Anda di halaman 1dari 16

SEMINAR PENGAUDITAN

RANGKUMAN MATERI KULIAH

“ENRON CORPORATION”

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2020
ENRON CORPORATION

Satu abad setelah Andersen lahir, sebuah firma akuntansi dengan nama Arthur
Andersen menjadi organisasi jasa professional terbesar di dunia dengan lebih dari 1.000
partner dan beroperasi di puluhan negara di lintas benua.

Berpikir Jujur dan Berbicara Jujur


Etika disiplin, jujur, dan kerja keras adalah tiga sifat utama yang diajarkan John
dan Mary Andersen kepada putranya. Pada tahun 1908, Andersen bekerja di kantor
Price Waterhouse di Chicago. Price Waterhouse yang berpusat di Inggris pada awal
abad 19, dengan mudah menjadi firma akuntan publik yang paling terkemuka di
Amerika Serikat. Pada usia 23 tahun, Andersen menjadi certified public accountant
(CPA) yang termuda di negara bagian Illinois.
Beberapa tahun kemudian, Andersen dan Clarence Delany mendirikan sebuah
rekanan (partnership) yang melayani jasa akunting, audit, dan layanan yang terkait. Dua
akuntan muda ini memberi nama firmanya Andersen, Delany & Company. Ketika
Delany memutuskan untuk melakukan usaha sendiri, Andersen mengubah nama
firmanya menjadi Arthur Andersen & Company. Pada tahun 1915 Arthur Andersen
menghadapi sebuah dilema yang kemudian membantunya dalam membentuk kehidupan
profesionalnya. Salah satu klien auditnya adalah sebuah perusahaan angkutan yang
memiliki dan mengoperasikan beberapa kapal uap yang mengirim berbagai komoditas
ke pelabuhan-pelabuhan yang berlokasi di Lake Michigan. Setelah tutup tahun fiskal
klien tersebut, salah satu kapal perusahaan tersebut tenggelam di Lake Michigan,
sebelum Andersen mengeluarkan laporan audit untuk laporan keuangan perusahaan
tersebut, salah satunya laporan keuangan klien kapal tengelam yang berlokasi di Lake
Michigan.
Pada saat itu, hanya ada sedikit peraturan resmi yang harus diikuti perusahaan
dalam pembuatan laporan keuangan tahunan dan tidak ada aturan yang meminta
perusahaan untuk melaporkan material “subsequent event” yang terjadi setelah
penutupan tahun fiskalnya, seperti hilangnya aset utama. Meski demikian, Andersen
meminta dengan tegas agar kliennya mengungkapkan hilangnya kapal. Andersen
beralasan bahwa pihak-pihak ketiga yang menggunakan laporan keuangan perusahaan,

1
misalnya para banker perusahaan, pastinya membutuhkan informasi tentang kehilangan
kapal tersebut. Meskipun tidak senang dengan pendirian Andersen, akhirnya klien
menyetujui dan melaporkan hilangnya kapal tersebut di catatan kaki (footnote) pada
laporan keuangan. Sepanjang karir profesionalnya, Arthur E. Andersen menyandarkan
pada sebuah moto sederhana yang berfungsi sebagai prinsip panduan dalam pembuatan
keputusan-keputusan professional dan personal yang penting: “Think straight, talk
straight (berpikir jujur, berkata jujur).” Andersen dengan sangat tegas meminta agar
para partner tersebut dan pegawainya yang lain di firmanya untuk menggunakan aturan
sederhana tersebut ketika berurusan dengan para klien, calon klien, banker, otoritas
regulator, dan pihak-pihak lain ketika mereka berinteraksi dengan dengan membawa
nama Arthur Andersen & Co. Ia juga meminta dengan tegas supaya para klien audit
“berbicara jujur” dalam laporan keuangan mereka. Beberapa dari mantan kolega dan
rekannya tersebut sering mendeskripsikan Andersen sebagai orang yang berpendirian
tegas, keras kepala, dan kadang-kadang “sulit” dialihkan. Namun, semua kritik tersebut
memberikan pengakuan bahwa Andersen adalah orang yang sangat jujur.
Arthur Andersen tidak akan mentoleransi sesuatu yang tidak sempurna atau
baik, dimana yang melanggar integritasnya. Jika ada orang yang melakukan sebaliknya,
maka ia akan memecat orang tersebut. Jika ada klien yang ingin melakukan sesuatu
yang tidak sepakati atau menyetujui, maka Andersen akan berusaha untuk mengubah
hal tersebut atau berhenti sebagai klien perusahaan. Sebagai seorang professional muda
yang berusaha untuk mengembangkan firmanya, Arthur Andersen dengan cepat
mengakui arti penting penciptaan sebuah kedudukan di dalam industri jasa akuntan
yang sedang berkembang dengan sangat cepat.
Andersen menyadari bahwa ekonomi negara yang sedang maju pada tahun
1920-an sangat tergantung pada perusahaan-perusahaan yang terkait dengan produksi
dan distribusi energi. Penurunan tajam ekonomi Amerika Serikat selama Great
Depression pada tahun 1930-an menghadirkan permasalahan-permasalahan besar
keuangan bagi kebanyakan klien audit Arthur Andersen & Co yang bergerak di industri
pensuplai listrik, karena Depresi semakin parah, secara pribadi Arthur Andersen bekerja
sama dengan beberapa bank metropolitan terbesar di AS untuk membantu para kliennya
mendapatkan bantuan keuangan yang sangat mereka butuhkan untuk melanjutkan
operasi. Para banker dan pemilik jasa keuangan yang terkemuka lainnya yang bekerja

