Anda di halaman 1dari 11

RESUME

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Metode Tilawah

Dosen pembimbing: Lailatul Usriyah, M. Pd. I,

Oleh:

Meissy Abdillah T20181247

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

2020

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

A. Seputar Al- Qur’an ......................................................................................... 1

B. Keutamaan Belajar dan Mengajar Al- Qur’an ................................................ 2

C. Ilmu yang harus dikuasai dalam membaca Al- Qur'an ................................. 3

D. Hukum Bacaan Tajwid .................................................................................. 4

E. Metode Bacaan Al- Qur’an ............................................................................. 5

ii
A. SEPUTAR AL- QUR’AN

Al- Qur’an adalah kalam allah yang diturunkan kepada nabi muhammad saw dengan
perantara malaikat jibril AS yang tertulis dalam mushaf, diriwayatkan secara mutawatir,
diawali dengan surah al fatihah dan ditutup dengan surah an nas dan membacanya bernilai
ibadah.
Faktor karakteristik Al-Qur’an adalah firman atau kalam Allah SWT, bukan perkataan
Malaikat Jibril, bukan sabda Nabi Muhammad SAW. Al- Qur’an hanya diberikan kepada
Nabi Muhammad SAW. Tidak diberikan kepada Nabi-nabi sebelumnya. Al- Qur’an adalah
mukjizat. Diriwayatkan secara mutawatir berangsur-angsur. Membaca Al- Qur’an dicatat
sebagai amal ibadah.
Kedudukan Al-Qur’an sebagai wahyu Allah SWT yaitu seluruh ayat Al-Qur’an adalah
wahyu Allah SWT tidak ada satu kata pun yang datang dari perkataan atau pikiran Nabi.
Kitabul Nabawal akbar, Al-Qur’an merupakan khabar yang di bawah Nabi yang datang
dari Allah SWT dan di sebarkan kepada manusia. Minhajul Hayah, Al- Qur’an sebagai
pedoman hidup manusia. Sebagai salah satu sebab masuknya orang arab ke agama Islam
pada zaman Rasulullah SAW dan masuknya orang-orang sekarang dan yang akan datang.
Al- Qur’an sebagai suatu yang bersifat abadi hingga akhir zaman. Al- Qur’an di nukil
secara mutawattir. Al- Qur’an sebagai sumber hukum. Al- Qur’an di sampaikan kepada
Nabi Muhammad SAW secara lisan. Al-Qur’an termaktub dalam Mushaf. Agama Islam
datang dengan Al- Qur’annya membuka lebar-lebar mata manusia agar mereka menyadari
jati diri dan hakikat hidup di muka bumi.
Kandungan Al-Qur’an adalah aqidah ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang
yang mengambil keputusan titik sedangkan pengertian aqidah dalam agama sendiri adalah
berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Ibadah Ibadah ialah taat kepada Allah SWT
dengan melaksanakan perintah - perintahnya ( yang digariskan) melaului lisan para Rasul-
nya. Akhlak tingkah laku lahiriyah yang diperbuat oleh seseorang secara spontan sebagai
cerminan hati seseorang yang yang menciptakan hubungan baik antar pribadi dengan
pribadi dan antar masyarakat dengan sesama masyarakat. Hukum- hukum yang
diperbincangkan dalam Al- Qur’an meliputi dua hal yaitu ibadah dan muamalah. Ibadah
meliputi salat, puasa, zakat, dan haji, sedangkan muamalah meliputi hukum keluarga,
jinayah, politik dan ekonomi. Dasar ilmu pengetahuan ilmu pengetahuan adalah seluruh

