Anda di halaman 1dari 4

NAMA : YASMIN HANIFAH

NIM : 18/427746/PN/15526
UAS AGROEKOLOGI 2020
1. Data statistik pada berbagai produktivitas tanaman semusm menunjukkan
pelandaian (levelling off)
a. Ya setuju, karena permasalahan yang dihadapi saat ini salah satunya adalah
tingginya tekanan terhadap lahan yang disebabkan peningkatan jumlah penduduk
sekita 1,49% per tahun sementara luas lahan relatif tetap. Sehingga produktivitas
lahan mengalami pelandaian (levelling off) dan ketersediaan lahan untuk
pemenuhan pangan semakin menurun karena berkompetisi dengan pemanfaatan
lahan untuk pembangunan (Subroto dan Susetyo, 2016).
b. Tanaman semusim produktivitasnya saat terjadi pelandaian (levelling off) adalah
tanaman padi. Produktivitas tanaman padi sebelum mengalami pelandaian
(levelling off) data dinormalisasi menjadi 1 pada tahun 1990 yang mewakili tahun
1960-1990. Sedangkan produktivitas tanaman padi setelah mengalami pelandaian
(levelling off) data dinormalisasikan menjadi 1 pada tahun 2020 yang mewakilkan
prediksi tahun 2020-2050 (http://www.fao.org/faostat/ en/#data/QC)
c. Tingkat produktivitas saat padi mengalami pelandaian dapat stabil dan
berkelanjutan untuk menyongsong era golden revolution pada tahun 2050
dilakukan dengan pendekatan pada bidang ilmu pertanian dan teknologi yang
mengarah pada inovasi sehingga menguntungkan dibidang pertanian untuk
memenuhi kebutuhan pangan tanpa membutuhkan lahan yang luas.
2. Dalam sebuah agroecosystem dikenal dengan prinsip sustainable agriculture
a. Konsep yang dapat diterapkan dalam menjalankan sustainable agriculture untuk
mempertahankan healthy agroecosystem adalah dengan konsep agroekologi. Ilmu
terapan yang membahas agroekosistem dan sistem produksi. Prinsip agroekologi
dengan pendekatan manajemen dalam agroekosistem dan mempraktekkan prinsip
pertanian berkelanjutan dengan komponen (social, economic, environmental)
yang seimbang agark ekosistem tetap sehat.
b. Setuju dengan pernyataan “kecukupan kandungan C-organik di dalam tanah
merupakan salah satu kunci agar produksi tetap stable and sustainable” di daerah
tropika basah”. Dampak negatif yang ditimbulkan akibat penurunan kandungan
unsur hara dan simpanna C-organik tanah sangat rendah adalah produktivitas
lahan dan produksi suatu tanaman tidak dapat dipertahankan secara berkelanjutan.
3. Dalam sebuah ‘agroecosystem’ dikenal dengan istilah ‘land utilization types’.
Dalam gambar berikut ini terdapat penilaian terhadap tiga ‘land utilization types’
berdasarkan faktor kunci yaitu: ecology, social, and production pada lahan dengan
kelerengan >45%.
a. Tipe penggunaan lahan yang sesuai dengan kaidah stable and sustainable adalah
agroforestri. Karena agroforestri merupakan sistem penggunaan lahan yang
melibatkan beberapa tanaman pohon yang diintegrasikan dengan tanaman
semusim dengan mengkombinasikan adanya animal yang dimanajemen dalam
satu lahan. Sistem agroforestri memiliki proses dari alami > forestri >
penghijauan. Manfaatnya adalah keseimbangan ekosistem, mencegah banjir dan
sebagai habitat untuk hewan liar. Manajemen lain dari sistem silvopastoral di
Rumania pada tanaman semusim adalah tidak menanam vegetasi dari pohon
berkayu akan tetapi memanfaatkan ekosistem alami. Sistem ini juga
memanfaatkan sapi untuk diperah dan dimanfaatkan kotorannya. Sehingga
pertanian ini dilakukan secara organik untuk meningkatkan produktivitas tanpa
menggunakan pupuk pestisida kimia.
b. Tipe penggunaan lahan yang renta terhadap bencana alam khusunya erosion and
landslides adalah agriculture. Karena pada agriculture penggunaan lahan banyak
menggunakan sistem tegalan dan semak belukar sehingga kemampuan aiir diserap
tanah sangat remndah yang dapat menyebabkan terjadinya longsor dan banjir.
Pada tipe agriculture simpana bahan organik relatif lebih rendah, nilai erodibilitas
sedang-tinggi, lahan tanpa konservasi, dan vegetasi penutup yang kurang baik
menjadi faktor penyebab banjir dan longsor (Pasaribu et al., 2012).
c. Agar tipe agriculture dapat stable and sustainable dapat dilakukan dengan teknik
konservasi tanah yang disarankan untuk sistem lahan tegalan yaitu tumpang sari,
mulsa organik, penanaman sejajar kontur, teras gulud, dan saluran pengelak.
Untuk sistem semak belukar dapat dilakukan dengan penghutanan kembali,
tanaman penutup dan talun (Pasaribu et al., 2012).
4. Konsep biodiversitas pertanian merupakan bagian dari Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) yang dicanangkan oleh
PBB dan diimplementasikan oleh masyarakat dunia.
a. Peran pemuda dalam mewujudkan biodiversitas pertanian adalah dengan
memanajemen biodiversitas pertanian dengan sistem laskap pertanian dan
mengkombinasikan teknologi terbaru yang dikelola sehingga memiliki fungsi
beragam dalam memelihara dan meningkatkan ekosistem secara produktif. Pada
lanskap pertanian dipedesaan menggunakan habitat alami dengan
membudidayakan beragam tanaman (Garbach et al., 2014)
b. Zero hunger karena pada wilayah tertentu tingkat kelaparan masih tinggi
sedangkan ketahanan pangan dan peningkatan gizi sebenarnya masih dapat diiraih
dengan melakukan penerapan pertanian berkelanjutan
c. Dengan penerapatan pertanian berkelanjutan melalui manajemen pertanian salah
satunya dengan sistem penggunaan lahan pertanian silvopastoral. Manajemen lain
dari sistem silvopastoral di Rumania pada tanaman semusim adalah tidak
menanam vegetasi dari pohon berkayu akan tetapi memanfaatkan ekosistem
alami. Sistem ini juga memanfaatkan sapi untuk diperah dan dimanfaatkan
kotorannya. Sehingga pertanian ini dilakukan secara organik untuk meningkatkan
produktivitas tanpa menggunakan pupuk pestisida kimia.
5. Kedaulatan pangan 2050
a. Real food production and environmental goals karena apabila produksi pangan
tercapai dengan baik maka ketahanan pangan dapat dicapai. Sedangkan untuk
mencapai produksi pangan yang nyata diperlukan kesimbangan lingkungan yang
baik sehingga yang mendesak untuk memperbaiki ketahanan pangan dan
ketahanan lingkungan adalah msinergi dari real food production and
environmental goals.
b. Apabila ketahana pangan 2050 tidak tercapai maka dampak negatifnya adalah
banyak terjadi kelaparan dan gizi buruk pada berbagai kasus. Agar tidak terjadi
kelaparan dan gizi buruk maka perlu dilakukan manajemen pertanian agar dapat
stabil dan berkelanjutan.
c. Memanajemen sistem pertanian dengan penerapan penggunaan lahan yang baik
untuk mengrangi kerugian akibat bencana dan mengedukasi petani dalam
menjalankan sistem pertanian yang baik

Anda mungkin juga menyukai