Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar mengajar sesuatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai
edukatif mewarnai nteraksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Pada
proses pembelajaran di kelas hingga saat ini masih juga ditemukan pengajar
yang memposisikan peserta didik sebagai objek belajar, bukan sebagai
individu yang harus dikebangkan potensi yang dimilikinya. Hal ini dapat
mematikan potensi peserta didik. Dan dalam keadaan tersebut peserta didik
hanya mendengarkan pidato guru di depan kelas, sehingga mudah sekali
peserta didik merasa bosan dengan materi yang diberikan. Akibatnya, pesrta
didik tidak paham dengan apa yang baru saja disampaikan oleh guru.
Pada model pembelajaran berbasis masalah berbeda dengan model
pembelajaran yang lainnya, dalam modell pembelajaran ini, peranan guru
adalah menyodorkan berbagai masalah, memberikan pertanyaan, dan
menfasilitasi investigasi dan dialog. Guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menetapkan topik masalah yang akan dibahas, walaupun
sebenarnya guru telah menetapkan topik masalah apa yang harus dibahas.
Hal yang paling utama adalah guru menyediakan kerangka pendukung yang
dapat meningkatkan kemampuan penyelidikan dan intelegensi peserta didik
dalam berpikir. Proses pembelajaran diarahkan agar peserta didik mampu
menyelesaikan masalah secara sistematis dan logis.
Model pembelajaran ini dapat terjadi jika guru dapat menciptakan
lingkungan kelas yang terbuka dan jujur, karena kelas itu sendiri merupakan
tempat pertukaran ide-ide peserta didik dalam menanggapi berbagai
masalah. Melalui model pembelajaran ini peserta didik dapat berkembang
secara utuh, artinya bukan hanya perkembangan kognitif, tetapi peserta
didik juga akan berkembang dalam bidang affektif dan psikomotorik secara
otomatis melalui masalah yang dihadapi.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan problem based learning?
2. Bagaimanakan ciri-ciri pembelajaran problem based learning?
3. Apa sajakah komponen-komponen pendukung dalam pembelajaran
problem based learning?
4. Bagaimanakah konsep dasar pembelajaran dengan problem based
learning?
5. Bagaimanakah langkah-langkah dalam pembelajaran dengan problem
based learning?
6. Bagaimanakah penilaian serta evaluasi pembelajaran dengan problem
based learning?
7. Apakah kelebihan dan kekurangan pembelajaran dengan problem based
learning?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian problem based learning
2. Mengetahui ciri-ciri pembelajaran problem based learning
3. Mengetahui komponen-komponen pendukung dalam pembelajaran
problem based learning
4. Mengetahui konsep dasar pembelajaran dengan problem based learning
5. Mengetahui mengenai langkah-langkah dalam pembelajaran dengan
problem based learning
6. Mengetahui bagaimana penilaian serta evaluasi pembelajaran dengan
problem based learning
7. Mampu mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan pembelajaran
dengan problem based learning

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Problem Based Learning


Problem-based Learning atau Pembelajaran Berbasis Masalah adalah

suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan menyelesaikan suatu

masalah, tetapi untuk menyelesaikan masalah itu peserta didik memerlukan

pengetahuan baru untuk dapat menyelesaikannya.

Pendekatan pembelajaran berbasis masalah (problem-based

learning/PBL) adalah konsep pembelajaran yang membantu guru

menciptakan lingkungan pembelajaran yang dimulai dengan masalah yang

penting dan relevan (bersangkut-paut) bagi peserta didik, dan

memungkinkan peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih

realistik (nyata).

Pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning/PBL)

melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif,

berpusat kepada peserta didik, yang mengembangkan kemampuan

pemecahan masalah dan kemampuan belajar mandiri yang diperlukan untuk

menghadapi tantangan dalam kehidupan dan karier, dalam lingkungan yang

bertambah kompleks sekarang ini. Pembelajaran Berbasis Masalah dapat

pula dimulai dengan melakukan kerja kelompok antar peserta didik. peserta

didik menyelidiki sendiri, menemukan permasalahan, kemudian

menyelesaikan masalahnya dibawah petunjuk fasilitator (guru).