1
usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari
berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan
rumusan-rumusan yang pasti. Sejarah masa lampau manusia, baik yang berhubungan
dengan peristiwa politik sosial ekonomi, maupun gejala alam. Penuturan kisah-kisah dalam
Al- Qur’an, kisah-kisah tersebut menjadi bagian dari metode pendidikan yang efektif bagi
pembentukan jiwa yang mantau khitan Allah SWT.
Nama- nama lain Al- Qur’an mempunyai banyak nama yang kesemuanya menunjukan
peran dan kedudukannya. Di antara nama-nama Al- Qur’an adalah: Al- Kitab, Al- Furqan,
At- Tanzil, Adz- Dzikr.
Sistematika Al- Qur’an adalah pengetahuan tentang susunan urutan tertib tulisan, ayat-
ayat atau surah-surah Al- Qur’an, yang terdapat dalam lembaran- lembaran kitab sesuai
dengan aturan-aturannya.
Penyusunan Al- Qur’an melewati empat fase menurut zamannya. Fase pertama adalah
pengumpulan Al- Qur’an pada masa Rasulullah SAW, fase kedua adalah kodifikasi Al-
Qur’an pada masa Abu Bakar Ash- Shiddiq, fase ketiga adalah kodifikasi Al- Qur’an pada
masa Umar bin Khattab, fase keempat adalah kodifikasi Al- Qur’an pada masa Utsman bin
Affan.

B. KEUTAMAAN BELAJAR DAN MENGAJAR AL- QUR’AN

Keutamaan belajar al- Qur’an adalah agar mereka bersemangat, tambah mencintainya,
zuhud terhadap dunia tidak tergantung pada dunia sibuk kan aktivitas mereka dengan Al-
Qur’an dan ilmu-ilmu syar’i, sayangi anak-anak yang belajar al-qur’an dan
memperlihatkan maslahatmaslahat baginya, posisikan murid-murid anda seperti anak-
anak kandung sendiri dalam menyayangi dan mendidik, perilakukan mereka dengan baik,
seperti anda mengharapkan perilakuan baik dari orang lain dan jauhkan mereka dari hal-
hal yang buruk seperti anda menjauhkan keburukan dari diri anda.
Keutamaan mengajar Al- Qur’an orang yang mengajarkan dan belajar Al- Qur’an
adalah sebaik-baik orang dan kelak akan menerima balasan pahala dari Allah SWT yang
berlipat ganda. Melalui pendidikan al-qur’an setiap peserta didik akan mencapai tujuan
yang diharapkan yaitu terbentuknya karakter baik atau akhlak mulia sebagai tujuan
tertinggi dari pendidikan islam.

2
C. ILMU- ILMU YANG HARUS DIKUASAI DALAM MEMBACA AL- QUR’AN

Makharijul huruf makhraj ditinjau dari morfologi berasal dari fi’il madli: ََ ‫ َ ََج‬yang
artinya keluar. Lalu dijadikan ber-wazan ََْ‫ ٌ ََم ف‬yang ber-sighat isim makan, maka
ِ ‫ار ُج ا فن ُحَُوف‬
menjadi ََ ‫ ٌ ََجَف‬. yang ‫ف‬ ِ ‫ يَ َخ‬huruf makharijul, itu Karena. ‫ار ٌج‬
ِ ‫ يَ َخ‬:adalah jamaknya
Bentuk diindonesiakan menjadi makhraj huruf, artinya: tempat-tempat keluar huruf.
Secara bahasa, makhraj artinya tempat keluar, sedangkan menurut istilah, makhraj adalah
suatu nama tempat yang padanya huruf dibentuk atau diucapkan. Semua huruf Hijaiyyah,
masing-masing mempunyai makhraj (tempat keluar) tersendiri. Secara umum makharijul
huruf terbagi menjadi lima bagian, yang terdiri atas 17 makharijul huruf.
Sifatul huruf menurut bahasa adalah suatu keadaan yang menetap pada sesuatu yang
lain. Menurut istilah shifatul huruf adalah keadaan yang baru datang yang berlaku bagi
suatu huruf yang dibaca tepat keluar dari makhrajnya. Sifat- sifat huruf secara garis besar
terbagi menjadi dua bagian yaitu: Shifat lazimah = yang memiliki lawan, dan Shifat
aridhah = yang tidak memiliki lawan. Sifat ‘Aridhah : Ciri yang berubah- ubah bagi
suatu huruf, seperti tarqiq ( tipis ), tafkhim (tebal ), ghunnah ( dengung ), idgham (
meleburkan huruf ), atau ikhfa' ( menyamarkan huruf ), panjang atau pendek dan
seumpamanya.
Waqaf adalah memutuskan pembacaan suatu kata dari setelahnya sesaat sambil
menarik nafas yang kemudian melanjutkan bacaan kembali, sebab waqaf secara umum
terbagi menjadi empat macam, yaitu: waqaf idhtirary menurut bahasa adalah darurat.
Waqaf idhtirary menurut istilah adalah memberhentikan bacaan karena kondisi darurat
atau sesuatu yang menyebabkan pembaca berpaling dari bacaan Al- Qur’annya seperti
kehabisan nafas, bersin, menjawab salam, lupa mengenai ayat yang dibaca. Kedua waqaf
intizhary menurut bahasa adalah menunggu, waqaf intizhary menurut bahasa adalah
memberhentikan bacaan pada kata yang diperselisihkan oleh ulama’ qira’at antara boleh
dan tidak boleh waqaf. Ketiga waqaf ikhtibary menurut bahasa artinya ujian, waqaf
ikhtibary menurut istilah adalah memberhentikan bacaan pada suatu kata dengan tujuan
untuk menjelaskan hukum-hukumnya, menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan Al-
Qur’an atau ayat yang sedang dibaca, walaupun berhenti pada kata yang dirasakan
maknanya belum tepat. Dan keempat waqaf ikhtiary menurut bahasa artinya pilihan,

