Anda di halaman 1dari 18

PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH

(Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Desain Pembelajaran)

Dosen Pengampu:
Prof. Sunardi, M.Pd.
Dr. Abi Suwito, M.Pd.

Oleh :
Kelompok 1
Imylia Kirana Candra Dewi (180210101004)
Ainun Nabilah (180210101041)
Puja Septi Pradani (180210101077)
Maulidina Risqiyah (180210101092)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga dalam penyusunan makalah mata kuliah Desain Pembelajaran materi
Pemecahan Masalah ini dapat kami selesaikan.
Penulis menyadari tanpa adanya bantuna, dorongan, dan motivasi dari beberapa pihak
maka makalah ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Penulis berharap makalah yang telah disusun ini dapat menambah
pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yanng
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya lebih baik lagi.

Jember, 5 Maret 2021

Penyusun

ii | P e n d e k a t a n P e m e c a h a n M a s a l a h
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................... 1
1.3 Tujuan .................................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 2
2.1 Pendekatan Pemecahan Masalah ....................................................................................... 2
2.2 Strategi Pemecahan Masalah ............................................................................................. 4
2.3 Tahapan Pembelajaran Pemecahan Masalah ................................................................... 8
2.4 Aplikasi dalam Pembelaran Matematika ........................................................................ 11
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 15

iii | P e n d e k a t a n P e m e c a h a n M a s a l a h
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembelajaran Matematika di sekolah sebagai bagian dari sistem pendidikan
nasional, yang bertujuan antara lain agar siswa memiliki kemampuan yang dapat
dialihgunakan melalui kegiatan matematika, sehingga terdapat keserasian antara
pembelajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan keserasian antara
pembelajaan yang menekankan pada pemahaman konsep dan pembelajaran yang
menekankan pada ketrampilan menyelesaikan asoal dan pemecahan masalah. Hal ini
dengan jelas menunjukkan bahwa pengajaran matematika di sekolah juga bertujuan
untuk melatih siswa memecahkan masalah. Melalui latihan pemecahan masalah,
diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan memecahkan masalah – masalah
yang mereka temui di kehidupan sehari – hari. Oleh kare itu, pendekatan pemecahan
masalah menjadi bagian dari pembelajaran matematika di sekolah.
Matematika yang disajikan dalam bentuk masalah akan menumbuhkan motivasi
dari dalam diri siswa untuk mencari tahu penyelesaian. Beberapa strategi untuk
mendorong siswa dalam menyelesaikan persoalan matematika diantaranya yaitu
pemecahan masalah. Kepuasan akan tercapai apabila siswa ....

1.2 Rumusan Masalah


1 Bagaimanakah konsep pendekatan pemecahan masalah matematika?
2 Bagaimanakah strategi pemecahan masalah matematika?
3 Apasaja tahapan belajar menurut Pendekatan pemecahan masalah matematika?
4 Apasaja aplikasi pendekatan pemecahan masalah matematika dalam
pembelajaran matematika?

1.3 Tujuan
1 Untuk mengetahui konsep pendekatan pemecahan masalah matematika
2 Untuk mengetahui strategi pemecahan masalah matematika
3 Untuk mengetahui tahapan – tahapan pendekatan pemecahan masalah matematika
4 Untuk mengetahui aplikasi pendekatan pemecahan masalah matematika dalam
pembelajaran matematika

1|Pendekatan Pemecahan Masalah


BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pendekatan Pemecahan Masalah