2
sama dengan Arthur Andersen dengan cepat belajar tentang komitmen Andersen akan
kejujuran dan ketepatan, akuntansi dan praktek pelaporan keuangan yang jujur. Reputasi
Andersen yang jujur dan memiliki integritas membuat para pemberi pinjaman
mempercayai data keuangan rahasia yang distempel atas persetujuan Andersen.
Sehingga, banyak perusahaan bermasalah mendapatkan dana yang mereka butuhkan
untuk tetap bertahan hidup di hari-hari yang mengerikan pada tahun 1930-an.
Sebaliknya, rasa hormat yang didapat oleh Arthur Andersen diantara para eksekutif
keuangan terkemuka di seluruh Amerika Serikat membuat Arthur Andersen & Co
mendapat banyak sekali referensi calon klien yang berada di luar Midwest. Selama
akhir masa-masa karirnya, Arthur Andersen menjadi pembicara di bidang ilmunya. Ia
menulis sejumlah buku dan memberikan ceramah di seluruh negeri terkait dengan
kebutuhan akan standar akuntansi, audit, dan etika yang tegas bagi profesi akuntan
publik yang sedang berkembang. Sampai pada pertengahan 1940-an, Arthur Andersen
& Co telah mempunyai kantor-kantor yang tersebar di bagian utara Amerika Serikat dan
mempekerjakan lebih dari 1.000 akuntan.
Ketika Arthur Andersen meninggal dunia pada 1947, banyak pemimpin bisnis
yang terkemuka yang memperkirakan bahwa firma ini akan bubar karena tidak ada lagi
pendirinya, yang selama lebih dari empat dekade mengelola operasional firma sendirian.
Tetapi, setelah beberapa bulan mengalami kekacauan dan permasalahan internal, para
partner yang tersisa memilih rekan sejawat dan anak didik Andersen yang paling
dipercaya untuk menggantikan Andersen. Pada tahun 1928, Leonard Spacek segera
memperoleh reputasi sebagai seorang professional. Ia sangat percaya bahwa peran
utama para auditor independen adalah untuk menjamin bahwa para kliennya membuat
laporan keuangan yang jujur dan lengkap kepada publik yang memberi pinjaman dan
menanamkan modal. Spacek melanjutkan kampanye Arthur Andersen untuk
memajukan praktek akuntansi dan audit di Amerika Serikat sepanjang kedudukannya
sebagai chief executive firma. Spacek secara terbuka mengkritik profesi yang mentolerir
apa yang ia anggap sebagai standar akuntansi tambal sulam yang lemah yang tidak
memberi akses bagi publik penanam modal untuk membandingkan kinerja keuangan
dari perusahaan-perusahaan yang berbeda. Adanya sebuah saran ini dapat mendorong
profesi akuntansi untuk mengembangkan sebuah proses pembuatan keputusan yang
lebih formal dan tegas. Di akhir tahun 1950-an, profesi membentuk The Accounting

3
Principles Board (APB) untuk mempelajari permasalahan-permasalahan akuntansi yang
diperdebatkan dan mengembangkan standar-standar baru yang sesuai. Pada 1973 APB
digantikan oleh The Financial Accounting Standard Board (FASB).
Warisan Arthur Andersen yang lain yaitu yang membuat Leonard Spacek
bertahan adalah permintaan supaya para staf profesional firma melanjutkan pendidikan
mereka. Selama masa jabatan Spacek, Arthur Andersen & Co. mendirikan universitas
swasta terbesar di dunia, The Arthur Andersen & Co. for Professional Education yang
berada di St. Charles, Illinois, dan tidak jauh dari tempat kelahiran Arthur Andersen.
Kepemimpinan tegas dan keahlian bisnis Leonard Spacek mengubah Arthur Andersen
& Co. menjadi sebuah firma akuntansi nasional yang besar. Ketika Spacek pensiun pada
1973, Arthur Andersen & Co. menjadi firma akuntansi yang paling dihormati tidak
hanya di Amerika Serikat, tetapi juga di seluruh dunia. Tiga dekade kemudian, tidak
lama setelah memasuki milenium baru, Arthur Andersen & Co. mempekerjakan lebih
dari 80.000 profesional, mempunyai kantor praktek di lebih dari 80 negara, dan
mempunyai pendapatan tahunan yang mencapai $10 milyar. Namun, di akhir 2001,
firma tersebut, yang pada saat itu hanya mempunyai satu nama saja “Andersen”
menghadapi krisis yang paling signifikan dalam sejarah sejak kematian pendirinya.
Ironisnya, krisis tersebut muncul dari audit Andersen di sebuah perusahaan energi:
sebuah perusahaan yang didirikan pada 1930 yang seperti kebanyakan klien Arthur
Andersen, telah berjuang untuk bertahan hidup saat Depresi.