3
Untuk mencapai hasil pembelajaran secara optimal, pembelajaran

dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah perlu dirancang dengan

baik mulai dari penyiapan masalah yang yang sesuai dengan kurikulum

yang akan dikembangkan di kelas, memunculkan masalah dari peserta didik,

peralatan yang mungkin diperlukan, dan penilaian yang digunakan. Pengajar

yang menerapkan pendekatan ini harus mengembangkan diri melalui

pengalaman mengelola di kelasnya, melalui pendidikan pelatihan atau

pendidikan formal yang berkelanjutan.

Oleh karena itu, pengajaran berdasarkan masalah merupakan

pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berfikir tingkat tinggi.

Pembelajaran ini membantu peserta didik untuk memproses informasi yang

sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri

tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk

mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks.

B. Ciri-ciri pembelajaran problem based learning

Model pembelajaran problem based learning memiliki 3 ciri yaitu:

1. Strategi pembelajaran problem based learning merupakan rangkaian

aktivitas pembelajaran artinya dalam pembelajaran ini tidak

mengharapkan peserta didik hanya sekedar mendengarkan, mencatat

kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui strategi

pembelajaran berbasis masalah peserta didik aktif berpikir,

4
berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan akhirnya

menyimpulkannya.

2. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah.

Strategi pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai

kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah tidak

mungkin ada proses pembelajaran.

3. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan

berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah

adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini

dilakukan secara sistematis dan empiris, sistematis artinya berpikir

ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris

artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta

yang jelas.

C. Komponen pendukung dalam pembelajaran problem based learning


Komponen-komponen pembelajaran berbasisi masalah dikemukakan

oleh Arends, diantaranya adalah :

1. Permasalahan autentik. Model pembelajaran berbasis masalah

mengorganisasikan masalah nyata yang penting secara sosial dan

bermanfaat bagi peserta didik. Permasalahan yang dihadapi peserta

didik dalam dunia nyata tidak dapat dijawab dengan jawaban yang

sederhana.

2. Fokus interdisipliner. Dimaksudkan agar peserta didik belajar berpikir

struktural dan belajar menggunakan berbagai perspektif keilmuan.

5
3. Pengamatan autentik. Hal ini dinaksudkan untuk menemukan solusi

yang nyata. Peserta didik diwajibkan untuk menganalisis dan

menetapkan masalahnya, mengembangkan hipotesis dan membuat

prediksi, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melaksanakan

eksperimen, membuat inferensi, dan menarik kesimpulan.

4. Produk. Peserta didik dituntut untuk membuat produk hasil

pengamatan. Produk bisa berupa kertas yang dideskripsikan dan

didemonstrasikan kepada orang lain.

5. Kolaborasi. Dapat mendorong penyelidikan dan dialog bersama untuk

mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan sosial.

D. Konsep dasar pembelajaran dengan problem based learning

Model pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang

menekankan padaproses penyelesaian masalah. Dalam implementasi model

pembelajaran berbasis masalah, guru perlu memilih bahan pelajaran yang

memiliki permasalahan yang dapat dipecahkan. Model pembelajaran

berbasis masalah ini dapat diterapkan dalam kelas jika :

1. Guru bertujuan agar peserta didik tidak hanya mengetahui dan hafal

materi pelajaran saja, tetapi juga mengerti dan memahaminya.

2. Guru mengiginkan agar peserta didik memecahkan masalah dan

membuat kemampuan intelektual siswa bertambah.

3. Guru menginginkan agar peserta didik dapat bertanggung jawab dalam

belajarnya.

6
4. Guru menginginkan agar peserta didik dapat menghubungkan antara

teori yang dipelajari di dalam kelas dan kenyataan yang dihadapinya di

luar kelas.

5. Guru bermaksud mengembangkan kemampuan peserta didik dalam

menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan, mengenal antara fakta

dan pendapat, serta mengembangkan kemampuan dalam membuat tugas

secara objektif.

