Bab I
Bab I
BAB I
PENDAHULUAN
yang utama. metode sangat berperan penting dalam pendidikan, karena metode
keberhasilan, oleh karena itu sangat berperan penting dalam mendidik, karena
keislaman yang dikaji secara lebih mendalam dan komprehensif, hal ini karena
pendidikan Islam berperan untuk membina secara utuh (kaffah) dan seimbang
selama manusia hidup didunia, pendidikan menjadi hal yang paling utama
Hamka mengungkapkan ia menolak keras teori biarlah anak itu tidak usah
di didik agamanya, Karena kalau sudah dewasa juga ia akan memilih
agama yang sesuai dengan jiwanya. menurut Hamka teori ini sangat
membahayakan karena akan mengosongkan jiwa manusia dari nilai
agama yang damai, dan terlebih dari teori ini bertentangan dengan konsep
pendidikan Islam yang menerapkan pendidikannya sejak dini. ketika baru
lahir diperintahkan untuk diadzankan, dan ketika umur tujuh tahun
diperintahkan untuk sholat dan memukulnya jika sudah berumur sepuluh
tahun. betapa pentingnya pendidikan yang pertama dan yang paling utama
adalah keluarga.2
tinggi. Seseorang tidak akan dapat melakukan pembentukan dengan tepat dan
efektif jika ia tidak dengan sengaja dibina melalui proses pendidikan. Pendidikan
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pendidikan Islam, metode yang tepat guna
Metode pendidikan secara umum dapat dilihat dari dua sisi dari sisi
internal dan ekternal. yang dimaksud dengan internal disini adalah cara
penyampaian ilmu pengetahuan itu terhadap anak didik agar mudah dipahami.
2
Nasihudin, M. (2016). Percikan Pemikiran Pendiidkan Hamka. AL-LUBAB: Jurnal
Penelitian Pendidikan Dan Keagamaan Islam, 2 (1), 166-180
3
Pendidikan apabila tidak adanya metode maka akan sangat kurang efektif
SWT. Oleh karena itu yang dimaksud dengan metodelogi pendidikan Islam
pendidikan Islam.3
Setiap yang ada di alam semesta ini ada yang mengadakannya. Setiap
yang diadakan mempuyai tujuan tertentu. Tujuan itu ditetapkan oleh yang
mengadakan itu. Manusia diadakan dibumi ini karena diadakan. Oleh Karena itu
adanya manusia di bumi ini mengandung tujuan tertentu dan tujuan itu ditetapkan
bahwa Allah mengadakan manusia adalah untuk menjadi Abdi Allah. Dengan
merupakan jantung umat Islam, seperti kita ketahui bahwa al-Qur’an merupakan
buku petunjuk (kitab hidayah) khusunya bagi umat Islam serta umat manusia
3
Al-Rasyidin, Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Ciputat: PT CIPUTAT PRESS,
2005), hal.40
4
pada umumnya. satu hal yang juga disepakati oleh seluruh umat Islam ialah
kedudukan Al-Qur’an sebagai sumber utama hukum Islam sesuai dengan isi
Aqidah, Syariah, Akhlaq, Berita Ghoib yang terkait dengan alam yang tidak
terjangkau oleh manusia didunia, janji yang taat kepada Allah dan ancaman bagi
yang melanggarnya, tata hukum yang diperlukan manusia, kisah para Nabi dan
larangannya, yang halal dan haram, baik dan buruk dan sebagainya. Ia
berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidikan itu antara lain prinsip materi
pendidikan yang terdiri dari masalah iman, akhlak ibadat, sosial dan ilmu
pengetahuan. Ayat lain menceritakan tujuan hidup dan tentang nilai dan sesuatu
kegiatan dan amal shaleh. Itu berarti bahwa kegiatan pendidikan harus
mendukung tujuan hidup tersebut. Oleh karena itu pendidikan Islam harus
teori tentag pendidikan islam dengan kata lain, pendidikan Islam harus
tidaklah mudah dalam memahami kedua sumber itu, salah satu penyebab
arab yang sulit untuk dipahami khusunya bagi orang yang tidak memahami
tentang sastra arab. Dalam memahami kedua sumber itu dibutuhkan ilmu-ilmu
yang mendukung diantaranya ulumul Qur’an dan asbabun nuzulnya, ilmu nahwu,
ilmu sharaf, dan ilmu-bahasa yang lain. Al-Qur’an juga tidak hanya dipahami
secara tekstual akan tetapi perlu dikaji secara lebih mendalam agar maksud dari
merupakan contoh yang baik, dan ini merupakan suatu metodelogi dalam
pengajaran. Bahwa dalam pengajaran dibutuhkan contoh suri tauladan yang baik.
Metode kisah-kisah dalam Al-Qur’an selain terdapat nama suatu surat yaitu surat
Al-Qhasas yang berarti cerita-cerita atau kisah-kisah juga kata kisah di ulang
hati untuk mengarahkan manusia kepada ide yang dikehendakinya hal demikian
dikenal dengan nasihat, akan tetapi nasihat yang disampaikannya selau disertai
yang berkaitan dengan nasihat ini penting untuk dibahas secara konprehensif.
6
B. Fokus Msalah
Qur’an”
C. Rumusan masalah
D. Tujuan penelitian
E. Manfaat penelitian
1. Secara Teoritis
masyarakat umumnya.
7
2. Secara Praktis
a. Bagi siswa
perubahan dalam dirinya dari kebiasaan yang tidak baik menjadi baik.
b. Bagi guru
memberi nasehat-nasehat.
