Anda di halaman 1dari 6

UAS AGROEKOLOGI

Anandira Ghinalulu Fadhilah


17/409533/PN/14921
1a. Setuju, dapat terjadi karena degradasi lahan, dimana terjadi penurunan produktivitas tanah
menjadi lebih rendah, baik sementara maupun tetap, sehingga pada suatu saat lahan tersebut
mencapai ke tingkat kekritisan tertentu . Degradasi lahan dimulai dari penurunan
produktivitas tanah sebagai respon terhadap berkurangnya kemampuan memenuhi semua
kebutuhan tanaman. Penurunan produktivitas ini terjadi perlahan-lahan, sedikit demi sedikit
sejalan dengan penurunan kualitas tanah.

1b. Secara empiris keragaman produktivitas jagung antarwilayah di Indonesia dan antarpetani
disebabkan oleh perbedaan penerapan teknologi budidaya yang mencakup benih, varietas,
pupuk, dan pengelolaan air. Produktivitas jagung ditentukan oleh kualitas lingkungan tumbuh
dan varietas yang ditanam. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh interaksi antara genotipe
dengan lingkungan. Secara umum, iklim sangat menentukan pertumbuhan tanaman, terutama
suhu, curah hujan, dan intensitas cahaya matahari. Ketersediaan hara tanah untuk
pertumbuhan tanaman jagung juga sangat menentukan keberhasilan budidaya jagung.
Teknologi produksi jagung sangat beragam, bergantung pada orientasi produksi, kondisi
lahan, dan kemampuan petani dapat digolongkan menjadi empat kelas, bergantung kualitas
lingkungan dan teknik budidaya, yaitu: 1) sangat rendah pada usahatani tradisional-subsisten;
2) rendah pada lahan kering dengan input suboptimal; 3) tinggi pada lahan kering dengan
input medium; dan 4) sangat tinggi pada usahatani jagung komersial. Produktivitas jagung di
lahan petani menunjukkan keragaman yang sangat besar, walaupun dapat dioptimalkan pada
kisaran 6-7 t/ha. Di lahan yang diusahakan secara subsisten, produktivitas jagung masih
rendah. Pertanian subsisten secara umum menggunakan masukan sarana produksi (input)
rendah yang berasal dari bahan yang tersedia di lokasi usahatani, yaitu benih dari hasil panen
musim tanam sebelumnya, pupuk kandang dosis rendah, dan pengelolaan tanaman secara
tradisional. Dengan teknologi input rendah tersebut, hasil jagung hanya sekitar 2 t/ha. Dengan
teknologi budidaya baku, hasil jagung dapat mencapai 9-10 t/ha.

1c. Dapat, karena potensi pengembangan jagung masih sangat besar, antara lain melalui
perluasan areal tanam, peningkatan produktivitas menggunakan varietas unggul baru,
penerapan teknologi budi daya inovatif dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu
(PTT), pengamanan produksi dari serangan organisme pengganggu tanaman, dan penanganan
pascapanen.
2a. Konsep pertanian berkelanjutan adalah suatu bentuk pertanian yang berwawasan
lingkungan, sebab konsep pertanian berkelanjutan atau yang dikenal dengan istilah
sustainable agriculture merupakan suatu pola pertanian yang memelihara daya dukung
lingkungan terhadap produksi sepanjang waktu. Pertanian berwawasan lingkungan
mempunyai tujuan umum yaitu untuk meningkatkan pendapatan petani yang bersangkutan
melalui meningkatan produksi dengan selalu menjaga produktivitas lahan dan lingkungan
yang digunakan untuk waktu yang terbatas. Pertanian berkelanjutan adalah pertanian yang
menekan pemasokan bahan kimia sedikit mungkin untuk memproduksi bahan pangan yang
cukup dan terus menjaga produktivitas lahan serta mencegah pencemaran lingkungan untuk
penggunaan dalam waktu yang tidak terbatas