Perusahaan Terbesar di Dunia


Selama 1970-an, Northern menjadi investor utama pembangunan pipa Alaskan.
Ketika telah selesai, pipa tersebut memungkinkan Northern mengalirkan cadangan gas
alam yang sangat besar yang didapatnya di Kanada. Pada tahun 1980, Northern
mengubah namanya menjadi InterNorth, Inc. Selama beberapa tahun kemudian,
manajemen perusahaan memperluas jangkauan operasi perusahaan dengan
menanamkan investasi di luar industri gas alam, antara lain eksplorasi minyak, kimia,
pertambangan batubara, dan operasi perdagangan minyak. Pada tahun 1985, InterNorth
membeli Houstan Natural Gas Company seharga $ 2,3 milyar. Akuisisi ini membuat
InterNorth mengontrol jaringan pipa gas alam sepanjang 40.000 mil dan memungkinkan
InterNorth meraih cita-citanya untuk menjadi perusahaan gas alam terbesar di Amerika

4
Serikat. Pada tahun 1986, InterNorth mengubah namanya menjadi Enron. Kenneth Lay,
mantan chairman Houston Natural Gas, menjadi top executives dari perusahaan tersebut
yang memilih Houston, Texas, sebagai markas besar perusahaan tersebut
Laporan tahunan Enron tahun 2000 membahas empat macam bisnis utama
perusahaan. Energy Wholesale Service adalah penyumbang pendapatan terbesar bagi
perusahaan. Selama tahun fiskal 2000 Enron Online memproses lebih dari $ 335 milyar
transaksi sehingga dengan cepat Enron menjadi perusahaan e-commerce terbesar di
dunia. Sepanjang jabatannya di Enron, Kenneth Lay dan Jeffrey Skilling terus menerus
memfokuskan pada peningkatan hasil-hasil operasi perusahaan. Dalam surat kepada
para pemegang saham di laporan tahunan 2000 Enron, Lay dan Skilling menyatakan
bahwa Enron memfokuskan pada pendapatan per saham dan kami berharap mempunyai
kinerja omzet yang bagus secara terus menerus.

Debet, Kredit, dan Enron


Sampai pada pertengahan Oktober, harga saham jatuh sampai kisaran $30-an
dari harga pada kisaran terendah $80-an di awal tahun. Pada tangal 16 Oktober 2001,
Enron mengeluarkan laporan pendapatan kwartal ketiga di tahun 2001 yang menyatakan
bahwa perusahaan mengalami kerugian yang sangat besar selama kwartal ketiga.
Namun, hal yang lebih problematis bagi para analis keuangan adalah penurunan sebesar
$1,2 milyar pada ekuitas dan aset para pemilik Enron yang terjadi secara misterius
diungkap dalam analisis saat press release pendapatan. Catatan atau analisis ini
dihasilkan dari pemutaran transaksi-transaksi yang tercatat sebelumnya yang meliputi
perdagangan saham Enron dengan nota piutang. Enron telah mengakuisisi nota piutang
dari pihak ketiga yang terkait yang telah mendapat modal dari rekanan terbatas (limited
partnership) yang diorganisir dan disponsori oleh perusahaan. Setelah mempelajari
transaksi-transaksi tersebut secara lebih mendalam, staf akuntan Enron dan para auditor
dari Andersen menyimpulkan bahwa nota piutang seharusnya tidak dilaporkan dalam
bagian aset (debit) pada neraca berimbang perusahaan tetapi sebagai penurunan ekuitas
pemilik.
Pada 16 Oktober 2001, press release ini membuat harga saham Enron terjun
bebas. Tiga minggu kemudian, pada 8 November, Enron membuat restatement
pendapatan yang dilaporkan untuk lima tahun sebelumnya, yang menghilangkan sekitar

