Anggota Kelompok 2:
1. Nur Rohmatur Rijal (202073049)
2. Lutfy Ika Ayu M.M (202073015)
3. Siti Nur Khasanah (202073027)
4. Ikhatotun Nuroniyah (202073026)
5. Tubagus Dewangga M (202073008)
Ny. A datang ke RB pada tanggal 27 september 2017 pukul 07.00 dengan keluhan kenceng-
kenceng pada perut sejak tadi malam dan keluar darah disertai lendir dari vagina. Hasil
anamnese HPHT 19 januari 2017
3. Berdasarkan tanda dan gejala dari peristiwa tersebut, pengkajian data apalagi
yang harus dikumpulkan ?
Jawaban : adanya His, Djj , TTV,
4. Diagnosa keperawatan apa yang mungkin terjadi pada Ny.A ?
Jawaban :
a) Nyeri akut
b) Kurang pengetahuan
c) Kelelahan
5. A. Prakiraan Ny.A Melahirkan tanggal dan Pukul berapa?
(+ 7 ) (+9) (0)
Jawaban :
a. Faktor power
b. Faktor Passage (jalan lahir)
c. Faktor Passenger (janin dan plasenta)
d. Faktor Psikis
e. Faktor Penolong
Jawaban :
a. Faktor power
Power adalah kekuatan yang mendorong janin lahir keluar. Kekuatan yang
mendorong janin keluar dalam persalinan ialah : his, kontraksi otot- otot perut,
kontraksi diafragma, dan aksi dari ligament, dengan kerjasama yang baik dan
sempurna.
1) His (kontraksi uterus)
His adalah kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim bekerja dengan
baik dan sempurna dengan sifat- sifat : kontraksi simetris, fundus dominan,
kemudian diikuti relaksasi. dalam melakukan observasi pada ibu bersalin,
hal-hal yang harus diperhatikan ibu bersalin adalah :
a) Frekuensi his : jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau
per 10 menit
b) Intensitas his : kekuatan his (adekuat atau lemah)
c) Durasi lama his : lamanya setiap his berlangsung dan ditentukan
dengan detik, misalnya 50 detik.
d) Interval his : jarak antara his satu dengan his berikutnya .
e) Misal his datang tiap 2-3 menit
f) Datangnya his : apakah sering / teratur atau tidak.
2) Tenaga mengejan
Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah tenaga yang
mendorong anak keluar selain his, terutama disebabkan oleh kontrkasi otot-
otot dinding perut yang mengakibatkan peninggian tekanan intra abdominal.
b. Passage (jalan lahir)
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar panggul,
vagina dan introitus (lubang luar vagina). Meskipun jaringan lunak, khususnya
lapisan-lapisan otot dasar panggul menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu
jauh lebih berperan dalam proses persalinan. Janin harus berhasil menyesuaikan
dirinya terhadap jalan lahir yang relatif kaku.
c. Passenger (janin dan plasenta)
Passanger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir yang merupakan akibat
interaksi beberapa faktor yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap dan
posisi janin. Karena plasenta juga melewati jalan lahir, maka dianggap juga
sebagai bagian dari passanger yang menyertai jalan janin, namun plasenta jarang
menghambat proses persalinan pada kehamilan normal.
d. Psikis
Keadaan psikologi ibu mempengaruhi proses persalinan, ibu bersalin yang
didampingi suami dan orang-orang yang dicintainya cenderung mengalami
proses persalinan yang lebih lancar dibandingkan dengan ibu bersalin yang
tanpa didampingi suami atau orang-orang yang dicintainya. Faktor psikis ibu
tidak kalah pentingnya untuk lancarnya sebuah proses persalinan. Ibu yang
dalam kondisi stress, otot-otot tubuhnya termasuk otot rahim mengalami spasme
yang dapat meningkatkan rasa nyeri persalinan sehingga menghambat proses
persalinan (Yanti, 2010).
Rasa takut dan cemas akan meningkatkan respon seseorang terhadap sakit.
