Anda di halaman 1dari 28

KAPITA SELEKTA I

TEKNOLOGI MOBILE DAN DIGITAL DALAM


MENDUKUNG KEBUTUHAN SISTEM KESEHATAN PADA
COVID-19

Disusun Oleh

Sefti Qurniati Komsi. (2020001175)


Septia Fanny W. (2020001176)
Serlin Natalia Fono. (2020001177)
Rezita Gunawan T. (2020001214)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA
2020/2021
ABSTRAK

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) sangat mempengaruhi


stabilitas diberbagai aspek suatu negara, baik dari segi ekonomi, terutama
dibidang kesehatan. Tenaga kesehatan bersama dengan pemerintah dengan
gencar mencari dan menetapkan segala kebijakan dan pedoman baik
pencegahan maupun pengobatan dalam penanggulangan COVID-19 di
Indonesia. Pendekatan-pendekatan menggunakan platform digital
memungkinkan sistem kesehatan untuk lebih baik dalam mengelola
penanggulangan COVID-19 dan mempertahankan layanan kesehatan
esensial dan mengomunikasikan cara mengakses layanan-layanan ini
kepada masyarakat. Dalam makalah ini penulis melakukan studi tentang
penerapan teknologi seperti kecerdasan buatan, data besar, dan internet
untuk mempercepat deteksi, pencegahan, respons, dan pemulihan kasus
COVID-19 di beberapa negara dan kemungkinan untuk diterapkan di
Indonesia. Selain menerapkan kebijakan-kebijakan manual di atas, perang
melawan pandemi COVID-19 juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan
kemajuan teknologi. Tercatat ada beberapa teknologi yang muncul di era
revolusi industri 4.0 yang berguna bagi penanganan COVID-19, yakni
Artificial Intelligence (AI), Big Data, Internet of Things (IoT), Virtual Reality
(VR), Holography, Cloud Computing, Autonomous Robot, 3D Scanning, 3D
Printing, dan Biosensor. Penggunaan teknologi tersebut memiliki cakupan
yang luas, baik dari segi fungsi maupun penggunanya.

Kata kunci : Covid 19, platform digital, teknologi

ii
ABSTRACT

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) greatly affects stability in


various aspects of a country, both from an economic perspective, especially
in the health sector. Health workers together with the government are
aggressively seeking and establishing all policies and guidelines for both
prevention and treatment in the response to COVID-19 in Indonesia.
Approaches using digital platforms allow health systems to better manage
the COVID-19 response and maintain essential health services and
communicate how to access these services to the public. In this paper the
authors conducted a study on the application of technology such as artificial
intelligence, big data, and the internet to accelerate the detection, prevention,
response and recovery of COVID-19 cases in several countries and the
possibility to be applied in Indonesia. Apart from implementing the manual
policies above, the fight against the COVID-19 pandemic can also be done
by taking advantage of technological advances. There are several
technologies that have emerged in the era of the industrial revolution 4.0
which are useful for handling COVID-19, namely Artificial Intelligence (AI),
Big Data, Internet of Things (IoT), Virtual Reality (VR), Holography, Cloud
Computing, Autonomous Robot, 3D Scanning, 3D Printing, and Biosensor.
The use of this technology has a wide scope, both in terms of function and
users.

Keywords : Covid 19, digital platform, technology


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i
ABSTRAK......................................................................................................ii
ABSTRACK...................................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................2
BAB II MATERI POKOK................................................................................3
A. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)..............................................3
1. Etiologi Covid-19............................................................................3
2. Mekanisme Infeksi Virus SARS-CoV-2..........................................3
B. Sistem Kesehatan Pada Covid-19......................................................4
C. Teknologi Mobile Dan Digital Dalam Mendukung Kebutuhan Sistem
Kesehatan Pada Covid-19..................................................................6
1. Contact Tracing..............................................................................8
2. Karantina Dan Isolasi mandiri........................................................9
3. Clinical Management.....................................................................9
BAB III PEMBAHASAN.................................................................................10
A. Program Pemerintah Dalam Memanfaatkan Teknologi Informasi
Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19 Dengan Hospital
Without Wall........................................................................................10
B. Konsep Digital Health..........................................................................14
C. Aido Health..........................................................................................16
D. Aplikasi Pelacakan Virus Covid-19.....................................................17
1. Covid-19 Contact Tracing..............................................................17
2. Gelang Pintar.................................................................................17
3. E-HAC Indonesia...........................................................................18
E. Pencegahan Penyebaran Virus Covid-19 Menggunakan Artificial
Intellegence ........................................................................................18
1. Thermal Scanner Camera .............................................................18
2. Drone..............................................................................................19
3. Robot..............................................................................................20
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN............................................................21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Corona virus 2
(SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan virus corona jenis baru yang belum
pernah ditemui ataupun diidentifikasi sebelumnya pada tubuh manusia.
Penyebaran virus ini pertama kali dilaporkan di Wuhan, Cina di akhir
Desember 2019 dan sampai sekarang sudah menyebar ke seluruh dunia,
termasuk Indonesia. Dua jenis virus corona yang diketahui menyebabkan
penyakit yang dapat meyebabkan timbulnya gejala berat yaitu Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS). Gejala atau manifestasi klinis umum yang timbul akibat infeksi
COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam,
batuk dan sesak napas. Masa inkubasi dari virus ini rata-rata 5-6 hari dengan
masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat
menyebabkan sindrom pernapasan akut, Pneumonia, gagal ginjal, dan
bahkan kematian.
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) sangat mempengaruhi
stabilitas diberbagai aspek suatu negara, baik dari segi ekonomi, terutama
dibidang kesehatan. Hal ini menyebabkan COVID-19 ditetapkan sebagai
wabah virus yang mendunia (Pandemi). Tenaga kesehatan bersama dengan
pemerintah dengan gencar mencari dan menetapkan segala kebijakan dan
pedoman baik pencegahan maupun pengobatan dalam penanggulangan
COVID-19 di Indonesia. Pendekatan-pendekatan menggunakan platform
digital memungkinkan sistem kesehatan untuk lebih baik dalam mengelola
penanggulangan COVID-19 dan mempertahankan layanan kesehatan
esensial dan mengomunikasikan cara mengakses layanan-layanan ini
kepada masyarakat. Moda-moda digital dapat digunakan untuk membagikan
dan bertukar informasi terarah secara cepat, untuk melatih serta mendukung