5
laba perusahaan sebanyak $600 juta yang dilaporkan untuk jangka waktu tersebut.
Restatement ini terbukti menjadi peringatan bagi Enron. Pada 2 Desember 2001,
tekanan yang semakin meningkat dari para kreditor, ancaman dan penundaan tuntutan
hukum pada perusahaan dan para pegawainya, dan investigasi yang diprakarsai oleh
otoritas penegak hokum yang memaksa Enron untuk mengajukan kepailitan, Enron
malah tercatat sebagai perusahaan yang mengalami kebangkrutan terbesar dalam sejarah
Amerika Serikat, membuat para pemegang saham merugi lebih dari $60 milyar. Nasib
Enron menghilang setelah di tahun berikutnya salah satu klien Andersen yaitu
WorldCom mengajukan kebangkrutan yang mengakibatkan kerugian sebesar lebih dari
$100 milyar.
Berita atas kebangkrutan Enron pada 2001 menimbulkan hiruk-pikuk yang hebat
di sebagian media cetak dan elektronik untuk mengetahui bagaimana sebuah perusahaan
publik terbesar nasional ke tujuh, sebuah perusahaan yang mencatat laba yang
mengesankan dan terus meningkat selama beberapa tahun sebelumnya, menjadi
bangkrut hanya dalam beberapa bulan. Dari awal drama publik ini, muncul keraguan di
kalangan komunitas keuangan yang menduga bahwa restatement pendapatan Enron
pada musim gugur tahun 2001 menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan yang
luar biasa selama akhir tahun 1990-an dan 2000 merupakan sebuah tipuan, sebuah cerita
bohong yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dengan bantuan akuntan yang
kreatif. Tidak ada keraguan terkait validitas teori tersebut, setidaknya dalam pikiran
kalangan pers dan publik umum, ketika sebuah surat yang dikirimkan oleh seorang
akuntan Enron kepada Kenneth Lay pada Agustus 2001 diungkapkan dan dilaporkan
oleh pers. Isi dari surat tersebut diposkan ke sejumlah website dan dimuat di setiap surat
kabar besar di negeri ini.
Sepanjang tahun 1990-an, banyaknya perusahaan mengambil keuntungan atas
aturan hukum dan akuntansi minimal untuk SPE tersebut untuk mengalihkan sejumlah
besar liability mereka keluar dari neraca berimbang mereka. Diantara pengguna struktur
SPE yang paling agresif dan inovatif adalah Enron, yang mendirikan ratusan SPE. Tidak
seperti kebanyakan perusahaan, Enron tidak membatasi SPE-nya untuk membiayai
berbagai aktivitas. Di kebanyakan kasus, Enron menggunakan SPE untuk tujuan tunggal
untuk mengunduh atau memindah aset-aset yang dibawah performa dari laporan
keuangan perusahaan ke laporan keuangan dari entitas-entitas yang terkait tetapi tidak

6
terkonsolidasi. Misalnya, Enron mengatur pihak ketiga untuk berinvestasi minimal 3
persen dari modal yang diperlukan sebuah SPE dan kemudian menjual SPE tersebut.
SPE akan membiayai pembelian aset-aset tersebut dari pinjaman yang dijamin oleh
saham Enron. Jika menyulitkan, Enron sering menjual aset dengan harga yang sangat
tinggi pada SPE mereka, hal ini memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan laba
yang hanya dituliskan pada pembukuan laporan pendapatan periodik.
Enron hanya memberikan pengungkapan (disclosure) laporan keuangan nominal
untuk transaksi SPE-nya dan pengungkapan tersebut sering kali disajikan dengan bahasa
yang membingungkan. Seorang profesor akuntansi mengamati bahwa pengungkapan
yang tidak memadai yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan Enron untuk transaksi
SPE tersebut berarti bahwa beberapa investor tidak mengetahui seberapa besar
kewajiban riil yang dimiliki.
Adanya satu faktor yang memotivasi para eksekutif Enron untuk mekreasikan
laporan keuangan perusahaannya yaitu kebutuhan untuk mempertahankan harga saham
Enron pada level yang tinggi. Banyak kesepakatan pinjaman SPE yang dinegosiasikan
Enron yang disebut sebagai harga trigger. Jika harga pasar dari saham Enron turun di
bawah level yang ditentukan (trigger), Enron diwajibkan memberi saham tambahan
untuk menjamin pinjaman yang diberikan untuk memberi cash payment yang signifikan
bagi SPE atau untuk merestrukturisasi transaksi-transaksi sebelumnya dengan SPE.
Pada skenario atau stuasi yang terburuk, Enron mungkin terpaksa membubarkan sebuah
SPE dan menggabungkan aktiva dan pasiva-nya dengan laporan keuangan konsolidasi
perusahaan.
Sampai di bulan Oktober 2001, jatuhnya harga saham Enron menjadi beban
kerugian yang diderita SPE Enron yang besar dan kekawatiran yang muncul dari para
auditor Andersen memaksa para eksekutif perusahaan untuk bertindak. Manajemen
Enron mempunyai kontrol dan kepemilikan beberapa SPE yang bermasalah dan
memasukkan data laporan keuangan SPE yang kacau tersebut ke dalam laporan
keuangan konsolidasi Enron. Keputusan ini mengarah pada kerugian yang sangat besar
yang dilaporkan Enron pada musim gugur tahun 2001 dan restatement yang terkait
dengan pemasukan perusahaan selama 5 tahun terakhir. Pada 2 Desember 2001,
perusahaan Abad Baru (New Age) yang transformasi ini mengajukan petisi bangkrut
dengan cara New Age melalui internet.