3. Bagi penulis
F. Sistematika pembahasan
pembahasan.
jenis data dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teoritis
1. Pengertian pendidikan
upaya yang sadar dan terencana, dirancang untuk membantu seseorang untuk
4
Sahaluddin, Anas, Filsafat Pendidikan, (Bandung:Pustaka Setia, 2011), hal. 18
5
sahaliddin., 19
9
pembinaan manusia secara jasmaniah dan rohania. Artinya setiap upaya dan
Anak didik dilatih jasmaninya untuk terampil dan memiliki kemampuan atau
Mau’izah adalah nasihat yang lembut yang diterima oleh hati dengan cara
memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara yang baik, yaitu petunjik-
petunjuk kearah kebaikan dengan bahasa yang baik, dapat diterima, yang
6
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 99
7
Ibid.,hal. 99
10
dapat diartikan sebagai suatu cara penyampaian pelajaran melalui tutur kata
3. Dasar-dasar pendidikan
maupun rohani. menurut Al-Ghazali anak adalah amanat dari Allah dan harus
dijaga dan di didik untuk mencapai keutamaan dalam hidup dan mendekatkan
diri kepada Allah SWT. Semua bayi yang dilahirkan kedunia bagaikan
sebuah mutiara yang belum di ukur dan dibentuk tapi amat bernilai tinggi. 8
setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, kedua orang tuannya. kedua
orang tuanyalah yang menjadikan dia nasrani, yahudi atau majusi (Hr.
Bukhari).
keadaan suci seperti kertas putih yang belum terkena noda. Anak adalah
karunia Allah yang tidak dapat dinilai dengan apapun. Memang usaha orang
tua adalah upaya mendidik anak tidaklah semudah membalik telapak tangan
perlu kesabaran dan dan kreativitas yang tinggi dari pihak orang tua.
anak. Dalam mendidik anak tujuh kiat dalam mendidik anak, yaitu: mendidik
8
Taubah,M. (2015). Pendidikan Anak Dalam Keluarga Perspektif Islam. Jurnal pendidikan
agama islam. (jurnal of islamic education studies), 3 (1). 109-136.
11
cita) yang mengandung nilai-nilai Islami yang hendak dicapai dalam proses
Islami yang hendak diwujudkan dalam pribadi manusia pada ahkhir dari
proses tersebut.
9
M. Arifin, ilmu pendidikan islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,1993), 224
10
Arief, Armai, Pengantar Ilmu Dan Metedologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputata Press,
2002), hal. 23
11
Arief, Armai.,hal. 24
12
artinya manusia utuh rohani dan jasmani, dapat hidup dan berkembang secara
wajar dan normal karena ketakwaannya kepada Allah SWT. Ini mengandung
dari metode yang lainnya, tetapi dalam kondisi tertentu harus digunakan.
silih berganti antara dua pihik atau lebih mengenai suatu topik dan sengaja
diarahkan kepada suatu tujuan yang dikehendaki oleh pendidik. Adapun jenis
hiwar adalah 5 yaitu hiwar Khitabi merupakan dialog dialog antara Tuhan
malaikat atau dengan makhluk gaib lainnya, Hiwar Qishashi terdapat dalam
Al-Qur’an baik bentuk maupun rangkaian ceritanya sangat jelas, Hiwar Jadali
adalah hiwar yang bertujuan untuk memantapkan hujjah atau alasan baik
Nabawi adalah hiwar yang digunakan oleh Nabi dalam mendidik sahabat-
sahabatnya.
yang baik kepada peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, Metode
sesuatu seorang peserta didik untuk melakukan sesuatu sejak lahir, ini dari
didik hari ini akan diulang keesokan harinya dan begitu seterusnya.12 Kelima,
Mau’izah adalah nasihat yang lembut yang diterima oleh hati dengan cara
Sebagian ahli ilmu berkata nasihat adalah perhatian hati terhadap yang
dinasehati siapapun dia. Nasehat adalah salah satu cara dari al-mauizhah al-
petunjuk kepada jalan yang benar. Juga berarti menggatakan sesuatu yang
benar dengan cara melunankkan hati. Nasihat harus berkesan dalam jiwa atau
12
Armai Arief, pengantar ilmu dan metodelogi pendidikan islam, (Jakarta: Ciputat Pers ,
2002), hal. 108
13
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 99
14
Munzeir Suparta, Harjani Hefni, Metode Dakwah, (Jakarta: Prenada Media Group, 2006),
hal. 243
15
menuntun orang lain menuju kepada jalan yang baik. Sebagaimana firman
Allah:
Artinya: “Tiada dosa (lantaran tidak pergi berjihad) atas orang-orang yang
lemah, orang-orang yang sakit dan atas orang-orang yang tidak memperoleh
apa yang akan mereka nafkahkan, apabila mereka Berlaku ikhlas kepada
Allah dan Rasul-Nya. tidak ada jalan sedikitpun untuk menyalahkan orang-
orang yang berbuat baik. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”. (QS. at-Taubah 91).
Rabbaya, dengan membenci dan tidak ridha orang yang berbuat maksiat dan
cinta kepada ketaatan dan orang-orang yang taat kepada Allah, dan dengan
dapat berpikir secara kritis dan mendalam, sebelum dapat menangkap arti
golongan tersebut, belum dapat dicapai dengan hikma, akan tetapi tidak
sesuai juga bila dinasihati seperti golongan orang awam, mereka suka
membahas sesuatu, tetapi tidak hanya dalam batas yang tertentu, tidak
guna mendorong supaya berpikir secara sehat satu dan lainya dengan cara
yang tertentu. 15
6. Pengertian al-Qur’an
kata qa-ra-a yang artinya membaca. Sebab kalau akar katanya berasal dari
kata qa’ra-a yang berarti membaca, maka setiap sesuatu yang dibaca
khusus bagi Al-Qur’an, sama halnya dengan nama taurat dan injil. Dalam
manuskrip Al-Qur’an beraksara kufi yang awal, kata ini ditulis tanpa
sejumlah kecil sarjana muslim memandang bahwa tema itu diturunkan dari
akar kata qarana, yang berarti “menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang
15
M. Munir, Metode Dakwah, CET. KE 2, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 252
16
Adnan Mahmud, Hamid Laonso, Ulumul Qur’an, (Jakrta: Restu Ilahi),hal.1
18
gabungan”.