1
tenaga kesehatan, memungkinkan komunikasi dengan rekan sejawat, atau
menjalankan survei untuk memantau penyediaan layanan dan persediaan.
Memastikan kesesuaian dengan strategi, kebijakan, dan rencana aksi
kesehatan digital nasional yang sudah ada merupakan prasyarat penting
dalam penggunaan teknologi digital(1)
Solusi telepharmacy, telemedicine (kedokteran jarak jauh),
telehealth, digital health mencakup konsultasi klinis melalui percakapan video
atau perpesanan, jalur telepon khusus dengan staf yang cukup, apotek
elektronik, dan klinik keliling yang dapat terhubung dari jarak jauh dengan
fasilitas pelayanan kesehatan untuk secara tepat waktu mengakses data
pasien seperti daftar obat dan hasil tes diagnostik. Aplikasi digital dapat
digunakan sebagai bagian dari pengawasan suportif bagi atas tenaga kerja,
sedangkan instrumen-instrumen digital berbasis bukti dapat mendukung
pengambilan keputusan klinis mengenai diagnosis dan pengobatan.
Platform-platform perpesanan yang digunakan untuk mengidentifikasi dan
memberikan informasi tentang lokasi fasilitas-fasilitas untuk layanan-layanan
tertentu, seperti tes swab, imunisasi rutin atau layanan kesehatan ibu, bisa
memberikan transparansi dan meningkatkan perilaku pencarian pertolongan
yang tepat di tengah masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana keberadaan teknologi mobile dan digital dalam
mendukung kebutuhan sistem kesehatan pada COVID-19?

C. Tujuan
Mengetahui macam-macam teknologi mobile dan digital dalam
mendukung kebutuhan sistem kesehatan pada COVID-19.

2
BAB II
MATERI POKOK

A. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)


1. Etiologi Covid-19
Virus yang mirip SARS-CoV-2, ada dalam spesies virus korona seperti
SARS. Dengan ukuran 125 nm, sedikit lebih besar dari virus influenza,SARS
dan MERS. Diduga kuat merupakan keturunan dari korona yang berasal dari
kelelawar Rhinolophus yaitu 96% homolog dengan virus SARS-CoV-2 Urutan
gen yang hampir identik dari 90 kasus yang dianalisis dari luar Cina
menunjukkan kemungkinan muncul setelah spesies soliter melompat pada
awal Desember 2019 dari inang perantara yang tidak diketahui (kemungkinan
mamalia).
Corona virus baru, memproduksi variasi antigen baru dan populasi,
tidak memiliki imunitas terhadap strain mutan virus sehingga dapat
menyebabkan pneumonia. Pada kasus ini ditemukan kasus “super- spreader”
yaitu dimana virus bermutasi atau beradaptasi di dalam tubuh manusia
sehingga memiliki kekuatan transmisi yang sangat kuat dan sangat infeksius.
Satu pasien menginfeksi lebih dari 3 orang dianggap super-spreader, jika
lebih dari 10 lebih tepat lagi dikatakan very super spreader.
2. Mekanisme Infeksi Virus SARS-CoV-2

Gambar 1. Ikatan Virus Dengan Reseptor ACE-2


Protein S berikatan dengan reseptor di sel host yaitu enzim
angiotensin converting enzyme 2 (ACE-2). ACE-2 dapat ditemukan pada

3
mukosa oral dan nasal, nasofaring, paru, lambung, usus halus, usus besar,
kulit, timus, sumsum tulang, limpa, hati, ginjal, otak, sel epitel alveolar paru,
sel enterosit usus halus, sel endotel arteri vena, dan sel otot polos.
Setelah berhasil masuk selanjutnya translasi replikasi gen dari RNA genom
virus. Dari kejadian epidemi SARS pada tahun 2002-2003, para peneliti telah
menemukan bahwa virus SARS-CoV (penyebab SARS) dapat masuk ke
dalam sel inangnya dengan berikatan dengan ACE-2 sebagai reseptornya.
Protein spike (yang berbentuk seperti paku- paku yang menancap pada
permukaan) virus SARS-CoV memiliki afinitas ikatan yang kuat dengan
ACE-2 manusia berdasarkan studi interaksi biokimia dan analisis struktur
kristal. Ikatan dengan reseptor ACE-2 inilah yang akan membantu virus
SARS-CoV masuk ke dalam sel inangnya. Jika dibandingkan, ternyata
protein spike SARS-CoV-2 memiliki 76,5% kesamaan sekuen asam amino
dengan SARS-CoV, dan protein spike mereka benar-benar homolog. Hal ini
artinya kedua coronavirus ini memiliki cara yang sama untuk menginfeksi sel
inangnya. Virus SARS-CoV-2 dapat mengenali reseptor ACE-2 manusia
secara lebih efisien dari pada SARS-CoV, yang menyebabkan lebih
tingginya kemampuan SARS-CoV-2 untuk menular dari manusia ke
manusia(2)
B. Sistem Kesehatan Pada Covid-19
Sistem-sistem kesehatan di seluruh dunia menghadapi tantangan
dalam bentuk peningkatan kebutuhan akan pelayanan kesehatan oleh orang-
orang dengan COVID-19, yang semakin diperburuk oleh rasa takut, stigma,
misinformasi, dan pembatasan pergerakan yang mengganggu pemberian
pelayanan kesehatan untuk semua penyakit. Saat sistem kesehatan
kelebihan kapasitas dan masyarakat tidak dapat mengakses layanan
kesehatan yang diperlukan, angka kematian langsung akibat wabah dan
kematian tidak langsung dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dan
diobati akan meningkat drastis. Menjaga rasa percaya masyarakat pada
kapastias sistem kesehatan untuk dengan aman memenuhi kebutuhan-
kebutuhan esensial dan mengendalikan infeksi risiko di fasilitas pelayanan