Masalah adalah sesuatu yang timbul karena adanya “rantai yang terputus”
antara keinginan dan cara mencapainya. Masalah bersifat relatif. Artinya, nasalah bagi
seseorang pada suatu saat belum tentu merupakan masalah bagi orang lain pada saat
itu atau bahkan bagi orang itu sendiri beberapa saat kemudian.
Masalah matematika adalah masalah yang dikaitkan dengan materi belajar atau
materi penugasan matematika. Pada umumnya, soal – soal matematika dibedakan
menjadi dua macam, yaitu soal rutin dan soal non rutin. Soal rutin adalah soal yang
dapat diselesaikan dengan mengikuti langkah – langkah yang telah diajarkan pada
tahap pemberian materi. Soal rutin ini diberikan guna melatih dan menanamkan
konsep penyelesaian masalah pada sub bab dan atau bab tertentu. Sedangkan soal non
rutin adalah soal – soal yang diberikan tidak sesuai dengan keadaan siswa atau sebuah
situasi baru. Soal ini diberikan guna mengasah dan mengembangkan pikiran siswa
dalam menganalisis dan mengimplementasikan beberapa konsep matematika dalam
penyelesaiannya.
Masalah rutin terkadang dapat kita tuliskan “3+5 = ...” sedangkan masalah non
rutin dapat kita tuliskan “Dea memiliki 3 tas lebih banyak daripada Doni. Sedangkan
Doni memiliki 5 tas. Maka, berapa tas milik Dea?” . pada masalah non rutin lebih
mengedepankan soal open ended dan juga berbasis kehidupan sehari – hari.
Ada beberapa karakteristik soal – soal pemecahan masalah (Nyimas Aisyah,
2007) :
1 Memiliki lebih dari satu cara penyelesaian.
Pada soal pemecahan masalah memiliki metode penyelesaian tidak
hanya satu. Karena pada soal ini, siswa diharapkan mampu memberikan
cara terbaik dan termudah bagi dirinya sendiri dengan jawaban yang
tepat.
Misal: Dodit memiliki uang sebesar Rp. 70.000,- . ia gunakan untuk
membeli hoodie seharga Rp. 45.000,- dan membeli strap mask seharga
Rp. 10.000,-. Maka berapa sisa uang dodit sekarang?

2|Pendekatan Pemecahan Masalah


2 Memiliki lebih dari satu jawaban
Pada soal pemecahan masalah memiliki lebih dari satu jawaban, dimana
ada beberapa jawaban yang memungkinkan mengisi hasil dari sebuah
pertanyaan tersebut.
Misal : Tentukan selisih kuadrat dua buah bilangan bulat adalah 48.
Tentukan bilangan – bilangan tersebut!

3 Melibatkan logika, penalaran, dan uji coba.


Permasalahan yang dipaparkan merupakan kehidupan sehari – hari dan
menuntut siswa untuk mencoba, menalar, dan melogika dari persoalan
yang diberikan.
Misal: Tiga orang anak menebak banyaknya permen yang terdapat
dalam plastik. Mereka menebak 20,23, dan 21. Anak pertama keliru 1
angka, anak kedua keliru 3 angka, dan anak ketiga jawabannya tepat.
Berapa banyak permen tersebut.

4 Sesuai dengan situasi nyata dan minat siswa.


Permasalahan yang hadir dalam pendekatan pemecahan masalah ini
berkonteks kehidupan sehari – hari.
Misal : Beberapa siswa berlatih volley setiap hari senin. Jika hari ini
adalah minggu, 7 Januari 2000, pada tanggal berapa mereka akan
berlatih kembali.
Pemecahan masalah pada dasarnya adalah proses yang ditempuh oleh seseorang
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya sampai masalah itu tidak lagi
menjadi masalah baginya. Menurut Polya (1981) dalam junal students difficulties in
Mathematics Problem – solving : what do they say? Menjelaskan bahwa, pemecahan
masalah adalah sebuah proses yang dimulai yang dimulai dari ketika siswa
dihadapkan pada masalah sampai akhirnya masalah tersebut dipecahkan. Menurut
penelitian, siswa akan memiliki nilai dan pemikiran lebih tinggi dengan selalu
diberikannya latihan soal dibanding siswa yang lebih sedikit mengerjakan latihan soal.
Pemecahan masalah matematika adalah usaha yang dilakukan untuk
mendapatkan solusi dari permasalahan matematika yang diberikan, dengan
melibatkan konsep matematika yang telah dimiliki setiap individu. Untuk
menyelesaikan permasalahan matemaika, diperlukannya berbagai strategi dan