Rasa takut terhadap sesuatu yang tidak diketahui.
e. Penolong
Perubahan psikologis ibu bersalin wajar terjadi pada setiap orang, namun ibu
memerlukan bimbingan dari keluarga dan penolong persalinan agar dapat
menerima keadaan yang terjadi selama persalinan sehingga dapat beradaptasi
terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya.
6. Jelaskan mekanisme proses terjadinya peristiwa yang dialami
Jawaban :
dini.
Jawaban :
1. Adaptasi Fisiologi pada Ny. Yulirar Post parfum pada masa nifas akan terjadi proses perubahan
pada tubuh ibu dari kondisi hamil kembali ke kondisi sebelum hamil, yang terjadi secara
bertahap – tahap. Perubahan ini juga terjadi untuk dapat mendukung perubahan lain yang terjadi
dalam tubuh ibu karena kehamilan, salah satunya adalah proses laktasi, agar bayinya dapat
ternutrisi dengan nutrisi yang paling tepat yaitu ASI.
Perubahan yang terjadi pada organ re – produksi (yaitupada Vagina, Serviks Uteri, dan
Endometrium) perubahan pada sistem muskoloskeletal. Perubahan sistem Endokrin, perubahan
tanda – tanda Vital, perubahan sistem kardiovaskuler dan perubahan sistem Hamotologi.
Adaptasi Psikologis :
1. Peubahan Peran
2. Peran menjadi orang tua setelah melahirkan
3. Tugas dan tanggung jawab orang tua
Adaptasi Psikologis secara normal dapat di alami oleh ibu jika memiliki pengalaman yang baik
terhadap persalinan, adanya tanggung jawab sebagai ibu, adanya anggota keluarga baru (bayi)
dan peran baru sebagai ibu bagi bayinya. Ibu yang baru melahirkan membutuhkan mekanisme
penanggulangan (coping) untuk mengatasi perubahan fisik karena proses kehamilan, persalinan
dan nifas, bagaimana mengembalikan postur tubuhnya seperti sebelum hamil, serta perubahan
yang terjadi pada keluarga.
Reva Rubin (1963) membagi fase – fase adaptasi psikologis pasca persalinan menjadi 3 tahapan
antara lain :
1. Taking In Phase (perilaku dependen) fase ini merupakan periode ketegantungan, dan ibu
mengharapkan pemenuhan kebutuhan dirinya dapat di penuhi oleh orang lain dalam hal ini
suami, keluarga atau nakes dalam seperti bidan yang menolongnya. Kondisi ini berlangsung
selama 1 – 2 hari post partum, dan ibu lebih fokus pada dirinya sendiri.
2. Taking Hold Phase (perilaku dependen) pada fase ini terdapat kebutuhan secara bergantian
untuk mendapatkan perhatian dalam bentuk perawatan serta penerimaan dari orang lain,
dan melakukan segala sesuatu secara mandii. Fase ini berlangsung 3 – 10 hari.
3. Letting Go Phase (perilaku in - terpenden) fase ini merupakan fase yang dapat menerima
tanggung jawab sebagai ibu, biasanya di mulai pada hari kesepuluh post partum. Ibu sudah
menyesuaikan diri terhadap ketergantungan bayinya, adanya peningkatan keinginan untuk
merawat bayi dan dirinya dengan baik serta terjadi penyesuaian hubungan keluarga dalam
mengobservasi bayinya.
2. Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami terhadap istri, suatu bentuk
dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan secara psikologis baik berupa motivasi,
perhatian dan penerimaan. Dukungan suami merupakan hubungan bersifat menolong yang
mempunyai nilai khusus bagi istri sebagai tanda adanya ikatan – ikatan yang bersifat positif
(Goldberger & Breznis, 1982)
Dukungan suami dan pemberian perhatian akan membantu istri dalam medapat kepercayaan
diri dan harga diri sebagai seorang istri. Dengan perhatian suami membuat istri merasa lebih
yakin, bahwa ia tidak saja tepat menjadi istri, tapi istri juga akan bahagia menjadi (calon) ibu
bagi anak yang dikandungnya (Adhim, 2002). Dukungan yang diberikan orang lain sangat
mungkin untuk memberi sumbangan terhadap kestabilan psikologis seseorang (Horsen, 1983).