3
waqaf ikhtiary menurut istilah adalah memberhentikan bacaan pada suatu kata yang
diserahkan pada pilihan atau kehendak si pembaca.
Ibtida’ adalah memulai bacaan dari awal atau setelah berhenti di tengah bacaan, ibtida’
berarti memulai bacaan yang dilakukan hanya pada perkataan yang tidak merusak arti
dan susunan kalimat. Menurut Imam As Suyuthi hukum ibtida’ hanya terdapat satu
bentuk saja yaitu ikhtiyari. Macam-macam ibtida’ adalah: ibtida’ ta’am, yaitu memulai
bacaan yang tidak ada hubungannya dengan kalimat sebelumnya. Ibtida’ kaafi, yaitu
memulai bacaan dari satu kalimat yang mempunyai hubungan arti dengan lafadz
sebelumnya. Ibtida’ hasan, yaitu memulai bacaan dengan kalimat yang masih ada
hubungan dengan sebelumnya, namun lafadznya bagus jika dimulai dengannya. Ibtida’
qabih, yaitu memulai bacaan dengan kalimat yang merusak makna disebabkan sangat
eratnya hubungan dengan kalimat sebelumnya.

D. HUKUM BACAAN TAJWID

Tajwid adalah mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya, dengan memberikan
hak-hak dan apa yang patut bagi huruf tersebut. Tujuan belajar ilmu tajwid adalah
memenuhi perintah Allah SWT agar membaca Al- Qur’an dengan tartil. Menurut as-
Suyuthi, tajwid adalah hiasan bacaan, yaitu memberikan kepada setiap huruf hak-haknya
dan urutan-urutannya serta mengembalikan setiap huruf kepada makhraj dan asalnya,
melunakkan pengucapan dengan keadaan yang sempurna, tanpa berlebih-lebihan dan
memaksakan diri. Oleh karena itu, ilmu tajwid adalah ilmu yang mempelajari tentang
pemenuhan haq dan mustahaq huruf meliputi tempat keluar huruf (makhraj) dan sifat-
sifatnya.
Hukum nun mati dan tanwin apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf
hijaiyyah, maka ada 4 hukum bacaan yang terjadi, yakni : Idhar artinya jelas, maksudnya
huruf nun mati atau tanwin dibaca jelas sesuai makhroj-nya (tidak didengungkan) apabila
bertemu dengan salah satu huruf yaitu : ‫ھ‬,‫أ‬,‫غ‬,‫ع‬, ,‫ح‬. Idgham artinya memasukkan, yakni
pengucapan nun mati atau tanwin masuk atau melebur dengan huruf- huruf idgham.
Ketentuan ini berlaku ketika pertemuan nun mati dengan huruf idgham dalam dua kata
yang terpisah. Idgham dibagi dua yaitu: idgham bi ghunnah atau ma’al ghunnah yaitu
huruf nun mati atau tanwin dilebur dengan huruf setelahnya dan didengungkan dengan