4
kesehatan merupakan kunci untuk memastikan adanya perilaku pencarian
pelayanan kesehatan yang benar dan kepatuhan pada anjuran-anjuran
kesehatan masyarakat. Kemampuan suatu sistem dalam mempertahankan
layanan-layanan kesehatan akan bergantung pada beban dasar penyakitnya,
skenario penularan COVID-19 (yang diklasifikasikan menjadi tidak ada
kasus, sporadis, klaster, atau penularan masyarakat) serta kapasitas sistem
kesehatan tersebut seiring berkembangnya pandemi. Penguatan pelayanan
kesehatan primer dalam rangka realisasi cakupan kesehatan semesta
memberikan pondasi penting untuk beradaptasi ke dalam konteks pandemi.
Sistem kesehatan yang ditata dan dipersiapkan dengan baik akan mampu
mempertahankan akses terhadap layanan-layanan kesehatan esensial
berkualitas yang merata selama berlangsungnya kedaruratan, sehingga
dapat membatasi kematian langsung dan menghindarkan kematian tidak
langsung.
Pada tahap awal wabah COVID-19, banyak sistem kesehatan yang
berhasil mempertahankan pemberian layanan rutin ketika dihadapkan pada
beban kasus COVID-19 dalam jumlah yang masih terbatas. Seiring
melonjaknya permintaan pelayanan dan semakin terdampaknya tenaga
kesehatan oleh infeksi COVID-19 serta oleh konsekuensi-konsekuensi tidak
langsung dari pandemi ini, muncul kebutuhan untuk mengambil langkah-
langkah adaptasi strategis guna memastikan bahwa sumber daya yang
dimiliki sektor publik dan sektor swasta digunakan memberikan manfaat
maksimal bagi masyarakat(4). Wabah ini kemungkinan akan seperti
gelombang pasang surut, sehingga penanggulangan strategisnya harus
bersifat dinamis dan terkalibrasi. Pengambil keputusan harus mengantisipasi
kebutuhan untuk memulai, menghentikan, dan memulai kembali adaptasi.
Keputusan yang diambil harus sesuai dengan kebijakan-kebijakan nasional
dan daerah, dan sebaiknya dievaluasi kembali secara berkala. Semua
adaptasi harus dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip etis, seperti
pemerataan (equity) alokasi sumber daya dan akses, kepercayaan diri,
komitmen untuk menyelesaikan proses ini secara menyeluruh, dan sikap

5
menjunjung martabat dan hak asasi manusia. Secara keseluruhan, jika
kelompok-kelompok yang rentan tidak dilindungi, kelompok-kelompok
tersebut akan menghadapi risiko yang lebih tinggi dan hal ini akan
mengacaukan penanggulangan COVID-19 dan tujuan-tujuan kesehatan
masyarakat lain secara lebih luas. Langkah-langkah pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI) harus dipatuhi secara ketat sesuai panduan yang
termutakhir dan kebijakan-kebijakan terkait.
C. Teknologi Mobile Dan Digital Dalam Mendukung Kebutuhan
Sistem Kesehatan Pada Covid-19
Pendekatan-pendekatan menggunakan platform digital memungkinkan
sistem kesehatan untuk lebih baik dalam mengelola penanggulangan
COVID-19 dan mempertahankan layanan kesehatan esensial dan
mengomunikasikan cara mengakses layanan-layanan ini kepada
masyarakat. Moda-moda digital dapat digunakan untuk membagikan dan
bertukar informasi terarah secara cepat, untuk melatih serta mendukung
tenaga kesehatan, memungkinkan komunikasi dengan rekan sejawat, atau
menjalankan survei untuk memantau penyediaan layanan dan persediaan.
Ada banyak contoh praktis yang relevan tentang penggunaan teknologi
digital dalam mempertahankan serta memperkuat pemberian layanan dalam
konteks COVID-19. Solusi telemedicine (kedokteran jarak jauh) mencakup
konsultasi klinis melalui percakapan video atau perpesanan, jalur telepon
khusus dengan staf yang cukup, apotek elektronik, dan klinik keliling yang
dapat terhubung dari jarak jauh dengan fasilitas pelayanan kesehatan untuk
secara tepat waktu mengakses data pasien seperti daftar obat dan hasil tes
diagnostik. Aplikasi digital dapat digunakan sebagai bagian dari pengawasan
suportif bagi atas tenaga kerja, sedangkan instrumen-instrumen digital
berbasis bukti dapat mendukung pengambilan keputusan klinis mengenai
diagnosis dan pengobatan.
Pemasok dan apotek, baik milik pemerintah maupun swasta, dapat
digabungkan dalam jaringan yang memungkinkan pemeriksaan stok
distribusi ulang terkoordinasi yang bersifat dinamis. Percepat alur informasi

6
dan pesanan logistik dengan cara mempertimbangkan untuk mengadaptasi
sementara proses-proses pengadaan dan pengelolaan logistik jika
memungkinkan. Contohnya, gunakan formulir melalui surat elektronik, beri
persetujuan secara elektronik, dan gunakan aplikasi mobile untuk
menghemat waktu dan menghindari pajanan yang dapat dihindari pada
personil. Pastikan staf yang memiliki pengetahuan yang sesuai tentang
mengelola dan menggunakan produk serta mengidentifikasi sumber-sumber
pasokan lokal dilibatkan dalam proses-proses, terutama dalam menentukan
sumber pengadaan obat-obatan, APD, oksigen, produk-produk rantai dingin,
dan alat-alat diagnostik.
Terapkan sistem informasi kesehatan digital di tingkat fasilitas dan
nasional untuk memantau penyediaan dan pemanfaatan layanan-layanan
kesehatan esensial dan kapasitas tenaga kesehatan esensial. Berbagai
alasan dapat mendasari perlunya penyesuaian tempat-tempat pemberian
pelayanan. Alasan-alasan tersebut meliputi(3):
1. Fasilitas yang ada mungkin tidak dapat memberikan layanan karena
ditetapkan menjadi tempat khusus perawatan untuk orang-orang yang
terdampak COVID-19, atau karena sudah tidak dapat memberikan
layanan rutin secara aman
2. Perjalanan ke fasilitas pelayanan kesehatan terhambat akibat
pembatasan pergerakan, seperti gangguan angkutan umum
3. Pembatasan konsultasi di fasilitas kesehatan, termasuk rawat inap tidak
esensial, karena alasan keamanan dan kapasitas
4. Pemindahan tempat utama pemberian layanan perawatan akut ke unit
gawat darurat rumah sakit, guna memusatkan layanan di tempat yang
memang sesuai untuk melakukan perawatan dengan tingkat keakutan
yang tinggi dalam jumlah besar dan yang tersedia 24 jam per hari.
Layanan-layanan berbasis fasilitas sebaiknya diberikan dari jarak jauh
jika sesuai dan memungkinkan, dan pelayanan kesehatan primer yang
biasanya diberikan dalam beberapa kali kunjungan sebaiknya diintegrasikan
menjadi satu jika memungkinkan. Proses rawat inap mungkin perlu