2b. Pada sistem pertanian organik, C-organik tanah yang meningkat dapat membantu
keberlanjutan kesuburan tanah, melindungi kualitas tanah dan air yang terkait dalam siklus
hara, air dan biologi , di samping merupakan indikator kunci dari kualitas tanah dan
keberlanjutan sistem pertanian karena mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi
kualitas fisik dan produktivitas tanahPupuk organik atau bahan organik tanah merupakan
sumber nitrogen tanah yang utama, peranannya cukup besar terhadap perbaikan sifar fisik,
kimia dan biologi serta lingkungan. Pupuk organik yang ditambahkan ke dalam tanah akan
mengalami beberapa kali fase perombakan oleh mikroorganisme tanah untuk menjadi humus
atau bahan organik tanah. Penambahan pupuk organik saja, tidak akan dapat meningkatkan
produktivitas tanaman, dengan sistem pengelolaan hara terpadu dengan melakukan
pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik dalam rangka meningkatkan produktivitas
lahan dan kelestarian lingkungan perlu digalakkan. Sistem pertanian yang disebut sebagai
LEISA (Low organik dan anorganik yang berdasarkan konsep good agriculture practices)
perlu dilakukan agar degradasi lahan dapat dikurangi dalam rangka memelihara kelestarian
lingkungan. Bahan organik tanah selain berfungsi menyediakan hara bagi tanaman, juga
berperan mengkonservasi tanah melalui mekanisme retensi, fiksasi atau khelat. Unsur yang
dijerap dapat berupa unsur hara makro seperti N, P, K, Ca, Mg, dan S, logam berat, serta
senyawa toksik atau beracun. Sebagian besar unsur hara tersebut terikat dalam ikatan
kompleks atau khelat dengan komponen bahan organik dari pool labil dan pool resisten.
Peranan pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas
maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan
secara berkesinambungan. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat
meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan.
2c. Dinamika unsur C-Organik di dalam tanah dapat diekspresikan dalam jumlah dan laju
pengembalian residu tanaman. Secara alami pula unsur hara yang ada di dalam tanah akan
berubah secara dinamis, antara lain akibat pencucian (leaching), aliran permukaan (runoff),
erosi atau melalui penguapan (volatilisasi) dan denitrifikasi. Selama masa pertumbuhannya,
tanaman memfiksasi CO2 untuk proses fotosintesisnya dan sebanyak 10 – 25% dari C yang
difiksasi tersebut akan dikembalikan lagi ke dalam tanah melalui perakaran tanaman dalam
bentuk eksudat akar. Oleh karena itu dinamika unsur-unsur C, N, S, P dan unsur hara lainnya
di dalam tanah dapat diekspresikan dalam jumlah dan laju pengembalian residu tanaman,
terutama dalam bentuk komponen C dan N yang terlarut, bentuk selulosa, hemiselulosa dan
lignin. Ketersediaan C-organik merupakan faktor pembatas terhadap populasi dan
keanekaragaman mikroba pada area rhizosfir. Akibatnya, eksudat akar dalam bentuk C-
organik yang dapat larut (karbohidrat, protein dan berbagai enzim) yang didistribusikan
secara pasif di sepanjang gradient konsentrasi menyebabkan keanekaragaman mikroba pada
area rhizosfir lebih tinggi daripada dalam zone tanah non-rhizosfir

3a. Konservasi sumberdaya alam yang berorientasi pada teknologi untuk menjamin
kebutuhan manusia pada masa sekarang dan akan datang. Pertanian berkelanjutan akan
melindungi sumberdaya lahan, air, tanaman dan sumberdaya hewan dengan teknologi yang
sesuai, serta menguntungkan secara ekonomi, dan dapat diterima secara sosial tanpa merusak
lingkungan. Keberlanjutan sistem penggunaan lahan tergantung pada fleksibilitas
penggunaan lahan tersebut dalam lingkungan yang terus berubah. Adanya keanekaragaman
sumberdaya yang tinggi pada tingkat usahatani akan menunjang fleksibilitas penggunaan
lahan tersebut . Dengan demikian agroforestri merupakan sistem penggunaan lahan yang
mendukung pertanian berkelanjutan, karena disamping memiliki konstribusi produksi yang
nyata dan beragam, juga fungsi konservatif terhadap lingkungan dan keadaan sosial, sehingga
menjamin ekonomi yang lebih luas dan keamanan pangan lebih tinggi.

3b. Faktor penyebab yaitu pendayagunaan sumberdaya alam secara tidak teratur atau
melampaui daya dukungnya akan memicu terjadinya bencana. Nilai suatu lahan yang rendah
atau mempunyai kondisi geologi dan jenis medan yang kurang baik jika tidak diperhatikan
secara cermat dalam perluasan lahan usahanya, akan mengundang bencana alam.

3c. Setiap petani selalu berusaha meningkatkan produksi pertanian dengan mengoptimalkan
pemanfaatan sumberdaya lahan yang dimilikinya.Oleh karena itu, usaha-usaha produksi
pertanian harus diusahakan dengan berorietasi pelestarian lahan. Pelestarian terhadap lahan
sangat diperlukan dalam pemanfaatan lahan agar kualitas lahan tetap terjaga sehingga
tercapai produksi secara berkesinambungan. Agar lahan pertanian yang tersedia sekarang
tetap produktif maka diperlukan usaha menjaga kelestarian sumberdaya lahan, melalui
penerapan sistem pertanian berkelanjutan berdasarkan kesesuaian lahan yang berorientasi
konservasi tanah. Evaluasi kesesuaian lahan berhubungan dengan sistem pertanian suatu
komoditas, karena kesesuaian lahan menunjukkan tingkat kecocokan suatu lahan untuk
aplikasi suatu sistem pertanian. Kesesuaian lahan menyiapkan potensi sumberdaya lahan baik
secara fisik maupun kimia tanah dan membandingkan dengan yang dipersyaratkan dalam
sistem pertanian itu sendiri sehingga saling memberikan manfaat.