7
Pengungkapan rahasia yang sangat mengejutkan terkait dengan bisnis agresif,
akuntansi dan keputusan pelaporan keuangan Enron yang dilaporkan oleh pers bisnis
selama minggu-minggu awal tahun 2002 memunculkan badai kemarahan dan kritik
yang dialamatkan pada para eksekutif utama Enron, terutama Kenneth Lay, Jeffrey
Skilling, dan Andrew Fastow. Tema utama dari dugaan yang dialamatkan ke tiga
eksekutif ini adalah bahwa mereka telah menciptakan budaya perusahaan yang
mengembangkan, atau mendorong adanya pelanggaran aturan. Namu pada akhirnya,
seorang top executive dari Dynegy, sebuah perusahaan yang dengan cepat memutuskan
untuk bergabung dengan Enron pada akhir tahun 2001, melaporkan bahwa hilangnya
kontrol internal di dalam perusahaan Enron sesuatu yang sangat tidak bisa dipercaya.

Say it aint’t so Joe


Pada 12 Desember 2001, Joseph Berardino bersaksi di depan Committee on
Financial Services dari Senat Amerika Serikat. Dalam kesaksiannya, Berardino dengan
mudah mengakui bahwa anggota team pengaudit Enron telah melakukan satu kesalahan
besar ketika menganalisis transaksi besar SPE yang terjadi pada tahun 1999. Menurut
Berardino, ketika staf Andersen menemukan kesalahan ini pada musim gugur tahun
2001, mereka dengan cepat memberikan informasi kepada para eksekutif Enron dan
mengatakan pada segera untuk melakukan pembetulan. Hal yang tidak diketahui oleh
para auditor Andersen adalah setengah dari aturan minimal 3 persen ekuitas eksternal
pada SPE sebenarnya didanai oleh Enron. Sebagai akibatnya, entitas tidak memenuhi
kualifikasi SPE yang berarti bahwa data keuangan SPE seharusnya dimasukkan dalam
laporan keuangan konsolidasi Enron. Ketika para staf Andersen menemukan pelangaran
aturan 3 persen ini di musim gugur tahun 2001, kemudian dengan segera memberikan
informasi kepada staf akuntansi Enron. Andersen juga memberitahu komite audit
perusahaan bahwa kegagalan para staf Enron untuk mengungkapkan sumber dana awal
SPE dapat ditafsirkan sebagai tindakan melawan hukum berdasarkan The Securities
Exchange Act of 1934. Berardino secara tidak langsung menyatakan bahwa
ketidakjujuran klien terkait SPE ini membebaskan Andersen dari tanggung jawab atas
kesalahan pelaporan keuangan dan akuntansi yang dikaitkan dengan entitas tersebut.
Berardino juga menjelaskan pada Kongres bahwa para auditor Andersen hanya
mempunyai keterlibatan yang minim dalam transaksi-transaksi yang akhirnya

8
menghasilkan penurunan ekuitas para pemilik sebesar $1,2 milyar yang dilaporkan oleh
Enron pada 16 Oktober 2001. Kebanyakan dari transaksi-transaksi tersebut terjadi pada
awal tahun 2001. Andersen belum mengaudit laporan keuangan kuartalan 2001 yang
dibuat setelah pencatatan awal transaksi-transaksi tersebut dan secara aturan
perusahaan-perusahaan publik tidak diwajibkan untuk mengaudit laporan keuangan
secara kuartalan.
Laporan publik yang tersebar menyatakan bahwa Andersen memperoleh sekitar
$52 juta fee dari Enron pada tahun 2000, tetapi hanya $25 juta yang berhubungan
langsung dengan audit tahun 2000 yang menyebabkan ruang lingkup isu tersebut
muncul kembali. Kritikus memberikan tuduhan bahwa fee konsultasi yang besar telah
membahayakan independensi Auditor Andersen. Sumber kedua kritik yang diarahkan
pada Andersen muncul dari dugaan atas peran penting firma tersebut pada perlakuan
akuntansi dan pelaporan keuangan Enron yang agresif untuk transaksi-transaksi SPE-
nya. The Powers Report diluncurkan ke publik pada Februari 2002 memunculkan
kritikan. Pihak-pihak yang paling kritis terhadap keterlibatan Andersen dalam kasus ini
adalah mantan Chief Accountant SEC yaitu Lynn Turner. Kritikan terhadap Andersen
terus meningkat selama awal tahun 2002. Namun, beberapa kritik yang diarahkan pada
Andersen tersebut berasal dari top management Enron.
Dimana Pada 17 Januari 2002, Kenneth Lay telah mengeluarkan sebuah press
release yang melaporkan bahwa perusahaannya telah memutuskan untuk memecat
Andersen sebagai firma audit independennya. Selama menghadapi kritikan yang
dialamtkan kepada Andersen setelah adanya pengajuan kebangkrutan Enron, suatu
taktik utama diadopsi oleh Joseph Berardino. Taktik utama tersebut adalah bersikeras
menyatakan bahwa keputusan bisnis yang buruk bukan merupakan kesalahan dari pihak
Andersen dan tidak memiliki tanggungjawab atas kejatuhan Enron dan kerugian besar
yang diderita oleh investor, kreditor dan pihak lainnya. Akan tetapi, pernyataan yang
diungkap tersebut gagal menghantarkan Andersen dalam meraih simpati dari para
rekanan dan pihak-pihak yang berkepentingan.