E. Langkah-langkah dalam pembelajaran dengan problem based learning

Menurut John Dewey seorang ahli pendidikan berkebangsaan

Amerika memaparkan 6 langkah dalam pembelajaran berbasis masalah ini :

1. Merumuskan masalah. Guru membimbing peserta didik untuk

menentukan masalah yang akan dipecahkan dalam proses pembelajaran,

walaupun sebenarnya guru telah menetapkan masalah tersebut.

2. Menganalisis masalah. Langkah peserta didik meninjau masalah secara

kritis dari berbagai sudut pandang.

3. Merumuskan hipotesis. Langkah peserta didik merumuskan berbagai

kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.

4. Mengumpulkan data. Langkah peserta didik mencari dan

menggambarkan berbagai informasi yang diperlukan untuk

memecahkan masalah.

7
5. Pengujian hipotesis. Langkah peserta didik dalam merumuskan dan

mengambil kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan

hipotesis yang diajukan

6. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah. Langkah peserta didik

menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan

hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.

F. Penilaian serta evaluasi pembelajaran dengan problem based learning

Prosedur-prosedur penilaian harus disesuaikan dengan tujuan

pengajaran yang ingin dicapai dan hal yang paling utama bagi guru adalah

mendapatkan informasi penilaian yang reliabel dan valid.

Prosedur evaluasi pada model pembelajaran berbasis masalah ini tidak

hanya cukup dengan mengadakan tes tertulis saja, tetapi juga dilakukan

dalam bentuk checklist, reating scales, dan performance. Untuk evaluasi

dalam bentuk performance atau kemampuan ini dapat digunakan untuk

mengukur potensi peserta didik untuk mengatasi masalah maupun untuk

mengukur kerja kelompok. Evaluasi harus menghasilkan definisi tentang

masalah baru, mendiagnosanya, dan mulai lagi proses penyelesaian baru.

G. Kelebihan dan kekurangan pembelajaran dengan problem based learning

Sebagai suatu model pembelajaran, berbasis masalah memiliki beberapa

kelebihan, diantaranya :

8
1. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih

memahami isi pelajaran.

2. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan peserta didik serta

memberikan kepuasan untuk menentukan pengetahuan baru bagi

peserta didik.

3. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta

didik.

4. Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik bagaimana

mentrasfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam

kehidupan nyata.

5. Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik untuk

mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam

pembelajaran yang mereka lakukan.

6. Melalui pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai

peserta didik.

7. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan peserta didik

untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk

menyesuaikan dengan pengetahuan baru

8. Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada peserta didik

untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia

nyata.

9. Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat peserta didik untuk

secara terus menerus belajar.

9
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran

berbasis masalah harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang

harus dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing peserta didik pada

kesadaran adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau

lingkungan sosial.

Kemampuan yang harus dicapai oleh peserta didik, pada tahapan ini

adalah peserta didik dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang

terjadi dari berbagai fenomena yang ada.

Disamping keunggulannya, model ini juga mempunyai kelemahan, yaitu :

1. Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyai

kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan,

maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.

2. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving

membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.

3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan

masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa

yang mereka ingin pelajari.

H.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembelajaran Berbasis Masalah yang berasal dari bahasa Inggris

Problem-based Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang

dimulai dengan menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk menyelesaikan

masalah itu peserta didik memerlukan pengetahuan baru untuk dapat

menyelesaikannya.

Pembelajaran dengan Problem-based Learning melibatkan peserta

didik dalam proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada

siswa, yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan

kemampuan belajar mandiri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan

dalam kehidupan dan karier, dalam lingkungan yang bertambah kompleks

sekarang ini.

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa

Diharapkan makalah ini menjadi referensi bacaan untuk menambah

pengetahuan mengenai model pmbelajaran problem Based Learning.

11
DAFTAR PUSTAKA

Muhson, A. 2009. Peningkatan Minat Belajar dan Pemahaman Mahasiswa

Melalui Penerapan Problem Based Learning. Jurnal Kependidikan. Vol.

39, No. 2.PP.171-182

http://bayulikids.blogspot.com/2013/11/pembelajaran-problem-based
learning_30.html

12

Anda mungkin juga menyukai