3|P endeka tan Peme cahan M as alah


langkah – langkah pemecahan masalah. Dalam melatih siswa dapat digunakan strategi
pembelajaran yaitu dengan pendekatan pemecahan masalah (problem solving
approach). Pendekatan pemecahan masalah adalah pedoman mengajar yng sifatnya
teoritis atau konseptual untuk melatih siswa dalam pemecahan masalah matematika,
siswa dihadapkan pada situasi yang megharuskan mereka memahami masalah
(mengidentifikasi unsur yang diketahui dan yang ditanyakan), membuat modem
matematika, memilik strategi penyelesaian model matematika, dan melaksanakan
penyelesaian model matematika dan menyimpulkan.
Schroader and Lester (1989) dalam Elementary and Middle School
Mathematics Teaching Developmentally oleh John A. Van De Walle,
mengidentifikasi tiga jenis pendekatann untuk pemecahan masalah :
1 Pembelajaran untuk pemecahan masalah
Pembelajaran untuk pemecahan masalah ditujukan agar siswa dapat
menyelesaikan masalah. Pembelajaran konsep abstrak, menyelesaikan
masalah sebagai cara untuk menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh
dilakukan pada pembelajaran ini.
2 Pembelajaran tentang pemecahan masalah
Pembelajaran tentang pemecahan masalah bertujuan untuk siswa mampu
memahami masalah yang diberikan, jenis – jenis masalah, langkah dan strategi
dalam menyelesaikan permasalahan.
3 Pembelajaran melalui pemecahan masalah
Pembelajaran melalui pemecahan masalah bertujuan untuk siswa mampu
membangun konsep secara mandiri dalam memecahkan permasalahan yang
diberikan.

2.2 Strategi Pemecahan Masalah


Berbicara pemecahan-masalah tidak bisa dilepaskan dari tokoh utamanya yaitu
George Polya. Menurut Polya, dalam pemecahan suatu masalah terdapat empat langkah
yang harus dilakukan yaitu: (1) memahami masalah, (2) merencanakan pemecahannya,
(3) menyelesaikan masalah sesuai rencana langkah kedua, dan (4) memeriksa kembali
hasil yang diperoleh (looking back). Empat tahap pemecahan masalah dari Polya
tersebut merupakan satu kesatuan yang sangat penting untuk dikembangkan. Salah satu
cara untuk mengembangkan kemampuan anak dalam pemecahkan masalah adalah
melalui penyediaan pengalaman pemecahan masalah yang memerlukan strategi

4|Pendekatan Pemecahan Masalah


berbeda-beda dari satu masalah ke masalah lainnya. Untuk memperkenalkan suatu
strategi tertentu kepada siswa, diperlukan perencanaan yang matang. Sulit bagi guru
untuk dapat memperkenalkan setiap strategi pemecahan masalah dalam waktu yang
terbatas. Dan bagi siswa yang sudah belajar strategi tertentu, masih memerlukan waktu
untuk memperoleh rasa percaya diri dalam menerapkan strategi yang sudah
dipelajarinya. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang strategi
pemecahan masalah, berikut akan disajikan beberapa strategi pemecahan masalah yang
mungkin diperkenalkan pada anak sekolah dasar.
1. Strategi Act It Out
Strategi ini dapat membantu siswa dalam proses visualisasi masalah
yang tercakup dalam soal yang dihadapi. Dalam pelaksanaannya, strategi ini
dilakukan dengan menggunakan gerakan-gerakan fisik atau dengan
menggerakkan benda-benda kongkrit. Gerakan fisik ini dapat membantu atau
mempermudah siswa dalam menemukan hubungan antara komponen-
komponen yang tercakup dalam suatu masalah. Pada saat guru memperkenalkan
strategi ini, sebaiknya ditekankan bahwa penggunaan obyek kongkrit yang
dicontohkan sebenarnya dapat diganti dengan suatu model yang lebih sederhana
misalnya gambar. Untuk memperkenalkan strategi ini, banyak masalah dalam
kehidupan sehari-hari yang dapat digunakan sebagai tema atau konteks
masalahnya. Di bawah ini disajikan satu contoh masalah yang dapat
diselesaikan dengan menggunakan strategi act it out.

2. Membuat Gambar atau Diagram


Strategi ini dapat membantu siswa untuk mengungkapkan informasi
yang terkandung dalam masalah sehingga hubungan antar komponan dalam
masalah tersebut dapat terlihat dengan lebih jelas. Pada saat guru mencoba
mengajarkan strategi ini, penekan perlu dilakukan bahwa gambar atau diagram
yang dibuat tidak perlu sempurna, terlalu bagus atau terlalu detail. Hal yang
perlu digambar atau dibuat diagramnya adalah bagian-bagian terpenting yang
diperkirakan mampu memperjelas permasalahan yang dihadapi.