9
Kritikan dan Retrospeksi
Pada akhir Maret 2002, Joseph Berardino secara tak terduga mengundurkan diri
sebagai CEO Andersen setelah gagal melakukan negosiasi untuk melakukan merger
Andersen dengan salah satu the Big Five. Hilangnya para klien yang cukup
mengejutkan ini memaksa Andersen untuk memberhentikan 25% staffnya pada
pertengahan April. Tak lama setelah pengumuman pemberhentian ini, staf Departemen
Kehakiman AS menyatakan bahwa David Duncan, mantan partnet yang mengaudit
Enron dinyatakan bersalah atas penghalangan penegakan hukum dan setuju untuk
bersaksi untuk melawan mantan firmanya. Pada Juni 2002, hakim federal menyatakan
bahwa firma Andersen bersalah atas penghambatan penegakan hukum. Beberapa tahun
kemudian, sejumlah staf Enron menghadapi tuntutan pidana yang diajukan oleh para
penegak hukum federal, Kenneth Lay, Jeffrey Skilling, dan Andrew Fastow.
Dimana pada tahun 2004, Fastow diputuskan bersalah atas konspirasi untuk
mengeluarkan sekuritas yang palsu serta tuntutan yang lainnya. Kemudian Fastow
dihukum 10 tahun penjara dan harus membayar denda sebesar $ 25 juta atas aset
pribadinya, dan aset yang dikumpulkannya selama menjabat di Enron. Tuntutan pidana
terhadap Lay dan Skill masih belum selesai. Jika dilihat dari manfaat atau harga yang
dibayar oleh profesi akuntan publik akibat bencana Enron ini tidak hanya terbatas pada
Andersen, para partnernya, atau pegawainya. Akan tetapi, mempengaruhi dan
mempermalukan seluruh akuntan atau auditor di seluruh dunia baik akuntan publik
maupun swasta.
Dilihat dari kasus tersebut, tidak lama kemudian FASB menerapkan panduan
pelaporan keuangan dan akuntansi yang lebih ketat yang dikhususkan mengatur SPE.
Kemudian pada tahun 2002, kongres menerbitkan Sarbanes Oxley Act untuk
memperkuat pelaporan keuangan bagi perusahaan public yang pada dasarnya
memperbaiki kekuatan dan kualitas independent audit. Adanya kasus skandal Enron ini
secara langsung menghancurkan masa depan dari ratusan mantan partner Andersen
yang telah lama bekerjasama dengannya.

10
PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Kasus Enron memunculkan krisis kepercayaan pada profesi akuntan publik.


Sebutkan pihak-pihak yang anda percaya paling bertanggung jawab atas krisis ini.
Jelaskan secara singkat alasan setiap pihak yang anda pilih.
Jawaban:
Menurut kami, pihak yang paling bertanggung jawab atas krisis kepercayaan ini
adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) Andersen. Dikarenakan KAP Andersen telah
melalaikan kode etik dan profesionalismenya dalam menjalankan penugasan audit.
Tugas dari akuntan publik dalam penugasan audit yaitu terbatas pada pemberian
opini atas laporan keuangan klien tersebut. Dalam menghasilkan audit yang
berkualitas dimana harus dibarengi dengan kompetensi, adanya pengalaman, dan
mengikuti standar akuntansi dan prosedur audit yang berlaku. Dilihat dari ini semua,
sudah seharunya para auditor dan KAP memberikan perhatian yang lebih baik lagi
yaitu pada penerapan etika dalam penugasan.