4
cara menahan bacaan selama 2 harakat, huruf- hurufnya adalah : mim ‫م‬, nun ‫ن‬, waw ‫و‬,
dan ya' ‫ي‬. Idgham bila ghunnah huruf nun mati atau tanwin dilebur dengan huruf
setelahnya dan tanpa didengungkan dan tanpa menahan bacaannya, huruf- huruf idgham
bila ghunnah adalah: ra' ‫ ر‬dan lam ‫ل‬. Ikhfa’ artinya samar, yakni pengucapan nun mati
atau tanwin ketika bertemu dengan huruf- huruf ikhfa’ memiliki sifat antara izh-har dan
idgham dengan disertai ghunnah, huruf- huruf ikhfa’ berjumlah 15, yaitu: ta'‫ت‬, tsa' ‫ ث‬,
jim ‫ج‬, dal ‫د‬, żal ‫ذ‬, zai ‫ز‬, sin ‫س‬, syin ‫ ش‬, sad ‫ ص‬, dad ‫ض‬, tha ‫ ط‬, zha ‫ ظ‬, fa' ‫ف‬, qaf ‫ ق‬,
dan kaf ‫ك‬. Iqlab artinya berubah, yaitu pengucapan nun mati atau tanwin yang bertemu
dengan huruf ba’ ‫ ب‬yang berubah menjadi mim dan disertai dengan ghunnah atau
dengung.
Hukum mim mati yaitu ikhfa’ syafawi, yaitu apabila mim mati bertemu dengan huruf
ba’. Maka pengucapan mim disamarkan (bibir tanpa ditekan kuat) disertai dengan
ghunnah (dengung), idgham mitslain atau idgham mimi, yaitu apabila mim mati bertemu
dengan mim cara pengucapannya harus disertai dengan ghunnah, Idhar syafawi, yaitu
apabila mim mati bertemu dengan selain huruf mim dan ba’ cara pengucapannya adalah
mim harus dibaca jelas tanpa ghunnah. Hukum mim dan nun bertasdid setiap mim dan
nun yang bertasydid wajib dighunnahkan dengan menahan bacaan sekitar 2-3 harakat.

E. METODE BACAAN AL-QUR’AN

Metode Iqra’ adalah suatu metode membaca Al- Qur’ an yang menekankan langsung
pada latihan membaca. Maksudnya, metode iqra’ adalah salah satu metode yang
digunakan dalam pembelajaran Al- Qur’an yang menekankan langsung pada latihan
membaca yang dimulai dari tingkatan yang sederhana, tahap demi tahap sampai ke
tingkat sempurna, sehingga dengan banyaknya siswa membaca tentunya semakin baik
hafal dan lancar bacaannya.
Metode qiro'ati adalah suatu metode dalam membaca Al- Qur'an yang lansung
mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Dari pengertian tersebut
dapat diketahui bahwasanya di dalam metode qiro'ati terdapat dua dasar yakni, membaca
Al- Qur'an secara langsung dan pembiasaan pembacaan dengan tartil sesuai dengan
kaidah ilmu tajwid.