7
disesuaikan berdasarkan perubahan risiko dan manfaat perawatan di rumah
sakit. Sistem kesehatan yang sudah memiliki model pelayanan kesehatan
primer yang terintegrasi serta mencakup keterkaitan lintas tingkat pelayanan
dan fasilitas perawatan di rumah serta perawatan jangka panjang, dapat
menggunakan arsitektur sistem yang sudah ada tersebut untuk memetakan
ulang jalur rujukan dan memastikan layanan yang dibutuhkan diakses tepat
waktu. Di semua sistem, adaptasi yang dilakukan dalam konteks pandemi
dapat menjadi pondasi untuk transformasi dan integrasi layanan-layanan
kesehatan primer.(4)
1. Contact tracing
Penyakit COVID-19 memiliki sifat yang sangat menular, membuat
upaya contact tracing menjadi sulit dilakukan. Untuk mengatasi hal tersebut,
banyak pihak yang memanfaatkan teknologi sebagai solusi. Meluasnya
penggunaan internet dan smartphone menjadikan setiap orang dapat saling
terhubung dengan mudah di mana pun dan kapan pun. Solusi contact
tracing, yaitu menggunakan aplikasi mobile sebagai teknologi tracing.
Aplikasi tersebut ditujukan untuk melacak tiap pergerakan individu pengguna
smartphone sehingga memudahkan contact tracing. Pelacakan dilakukan
dengan mengumpulkan data dari tiap individu. Data yang dikumpulkan
beragam pada tiap aplikasi. Semakin detail data yang dikumpulkan, semakin
akurat data tersebut digunakan sebagai dasar dalam kebijakan langkah
penanggulangan wabah. Dengan fungsi aplikasi tracing sebagai pengumpul
data secara realtime data yang terkumpul dapat cukup jelas menggambarkan
perilaku seorang. Data yang dikumpulkan berbeda-beda untuk setiap
aplikasi. Ada aplikasi yang hanya mengumpulkan geolocation menggunakan
GPS atau data proximity pada Bluetooth. Ada aplikasi yang membutuhkan
nomor telepon untuk mendaftar. Bahkan ada aplikasi yang mengumpulkan
berbagai data pribadi, seperti lokasi, nama, dan kondisi kesehatan. Tidak
hanya data yang dikumpulkan, metode pemrosesan data juga penting.
Apakah itu diproses secara sentral di server atau lokal di smartphone.

8
2. Karantina dan Isolasi Mandiri
Salah satu langkah pencegahan penyebaran virus COVID-19 dapat
dilakukan dengan cara melakukan karantina terhadap kelompok orang
berisiko diantaranya ODP (Orang Dalam Pemantauan) selama 14 hari.
Namun pemantauan terhadap kepatuhan pelaksanaan isolasi mandiri sulit
dilakukan karena puskesmas sebagai unit fasilitas kesehatan yang
ditugaskan untuk melakukan pemantauan tidak memiliki alat pantau yang
dapat menjamin kepatuhan ODP selama masa isolasi. PERISAI merupakan
sistem informasi yang bertujuan untuk mendukung pemantauan ODP yang
dapat dilaksanakan secara merata diseluruh daerah terutama bagi penduduk
yang baru tiba setelah melakukan perjalanan dari daerah yang memiliki
riwayat transmisi lokal COVID-19 dengan konsep digitisasi Kartu
Kewaspadaan Kesehatan. PERISAI dikembangkan terbatas pada
pengelolaan informasi ODP yang dapat digunakan oleh puskesmas dibawah
naungan dinas kesehatan di lingkungan Kabupaten/Kota. Dengan demikian,
petugas puskesmas dapat memonitoring proses isolasi mandiri yang
dilakukan oleh ODP melalui aplikasi web dan ODP juga dapat melaporkan
kondisi kesehatannya secara berkala melalui aplikasi mobile. Sistem
informasi PERISAI dikembangkan menggunakan model pengembangan
protoyping yang menghasilkan beberapa modul sistem yaitu web aplikasi,
mobile aplikasi serta REST API sebagai alat komunikasi sistem.
3. Clinical Management
Penerapan Teknologi mobile sudah masuk ke berbagai bidang dan
mulai dirasakan manfaatnya. Hal ini mendorong beberapa pengembang
teknologi mobile untuk mengembangkan proses yang ada diperusahaan
untuk memanfaatkan teknologi mobile berbasis internet. Salah satu bidang
yang memanfaatkan teknologi ini adalah perusahaan di bidang Rumah
Sakit/Klinik. Teknologi informasi digunakan dari berbagai sektor diantaranya
administrasi rumah sakit, antrian pasien rumah sakit, manajemen
pengelolaan rawat inap dan lain-lain. Adapun dari tujuan penelitian ini adalah
untuk mengimplementasikan sebuah aplikasi pendaftaran dan antrian pasien

9
sehingga pasien yang akan berobat ketika datang ke poli sudah langsung
mendapatkan nomor antrian. Hal ini akan berdampak terhadap waktu tunggu
masyarakat juga dalam mendapatkan nomor antrian. Aplikasi ini dibangun
dengan teknologi komputer berbasis internet dan mobile.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Program Pemerintah Dalam Memanfaatkan Teknologi Informasi


Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19 Dengan
Hospital Without Wall
Guna mencegah penularan Covid-19 kepada dokter, perawat dan
tenaga kesehatan lainnya serta pasien yang berkunjung ke rumah sakit,
Kementerian Kesehatan menghimbau rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya untuk mengembangkan dan menggunakan pelayanan
kesehatan jarak jauh (telemedicine) dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Dalam upaya mendekatkan dan memudahkan
masyarakat terhadap akses pelayanan kesehatan melalui pendekatan
teknologi, Kementerian Kesehatan RI menghadirkan aplikasi Sehat Pedia,
Sisrute dan Temenin (Telemedicine Indonesia). Suatu aplikasi mobile dan
Web Base yang ditujukan untuk membangun “ekosistem digital” bidang
kesehatan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan. Surat Himbauan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor
YR.03.03/III/III8/20) berisi tentang himbauan untuk mengurangi pelayanan
rawat jalan, bukan menutup pelayanan tujuan ditetapkannya Surat Edaran
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Melalui Pemanfaatan Teknologi
Informasi Dan Komunikasi Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19) adalah sebagai salah satu langkah untuk
mencegah penyebaran COVID-19.
SURAT EDARAN MENTERI KESEHATAN HK.02.01/MENKES/303/2020
Untuk mencegah penyebaran Coronavirus Disease (COVID-19), Dokter yang
meliputi dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dokter gigi spesialis, dan dokter