2. Sebutkan 3 tipe layanan konsultasi yang diberikan oleh firma audit kepada klien
mereka di tahun-tahun belakangan ini. Untuk setiap tipe layanan, jelaskan secara
spesifik ancaman, jika ada, bahwa layanan tersebut akan memberikan ancaman bagi
independensi firma audit.
Jawaban:
Tipe layanan konsultasi yang diberikan yaitu:
1. Layanan yang diberikan oleh KAP Andersen adalah jasa audit eksternal
sehingga Andersen bertindak sebagai audit eskternal. Namun faktanya, KAP
Andersen juga memberikan jasa audit internal yang bertugas untuk menyusun
laporan keuangan Enron. Keterlibatan Andersen dalam menyusun laporan
keuangan Enron menghasilkan laporan keuangan yang telah dimanipulasi atau
dipercantik untuk menarik investor dan pihak berkepentingan. Pemberian kedua
jasa bersamaan ini mengakibatkan adanya laporan keuangan yang dapat
diragukan dan sarat akan kecuranga. Dimana akibat dari pemberian jasa yang
ganda baik sebagai audit eksternal maupun internal dapat mengancam
independensi dan profesionalisme audit dan KAP dalam masyarakat dan menuai

11
kecaman dan kritikan dari rekan seprofesi diseluruh dunia karena telah
memberikan citra yang buruk bagi nama baik profesinya.
2. KAP Andersen memberikan jasa dalam sistem informasi akuntansi dalam
pengembangan bisnis online Enron atau e-commerce sehingga akan mudah bagi
Andersen dalam memainkan peran dalam melakukan penyusun laporan
keuangan yang sedemikian rupa.
3. KAP Andersen selain memberikan jasa audit, juga memberikan jasa studi
kelayakan untuk SPE Enron baik menganlisis maupun memantau transaksi yang
terjadi. Ancaman ketika memberikan jasa ini secara bersamaan adalah adanya
kecama dari profesi lain yang telah mengambil pekerjaan yang seharusnya
bukan dibidangnya sehingga jika terjadi sesuatu yang keliru dapat mengancam
profesi tersebut.

3. Untuk pertanyaan ini, asumsikan bahwa kutipan dari the Powers Report yang
ditunjukkan dalam Exhibit 3 memberi deskripsi yang akurat tentang keterlibatan
Andersen dalam keputusan pelaporan keuangan dan akuntansi Enron. Terkait asumsi
tersebut, apakah anda percaya bahwa keterlibatan Andersen dalam keputusan
tersebut melanggar standar audit professional? Jika iya, sebutkan standar tersebut dan
jelaskan dengan singkat alasan anda.
Jawaban:
Menurut pendapat kami, kami percaya bahwa bahwa keterlibatan Andersen dalam
keputusan- keputusan yang diambil dalam perusahaan Enron telah melanggar standar
audit profesional. Adapun standar audit profesional yang dilanggar, yaitu:
1. SA 200 tentang Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit
Berdasarkan ISA. Para auditor independen dalam pekerjaanya diharapkan selalu
bersikap independen untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas audit. ,
Namun pada kasus Enron, auditor tidak berpegang teguh pada SA 200 ini untuk
selalu menjaga independensinya
2. SA 220 tentang Pengendalian Mutu Untuk Audit Atas Laporan Keuangan.
Auditor dan KAP senantiasa memperhatikan pengendalian mutu audit atas
laporan keuangan. Dalam kasus Enron, Andersen telah terledor dalam tanggung
jawabnya sehingga hasil audit menjadi cacat. Hal ini mengindikasikan bahwa

12
pengendalian mutu Andersen sangat lemah dan perlu recovery untuk
mempertahankan eksistensi KAP dan nama baik profesi.
3. SA700 tentang Perumusan Suatu Pendapat Dan Pelaporan Atas Laporan
Keuangan. Para auditor dan KAP harus memperhatikan perumusan pendapat
yang akan diberikan pada suatu laporan keuangan yang diaudit sehingga sesuai
dengan kenyataan. Namun, dalam kasus Enron, Andersen telah mengetahui
bahwa laporan keuangan Enron telah dimanipulasi, akan tetapi Andersen tetap
memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian untuk laporan keuangan Enron
selama 15 tahun sehingga pendapat yang dikeluarkan atas laporan keuangan
Enron telah menyesatkan para stakeholder Enron

4. Jelaskan secara singkat persyaratan utama yang terdapat dalam standar audit
profesional terkait dengan penyiapan dan penyimpanan kertas kerja audit. Pihak
mana yang memiliki hak atas kertas kerja: apakah klien atau firma audit?
Jawaban:
Persyaratan utama dalam penyiapan dan penyimpanan kertas kerja audit, yaitu:
1. Kertas kerja harus lengkap, harus lengkap dalam hal ini bahwa harus berisi semua
informasi pokok serta tidak memerlukan penjelasan lisan sebagai tambahan.
2. Dalam pembuatan kertas kerja, dimana auditor harus memperhatikan ketelitian
dalam suatu penulisan dan perhitungan sehingga kertas kerjanya tersebut bebas
dari kesalahan tulis dan perhitungan.
3. Kertas kerja harus dibatasi yaitu pada informasi yang pokok-pokok saja dan yang
relevan dengan tujuan audit yang dilakukan dan serta disajikan secara ringkas dan
benar. Analisis yang dilakukan oleh suatu auditor harus merupakan ringkasan dan
penafsiran data dan bukan hanya merupakan penyalinan catatan klien ke dalam
kertas kerja tersebut.
4. Kejelasan dalam menyajikan informasi kepada pihak-pihak yang akan memeriksa
kertas kerja perlu diusahakan oleh auditor. Penyajian informasi secara sistematik
perlu dilakukan agar dalam meyajikan informasi kepada pihak-pihak yang
memeriksa kertas kerja tersebut paham dan benar memberikan suatu opini atau
laporan yang benar.