Al-Qur’an adalah kata benda bentuk (mashdar) dari kata kerja (fi’il) qara’a,
atau “yang dibaca”. Dalam manuskrip Al-Qur’an beraksara kufi yang awal,
kata ini ditulis tanpa menggunakan hamzah dan hal ini telah menyebabkan
sejumlah kecil sarjana muslim memandang bahwa tema itu diturunkan dari
akar kata qarana yng berarti “menggabungkan sesuatu denga yang lain” atau
yaitu:
a. Mauidzah
17
Adnan Mahmud, Hamid Laonso..., hal.2
19
agar berbuat baik yang dapat melunakkan hati”. Atau secara umum dapat
melunakkan hati yang keras, mengalirkan air mata yang beku, dan
dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”.
maupun ganjaran berupa surga bagi orang yang menurutinya. Nasihat dan
b. Syifa’ (obat)
20
(10): 57, Al-Isra’ (17): 82), Fushshilat (41): 44). Kata syifa’ terulang
lebah yang juga sebagai obat buat manusia. Secara harfiah, syifa’ berarti
Tentu saja, hal itu jika manusia mau berobat sesuai petunjuk Al-Qur’an.
c. Hudan (petunjuk)
Kata hudan berasal dari kata hada. Dari kata ini juga berbentuk
kata hidayah dan al-hadi, dimana yang terakhir ini merupakan salah satu
yang dituju.
rambu dan arahan yang diberikannya, maka manusia akan selamat sampai
d. Rahmat
baik terhadap yang dikasihi. Akan tetapi, dia membedakan antara rahmat
tidak ada perasaan lembut. Sebab, perasaan lembut itu sifat manusiawi.
Dalam bahasa Indonesia, rahmat itu diartikan kepada belas kasih, yaitu
suatu perasaan yang dimiliki seseorang terhadap apa saja yang ada
terhadap orang lain, bahkan alam sekitar. maksud ketiga dari Al-Qur’an
rahmat Allah bagi manusia. Atau dengan kata lain Allah memberikan
e. Furqon (pembeda)
Secara harfiah kata furqon berasal dari kata faraqa, yang berarti
sebagai pembeda (furqan) antara yang benar dan yang salah, antara
dengan yang hak dan yang batil, antara kesestan dengan petunjuk, dan
antara jalan jalan yang menuju keselamatan dengan jalan yang menuju
kesengsaraan.
adalah suatu metode yang ditempuh oleh seorang munfasir dengan jalan
atau tujuan.
B. Tinjauan Pustaka
Penelitian oleh Miftahul Jannah pada tahun 2014 yang berjudul “Metode
Pendidikan Islam Yang Terkandung Dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl Ayat 125-
126”. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa metode pendidikan islam yang
nasehat, yaitu dengan memberi pelajaran agar dapat memetik hikmah atau itibar
18
Ainissyifa, H. (2017). Pendidikan Karakter dalam Perspektif Pendidikan Islam. Jurnal
Pendidikan UNIGA, 8(1), 1-26
19
Su’aib H. Muhammad, Tafsir Tematik Konsep, Alat Bantu, Dan Contoh Penerapannya,
(Malang: UIN MALIKI PRESS, 2013), hal. 18
24
menemukan titik temu dalam suatu masalah. dan yang terakhir adalah metode
pendidikan islam dengan hukuman metode ini adalah cara terakhir apabila
penggunaan metode lain (yang telah disebutkan) tidak efektif diserap oleh peserta
diidk maka metode ini adalah al-ternatif yang dapat digunakan dengan maksud
agar memberi peklajaran dan memeberi efek jera terhadap peserta didik yang
begitu juga da’I yang yang menggunakan mauizhah hasanah harus berbekal ilmu,
penyayang dan santun. sedangkan mad’unya dari kalangan awam atau tidak
secanggih golongan yang diseur dengan hikmah. dengan itu sehingga pesan
perasaan ketuhanan dalam jiwa sehingga menimbulkan rasa takut dan tunduk.21
Penelitian ini oleh Erwin siswanto tahun 2018 yang berjudul “Konsep
penelitian ini menunjukkan bahwa (1), konsep hukmah adalah sebuah cara yang
intelektual dan spiritual, (2), konsep mauizhah adalh sebagai bentuk dengan
20
Miftahul, Jannah. Metode Pendidikan Islam Yang Terkandung Dalam Al-Qur’an Surah An-
Nahl 125-126
21
Hizbulah, M. (2014), Konsep Mauizhah Hasanah Dalam Al-Qur’an (bachelor thesis,
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M.
25
memberikan nasehat dan peringatan yang baik dan benar, perkataan yang lemah
melakukan segala aktifitas dengan baik, (3) konsep jidal merupakan sebuah
metode berdebat dan berdiskusi, yakni sebuah upaya untuk menyainkan akan
mitra diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan, baik hyang dipaparkan itu
diterima oleh semua orang ataupun hanya oleh mitr bicaranya dan mendengarkan
agama islam. ketiga metode tersebut merupaka metode yang sampai sekarang
pembelajaran yang lebih mengena dan mudah dipahami oleh peserta didik serta
mauizhah hasanah, jidal ketiga pendidikan di atas dapat diterapkan oleh pendidik
BAB III
22
SIAWANTO, ERWIN, “KONSEP PENDIDIKAN HIKMAH, MAUIZHAH, DAN JIDAL
SERTA
Fauziah, Annisa Khanza. Metode Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an (Kajian Tafsir
23
Terhadap Sura An-Nahl Ayat 125 -128). 2017. Bachelor’s Thesis. Fakultas: Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
26
METODE PENELITIAN
dijelaskan dengan gemblang dan mudah dipahami, sesuai dengan corak yang
metode tafsir yang digunakan adalah metode tafsir maudhu’i tematik karena
maudhu’i.
masingsurahnya.
5. Menyusun tema bahasan dalam keragka yang pas, utuh, sempurna dan
sistematis.
27
a. Jenis penelitian
kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang peneliti. Kajian pustaka ini
b. Pendekatan penelitian
24
Fatih Suryadilaga, Dkk, Metodelogi Ilmu Tafsir, (Yogyakarta: TERAS, 2010), hal. 47-48
25
Sutrisno Hadi, Metodelogi Reaserchal, (Yongyakarta: Andi Offset, 2000), hal. 9
28
tentang mauizhah.