5
Metode dirosati adalah sebuah pembelajaran Al- Qur'an yang diterbitkan oleh LP.
Ma'arif NU cabang jember yang bertujuan untuk mencerdaskan umat islam dalam
membaca Al- Qur'an yang lebih menekankan kepada pendekatan keterampilan membaca
Al- Qur'an dari segi makhorijul huruf dan tajwidnya, dengan menggunakan buku
panduan yang telah ada.
Metode Tilawati dalam pembelajaran membaca Al- Qur`an yaitu suatu metode atau
cara belajar membaca Al- Qur`an dengan ciri khas menggunakan lagu rost dan
menggunakan pendekatan yang seimbang antara pembiasaan melalui klasikal dan
kebenaran membaca melalui individual dengan teknik baca simak.
Metode Yanbu'a adalah suatu kitab thoriqoh (metode) untuk mempelajari baca dan
menulis serta menghafal Al- Qur'an dengan cepat, mudah dan benar bagi anak maupun
orang dewasa, yang dirancang dengan rosm utsmany dan menggunakan tanda-tanda baca
dan waqof yang ada didalam Al- Qur'an rosm utsmany, yang dipakai di negara-negara
Arab dan negara Islam.
Metode at- tanzil merupakan metode yang tersusun secara sistematis dan digunakan
dalam proses pembelajaran Al- Qur'an sebagai media untuk mencapai hasil yang
diharapkan. Program at- tanzil adalah metode cara cepat baca Al- Qur'an lengkap dengan
makhroj, tajwid dan ghorib muskilat, rata- rata anak bisa menyelesaikannya dalam jangka
waktu kurang lebih 6 bulan.
Metode al- jadid adalah sebuah buku sederhana yang dikemas sebagai tuntunan cara
membaca dan menulis huruf Al- Qur’an. Ia dirancang khusus bagi bangsa Indonesia,
yaitu yang bukan merupakan pemakai bahasa Arab dalam pergaulan sehari-hari.
Metode ummi adalah metode membaca Al- Qur’an yang menggunakan tartil tanpa
menggunakan lagu- lagu yang banyak sehingga metode ini akan mudah difahami
terutama oleh pemula.
Metode alimna adalah sebuah metode pembelajaran Al- Qur’an yang merupakan
sebuah metode panduan membaca, menukis dan meghafal Al- Qur’an yang disusun
dalam tingkatan pembelajaran Al- Qur’an dari mengenai huruf hijaiyah, membaca,
menulis huruf hijaiyah dan akhirnya mengetahui kaidah atau hukum-hukum bacaan Al-
Qur’ an yang disebut tajwid. Metode alimna dicetuskan oleh LP Ma’ arif PCNU Jember,

6
selain menpercepat pemahaman pembelajaran Al- Qur’an metode alimna juga
mengajarkan tentang kaidah yang tujuannya untuk memperkuat akidah aswaja.
Metode pembelajaran wafa adalah metode pembelajaran Al- Qur’ an yang dikenalkan
dan dikembangkan oleh yayasan Syafa’atul Qur’ an Indonesia ( YAQIN ), metode ini
tampil dengan wajah yang berbeda dari metode- metode lainnya yang berkembang lebih
dulu.
Metode abana alif, ba dan nun, adalah metode efektif yang sangat mudah dan
sederhana, dalam menulis Al- Qur’ an, dengan menerapkan metode abana ini, maka Insha
Allah dalam waktu relatif singkat para pelajar akan memiliki tulisan yang memuaskan
yaitu tulisan yang bagus, tepat, benar dan standar.
Metode Asy- Syafi adalah cara yang memudahkan bagi seseorang dalam mempelajari
Al- Qur’an. Metode as-syafi’ i merupakan rintisan dari buku ilmu tajwid praktis yang
dikembangkan oleh ustad Abuya’la Kurnaedi dkk, dan membaca Al- Qur’an haruslah
sesuai dengan syari’ at yakni membacanya dengan bacaan tartil dan salah satu upaya
untuk mencapainya adalah dengan mempelajari iqro’ dan ilmu tajwid.
Metode al- barqy adalah sebuah metode pembelajaran Al- Qur’an yang disusun
dengan praktis agar para santri atau peserta didik yang belajar dengan metode ini dapat
membaca Al- Qur’an dengan waktu relatif singkat.
Metode BBQ 99 adalah metode yang digunakan dalam pembelajaran membaca dan
menulis Al- Qur’an berdasarkan sisstem terpadu dengan pola belajar intensif satu jam
setiap hari, dalam waktu kurang 2-3 bulan yang mampu membaca Al- Qur’ an dan istilah
99 adalah bimbingan baca tulis Al- Qur’an 99 jam. 15.
Tafsir al- huda merupakan tafsir ayat- ayat Al- Qur’an 30 juz bebahasa Jawa, memiliki
keunikan dan keistimewaan dalam metode penulisan dan penyalinan ayat-ayat Al-
Qur’an, dan dilengkapi dengan transliterasi teks Al- Qur’an dalam bahasa latin, sehingga
mudah dipahami oleh pembaca yang belum lancar membaca ayat- ayat Al- Qur’an.
Metode an- nahdliyah adalah suatu sistem mempelajari cara membaca Al- Qur’an
yang disusun oleh LP Ma’arif NU cabang tulungagung pada tahun 1990, metode ini
disebut juga metode cepat tanggap belajar Al- Qur’an, metode ini tidak jauh beda dengan
metode Qiro’ati dan Iqro’. Metode an- nahdliyah ini lebih ditekankan pada kesesuaian