13
5. Kerapian dalam pembuatan kertas kerja dan keteraturan penyusunan kertas kerja
akan membantu auditor senior dalam me-review hasil pekerjaan stafnya serta
memudahkan auditor dalam memperoleh informasi dari kertas kerja tersebut.
Kertas kerja milik auditor atau KAP yang digunakan dalam melakukan proses
audit. Tetapi, klien juga berhak untuk memiliki kertas kerja tersebut untuk
melakukan review atas pekerjaan audit yang dilakukan dan temuan-temuan yang
menjadi bahan perbaikan atau pertimbangan di kemudian hari.

5. Identifikasikan dan sebutkan 5 rekomendasi yang dibuat untuk memperkuat fungsi


independen audit. Untuk setiap rekomendasi, jelaskan mengapa anda mendukung
atau tidak mendukung rekomendasi tersebut.
Jawaban:
5 Rekomendasi, yaitu:
1. Bagi Pihak regulator agar lebih memperhatikan mengenai pedoman akuntansi
dan pelaporan keuangan yang diterbitkan perusahaan dan memastikan bahwa
peraturan tersebut membantu untuk mengungkapkan kondisi keuangan yang
sebenarnya secara historis sehingga informasi mudah untuk dipahami.
2. Bagi pemerintah agar mengawasi regulasi-regulasi yang telah diterapkan dan
membentuk suatu badan pengawasan auditor dan KAP serta perusahaan go
public yang mengawasi aktivitas-aktivitas didalamnya.
3. Pembentukan agensi federal baru yaitu public companies accounting oversight
board untuk mengawasi proses pembuatan aturan untuk fungsi audit
independen.
4. Adanya regulasi yang mengatur dan mengawasi terkait dengan mewajibkan
perusahaan untuk merotasi auditor eksternal secara berkala untuk menghindari
adanya hubungan istimewa antara auditor dengan klien.
5. Meningkatkan laporan audit yang dihasilkan karena auditor yang mengetahui
bahwa mereka akan diganti umumnya akan melaksanakan audit dengan standar
yang baik agar memiliki redibilitas tinggi dimata auditor yang baru.

14
6. Apakah anda percaya bahwa ada pergantian atau evolusi yang signifikan selama
beberapa dekade terakhir dalam konsep “profesionalisme” yang terkait dengan
disiplin akuntan publik? Jika ya, jelaskan mengapa anda percaya bahwa konsep
tersebut telah berubah atau berkembang dan identifikasikan faktor-faktor utama yang
mempengaruhi setiap perubahan tersebut.
Jawaban:
Disini kami percaya adanya evolusi dalam konsep profesionalisme akuntan publik.
Dimana Akuntan publik tersebut dituntut untuk bersikap profesional dan menjadi
seorang whitstleblower atau pelaporan pelanggaran dimana akuntan publik tersebut
dapat menyatakan kebenaran pada pekerjaannya. dilihat dari kasus Enron ini yang
melibatkan Andersen memberikan pembelajaran bahwa sebagai auditor yang harus
sukarela menjadi akuntan yang profesionalisme dalam pekerjaannya sehingga dapat
dipertanggung jawabkan. Perubahan sikap profesionalisme akuntan publik
menunjukkan adanya peningkatan dan arah yang lebih baik lagi untuk menjaga nama
baik dirinya maupun organisasi profesinya.

7. Seperti yang dijelaskan dalam kasus di atas, SEC tidak mewajibkan perusahaan
publik untuk mengaudit laporan keuangan kuartalan mereka. Tanggung jawab
apakah, jika ada, yang dimiliki oleh firma audit terkait dengan laporan keuangan
kuartalan para klien mereka? Dalam pandangan anda, haruskah laporan keuangan
kuartal diaudit? Jelaskan jawaban anda.
Jawaban:
Diaman pada laporan keuangan kuartalan tersebut tidak harus dilakukan
pengauditan. karena, jika dilihat dari kewajibannya, suatu laporan kuangan kuartalan
tidak diwajibkan untuk diaudit dan tentunya jika dilihat dari biaya (agency cost)
menimbulkan biaya yang besar serta dapat mengganggu suatu operasional suatu
perusahaan. Laporan keuangan kuartalan belum mencerminkan kinerja perusahaan
secara keseluruhan. Dimana audit atas laporan keuangan perusahaan seharusnya
dilakukan pada laporan keuangan tahunan yaitu sebagai representasi dari adanya
aktivitas transaksi dan laporan bulanan tersebut.

15

Anda mungkin juga menyukai