3. Menemukan Pola
Kegiatan matematika yang berkaitan dengan proses menemukan suatu
pola dari sejumlah data yang diberikan, bagi anak usia sekolah dasar, dapat

5|P endeka tan Peme cahan M as alah


mulai dilakukan melalui sekumpulan gambar atau bilangan. Kegiatan yang
mungkin dilakukan antara lain dengan mengobservasi sifat-sifat yang dimiliki
bersama oleh kumpulan gambar atau bilangan yang tersedia. Sebagai suatu
strategi untuk pemecahan masalah, pencarian pola yang pada awalnya hanya
dilakukan secara pasif melalui klu yang diberikan guru, pada suatu saat
keterampilan itu akan terbentuk dengan sendirinya sehingga pada saat
menghadapi permasalahan tertentu, salah satu pertanyaan yang mungkin
muncul pada benak seseorang antara lain adalah: “Adakah pola atau keteraturan
tertentu yang mengaitkan tiap data yang diberikan ?”. Tanpa melalui latihan,
sangat sulit bagi seseorang untuk menyadari bahwa dalam permasalahan yang
dihadapinya terdapat pola yang bisa diungkap.

4. Membuat Tabel
Mengorganisasi data ke dalam sebuah tabel dapat membantu kita dalam
mengungkapkan suatu pola tertentu serta dalam mengidentifikasi informasi
yang tidak lengkap. Penggunaan tabel merupakan langkah yang sangat efisien
untuk melakukan klasifikasi serta menyusun sejumlah besar data sehingga
apabila muncul pertanyaan baru berkenaan dengan data tersebut, maka kita akan
dengan mudah menggunakan data tersebut, sehingga jawaban pertanyaan tadi
dapat diselesaikan dengan baik.

5. Memperhatikan Semua Kemungkinan Secara Sistematik


Strategi ini biasanya digunakan bersamaan dengan strategi mencari pola
dan menggambar tabel. Dalam menggunakan strategi ini, kita mungkin tidak
perlu memperhatikan keseluruhan kemungkinan yang bisa terjadi. Yang kita
perhatikan adalah semua kemungkinan yang diperoleh dengan cara yang
sistematik. Yang dimaksud sistematik disini misalnya dengan
mengorganisasikan data berdasarkan kategori tertentu. Namun demikian, untuk
masalah-masalah tertentu, mungkin kita harus memperhatikan semua
kemungkinan yang bisa terjadi.

6. Tebak dan Periksa (Guess and Check)


Strategi menebak yang dimaksudkan disini adalah menebak yang
didasarkan pada alasan tertentu serta kehati-hatian. Selain itu, untuk dapat

6|P endeka tan Peme cahan M as alah


melakukan tebakan dengan baik seseorang perlu memiliki pengalaman cukup
yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi.

7. Strategi Kerja Mundur


Masalah rutin umumnya dimulai dari konsep awal dan siswa ditugaskan
menyelesaikannya. Lalu bagaimana jika sebaliknya(diberikan jawaban akhirnya
untuk mendapatkan nilai-nilai awalnya)?Untuk menyelesaikan masalah seperti
ini siswa dapat menyelesaikannya secara terbalik pula, dimana siswa bergerak
mundur ke belakang untuk mendapatkan hasil-hasil awalnya.

8. Menggunakan Kalimat Terbuka


Strategi ini juga termasuk sering diberikan dalam buku-buku
matematika sekolah dasar. Walaupun strategi ini termasuk sering digunakan,
akan tetapi pada langkah awal anak seringkali mendapat kesulitan untuk
menentukan kalimat terbuka yang sesuai. Untuk sampai pada kalimat yang
dicari, seringkali harus melalui penggunaan strategi lain, dengan maksud agar
hubungan antar unsur yang terkandung di dalam masalah dapat dilihat secara
jelas. Setelah itu baru dibuat kalimat terbukanya.