B. Sumber Penelitian
strategis karena pada sumber penelitian, itulah data tentang variabel yang
penelitian amati. Maka dalam penelitian ini yang menjadi sumber penelitian
terbagi menjadi dua: yaitu sumber penelitian utama dan sumber penelitian
sumber penelitian pendukung yaitu kitab-kitab tafsir, jurnal, Koran, majalah dan
buku-buku lainnya.26
Sumber data merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh, adapun
subjek dari penelitian ini adalah dokumen atau catatan yang menjadi sumber
data.27 skripsi ini termasuk penelitian library research, yaitu mengumpulkan data
teoritis sebagai penyajian ilmiah yang dilakukan dengan memilih literatur yang
membaca dan menelaahnya dari buku-buku bacaan yang ada kaitannya dengan
jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu:
26
Ibid., hal.10
27
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta,2006), hal. 139
29
data kepada pengumpul data.28 Dalam peneltian ini sumber data primer yang
dimaksud adalah kitab-kitab tafsir yang penulis gunakan dalam penelitian ini,
dari sumber data primer.29 Sumber data sekunder merupkan bahan kajian
yang dikemukakan oleh tokoh atau ulama dan pendapat para ahli yang
islam seperti buku-buku yang berkaiatan dengan keislaman selain buku tafsir.
Sumber data sekunder adalah sumber-sumber yang diambil dari sumber lain
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data tanpa
28
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantiaif, Kualitatif Dan RD,
(Bandung: Alfabeta, 2015), hal. 308
29
Saifuddin Anwar, Metode Penelitian, (Yongyakarta: Pelajar Offset, 1998), hal. 91
30
Sugiono Op. Cit, h. 308
30
berikut:
masalah.31
berikut:
31
Bisri, Cik Hasan Dan Eva Ravaidah, Model Penelitian Agama Dan Dinamika Sosial,
(Jakarta: PT. Raja grafindo persada, 20001), hal. 96
31
1. Anaslisis deskriptif
yakni data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan
apa yang sudah diteliti. 32 Dengan demikian laporan penelitian akan berisi
Dimana data deskriptif sering hanya dianalisis menurut isinya, karena itu
analisis semacam ini juga disebut analisis isi content analisys atau analisis
isi. Burhan bungin mendefinisikan analisis isi adalah teknik penelitian untuk
content analisys menganalisis isi dari berbagai surah yang berkaitan dengan
analisis deskriptif.
33
BAB IV
a. Asy-Syura
b. Huud
c. Saba
d. Al-A’raf
e. Al-Baqarah
f. An-Nisa’
g. An-Nahl
h. An-Nur
i. Luqman
j. An-Nisa’
k. An-Nisa
36
l. Al-Mujadillah
Artinya: “Orang-orang yang menzhihar isteri mereka, kemudian mereka
hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, Maka (wajib
atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami isteri itu
bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Mujadillah 58 : 3)
m. Al-Baqarah
Artinya: “Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-
orang dimasa itu, dan bagi mereka yang datang Kemudian, serta menjadi
pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa”. (QS. Al-Baqarah 2 : 66)
n. Ali-Imran
Artinya: “(Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan
petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa”. (QS. Ali-
Imran 4 : 138)
37
o. Al-Maidah
p. An-Nur
q. Al-Baqarah
Artinya: “Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan
lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu,
adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual
beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
38
r. Al’raaf
Artinya: “Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh (Taurat)
segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu;
Maka (kami berfirman): "Berpeganglah kepadanya dengan teguh dan
suruhlah kaummu berpegang kepada (perintah-perintahnya) dengan
sebaik-baiknya, nanti aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-
orang yang fasik”. (QS.Al-A’raaf 7 : 145)
s. Huud
Artinya: “Dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu,
ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam
surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan
peringatan bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Huud 11 : 120)
t. An-Nahl
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk”. (QS.An-Nahl 16 : 125)
u. Yunus 10: 57
39
Dari beberapa surah dan ayat diatas yang termasuk fi’il madhi
ْ ) َعلَ ْينَا أَ َوعpada surah dan ayat asy-syura 26 : 136, ( َ)فَ ِعظُوه ُّن
dengan kata (ََظت
pada surah dan ayat an-nisa 4 : 34, Fi’il muncul sebanyak 2 kali. Fiil
َ ُ )أَ ِعظpada surah dan ayat huud 11 : 46, saba’ 34 : 46, Fill
dengan kata (ك
muncul sebanyak 2 kali. Fi’il Mudharik pada surah dan ayat Al’araf 7 :
164 dengan kata ( َ)تَ ِعظُن, Al-Baqarah 2 : 231 dengan kata ()يَ ِعظُ ُك ْم, An-
kata (ْ) َوه َُو يَ ِعظُ ُكم, Al-Mujadilah 58 : 3 dengan kata () َذلِ ُك ْمتُوْ َعظُوْ نَبِ ِه, Fi’il
ْ ) َو ِع
Mudharik muncul sebanyak 7 kali. Fi’il Amar 4 : 63 dengan kata (ظه ُْم
Fi’il Amar muncul sebanyak 1 kali. isim fa’il pada surah dan ayat Asy-
) َموْ ِعظَةٌ ِّمن َّربِّ ِه, Al-A’raf 7 : 145 dengan kata ( ً) َش ْى ٍء َّموْ ِعظَة, Hud 11 : 120
dengan kata (ٌةwَ) َو َموْ ِعظ, An-Nahl 16 : 125 dengan kata ( نَ ِةw) َو ْال َموْ ِعظَ ِة ْال َح َس,
Yunus 10 : 57 dengan kata () َّموْ ِعظَ ٌة, isim fa’il muncul sebanyak 6 kali.