7
dan keteraturan bacaan dengan ketukan atau lebih tepatnya pembelajaran Al- Qur’an
pada metode ini lebih menekankan pada kode ketukan.
Metode an- nashr artinya pertolongan, itulah yang penulis rasakan dalam upaya
menemukan dan menyusun pembelajaran terjemah Al- Qur’an ini. Begitu pula saat diuji
cobaka, disebarkan dipraktekkan dan bukunya dicetak, semua terjadi semata-mata karena
adanya pertolongan Allah SWT. Nama ini diharapkan akan senantiasa menjadi pengingat
bagi penulis dan siapapun yang menerapkan metode ini, bahwa hanya apabila mendapat
pertolongan Allah SWT, kita dapat memahani kalamnya tanpa pertolongan darinya
betapapun cara bagus teknik maupun metodologi pembelajaran yang diterapkan hasilnya
akan jauh dari yang di inginkan.
Metode maisura adalah metode yang menggunakan sistem pengajaran talaqqi dan
masyafahah, dimana antara guru dan murid saling berhadapan guru membacakan dan
murid menirukan bacaan gurunya. Menurut Dr. KH. Ahmad Fathoni, lc, MA., seorang
pakar dan praktisi pengejaan ulum Al- Qur’an di Institut Ilmu Al- Qur’an (IIQ) Jakarta
yang sekaligus merupakan seorang pencetus metode maisura, beliau menjelaskan metode
seperti ini adalah metode pengajaran Al- Qur’an yang mengikuti tradisi Rasulullah SAW,
para sahabat, tabi’in dan secara turun- temurun ditradisikan oleh guru- guru Al- Qur’an di
pesantren.
Metode sahala, metode ini secara khusus disusun untuk mengajarkan membaca Al-
Qur’an kepada anak-anak usia dini mulai dari umur 4-6 tahun dan juga dapat dipakai
untuk anak SD. Metode ini berupa buku pegangan 1 jilid terdiri dari 42 halaman dan alat
peraga ukuran besar. Dalam pembelajarannya sahala diaplikasikan dengan cara privat
maupun klasikal, tetapi inti pembelajarannya yang efektif yaitu dengan cara privat.
Metode tsaqifa adalah sebuah metode alternatif pembelajaran baca tulis Al- Qur’an
yang sedang berkembang di Indonesia, sebagai salah satu alternatif metode untuk
mengatasi buta huruf Al- Qur’an dikalangan umat Islam. Metode ini dirancang khusus
untuk orang dewasa yang belum mampu membaca Al- Qur’an atau untuk yang pernah
belajar dan masih terbatahbatah membacanya, dan perlu diketahui metode ini bukan
untuk anak TK dan TPA, karena untuk anak-anak sudah ada metode khusus bagi mereka,
misalnya metode qiroati, iqra’ dan lain sebagainya.

8
Metode al- baghdadiyah adalah metode pembelajaran Al- Qur’an dengan cara di eja
per hurufnya, kaidah ini juga dikenal dengan kaidah sebutan eja atau latih tubi. Metode
al- baghdadiyah merupakan metode mengajar yang cukup efektif, sebab membantu para
siswa untuk melatihkan ejaan huruf-huruf dalam Al- Qur’an.

Anda mungkin juga menyukai