10
sub spesialis dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
berupa telemedicine dalam pemberian pelayanan kesehatannya, dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan melalui telemedicine dapat
dilakukan selama Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dan/atau
Bencana Nasional Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), dalam
rangka pencegahan penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-
19).
2. Pelayanan telemedicine merupakan pelayanan kesehatan yang
dilakukan oleh Dokter dengan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi untuk mendiagnosis, mengobati, mencegah, dan/atau
mengevaluasi kondisi kesehatan pasien sesuai dengan kompetensi
dan kewenangannya, yang dibuktikan dengan surat tanda registrasi
(STR) dengan tetap memperhatikan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien.
3. Pelayanan telemedicine dilakukan antara Dokter dengan pasien,
dan/atau antara Dokter dengan Dokter lain. Dokter yang memberi
pelayanan telemedicine kepada pasien bertanggung jawab terhadap
pelayanan kesehatan yang diberikannya, termasuk menjamin
keamanan data pasien yang mengakses pelayanan telemedicine.
Penyelenggaraan pelayanan telemedicine antara Dokter dengan
Dokter lain diselenggarakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
4. Hasil pelayanan telemedicine dicatatkan dalam catatan digital atau
manual yang dipergunakan oleh Dokter sebagai dokumen rekam
medik dan menjadi tanggungjawab dokter, harus dijaga
kerahasiaannya, serta dipergunakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
5. Kewenangan Dokter dalam memberikan pelayanan telemedicine
meliputi kewenangan untuk melakukan:

11
a. Anamnesa, mencakup keluhan utama, keluhan penyerta,
riwayat penyakit yang diderita saat ini, penyakit lainnya atau
faktor risiko, informasi keluarga dan informasi terkait lainnya
yang ditanyakan oleh Dokter kepada pasien/keluarga secara
daring.
b. Pemeriksaan fisik tertentu yang dilakukan melalui audiovisual.
c. Pemberian anjuran/nasihat yang dibutuhkan berdasarkan hasil
pemeriksaan penunjang, dan/atau hasil pemeriksaan fisik
tertentu. Anjuran/nasihat dapat berupa pemeriksaan kesehatan
lanjutan ke fasilitas pelayanan kesehatan.
d. Penegakkan diagnosis, dilakukan berdasarkan hasil
pemeriksaan yang sebagian besar didapat dari anamnesis,
pemeriksaan fisik tertentu atau pemeriksaan penunjang.
e. Penatalaksanaan dan pengobatan pasien, dilakukan
berdasarkan penegakkan diagnosis yang meliputi
penatalaksanaan nonfarmakologi dan farmakologi, serta
tindakan kedokteran terhadap pasien/keluarga sesuai
kebutuhan medis pasien.
f. Penulisan resep obat dan/atau alat kesehatan, diberikan
kepada pasien sesuai dengan diagnosis.
g. Penerbitan surat rujukan untuk pemeriksaan atau tindakan lebih
lanjut ke laboratorium dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan
sesuai hasil penatalaksanaan pasien.
6. Dokter yang menuliskan resep elektronik obat dan/atau alat
kesehatan harus bertanggung jawab terhadap isi dan dampak yang
mungkin timbul dari obat yang ditulis dalam resep elektronik.
7. Penulisan resep elektronik obat dan/atau alat kesehatan dapat
dilakukan secara tertutup atau secara terbuka, dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Penyelenggaraan resep elektronik tertutup dilakukan melalui
aplikasi dari Dokter ke fasilitas pelayanan kefarmasian.

12
b. Penyelenggaraan resep elektronik terbuka dilakukan dengan
cara pemberian resep elektronik secara langsung kepada
pasien. Penyelenggaraan resep secara terbuka membutuhkan
kode identifikasi resep elektronik yang dapat diperiksa keaslian
dan validitasnya oleh fasilitas pelayanan kefarmasian.
c. Resep elektronik digunakan hanya untuk 1 (satu) kali pelayanan
resep/pengambilan sediaan farmasi, alat kesehatan, BMHP,
dan/atau suplemen kesehatan dan tidak dapat diulang (iter).
8. Pelayanan resep elektronik di fasilitas pelayanan kefarmasian.
a. Pelayanan kefarmasian dilaksanakan oleh apoteker dengan
mengacu pada standar pelayanan kefarmasian pada masing-
masing jenis fasilitas pelayanan kefarmasian.
b. Setiap perubahan pada resep elektronik yang mungkin
diperlukan karena sesuatu hal, harus sepengetahuan dan
dengan persetujuan dari dokter yang menerbitkan resep
elektronik.
c. Sediaan farmasi, alat kesehatan, BMHP, dan/atau suplemen
kesehatan berdasarkan resep elektronik dapat diterima oleh
pasien/keluarga pasien di fasilitas pelayanan kefarmasian, atau
melalui pengantaran sediaan farmasi, alat kesehatan, BMHP,
dan/atau suplemen kesehatan.
9. Pengantaran sediaan farmasi, alat kesehatan, BMHP, dan/atau
suplemen kesehatan dalam resep elektronik secara tertutup dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Pengantaran dilakukan melalui jasa pengantaran atau
penyelenggara sistem elektronik kefarmasian;
b. Jasa pengantaran, atau penyelenggara sistem elektronik
kefarmasian dalam melakukan pangantaran, harus:
1) menjamin keamanan dan mutu sediaan farmasi, alat
kesehatan, BMHP, dan/atau suplemen kesehatan yang
diantar;