Isim Maful pada surah dan ayat Al-Baqarah 2 : 66 dengan kata (َو َموْ ِعظَ ًة
َ)لِّ ْل ُمتَقِين, Al-Maidah 5 : 46, An-Nur 24 :34, Ali-Imran 4 : 138 dengan kata (
َ) َو َموْ ِعظَةٌ لِّ ْل ُمتَقِين, Isim Maful muncul sebanyak 4 kali.
a. Al-Baqarah 2 : 66
Yang Artinya: “Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi
orang-orang dimasa itu, dan bagi mereka yang datang Kemudian, serta
menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa”.
peristiwa ini, dan akan menjadikanya cambuk bagi dirinya untuk tidak
terbukalah hatinya untuk mengikuti jejak mereka. Dan petuah ini, dalam
demikian maka pendapat mujahid jelas lebih bisa diterima akal, dan pada
ayat tersebut tidak ada nash yang memberi pengertian bahwa yang diganti
Sedangkan menurut Ibnu Katsir kata lain maksud ََو َموْ ِعظَةً لِ ْل ُمتَّقِ ْين
itu ialah “Semua yang aku timpakan kepada mereka itu merupakan akibat
pelanggaran mereka atas apa yang telah diharamkan Allah yang dilakukan
34
Ahmad Mustofa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: PT. Karya Toha Putra
Semarang,1992), hal. 247
41
dengan tipu daya, agar orang-orang yang bertaqwa menjaga diri dari tipu
secara singkat atau Global yang disampaikan pada penafsiran ayat di atas
peristiwa yang terjadi dengan demikian maka orang yang belum belum
b. Al-Baqarah 2 : 275
orang yang memakan riba di dunia ini, seperti orang yang sengaja
dianut orang. Siapa saja yang kembali seperti sedia kala, yakni memakan
35
Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Ibnu Katsir, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2004), hal. 151
42
riba setelah setelah adanya pengharaman, maka orang yang melakukan itu
termasuk orang yang tidak mau mendengar nasihat Allah. Padahal Allah
dari kubur mereka pada hari kiamat kelak kecuali seperti berdirinya orang
berdiri dalam posisi yang tidak wajar. mereka membolehkan riba dengan
sebagai penolakan atas mereka atau terhadap apa yang mereka katakan,
Allah Ta’ala antara satu dengan yang lainnya. Dia maha mengetahui lagi
maha bijaksana, tidak ada yang dapat menolak ketetapannya dan Allah
tidak dimintai pertangungjawaban atas apa yang telah dia kerjakan, akan
maka dia wajib mendapatkan hukuman dan hujjah telah tegak atasnya.38
riba dan menghalakan jual beli, bagi yang tidak mendengar nasihat Allah
maka akan menjadi penghuni neraka dan tidak bisa berdiri dari kubur
ayat diatas secara singkat dan Global dengan menjelaskan makna yang
dipahami seperti yang telah tercantum diatas mengharamkan ini (riba) dan
38
Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Shahih Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Daarus
Salam Iin Nasyr Wat Tauzi, 2014), hal. 61
44
c. Ali-Imran 4 : 138
Yang Artinya: “(Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia,
dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa”.
mereka. Petunjuk ini sifatnya umum bagi seluruh umat manusia dan
mereka hujjah atau bukti bagi orang mukmin atau kafir, orang yang
makna yang dimaksud tiap kalimat dengan bahasa yang ringkas sehingga
39
Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir 2, (Surabaya: PT. Bina Ilmu: 2005).,
hal.216
Ahmad Mustofa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: PT. Karya Toha
40
d. Al-Maidah 5 : 46
Yang Artinya: “Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi Nabi Bani Israil)
dengan Isa putera Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu:
Taurat. dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang
didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan
membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu kitab Taurat. dan menjadi
petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa”.
yang diberikan kepada para Nabi isa putra maryam, yang membenarkan
kitab yang turun sebelumnya yaitu taurat, sedang dia sendiri dituruni kitab
ayat: “wali uhilla lakum ba’dhal ladzi hurrima alaikum” dan untuk
hukum taurat. dan injil juga membawa tuntutan hidayat dan nasihat bagi
orang yang taqwa. Mencegah mereka dari perbuatan yang haram dan
dosa.41
41
Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 2004), hal. 115
46
Ibrahim dan lain-lain. Dan kami telah anugerahkan kepadanya yakni isa
as. injil. Didalamnya ada petunjuk dan cahaya sebagaimana halnya taurat,
dan kitab injil itu membenarkan kandungan kitab yang sebelumnya, yaitu
kitab taurat. Dan dia juga menjadi petunjuk, yakni tuntunan serta
bertaqwa.
berarti punggung, dari sini kata tersebut antara lain berarti yang datang
menyusul sesudah datangya yang lain, sedang kata ا رآww ثadalah bentuk
jamak dari kata أثرyang berarti jejak. Penggalan ayat ini dapat berarti
bahwa Allah mengutus isa as. Setelah datangnya para nabi yang lalu,
seperti nabi zakariyya as. Dapat juga berarti Allah mengutus isa as. agar
pada ayat ini terulang dua kali. Pengulangan itu agaknya disebabkan
pertama, pelakunya adalah isa as. Yang membenarkan taurat, dalam arti
secara singkat dan Global dengan menjelaskan makna yang dimaksud tiap
anugerahkan kepadanya yakni isa as. injil. didalamnya ada petunjuk dan
e. Al-A’raf 7 : 145
Yang Artinya: “Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh
(Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala
sesuatu; Maka (kami berfirman): "Berpeganglah kepadanya dengan
teguh dan suruhlah kaummu berpegang kepada (perintah-perintahnya)
dengan sebaik-baiknya, nanti aku akan memperlihatkan kepadamu negeri
orang-orang yang fasik”.
42
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal. 109
48
wahyu tasyri’ secara ijmal yang diberikan kepada Musa. Adapun hukum-
Allah dalam beribadah. Karena itu semua akan menghiasi akal dan
mensucikan jiwa.
