Anda di halaman 1dari 5

M.

Zaidan Rafi

072001800061

1. Sebutkan apa tujuan dan target dari penyelidikan lapangan ?

Jawab : Tujuannya adalah untuk memperoleh suatu, penjelasan yang cermat mengenai kondisi,
permukaan dan bawah permukaan suatu daerah.

Tujuan :
-Mengetahui keadaan tanah dan stratifikasinya
-Mendapatkan contoh tanah untuk diuji di laboratorium
-Contoh tak terganggu (undisturbed sample)
-Contoh terganggu (disturbed sampel)
-Mengetahui tinggi muka air tanah
-Mendapatkan properti tanah secara langsung
-Uji insitu

2. Jelaskan keterlibatan Ahli Geologi Teknik dalam konstruksi dari awal hingga
pelaksanaan konstruksi ?
Jawab : Penelitian geologi rekayasa dapat dilakukan pada waktu perencanaan, analisis dampak
lingkungan, disain rekayasa sipil, rekayasa optimasi dan tahapan konstruksi proyek umum dan
swasta, serta pada tahap setelah konstruksi dan penyelidikan proyek. Penelitian geologi rekayasa
dilakukan oleh seorang ahli geologi atau ahli geologi rekayasa terdidik, tenaga profesional yang
terlatih dan memiliki kemampuan untuk mengenali dan menganalisis bahaya geologi serta kondisi
geologi yang merugikan. Keseluruhan tujuan tersebut adalah untuk melindungi jiwa dan harta benda
dari kerusakan serta solusi untuk masalah-masalah geologi.
Ahli geologi rekayasa menyelidiki dan memberikan pertimbangan, analisis, dan disain dari sudut
pandang geologi dan geoteknik. Pekerjaan yang dilakukan oleh ahli geologi rekayasa mencakup;
penyelidikan bahaya geologi, geoteknik, sifat-sifat materi, stabilitas longsoran dan lereng, erosi,
banjir, kekeringan, dan seismik, dll.

3. Sebutkan klasifikasi gerakan tanah menurut Highway Research Board Lanslide Committee, 1978
Jawab :
Klasifikasi
1. Runtuhan batuan ( Rock fall)
Suatu massa batuan yang terjatuh kebawah karena
terlepas dari batuan induknya. Terjadi pada tebing- tebing yang terjal serta gerakannya ekstrim
cepat. Dapat terjadi karena:
a. Tarikan gaya berat, kekar dan rekahan
b. Pemotongan kaki tebing oleh alam maupun
manusia

2. Runtuhan bahan rombakan (Debris fall)


Sama halnya seperti rockfall dan soil fall, hanya saja yang jatuh berupa massa rombakan.
Gerakannya cepat.

3. Nendatan (Slump)
Gerakan yang terputus- putus atau tersendat- sendat dari massa tanah atau batuan ke arah bawah
dalam jarak yang relatif pandek, melalui bidang lengkung dengan kecepatan ekstrim lambat sampai
agak cepat (moderate). Sesuai dengan prosesnya yang terputus- putus sehingga mempunyai lebih
dari satu bidang longsor yang kurang lebih sejajar atau searah satu sama lain.

4. Blok glide
Gerakan turun ke bawah dari massa tanah atau batuan yang berupa blok dengan kecepatan lambat
sampai agak cepat. Blok yang turun dapat disebabkan atau dibatasi oleh sesar atau kekar.

5. Lonsoran batuan (Rock slide)


Gerakan massa batuan kearah bawah yang biasanya melalui bidang perlapisan, rekahan, dan bidang
sesar. Dalam hal ini kemiringan lereng searah dengan kemiringan perlapisan batuan. Lapisan batuan
yang dapat bertindak sebagai bidang longsor adalah batuan yang berukuran sangat halus (lempung,
tuf- halus, napal dan sebagainya). Kecepatannya amat lambat sampai cepat.
6. bahan rombakan (Debris slide)
Gerakan massa tanah atau hasil pelapukan batuan melalui bidang longsor yang relatif turun secara
meluncur atau menggelinding. Bidang longsor merupakan bidang batas antara tanah dengan batuan
induknya.
7. Rayapan (creep)
yaitu gerakan massa tanah sepanjang bidang batas dengan batuan induknya, gerakannya sangat
lambat, biasanya terjadi di area yang sangat luas.
8. Aliran tanah (earth flow)
Seperti mud flow, tipe ini melibatkan material yang jenuh air. Umumnya terjadi pada lereng bukit,
terutama didaerah bercurah hujan tinggi. Regolith yang kaya akan lempung dilereng bukit bila jenuh
air akan terurai dan mengalir turun pada jarak dekat. Kecepatannya dari beberapa meter/jam
sampai meter/menit. Dan umumnya berasosiasi dengan slump besar.
9. Amblesan (Subsidence)
yaitu gerakan massa tanah dan batuan yang relatif vertikal, gerakannya bisa lambat dan bisa cepat.

4. Apa ciri-ciri gerakan tanah menurut Bakornas - 2005 ? sebutkan .


Jawab :
Ciri Daerah Yang Rawan Longsor (Bakornas – 2005) :
1. Daerah berbukit dengan kelerengan lebih dari 20 derajat
2. Lapisan tanah tebal di atas lereng
3. Sistem tata air dan tata guna lahan yang kurang baik
4. Lereng terbuka atau gundul
5. Terdapat retakan tapal kuda pada bagian atas tebing
6. Banyaknya mata air/rembesan air pada tebing disertai longsoranlongsoran kecil
7. Adanya aliran sungai di dasar lereng
8. Pembebanan yang berlebihan pada lereng seperti adanya bangunan rumah atau saranan
lainnya.
9. Pemotongan tebing untuk pembangunan rumah atau jalan

5. Akan di bangun kompleks villa mewah di puncak tumpuan kiri dari sungai Lebar.
Lakukan evaluasi dan analisisi geologi teknik lengkap, sehingga dapat dihasilkan rekomendasi
sebagai dasar Perencanaan Bangunan tersebut.
Jawab : harus dianalisis terlebih stabilitas lereng suatu daerah tersebut. Maksud analisa stabilitas
lereng adalah untuk menentukan faktor aman dari bidang longsor. Faktor aman didefinisikan sebagai
nilai banding antara gaya yang menahan dan gaya yang menggerakkan atau dapat ditulis :
Jadi pembangunan villa di tebing dapat dilakukan apabila memenuhi suatu tingkat analisis dalam
geologi teknik dalam pengukuran analisis stabilitas lereng. Stabilitas lereng digunakan untuk
mengetahui apakah pondasi yang dibuat dan digunakan akan kuat dalam menopang suatu bangunan
yang berada di atasnya dengan memperhatikan beberapa data berikut :
Data-data untuk menganalisa stabilitas lereng Secara umum data yang diperlukan untuk analisis
kestabilan lereng yaitu:
1. Topografi
2. Geologi
3. Sifat geoteknis material
4. Kondisi air tanah
5. Pembebanan pada lereng
6. Geometrik lereng
Berbagai cara menganalisa stabilitas lereng Cara analisis kestabilan lereng banyak dikenal, tetapi
secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
A.Cara pengamatan visual
B.Cara komputasi
C.Cara grafik (flownet)
6.
7.

Anda mungkin juga menyukai