13
2) menjaga kerahasiaan pasien;
3) mengantarkan sediaan farmasi, alat kesehatan, BMHP,
dan/atau suplemen kesehatan dalam wadah yang tertutup
dan tidak tembus pandang;
4) memastikan sediaan farmasi, alat kesehatan, BMHP,
dan/atau suplemen kesehatan yang diantarkan sampai
pada tujuan;
5) mendokumentasikan serah terima sediaan farmasi, alat
kesehatan, BMHP, dan/atau suplemen kesehatan; dan
6) Pengantaran melengkapi dengan dokumen pengantaran,
dan nomor telepon yang dapat dihubungi.
c. Apoteker pada fasilitas pelayanan kefarmasian yang menerima
resep elektronik wajib menyampaikan informasi sediaan
farmasi, alat kesehatan, BMHP, dan/atau suplemen kesehatan
kepada pasien secara tertulis dan/atau melalui Sistem
Elektronik.
d. Pasien yang telah menerima sediaan farmasi, alat kesehatan,
BMHP, dan/atau suplemen kesehatan harus menggunakan obat
sesuai dengan resep dan informasi dari apoteker.
B. Konsep Digital Health
Konsep Digital Health tidak terbatas hanya untuk menyediakan
pelayanan kesehatan jarak jauh (Telemedicine), tetapi dapat juga
dimanfaatkan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang efisien secara
keseluruhan. Tenaga kesehatan harus memastikan bahwa pelayanan
kesehatan harus selalu menjadi pelayanan yang berpusat pada pasien,
dalam hal ini teknologi hanyalah alat untuk meningkatkan pemberian
pelayanan kesehatan bagi pasien(5).
Fasilitas Dalam Digital Health :
a. Intergrasi Telemedicine
Mekanisme akses pelayanan kesehatan yang memanfaatkan system
IT secara digital sehingga memudahkan pasien dalam mengakses

14
pelayanan kesehatan.
b. Alat Diagnosa
Guna memudahkan dokter untuk memonitor kesehatan pasien,
pelaksanaan Telemedicine dapat ditunjang dengan alat-alat yang
dimiliki oleh pasien dirumah seperti thermometer, tensimeter, dll.
c. Elekronik Medical Health
Penerapan elektronik medical record memungkinkan untuk
menyederhanakan administrasi pelayanan yang lebih efektif dan
efesien dan memudahkan dalam menghimpun data kesehatan
secara nasional.
d. Sistem Informasi Terintegrasi
Menyediakan informasi elektronik yang menghubungankan antara
fasilitas pelayanan kesehatan dengan Dokter sebagai pemberi
pelayanan Telemedicine guna mempermudah dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada Pasien melalu jarak jauh.
Contoh aplikasi digital health:
1. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
menghadirkan Mobile JKN sebagai platform utama bagi peserta
Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
Hal ini agar para peserta dapat memenuhi kebutuhannya tanpa
harus datang ke kantor cabang terdekat, terutama pada masa
pandemi Covid-19 ini.. Fitur ini memudahkan peserta berobat ke
fasilitas kesehatan (faskes), seperti klinik atau pusat kesehatan
masyarakat (Puskesmas). Jadi bisa daftar terlebih dahulu dari
rumah, tanpa perlu mengantri di fasilitas kesehatan.
2. Aplikasi Pulse by Prudential akan mampu membantu pengguna
dalam mengelola kesehatannya secara lebih mudah dan
menyeluruh. Pulse menghadirkan layanan berupa paket
berlangganan yang memberikan akses bagi penggunanya untuk
bisa mengelola kesehatan secara menyeluruh dan hidup lebih
sehat dibantu teknologDengan layanan ini, pengguna bisa

15
membuat jurnal untuk mencatat asupan kalori dan pola makan
hanya dengan memfoto makanan, dapat membuat perencanaan
pola makan beserta menunya, dan bahkan menantang diri untuk
mengadopsi pola konsumsi yang baru demi mencapai tujuan
kesehatan mereka(9)
3.

C. Aido Health
Salah satu platform digital yang melayani di bidang kesehatan adalah
Aido Health. Platform ini berguna untuk memberikan pelayanan kesehatan
pada pasien selama di rumah saja. Visi Aido adalah untuk menjadi digital
healthcare platform utama di Indonesia dengan mengintegrasikan inovasi
teknologi ke dalam pemberian perawatan kesehatan yang berkualitas tinggi
dan berpusat pada pasien. Aido health memungkinkan pasien untuk
mendapatkan layanan kesehatan, dari tempat yang nyaman bagi mereka.
Tanpa perlu pergi ke rumah sakit(5). Dalam aplikasi aido health, ada lima fitur
yang bisa diakses para pasien, yaitu :
a. Fitur pertama adalah telekonsultasi atau rawat jalan online agar pasien
bisa membuat janji dengan dokter yang ada di platform.
b. Fitur kedua adalah layanan home visit, yang diharapkan khususnya
bermanfaat bagi pasien penyakit kronis dan dengan disabilitas yang bisa
mendapatkan pelayanan dari rumah. Pada pandemi COVID-19 saat ini
beberapa mitra ada yang menawarkan layanan skrining COVID-19 seperti
rapid test atau PCR test di rumah, dengan ketentuan kisaran harga
ditentukan masing-masing mitra.
c. Ketiga adalah fitur care coordinator atau pendamping kesehatan, yang
berperan untuk mengkoordinasi atau menjembatani antara pasien dengan
mitra. Apabila ada pasien yang membutuhkan informasi layanan medis
atau mencari sesuai kebutuhan bisa melalui fitur ini.
d. Keempat adalah layanan lab at home, di mana pasien bisa mencari paket
pemeriksaan laboratorium apa saja yang ditawarkan mitra dan bisa

16
melakukan pengambilan sampel di rumah. Hasilnya akan diunggah pada
aplikasi aido health.
e. kelima adalah fitur pelayanan antar obat resep dari dokter atau alat-alat
kesehatan ke rumah yang bisa dipesan melalui aplikasi aido health.
Aido health bisa diakses melalui aplikasi ponsel dan website
dengan tiga versi. Yang pertama adalah aplikasi ponsel untuk pasien yang
bisa mengakses layanan kesehatan yang ditawarkan para mitra atau
fasilitas kesehatan, kedua adalah aplikasi ponsel bagi tenaga kesehatan
untuk pemberian layanan kesehatan, dan yang ketiga adalah website
untuk rumah sakit atau mitra yang memang bergabung di platform aido
health.
D. Aplikasi Pelacakan Virus Covid-19
1. Covid-19 Contact Tracing
Sesuai dengan namanya, aplikasi ini mampu melacak jejak dan
merekam riwayat interaksi social penggunanya. Lewat aplikasi ini, pengguna
bisa memperoleh peringatan perihal wilayah dan orang-orang yang beresiko
tinggi terinveksi virus. Tak hanya itu, aplikasi ini juga bisa menampilkan peta
sebaran virus corona di sekitar tempat tinggal penggunanya. Tujuannya
adalah, untuk memberikan peringatan bahwa mereka pernah mempunyai
riwayat berdekatan dengan pasien yang terpapar virus(6). Cara kerja sistem
ini lebih mirip dengan aplikasi Peduli-Lindungi buatan pemerintah Indonesia
dan Trace Together buatan pemerintah Singapura.
2. Gelang Pintar
Gelang ini dirancang khusus untuk memantau kondisi kesehatan
pengguna seperti pengecekan temperatur badan secara langsung atau real-
time untuk mengetahui apakah ada gejala demam atau tidak. Apabila
pengguna mengalami masalah kesehatan, nantinya aplikasi yang terhubung
ke gelang pintar tersebut akan memberi peringatan dan merekomedasi
mereka untuk melakukan tindakan lebih lanjut. Gelang ini juga dapat
membantu para tenaga medis dalam mengawasi dan memantau kesehatan
pasien yang terpapar virus covid-19.