patung, karena gambar dan patung adalah jalan menuju kemusyrikan dan
teguh pada apa yang telah kami datangkan kepadamu, dan tidak
dapat diperkenankan, maka dalam ayat ini Allah menyatakan bahwa aku
telah memilih dan mengutamakan anda hai musa dari semua manusia
43
Ahmad Mustafa Al-Mataghi, Tafsir Al-Maraghi, (Semarang:CV. Toha Semarang, 1987),
hal. 110
49
dengan risalah dan dapat mendengar firman Allah, karena itu terimalah
apa yang sudah duberikan Allah kepadamu dan jangan memohon sesuatu
yang bukan bagimu, dan tidak akan sanggup anda menerimanya, dan
jadilah orang yang selalu bersyukur, sebab semua diberikan oleh Allah itu
besar dan utama, tidak ada yang lebih baik atau lebih besar dari apa yang
telah diberi olah Allah menurut rahmat dan hikmatnya, sedang dalam
kitab yang diberikan oleh Allah kepada musa cukup lengkap berisi
nasihat, tuntunan dan hukum perincian terhadap halal dan haram, hak dan
batil baik dan buruk. Laksanakan apa yang sudah diberikan itu sekuat
yang diberikan oleh Allah kepada musa cukup lengkap berisi nasihat,
tuntunan dan hukum perincian terhadap halal dan haram, hak dan batil
44
Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Ibnu Katsir, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2004), hal. 297
50
secara singkat dan Global dengan menjelaskan makna yang dimaksud tiap
dan keindahan, seprti ikhlas karena Allah dalam beribadah. Karena itu
semua akan menghiasi akal dan mensucikan jiwa dalam ayat ini Allah
menyatakan bahwa aku telah memilih dan mengutamakan anda hai musa
dari semua manusia dengan risalah dan dapat mendengar firman Allah,
karena itu terimalah apa yang sudah duberikan Allah kepadamu dan
f. Yunus 10 : 57
adalah pengajaran, petunjuk, rahmat serta obat bagi apa yang terdapat
dari saat kesaat, sehingga al-Qr’an menjadi obat bagi penyakit ruhani .
Dari sini, jiwa seseorang akan menjadi lebih siap meningkat dan mersih
petunjuk tentang pengetahuan yang benar dan makrifat tentang tuhan. ini
mengatur sesorang meraih kedekatan kepada Allah SWT. Dan ini pada
jalan yang lurus dan sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman.
agama yang benar itu, karena itu adalah lebih baik dari segala apa yang
yang fana.46
yang akan ditempuh, akan dapatlah dia diatasi, sebab tuhan telah
45
M Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), hal. 103
46
Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir 4, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2005), hal.
238
52
pengajaran atau tuntunan, kedua dia adalah suatu obat bagi apa yang ada
dalam dada, ketiga hudan yang berarti petunjuk, keempat rahmad yaitu
petunjuk, rahmat serta obat bagi apa yang terdapat dalam dada,
ayat diatas secara singkat dan Global dengan menjelaskan makna yang
apa yang terdapat dalam dada, mengingatkan manusia bahwa dia telah
perbuatan jahat.
disampaikan dalam surah ini bahkan wahyu-wahyu yang lalu, ayat ini
menegaskan bahwa semua ayat dan kisah yang kami kisahkan kepadamu
47
Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984), hal. 235
53
wahai Muhammad, sekarang dan akan datang demikian juga yang telah
lalu dari berita-berita penting para rasul bersama umat mereka, baik yang
taat maupun yang durhaka apa yang dengannya kami teguhkan hatimu
surah atau kitab suci ini kebenaran mutlak yang sempurna, seperti tentang
orang mukmin.48
48
ibid., 367
54
beriman. Supaya mereka tidak tempuh jalan yang salah yang ditempuh
oleh orang dahulu itu. Sebab kita datang kedunia ini hanya sekali, sesudah
dahulu itu, dapatlah menjadi peringatan pula bagi orang yang beriman.
makna yang dimaksud tiap kalimat dengan bahasa yang ringkas sehingga
dahulu itu, dapatlah menjadi peringatan pula bagi orang yang beriman.
49
Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir 4, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2005), hal.
372
50
Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982), hal. 156
55
kebijaksanaan dan nasihat serta anjuran yang baik. Dan jika orang-orang
itu mengajak berdebat, maka bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Allah lebih mengetahui siapa yang durhaka tersesat dari jalannya dan
siapa yang bahagia berada di dalam jalan yang lurus yang ditunjukkan
oleh Allah. Maka janganlah menjadi kecil hatimu. Hai Muhammad, bila
ada orang-orang yang tidak mau mengikutimu dan tetap berada dalam
kiamat.51
hal yang menuju pada keburukan dengan cara memberi nasihat kepada
secara singkat dan Global dengan menjelaskan makna yang dimaksud tiap
51
Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir 4, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2005), hal.
657
56
kalimat dengan bahasa yang ringkas sehingga mudah dipahami yaitu Dan
cara yang baik. Allah lebih mengetahui siapa yang durhaka tersesat dari
jalannya dan siapa yang bahagia berada di dalam jalan yang lurus yang
i. An-Nur 24 : 34
yang dilalui oleh manusia menurut hukum “sebab akibat” tidaklah dapat
diletakka. Karena perjalanan hidup manusia tidak juga lepas dari pada
pangkalan dan titik tolak tujuan, akan cepatlah dia sampai apabila dia
mengelok ke tempat lain ditengah jalan. Dan apibila berbelok saja sedikit
menarik garis, akibat tempat sampai diujung akan terlalu jauh dari tujuan
yang semula.52
ayat diatas secara singkat dan Global dengan menjelaskan makna yang
j. Asy-Syura 26 : 136
as. “adalah sama saja bagi kami, apakah kamu memberi nasehat yakni
memberi peringatan atau berita gembira yang sangat hebat atau tidak
sudah menjadi kasarnya jiwa mereka. Bagi kami sama saja, apakah
berhenti, atau tidak bernasihat sama sekali, semuanya itu tidak akan kami
dengarkan. Nasihat itu bagi kami adalah laksana: “lenggang air di daun
talas.” tidak ada faedahnya. Kami dengan harta benda kami dengan
Menurut Ibnu Katsir ayat ini melukiskan sikap dan reaksi yang
diberikan oleh kaum A’ad terhadap peringatan. Dakwah dan ajakan Nabi
nasehatmu, sesungguhnya apa yang engkau bawa itu adalah suatu cerita
lama belaka.55
terhadap mereka yang berjiwa kasar dengan cara lemah lembut dan
k. Huud 11 : 46
55
Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir 5, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 2004), hal.
70
60
kali saat seorang dalam keadaan sangat terdesak atau sedang diliputi oleh
tidak jauh darinya.56 Sedangkan Menurut Ibnu Katsir hai Nuh, ia tidak
Dari tafsiran menurut dua tokoh atau para musafir itu ialah Allah
56
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan Dan Keserasian Al-Qur’an , (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), hal.256
57
Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir 4, (Surabaya: PT Bina Ilmu,2005), hal.
