi 30%. Hitunglah kebutuhan batubara untuk mendukung operasi
selama 1-tahun.
Perencanaan Sistem Tenaga / Eddon M. Moenif 3
Jawab :
Tenaga Listrik yang diproduksi (EO) per-tahun :
Eo = P x 8760 hours x CF = (100.000 kWh) x (8760 h) x (0.8) = 700.800.000 kWh
Batubara yang dibutuhkan (M) untuk menghasilkan tenaga listrik sebesar
700.800.000 kWh tersebut adalah :
860 .𝐸𝑜 860 .(700 .800 .000 )
𝑀= = = 401.792 Ton
1.000 𝑥 𝐶𝑉 𝑥 1000 𝑥 5000 𝑥 0,3
Dari Tabel-1 terlihat bahwa pada tahun 2023 seharusnya sudah terjadi defisit
tenaga listrik sebesar 41.696 MWh. Namun karena pada tahun tersebut PLTU kapasitas
50 MW masuk / tersambung ke sistem dengan suplai sebesar 560.640 MWh, maka
sistem menjadi surplus sebesar 518.944 MWh.
Penjelasan Pengisian Tabel :
1. Energi-terjual (ED) : Sesuai dengan hasil proyeksi
2. Energi Losses (EL) : Menggunakan persamaan, EL = %L x ES
3. Energi Own-use (EOW) : Menggunakan Persamaan, EOW = %OW x ES
Perencanaan Sistem Tenaga / Eddon M. Moenif 4