17
3. E-HAC Indonesia
Sistem E-HAC dikembangkan oleh Kementrian Kesehatan Indonesia.
E-HAC adalah singkatan dari Electronic – Health Alert Card yaitu kartu
kewaspadaan kesehatan yang merupakan versi modern dari kartu manual
yang digunakan sebelumnya. Terlepas dari hal itu, seiring dengan
meningkatkan issue international, akan mempengaruhi asumsi pihak luar
terhadap keseriusan Indonesia dalam menangani permasalahan ini. Untuk itu
juga diperlukan sebuah mekanisme dan instrument monitoring yang
memadai, dalam rangka mengurangi resiko negara Indonesia terhadap
dampak penularan penyakit/ virus ini. Sistem Health Alert Card (HAC)
diharapkan dapat mendukung kemudahan akses pelayanan, kepada semua
calon penumpang dengan tujuan negara Indonesia, untuk didata sebagai
control bagi negara terhadap resiko terjadinya penyebaran penyakit yang
dibawa oleh penumpang
E. Pencegahan Penyebaran Virus Covid-19 Menggunakan Artificial
Intellegence
1. Thermal Scanner Camera
Thermal Scanner Camera merupakan suatu kamera yang berfungsi
untuk mendeteksi suhu tubuh manusia. Jadi ketika manusia memiliki suhu
tubuh yang tinggi atau demam tinggi, maka akan diketahui oleh petugas
bandara. Selain sebagai pemantau suhu badan kamera ini juga mampu
merekam suhu berbagai objek yang melintas didepan kamera. Kamera ini
dilengkapi dengan perangkat penukur yang akan menangkap radiasi
inframerah yang disebut dengan mikrobolometer. Mikrobolometter bertugas
untuk merekam suhu dan kemudian menetapkan piksel ke warna yang
sesuai. Di Indonesia sendiri Kementrian Kesehatan telah mengandalkan
kamera ini untuk mendeteksi wabah virus corona yang masuk ke wilayah
Indonesia(7). Pada dasarnya pengecekan suhu tubuh yang dilakukan
bandara dilaksanakan setelah penumpang turun dari pesawat. Namun
secara intensif, Kementrian Kesehatan mengusulkan untuk melakukan
pengecekan di pesawat sebelum para penumpang turun untuk mencegah

18
penyebaran virus corona. Ada 2 macam kamera thermal scanner yang
digunakan pada bandara yaitu kamera yang dapat di genggam oleh tangan
atau thermal scanner gun dan thermal scanner yang lengkap beserta layar
dan kamera pemantau suhu tubuh. Thermal Scanner Gun merupakan
kamera pendeteksi suhu tubuh yang dapat digenggam. Kamera ini pada
bandara digunakan untuk mendeteksi suhu tubuh manusia sebelum
penumpang turun dari pesawat. Salah satu tanda virus corona adalah
demam yang tinggi. Manusia bisa dikatakan demam ketika suhu tubuh sudah
melewati rata-rata suhu tubuh normal yakni 37,5 derajat. Alat ini berfungsi
untuk mendeteksi secara langsung gejala awal dan tanda-tanda seseorang
terjangkit virus corona(7).
Cara Kerja Thermal Scanner Camera :
Setiap kali ada virus yang menyerang tubuh manusia, kamera ini yang
selalu menjadi andalan dalam mencegah virus tersebut. Di Indonesia sendiri,
telah dipasang Thermal Scanner Camera ini pada 135 pintu masuk Indonesia
kedatangan internasional terkait virus corona. Alat ini bekerja dengan cara
mendeteksi suhu tubuh siapapun yang melintas di depan kamera ini. Kamera
ini bekerja mendeteksi suhu tubuh manusia dengan menyorot sinar infra
merah. Alat ini diatur dan bisa memindai suhu tubuh di atas 38 derajat
celcius. Seseorang dengan suhu tubuh yang lebih tinggi dari angka tersebut
bisa dipastikan terjangkit infeksi baik oleh bakteri ataupun virus. Alat ini tidak
bisa memindai penyakit pada suhu tubuh seseorang, namun alat ini dapat
membantu para petugas medis yang ada di bandara untuk melakukan
pengecekan lebih lanjut jika ada seseorang yang teridentifikasi memiliki suhu
tubuh diatas angka normal. Cara kerja kamera ini adalah dengan mendeteksi
suhu tubuh dengan mengenali dan menangkap berbagai tingkat cahaya
inframerah(8). Cahaya ini tidak dapat dilihat oleh mata, tetapi dapat
dirasakan sebagai panas jika memiliki intensitas yang cukup tinggi. Semakin
panas suatu objek maka akan semakin banyak radiasi infra merah yang akan
dihasilkan. Thermal scanner dapat melihat radiasi ini dan mengubahnya
menjadi gambar yang kemudian dapat dilihat dengan mata melalui monitor