321
61
l. Saba’ 34 : 46
berikan kepadamu.” (pangkal ayat 46). sebagai inti atau puncak dari
hati sendiri. Sebab seluruh kaum itu tetap percaya kepada Allah Yang
kamu berdiri menghadap kepada Allah dengan ikhlas terlepas dari hawa
58
Hamka, Tafsir Al-Azhar Juzu XXII, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1988), hal. 190
62
kepada yang lain tentang diri Muhammad. Tidak ada penyakit gila
pemberi peringatan bagi kamu sebelum kamu menghadapi azab dan siksa
tentang nasehat kepada orang kafir yang menuduh Nabi gila dalam
dan peringatan.
m. Al-A’raf 7 : 164
merasa bahwa nasihat tidak berguna lagi. yang ketiga, adalah yang masih
59
Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir 6, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 2006), hal.
67
63
siapa tahu nasihat itu menyentuh hati mereka sehingga mereka sadar.60
penduduk dusun itu telah terpecah dalam tiga golongan. 1: yang berbuat
golongan yang melarang perbuatan dosa itu bahkan menjauh dari mereka.
3: golongan yang tinggal diam tidak berbuat dan tidak melarang pada
orang yang berbuat, bahkan mereka ini menegur golongan yang melarang
oleh Allah, tidak akan berguna nasihat peringatanmu itu. Yang wajib,
itu berguna sedikit kepada mereka dan menyadarkan mereka kepada arti
nasihat itu menyentuh hati mereka sehingga mereka sadar akan kejalan
yang benar. Nasehat itu diterima atau tidak akan tetapi sudah disampaikan
Yang wajib, “kami menjalankan tugas amar ma’ruf nahi munkar, kalau-
n. Al-Baqarah 2 : 231
jika menceraikan isterinya, supaya tetap berlaku baik. Jika masa iddahnya
hampir habis, ia bisa memilih untuk ruju’ kembali dengan niat yang baik,
baik, atau dilepas terus dengan cara yang baik pula, tanpa pertengkaran
ancaman dan peringatan yang keras dari Allah bagi siapa saja yang
ayat ini terkandung pula himbauan kepada kaum muslimin agar mereka
62
Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Ibnu Katsir Jilid 1, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 2002), hal.
444
65
sempurna. Allah juga telah memberi hidayah kepada kita dengan agama
yang keras dari Allah bagi siapa saja yang melanggar batasan-batasan
yang telah ditetapkan olehnya. Dan dalam ayat ini terkandung pula
63
Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 1992),, hal.
306
66
o. An-Nisa 4 : 58
tidak berat sebelah kepada salah satu pihak diantara kedua orang yang
segala apa yang diperintahkan dan dinasihatkan Allah, karena dia lebih
mengetahui dari pada kalian tentang segala apa yang terdengar dan
p. An-Nahl 16 : 90
berbuat pada kebaikan dan berlaku adil terhadap apapun dan siapapun.
Ada tiga larangan Allah yang seyogianya dijauhi oleh orang yang
keji-keji yaitu dosa yang amat merusak pergaulan dan keturunan, segala
perbuatan yang berkaitan dengan zina baik itu pakaian, cara lain yang
65
Ahmad Mustofa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: PT. Karya Toha Putra
Semarang, 1992), hal. 116
68
tidsak dapat diterima oleh masyarakat dan segala perangai yang yang
berbuat baik dan melarang berbuat keji adalah agar kamu selalu ingat dan
adil, terutama adil sesama manusia dalam berbagai hal. Menurut Hamka
Allah melarang semua perbuatan yang keji-keji yaitu dosa yang amat
dengan zina baik itu pakaian, cara lain yang menimbulkan syahwat.
berbuat baik dan melarang berbuat keji adalah agar kamu selalu ingat dan
secara singkat atau global berbuat pada kebaikan dan berlaku adil
terhadap apapun dan siapapun. Ada tiga larangan Allah yang seyogianya
66
Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz XX, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1992), hal. 282
67
Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 2005), hal. 635
69
Allah melarang orang melakukan perbuatan yang keji dan munkar secara
kepada kamu dengan menyuruh berbuat baik dan melarang berbuat keji
pengajaran ini.
q. An-Nur 24 : 17
pengalaman bagi kamu. Janganlah terulang lagi yang kedua kali dan yang
orang yang beriman, orang yang beriman tidaklah akan telap oleh
propokasi. Penyiar kabar nista tidak mugkin orang yang beriman. Penyiar
khabar dusta sudah pasti orang yang munafik atau busuk hati, karena
berbuat serong. Sekarang ayat-ayat ini adalah kumia ilahi dan rahmatnya,
70
Aisyah.68
kepada kamu, janganlah sekali-kali kamu berbuat seperti itu lagi jika
ibnu kasir merupakan peringatan jangan berbuat kesalahan lagi dan terus
kamu, Janganlah terulang lagi yang kedua kali dan yang seterusnya.
r. Luqman 31 : 13
nassehat jangan menyekutukan Allah jika hal itu terjadi maka yang
s. An-Nisa 4 : 63
kaum munafik, Allah maha mengetahui isi hati mereka,dan mereka akan
tentang mereka, karena Allah maha mengetahui lahir dan batin mereka.
Janganlah engkau bersikap kasar disebabkan apa yang ada didalam hati
mereka dengan kata-kata yang berbekas dalam semua perkara yang terjadi
menentang kaum munafik dengan cara yang baik tidak dengan kekerasan
secara singkat dan global yakni laranglah mereka dari kemunafikan dan
mereka.
t. An-Nisa 4 : 34
Yang Artinya: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita,
oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas
sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang
saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya
tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). wanita-wanita
yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan
pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka.
kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari
jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi
Maha besar”.
konsekuensi dari tugas ini, kaum laki-laki diwajibkan perang dan kaum
71
Syaihk Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Shahih Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Pustaka
Ibnu Katsir, 2014), hal. 570
73
wanita khusus dan kaum laki-laki memperoleh bagian lebih besar dalam
mereka tidak segan apabila istri mereka berlaku nusyusdzs dan sombong
dan berpendidikan bahkan hal ini dilakukan oleh orang bijaksana kaum
tanda nusyuz itu timbul, maka nasehatilah dan ingatkanlah bahwa jika ia
maksiat pada suaminya maka akan mendapat siksa Allah. Hal ini karena
Allah menetapkan hak suami atas isteri, dengan ketaatan istri kepada
karena keutamaan dan kelebihan yang dimiliki suami atas istri. Apabila
72
Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 1992), hal.