9. Menyelesaikan Masalah yang Mirip atau Masalah yang Lebih Mudah.


Sebuah soal adakalanya sangat sulit untuk diselesaikan karena di
dalamnya terkandung permasalahan yang cukup kompleks misalnya
menyangkut bilangan yang sangat besar, bilangan sangat kecil, atau berkaitan
dengan pola yang cukup kompleks. Untuk menyelesaikan masalah seperti ini,
dapat dilakukan dengan menggunakan analogi melalui penyelesaian masalah
yang mirip atau masalah yang lebih mudah.

10. Mengubah Sudut Pandang


Strategi ini seringkali digunakan setelah kita gagal untuk menyelesaikan
masalah dengan menggunakan strategi lainnya. Waktu kita mencoba
menyelesaikan masalah, sebenarnya kita mulai dengan suatu sudut pandang
tertentu atau mencoba menggunakan asumsi-asumsi tertentu. Setelah kita
mencoba menggunakan suatu strategi dan ternyata gagal, kecenderungannya
adalah kembali memperhatikan soal dengan menggunakan sudut pandang yang

7|P endeka tan Peme cahan M as alah


sama. Jika setelah menggunakan strategi lain ternyata masih tetap menemui
kegagalan, cobalah untuk mengubah sudut pandang dengan memperbaiki
asumsi atau memeriksa logika berfikir yang digunakan sebelumnya.

2.3 Tahapan Pembelajaran Pemecahan Masalah


Secara garis besar, tahapan pendekatan pemecahan masalah mengacu kepada
pendapat George Polya bahwa dalam pemecahan suatu masalah, terdapat empat
langkah yang harus dilakukan, yaitu:
1. Memahami Masalah
Pada tahap memahami masalah, kegiatan pemecahan masalah dapat diarahkan
untuk menuntun siswa memahami soal dengan menetapkan apa yang diketahui
dan ditanyakan dalam soal. Pertanyaan yang dapat diajukan oleh guru kepada
siswa untuk dapat memahami masalah diantaranya adalah:
a. Apakah yang diketahui dari soal?
b. Apakah yang ditanyakan dari soal?
c. Apa saja informasi yang dibutuhkan?
d. Bagaimana cara penyelesaian soal?
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan di atas, diharapkan siswa dapat lebih
mudah mengidentifikasi unsur yang diketahui dan yang ditanyakan soal.
Dalam hal ini, strategi mengidentifikasi informasi yang diinginkan, diberikan
dan diperlukan akan sangat membantu siswa melaksanakan tahap ini.
Perhatikan contoh permasalahan berikut:

Hasil bagi dua buah bilangan cacah adalah 5. Jika jumlah kedua bilangan
cacah adalah 36, tentukan kedua bilangan cacah tersebut.

8|Pendekatan Pemecahan Masalah


Dari permasalahan tersebut, siswa dapat menuliskan apa saja yang diketahui
dan ditanyakan dengan format sebagai berikut:

Misalkan kedua bilangan cacah tersebut adalah a dan b


Diketahui:
a
5
b
a  b  36
Ditanya:
a?
b?

2. Membuat Rencana untuk Menyelesaikan Masalah


Pendekatan pemecahan masalah tidak akan berhasil tanpa perencanaan yang
baik. Pada tahap perencanaan pemecahan masalah ini, siswa diarahkan oleh
guru untuk dapat mengidentifikasi strategi-strategi pemecahan masalah, setiap
orang dapat mempunyai strategi berbeda untuk menyelesaikan masalah.
Dalam mengidentifikasi strategi pemecahan masalah, hal yang penting
diperhatikan adalah apakah strategi itu berkaitan atau sesuai dengan
permasalahan yang akan dipecahkan.
Untuk contoh permasalahan soal di atas, strategi membuat gambar atau tabel
tentu tidak terkait dengan permasalahan yang akan dipecahkan. Strategi yang
kemungkinan paling tepat digunakan adalah strategi bekerja mundur dan
menggunkan kalimat terbuka.