II. Tujuan
a. Capaian pembelajaran : Setelah diberikan penyuluhan tentang perawatan diri (Personal
Hygiene) 30 menit diharapkan Ibu – Ibu Nifas mengetahuai dan mengerti teknik
perwatan diri yang baik bagi dirinya sendiri pada masa nifas atau masa pulih kembali
yang berlangsung selama 40 hari atau 6 minggu
b. Indikator
1. Dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan masa Nifas
2. Dapat menjelaskan tujuan melakukan Personal Hygiene
3. Dapat menjelaskan tentang kebutuhan Personal Hygiene pada Ibu
4. Dapat menjelaskan akibat kurangnya atau tidak menjaga Personal Hygiene
III. Materi
1. Pengertian Nifas
2. Tujuan melakukan Personal Hygiene
3. Kebutuhan Personal Hygiene Ibu
4. Akibat kurangnya atau tidak menjaga Personal Hygiene
IV. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
V. Media
1. Leaflet
VII. Evaluasi
Materi :
Adalah masa Nifas atau puerperium adalah masa setelah Plasenta lahir dan ketika alat –
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung selama kira – kira 6
minggu .
Masa Nifas adalah masa sesudah perslinan dan kelahiran bayi, Plasenta serta selaput yang
diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu
kurang lebih 6 minggu atau 40 hari.
Kebersihan diri Ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatka perasaan
nyaman pada Ibu. Anjurkan Ibu untuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang
teratur minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan
dimana Ibu tinggal.
Ibu harus tetap bersih, dan wangi. Merawat perineum dengan baik dengan menggunakan
antiseptik (PK/Detol) dan selalu di ingat bahwa membersihkan perineum dari arah depan
kebelakang.
Jaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik pada luka jaitan
maupun kulit
a. Pakaian
b. Kebersihan Rambut
c. Kebersihan Kulit
d. Kebersian Vulva dan sekitarnya
Ny. Sari 26 tahun,datang kepoli hamil dengan diantar suaminya untuk pertama
kalinya karena mereka mengira Ny. Sari hamil. Stelah dilakukan pemeriksaan. Anda
menjelaskan beberapa perubahan yang akan dialami oleh Ny. Sari bekaitan dengan
kehamilannya.
1. Bagaimana menentukan apakah seorang perempuan hamil atau tidak?
2. Perubahan apa saja yang terjadi pada fisik dan psikis Ny. Sari jika memang benar
hamil?
3. Susunlah proses keperawatan pada masa kehamiln meliputi pengkjian, penentuan
diagnosis dan keperawatan yang mungkin muncul pada Ny. Sari diawal kehamilannya
dn intervensi yang berkaitan!
Jawaban:
1. Dengan cara melakukan pemeriksaan DJJ dan USG
2. Perubahan-perubahan fisik yang terjadi:
- Pembesaran Payudara
- Konstipasi
- Merasa Lelah
- Sakit Kepala
- Kram Perut
- Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan kehamilannya
- Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini
dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya
- Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian
dengan seksama
3. Berikut adalah uraian masalah yang timbul bagi klien diatas berdasarkan Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia (PPNI, 2017):
1) Hipovolemia berhubungan dengan intake cairan tidak adekuat
2) Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan, ketidakmampuan
mencerna makanan, peningkatan kebutuhan metabolisme, faktor psikologis (mis.
Stress, keenganan untuk makan)
3) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (mis. inflamasi,
iskemia, neoplasma)
4) Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit, ketidakadekuatan
sumber daya (mis.dukungan finansial, social dan pengetahuan), gangguan adaptasi
kehamilan
5) Konstipasi berhubungan dengan fisiologis (penurunan motilitas gastrointestinal,
ketidakcukupan asupan serat, ketidakcukupan asupan cairan, kelemahan otot
abdomen), psikologis (depresi), situasional (ketidakadekuatan toileting)
Intervensi Keperawatan dilakukan berdasarakan Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018) dengan kriteria hasil berdasarkan
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019) :
1) Hipovolemia berhubungan dengan intake cairan tidak adekuat
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan status cairan membaik
Kriteria hasil :
Edukasi
a. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
b. Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis. NaCl, RL)
b. Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis. glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
c. Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. albumin, Plasmanate)
2) Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan, ketidakmampuan
mencerna makanan, peningkatan kebutuhan metabolisme, faktor psikologis (mis.