19
dan alarm akan berbunyi sehingga petugas akan segera memeriksa lebih
lanjut orang yang memiliki suhu tubuh diatas angka normal. Perangkat ini
dapat merekam suhu dengan warna-warna yang berbeda yang bisa dijadikan
sebagai indikator. Suhu yang lebih dingin akan diberi warna biru, ungu, atau
hijau. Sedangkan suhu yang lebih tinggi akan diberi warna merah, orange
atau kuning.
2. Drone
Terra Drone Corporation perusahaan penyedia drone industri terbesar
di dunia, ikut serta membantu berbagai pihak dalam mempermudah
pekerjaan di masa pandemi menggunakan drone. Pasalnya drone kini
difungsikan untuk menjembatani rumah sakit dengan kediaman warga untuk
mengantarkan kebutuhan medis. Begitu sebaliknya, perusahaan teknologi
bernama Antwork juga sudah melakukan proses pengiriman barang maupun
logistic untuk keperluan tenaga medis di China. Bahkan salah satu kampus
yang berada di wilayah California Utara AS memanfaatkan drone untuk
mengantarkan hasil sampel uji Covid-19 ke rumah sakit di pusat kota. Selain
itu, drone telah digunakan untuk membantu dalam penyemprotan disinfektan.
Drone yang digunakan adalah drone yang sebelumnya diperuntukan untuk
penyemprotan di perkebunan. Dengan menggunakan drone, area yang
dilakukan penyemprotan lebih luas bahkan mampu masuk ke gang-gang
sempit sehingga sangat efektif. Di beberapa negara pula, drone sudah
digunakan sebagai pemantauan kerumunan sekaligus mendeteksi suhu
tubuh sehingga dapat mengidentifikasi orang yang berpotensi terkena virus.
3. Robot
Salah satu jenis robot yang sedang berkembang pesat adalah robot
medis. Di masa pandemi COVID-19 ini, kita dipaksa untuk mengurangi
kontak fisik untuk menghindari penyebaran virus. Hal ini membuat rumah
sakit di penjuru dunia memutar otak untuk mengurangi kontak fisik, apalagi
risiko penularan virus COVID-19 jauh lebih tinggi di rumah sakit dibandingkan
di tempat-tempat lain. Oleh karena itu, semakin diperbanyak penggunaan
robot untuk membantu para pekerja kesehatan.

20
Salah satu contoh robot medis yang begitu penting di masa pandemi
ini adalah UVD robot. Sesuai namanya, UVD (Ultra Violet Disinfection) robot
memanfaatkan sinar ultraviolet dalam proses desinfeksi. Sinar ultraviolet
yang dipancarkan robot tersebut memiliki efek germicidal untuk membunuh
virus dan bakteri dalam suatu ruangan. Robot ini terdiri atas sejumlah sensor
lidar dan serangkaian lampu ultraviolet. Untuk menggerakan UVD robot,
digunakan komputer yang terhubung ke robot terkait. Lalu, lingkungan sekitar
dipindai oleh sensor lidar untuk mencetak peta digital. Peta digital tersebut
kemudian dipakai untuk mengarahkan robot ke sebuah ruangan yang perlu
desinfeksi(8). Melalui penggunaan UVD robot, desinfeksi dapat terlaksana
secara efektif tanpa perlu campur tangan langsung dari pekerja kesehatan.
Akibatnya, paparan dengan virus tersebut dapat dikurangi. Ada pula robot
perawat. Robot ini mampu mengerjakan tugas seperti mengirimkan obat atau
melakukan pengecekan pada para pasien. Salah satu robot perawat yang
digunakan sebagai teman dalam memerangi COVID-19 adalah Tommy.
Tommy ditugaskan untuk membantu para pekerja kesehatan di Rumah Sakit
Circolo, Varese, Italia. Dengan tubuh seukuran anak kecil, Tommy memiliki
monitor dan tablet dengan mikrofon agar pihak-pihak terkait dapat
berkomunikasi secara visual dan auditorial. Mengenai kemampuan, Tommy
dapat mengukur tekanan darah dan saturasi oksigen para pasien yang
menjadi parameter penting dalam mengetahui kesehatan mereka. Robot-
robot ini membatasi interaksi pasien dengan para pekerja kesehatan sebagai
bentuk pencegahan terhadap COVID-19 yang merajalela terutama di rumah
sakit.
BAB IV
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Penggunaan teknologi di bidang kesehatan adalah hal yang sangat
penting, karena semua hal terkait kesehatan masyarakat dapat
diakses dengan mudah tanpa perlu beraktivitas di luar rumah

21
sehingga di masa pandemi ini dapat mengurangi resiko terpaparnya
virus covid-19, serta adanya sistem mobile digital ini dapat membantu
tenaga kesehatan dalam melayani pasien tanpa perlu melakukan
kontak fisik yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan satu sama
lain di masa pandemi ini.

B. SARAN
1. perlu mengembangkan dan menerapkan teknologi dibidang medis,
khususnya diagnose serta dibidang kesehatan masyarakat
Indonesia sehingga dapat mempermudah dan mengefisiensikan
penanganan penyakit
2. Sebaiknya pemerintah memanfaatkan teknologi seperti drone dan
robot untuk memaksimalkan penerapan social distancing di masa
pandemic covid-19 ini

DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. Mempertahankan layanan kesehatan


esensial : panduan operasional untuk konteks COVID-19. Pandu
Interim [Internet]. 2020; Available from:
https://www.who.int/docs/default-
source/searo/indonesia/covid19/maintaining-essential-health-
services---ind.pdf?sfvrsn=d8bbc480_2
2. (Bappenas) KPPN/ BPPN, PENANGGUNG. Studi Pembelajaran Penanganan
COVID-19 Indonesia. 2021. 290 p.
3. Fadil I. Sistem Informasi Pendaftaran dan Antrian Pasien Pada Klinik
Dokter Menggunakan Komunikasi Data Internet. Infoman’s.
2018;12(2):83–92.
4. Silvia, Setyawan EA, Faiza NN, Prabowo AT, Adnan HA, Semartiana
NS, et al. Pengembangan Sistem Informasi PERISAI (Pelaporan
Mandiri saat Isolasi) untuk Orang Dalam Pemantauan Covid-19. J Sist
Cerdas. 2020;3(2):95–111.
5. Naufal A, Rakhmawati NA. Analisis Privasi Data Pengguna Aplikasi
Tracing COVID-19 Analisis Privasi Data Pengguna Aplikasi Tracing
COVID-19. 2020;(May):10–3.

22
6. Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Rangka Pencegahan
Penyebaran Covid-19. Bambang Wibowo, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan.Jakarta.2020
7. Peran Teknologi Bagi Dunia Kesehatan di Masa Pandemi COVID-19
(https://www.liputan6.com/health/read/4284167/ini-peran-teknologi-
bagi-dunia-kesehatan-di-masa-pandemi-covid-19)
8. Deretan Teknologi yang Dipakai Melawan Pandemi Covid-19
https://tekno.kompas.com/read/2020/06/05/20090037/deretan-
teknologi-yang-dipakai-melawan-pandemi-covid-19?page=all
9. (http://boulevarditb.com/2020/08/27/perawat-dengan-kecerdasan-
buatan-penolong-di-tengah-pandemi/).(pencegahan penyebaran virus
corona di bandara menggunakan artificial intellegencence
Destivanesha Rina)

23

Anda mungkin juga menyukai