3. Menyelesaikan Masalah
Jika siswa telah memahami permasalahan dengan baik dan sudah menentukan
strategi pemecahannya, langkah selanjutnya adalah menyelesaikan masalah.
Pada tahap ini, siswa mengerjakan soal sesuai dengan strategi pemecahan
masalah yang telah direncanakan oleh masing-masing siswa hingga
memperoleh jawaban. Untuk mata pelajaran matematika, kemampuan siswa
memahami substansi materi dan keterampilan siswa melakukan perhitungan
matematika akan sangat membantu siswa untuk melaksanakan tahap ini.

9|P endeka tan Peme cahan M as alah


Dari contoh permasalahan sebelumnya, penyelesaiannya adalah sebagai
berikut:

Jawab:
a
 5  a  5b
b a  b  36
a  b  36  a  6  36
 5b  b  36   a  6   6   36   6 
 6b  36  a  0  36  6
b6  a  30
Jadi, kedua bilangan cacah tersebut adalah 6 dan 30.

4. Memeriksa Kembali (Looking Back)


Langkah ini dilakukan oleh siswa untuk mengecek kembali apakah hasil yang
diperoleh sudah sesuai dengan ketentuan dan tidak terjadi kontradiksi dengan
yang ditanyakan. Pemeriksaan bisa dilakukan dengan meneliti kembali
prosuder penyelesaiannya sehingga yakin dengan jawaban hasil
pengerjaannya. Ada empat langkah yang dapat dijadikan pedoman dalam
tahap ini, yaitu:
a. Mencocokkan hasil yang diperoleh dengan hal yang ditanyakan.
b. Menginterpretasikan jawaban yang diperoleh.
c. Mengidentifikasi adakah cara lain untuk mendapatkan penyelesaian
masalah.
d. Mengidentifikasi adakah jawaban atau hasil lain yang memenuhi.
Siswa yang tidak melakukan pengecekan kembali terkadang rentan melakukan
kesalahan dalam pengerjaannya seperti kesalahan pemahaman konsep,
kesalahan penggunaan operasi hitung, algoritma yang tidak sempurna, dan
kesalahan karena mengerjakan serampangan/ceroboh. Pada contoh
penyelesaian permasalahan pada langkah tiga di atas, hasil yan gdiperoleh
a
5
adalah bilangan 30 dan 6. Sedangkan unsur yang diketahui adalah b , kita
30
5
dapatkan bahwa 6 bernilai benar. Hal ini menunjukkan bahwa hasil yang
kita peroleh telah sesuai dengan yang diketahui.

10 | P e n d e k a t a n P e m e c a h a n M a s a l a h
2.4 Aplikasi dalam Pembelaran Matematika
Untuk menerapkan pendekatan pemecahan masalah dalam pembelajaran
pemecahan masalah matematika di Sekolah Dasar, dapat dilakukan secara klasikal
maupun kelompok dengan mengikuti langkah langkah umum pendekatan pemecahan
masalah dan langkah langkah pembelajaran yang biasa dilakukan di Sekolah Dasar
yaitu pendahuluan, pengembangan, penerapan dan penutup.
Berikut ini akan disajikan contoh penerapan keempat langkah pembelajaran
matematika pada materi pokok Volume Bangun Ruang untuk siswa kelas V Sekolah
dasar.
1. Pendahuluan
a. Menginformasikan tujuan pembelajaran
b. Mengingatkan siswa tentang rumus volume bangun ruang kubusdan balok
c. Mengarahkan siswa untuk membaca secara cermat satu permasalahan
secara individual (permasalahan dapat disajikandalam bentuk LKS ).

Misalkan permasalahan tersebut sebagai berikut :


Diketahui kotak berbentuk balok dengan ukuran seperti dibawah ini

Carilah kotak lain dengan ukuran yang berbeda tetapi memiliki volume yang
sama !

2. Pengembangan
a. Membimbing siswa untuk memahami masalah dengan mengajukan
pertanyaan pertanyaan berikut :
1. Apakah yang diketaui dari soal?
2. Apakah yang ditanyakan soal?
3. Informasi apakah yang diperlukan untuk menjawab?