Stress, keenganan untuk makan)
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan status nutrisi membaik
Kriteria hasil :
- Sariawan menurun
Ny. H melahirkan BB bayi 2200 gram, PB 40 cm. Saat pelepasan placenta dilakukan
pemasangan IUD atas persetujuan suami.
Edukasi :
9. Jelaskan tanda dan
gejala perdarahan
10. Anjurkan menggunakan
kaos kaki saat ambulasi
11. Anjurkan meningkatkan
asupan cairan untuk
menghindari konstipasi
12. Anjurkan menghindari
aspirin atau antikoagulan
13. Anjurkan meningkatkan
asupan makanan dan
vitamin K
14. Anjurkan segera melapor
jika terjadi perdarahn
Kolaborasi :
15. Pemberian obat
pengontrol perdarahan,
jika perlu
16. Pemberian produk darah,
jika perlu
17. Pemberian pelunak tinja,
jika perlu
5. Susun SAP penyuluhan dan leaflet!
Waktu : 15 menit
Sasaran : Ny. H
==========================================================
A. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan pada Ny. H di Ruang Nifas selama 1 x 15 menit
diharapkan Ny. H dapat mengetahui tentang IUD dan upaya pencegahan perdarahan
dari pemakaian IUD.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan tentang pencegahan perdarahan pemakaian IUD pada Ny.
H di Ruang Nifas selama 1 x 15 menit diharapkan Ny. H dapat:
1. Menjelaskan kembali apa yang dimaksud dengan IUD menggunakan bahasanya
sendiri
2. Menyebutkan keuntungan dan kerugian IUD
3. Menyebutkan efek samping dan komplikasi IUD
4. Menjelaskan kembali apa yang dimaksud dengan perdarahan menggunakan
bahasanya sendiri
5. Menyebutkan penyebab perdarahan pemakaian IUD
6. Menjelaskan cara pencegahan perdarahan pemakaian IUD
7. Menyebutkan waktu-waktu kunjungan ulang setelah pemasangan IUD
B. METODE PELAKSANAAN
1. Ceramah
2. Diskusi / tanya jawab
C. MATERI
1. Terlampir
2. Leaflet
E. SETTING TEMPAT
M
E
F. SUSUNAN ACARA
No Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audien Media Metode
3. Evaluasi Hasil
a) Menjelaskan kembali apa yang dimaksud dengan IUD menggunakan
bahasanya sendiri
bahasanya sendiri
H. DAFTAR PUSTAKA
Saifuddin, AB. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Hartanto, Hanafi. 2002. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan
Bari Syaifuddin, Abdul. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
LAMPIRAN
MATERI
A. Pengertian IUD
IUD (Intra Uterine Device) adalah alat kontrasepsi yang disisipkan ke dalam rahim,
terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit tembaga, dan bentuknya
bermacam-macam. Bentuk yang umum dan mungkin banyak dikenal oleh masyarakat
adalah bentuk spiral. Spiral tersebut dimasukkan ke dalam rahim oleh tenaga kesehatan
(dokter / bidan terlatih). Sebelum spiral dipasang, kesehatan ibu harus diperiksa dahulu
untuk memastikan kecocokannya. Sebaiknya IUD ini dipasang pada saat haid atau segera
40 hari setelah melahirkan (Subrata, 2000:33).
IUD atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) bagi banyak kaum wanita
merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat
setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi
isi, kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI). Karena itu, setiap calon pemakai AKDR
perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk-beluk alat kontrasepsi ini
(Maryani, 2002).
D. Pengertian Perdarahan
Perdarahan adalah suatu kondisi terjadinya kehilangan darah baik internal (terjadi di
dalam tubuh) maupun eksternal (terjadi hingga keluar tubuh).