4a. Masih tingginya kemiskinan di daerah perdesaan membutuhkan pendekatan dari


pemerintah agar dapat menghambat laju kemiskinan di Indonesia. Namun, peran tersebut
juga ditanggung oleh semua warga negara Indonesia. Peran generasi muda sangat dibutuhkan
dalam mengatasi masalah ini mengingat generasi muda merupakan agent of change serta
penerus bangsa kelak di kemudian hari. Generasi muda diharapkan dapat menemukan ide
baru dalam mengatasi masalah ini. Kerja nyata yang dilakukan generasi muda sangat dinanti
agar petani tidak mengalami kemiskinan sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangannya.
generasi muda dapat berperan dalam pemutusan rantai pemasaran yang panjang. Generasi
muda dapat mengumpulkan hasil pertanian suatu desa  dan memasarkannya secara langsung
pada konsumen akhir. Konsumen akhir yang dimaksud adalah suatu organisasi atau badan
yang membutuhkan bahan pangan dalam jumlah banyak. Beberapa contohnya adalah rumah
sakit, asrama, dan pondok pesantren. Hal tersebut menguntungkan kedua belah pihak karena
petani mendapat harga yang lebih tinggi serta konsumen dapat memperoleh bahan pangan
dengan murah namun tidak serendah dengan harga yang ditawarkan oleh tengkulak. Generasi
muda juga perlu memiliki informasi yang luas agar pemasaran dapat menyebar secara
meluas.

4b. Zero hunger (mengakhiri kelaparan) merupakan tujuan nomor dua dari 17 tujuan SDGs.
Pada poin Zero hunger, terdapat delapan target untuk mencapai tujuan ini. SGDs (Sustainable
Development Goals) bertujuan untuk mengakhiri semua jenis kelaparan, termasuk masalah
kekurangan gizi. Kelaparan dapat menjadi penghambat dalam pembangunan suatu
negara.Disini harus diperhatikan pula sektor pertanian karena berperan sebagai penyedia
bahan pangan. Penyediaan input pertanian, pemasaran, dan upaya pelestarian lingkungan
diperhatikan dalam poin ini agar dapat tercapai pertanian berkelanjutan (suistanable
agriculture).
4c. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah peran dalam pemasaran hasil
pertanian. Perbedaan harga yang besar antara harga yang diterima konsumen dengan harga
pada petani disebabkan oleh panjangnya rantai pemasaran hasil pertanian. hal tersebut
menyebabkan besarnya biaya distribusi. Hal tersebut merugikan konsumen karena tingginya
harga pangan serta merugikan petani karena rendahnya harga yang ditawarkan oleh
pedagang,dapat melakukan pendekatan yang baru agar petani berkenan
mengimplementasikan inovasi teresbut. Salah satunya adalah dengan mengajak petani turun
langung ke dalam pasar, menunjukkan secara langsung dampak dari panjangnya rantai
pemasaran dan petani dapat mengetahui perbedaan harga antara harga yang ditawarkan oleh
tengkulak dengan harga yang dibeli oleh konsumen. Petani juga dapat diajak kepada
konsumen yang ditawarkan seperti rumah sakit, asrama, atau pondok pesantren yang menjadi
sasaran pembeli. Petani dapat langsung mempercayai karena dapat melakukan perbandingan
keuntungan yang diperoleh bila menjual hasil produk pertanian kepada tengkulak dengan
menjual langsung kepada konsumen akhir.

5a. Biodeversity loss, menyelamatkan keanekaragaman hayati berarti mengambil langkah


untuk melindungi gen, species, habitat atau ekosistem. Oleh sebab itu menyelamatkan
keanekaragaman hayati berarti pula mencegah merosotnya ekosistem alam yang utama dan
mengelola serta melindunginya secara efektif. Disadari atau tidak bahwa keanekaragaman
hayati (flora, fauna, jasad renik/mikroorganisme) adalah pusat dari semua sektor yang
penting bagi kehidupan manusia (bioprospecting). Melalui sistem pertanian, kekayaan dan
keanekaragaman hayati harus dapat dikelola dan dikembangkan sehingga mampu menjamin
ketersediaan pangan. Sayangnya kekayaan untuk mempertahankan kedaulatan pangan ini
mulai menyusut karena berbagai perubahan. Penyebabnya adalah kegiatan dan tindakan
manusia dalam membuka hutan untuk lahan pertanian tanaman pangan maupun industri serta
menebang pohon secara berlebihan, berburu melampaui batas daya dukung serta perdagangan
ilegal berbagai jenis tumbuhan dan satwa liar tanpa melakukan rehabilitasinya.

5b.Jika kedaulatan pangan tidak tercapai, maka akan semakin banyaknya fenomena bencana
kelaparan atau ketergantungan suatu negara pada komoditas impor sebagai desain negara-
negara maju yang menghendaki ketimpangan sistem ini agar tetap mapan.

5c. Menerapkan sistem pertanian yang mampu mengurangi kerusakan lingkungan dan
meningkatkan produktivitas, misalnya sistem pengolahan lahan yang dapat meningkatkan
produktivitas lahan secara keseluruhan dan berkelanjutan. Pendekatan agroekologi yang
mengapresiasi sistem pangan sebagai integrasi dari elemen ekologi, ekonomi dan sosial
digunakan dengan mengacu pada batasan ketahanan pangan yang mencakup unsur
ketersediaan, aksesibilitas, dan kontinuitas.

Anda mungkin juga menyukai