11 | P e n d e k a t a n P e m e c a h a n M a s a l a h
b. Membantu siswa menentukan strategi pemecahan masalah yang sesuai
dengan permasalahan yang diberikan, misalnya dengan menebak ukuran
yang diminta dan mengeceknya kemudian.Tebakan yang dibuat siswa
hendaknya disertai dengan analisis yang masuk akal. Misalnya siswa
menebak ukuran yang diminta adalah panjang balok = 15 satuan, lebar = 12
satuan dan tinggi 16 satuan. Analisis terhadap tebakan ini adalah apabila
ukuran panjang dibagi dua maka ukuran yang lain harus dikali dua agar
diperoleh hasil perkalian yang sama.
c. Meminta siswa melaksanakan penyelesaian sesuai dengan yang telah
direncanakan (guru memberi bantuan jika diperlukan). Siswa dapat bekerja
secara individual secara bebas dan siswa diberi kebebasan untuk memilih
cara penyelesaian soal.
d. Bila suatu penyelesaian telah diperoleh, guru mendiskusikan apakah
jawaban siswa sudah benar dan adakah kemungkinan alternatif jawaban
lain atau cara lain untuk memperoleh jawaban tersebut. Pada tahap ini akan
terlihat bahwa jawaban yang diperoleh siswaakan beragam, begitupun cara
menjawabnya. Hal ini sesuai dengan karakteristik soal pemecahan masalah
itu sendiri.

3. Penerapan
a. Guru menguji pemahaman siswa atas konsep yang diajarkan dengan
pemberian beberapa permasalahan lain yang ada dalam LKS.
b. Memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah.

4. Penutup
a. Membantu siswa mengkaji ulang hasil pemecahan masalah
b. Menyimpulkan hasil pembelajaran
Disamping keempat langkah diatas, masih ada beberapa hal yang
masih perlu dipertimbangkan guru sebelum mengajarkan pemecahan
masalah ini pada siswa Sekolah Dasar. Pertimbangan pertimbangan
tersebut antara lain :
 Kemampuan siswa memahami substansi materi yang ada
pada permasalahan

12 | P e n d e k a t a n P e m e c a h a n M a s a l a h
 Keterampilan siswa melakukan perhitungan perhitungan matematika.
 Kemampuan guru menyiapkan soal - soal pemecahan masalah
.

13 | P e n d e k a t a n P e m e c a h a n M a s a l a h
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemecahan masalah pada dasarnya adalah proses yang ditempuh oleh seseorang
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya sampai masalah itu tidak lagi menjadi
masalah baginya. Pemecahan masalah matematika adalah usaha yang dilakukan untuk
mendapatkan solusi dari permasalahan matematika yang diberikan, dengan melibatkan
konsep matematika yang telah dimiliki setiap individu.
Menurut Polya, dalam pemecahan suatu masalah terdapat empat langkah yang
harus dilakukan yaitu: (1) memahami masalah, (2) merencanakan pemecahannya, (3)
menyelesaikan masalah sesuai rencana langkah kedua, dan (4) memeriksa kembali hasil
yang diperoleh (looking back).

14 | P e n d e k a t a n P e m e c a h a n M a s a l a h
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Nyimas, dkk. 2008. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta:


DIRJEN DIKTI
A Fitri. 2016. Penerapan Pendekatan Pemecahan Masalah Matematika Dengan Media
Presentasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita. Jurnal
Sekolah Dasar 18(1). Karawang.
https://journal.ubpkarawang.ac.id/index.php/PGSD/article/view/60/59 [5 Maret
2021]
H. Tatang. 2000. Strategi Pemecahan Masalah (Problem-Solving) dalam
Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI.
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/1962101119
91011-TATANG_HERMAN/Artikel/Artikel14.pdf [5 Maret 2021]
Syahlan. 2017. Sepuluh Strategi Dalam Pemecahan Masalah Matematika. Indonesian
Digital Journal of Mathematics and Education 4(6). Medan: FKIP-UISU.
http://idealmathedu.p4tkmatematika.org/articles/V4-No6-Syahlan.pdf [5 Maret
2021]
Burhan, Mirna, dkk. 2017. Pemecahan Masalah Matematika. Makalah.
https://www.academia.edu/34966829/MAKALAH_pendekatan_pemecahan_masa
lah_matematika [5 Maret 2021]

15 | P e n d e k a t a n P e m e c a h a n M a s a l a h

Anda mungkin juga menyukai