46
74
dan ancaman bagi kaum laki-laki jika berbuat zalim kepada istri tanpa
kaum laki-laki jika berbuat zalim kepada istri tanpa sebab maka Allah
secara singkat dan global Nusyuz adalah rasa lebih tinggi diatas
zalim kepada istri tanpa sebab maka Allah maha tinggi lagi mahha besar.
u. Al-Mujadillah 58 : 3
yaksi suami istri itu bersetubuh yakni bercampur kembali dari saat kesaat
telah diwajibkan Allah itu merupakan tuntunan dan pengajaran bagi kamu
agar kamu tidak mengulangi ucapan buruk itu. sesungguhnya Allah maha
ingin kembali zhihar antara suami dan isteri yang bercampur kembali
kapan saja dari waktu ke waktu yaitu tuntunan dari Allah SWT berupa
74
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan Dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2003), hal. 65
76
Allah itu merupakan tuntunan dan pengajaran bagi kamu agar kamu tidak
Dari pemaparan surah dan ayat serta penafsiran menurut para musafir
tema kecil atau persub tema. Dari pengelompokkan atau penentuan sub
tema pada ayat di atas maka penulis hanya membahas tentanng mau’izhah
NO
NO NAMA SURAH AYAT ISI POKOK
SURAH
1. AN-NUR 24 34 Mauizah sebagai Nasehat
2. ASY-SYURA 26 136 Mauizah sebagai
pengajaran
3. AL-A’RAAF 7 164 Mauizah sebagai Nasehat
4. LUQMAN 31 13 Mauizah sebagai
pelajaran
5. AN-NISA 4 63 Mauizah sebagai
pelajaran
6. AN-NISA 4 34 Mauizah sebagai
pengajaran
7. ASY-SYURA 26 136 Mauizah sebagai
Pengajaran
8. HUD 11 120 Mauizah sebagai Nasehat
9. AN-NAHL 16 125 Mauizah sebagai Nasehat
10.. YUNUS 10 57 Mauizah sebagai Nasehat
11. AL-BAQARAH 2 231 Mauizah sebagai
Pengajaran
12. AN-NISA 4 57 Mauizah sebagai
77
Pengajaran
13. AN-NAHL 16 90 Mauizah sebagai
Pengajaran
14. AL-MUJADILAH 58 3 Mauizah sebagai
Pengajaran
15. ALI-IMRAN 3 138 Mauizah sebagai Nasehat
16. AL-MAIDAH 5 46 Mauizah sebagai Nasehat
17. AL-A’RAF 7 145 Mauizah sebagai
pelajaran
18. HUD 11 46 Mauizah sebagai
Peringatan
19. SABA’ 34 46 Mauizah sebagai
Peringatan
20. AN-NUR 24 17 Mauizah sebagai
Peringatan
21. AL-BAQARAH 2 66 Mauizah Sebagai
Nasehat
22. AL-BAQARAH 2 275 Mauizah Sebagai
Nasehat
.
awam. Dalam hal ini, peranan, juru dakwah adalah sebagai pembimbing, teman
dekat yang setia, yang menyayangi dan memberikannya segala hal yang
Jadi prinsip mauuizhah yaitu arti kata yang lemah lembut yang masuk
kedalam kalbu dengan penuh kasih sayang dan kedalam perasaan denagan penuh
75
Ali Yudin, “Prinsip-Prinsip Metode Dakwah Menurut Al-Qur’an”, Jurnal/Ilmu Dakwah,
no. 15, (2010), vol.4, h.119
78
hatinya untuk menuju kebajikan dalam hidup di dunia dan akan mendapat
adalah nasihat yang lembut yang diterima oleh hati dengan cara menjelaskan
spiritual dan sosial peserta didik. Nasihat juga dapat membukakan mata peserta
sebagai kitab suci memiliki cara atau metode tersendiri untuk memperkenalkan
yang dicita-citakan. Berkaitan dengan ini, maka ada beberapa metode Al-Qur’an
keteladanan, praktek dan pengulangan, ibrah dan mauizhah, targib dan tarhib.
76
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 99
79
Dari beberapa metode Al-Qur’an tersebut maka penulis hanya membahas metode
mauizhah.
1. Pelajaran dan nasihat yang baik, berpaling dari hal perbuatan jelek melalui
tarhib dan targhib (dorongan dan motivasi) penjelasan ketrangan, gaya bahasa
halus.
peningkatan amal.
dengan baik dan penuh tanggung jawab, akrab, komunikatif, mudah dicerna
5. Suatu ungkapan dengan penuh kasih sayang yang dapat di terpatri dalam
jiwa, penuh kelembutan sehingga tekesan dalam jiwa, tidak melalui cara
1. Syifa’ (obat)
Tentu saja, hal itu jika manusia mau berobat sesuai petunjuk Al-Qur’an.
2. Hudan (petunjuk)
dunia dan akhirat. Atau dengan kata lain, Al-Qur’an bagaikan ramu-rambu
dunia ini.
3. Rahmat
Allah bagi manusia. Atau dengan kata lain Allah memberikan rahmat kepada
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT. HIKMAH: Jurnal Ilmu Dakwah Dan Komunikasi Islam, 2(2),
83-98
81
dijalan Allah. Nasihat yang ter,dapat di dalam al-Qyr’an berkaitan dengan sebuah
peristiwa atau kejadian, yang bisa dijadikan pelajaran bagi orang-orang dimasa
sekarang atau masa setelahnya. Al-Qur’an sebagai petunjuk jalan yang lurus bagi
umat manusia yang dimaksud adalah manusia harus hidup dengan baik dan
benar. Di dalam al-qur’an sudah dijelaskan mana yang baik dan mana yang
adalah mahkluk yang diberikan akal, bisa membedakan mana baik dan mana
yang buruk dan membuat manusia berbeda dengan makhluk yang lainnya yang