Anda di halaman 1dari 1

Plastik sudah dikenal sejak sekitar 100 tahun yang lalu.

Saat ini plastik sudah digunakan


untuk menggantikan bahan-bahan seperti kayu, keramik, kaca, kulit, besi, dan bahan lainnya
dalam berbagai macam aplikasi. Diperkirakan, produksi plastik sintetis sudah melebihi 300 juta
ton setiap tahunnya (Lackner, 2015).

Plastik merupakan bahan polimer yang sangat luas penggunaannya. Plastik dapat
dibentuk menjadi berbagai macam bentuk seperti lembaran film, serat, tabung, plat, atau objek
lain seperti botol. Selain itu, plastik merupakan bahan yang tahan air, tahan lama, fleksibel, dan
memerlukan biaya yang relatif rendah. Sifat-sifat tersebut menjadikan plastik memiliki
penggunaan yang luas. Beberapa penggunaan plastik yaitu sebagai kemasan, komponen
mobil/otomitif, furnitur, elektronik, dalam konstruksi, dan peralatan lainnya.

Penggunaan plastik yang paling sering dijumpai adalah sebagai bahan pembungkus atau
kemasan berbagai macam produk. Umumnya, plastik kemasan yang beredar di masyarakat
merupakan plastik yang terbuat dari bahan sintetis. Plastik sintetis merupakan turunan dari
senyawa petrokimia yang didapat dari fosil. Beberapa jenis plastik sintetis yang banyak beredar
yaitu polietilen, nilon, poliester, polipropilen, dan polivinil klorida.

Produk dari bahan plastik dapat digunakan untuk keperluan jangka pendek ataupun
jangka panjang (Lackner, 2015). Kebanyakan peroduk plastik ditujukan untuk keperluan jangka
pendek, seperti kantong plastik, botol minuman sekali pakai, dan sedotan. Dalam penggunaan
jangka pendek, plastik akan memiliki umur pakai yang singkat. Kebanyakan produk plastik yang
memiliki waktu pakai singkat langsung dibuang setelah selesai dipakai dan menjadi sampah.
Sebagai contoh pada penggunaan sedotan, sedotan yang sudah diprosuksi kemudian
didistribusikan sampai ke konsumen. Konsumen kemudian memakai sedotan tersebut untuk
minum. Ketika konsumen selesai menggunakan sedotan, maka sedotan tersebut sudah tidak bisa
digunakan. Kebanyakan konsumen akan membuang sedotan tersebut, akhirnya menjadi sampah.
Tidak sedikit sampah plastik yang hanya berakhir di tempat pembuangan sampah (landfill) atau
lebih buruk lagi sampah tersebut berada di lingkungan bebas seperti di sungai atau di laut. Hal
tersebut dapat mencemari dan mengganggu ekosistem di lingkungan tersebut karena plastik
sintetis tidak dapat terurai secara alami. Jika penggunaan plastik semakin tinggi, maka akan
semakin banyak pula sampah yang dihasilkan. Terlebih lagi, dengan sifatnya yang sulit terurai
akan menyebabkan tumpukan sampah plastik yang sangat banyak.

DAFTAR PUSTAKA

Lackner, M. 2015. Bioplastics. Kirk‐Othmer Encyclopedia of Chemical Technology.

Anda mungkin juga menyukai