Anda di halaman 1dari 3

STUDI KASUS PKN: LGBT

Nama : Laras Asri Prambudi


Kelas/Presensi : XII.1 / 18
NIS : 18.64.08971

1. Deskripsikan tentang LGBT!


LGBT merupakan akronim dari Lesbian Gay Biseksual dan Transgender. LGBT
memiliki lambang berupa bendera berwarna pelangi. Dewasa ini, fenomena LGBT
seolah menjadi topik bahasan yang sensitif di kalangan masyarakat. Sebagian orang
juga menganggap eksistensi dari kaum LGBT adalah sesuatu hal yang tabu. LGBT
bukan merupakan gangguan kejiwaan, melainkan masalah kejiwaan. Banyak sekali
pro dan kontra mengenai fenomena penyimpangan seksual ini.
Lesbi adalah sebuah orientasi seksual ketika perempuan mempunyai
kecenderungan seksual menyukai sesama perempuan. Gay adalah sebutan
homoseksualitas (penyuka sesama jenis) untuk laki-laki yang punya kecenderungan
seksual meyukai sesama laki-laki. Sedangkan biseksual adalah sebutan untuk orang
yang mempunyai orientasi seksual kepada laki-laki maupun perempuan. Sementara
itu, istilah transgender merujuk pada orang-orang yang identitas gender nya berbeda
dengan organ kelamin yang mereka dapatkan saat lahir.

2. Identifikasi kasus LGBT yang ada di Indonesia.


Pandangan masyarakat mengenai isu LGBT masih beragam tergantung pada latar
belakang budaya, agama, kelompok sosial, media, keluarga, pergaulan sebaya, dan
interaksi dengan individu LGBT ( Lehman dan Thornwel ). Tolak ukur dan tingkat
penolakan maupun penerimaan masyarakat terhadap LGBT sangat tergantung pada
faktor-faktor yang sudah disebutkan sebelumnya. Kasus LGBT di Indonesia yang
pernah viral ialah pernikahan pasangan gay di Bali pada September 2015 lalu.
Pernikahan antara WNI dan WNA Amerika tersebut tidak dilakukan secara diam-
diam. Bahkan pernikahan ini dihadiri langsung oleh kedua orang tua dari salah satu
mempelai dan disahkan oleh pemangku agama Hindu di wilayah setempat. Dilihat
dari kasus tersebut, faktor keluarga mengambil peran penting dalam terlaksananya
pernikahan antar sesama jenis yang juga merupakan bagian dari LGBT.
Kasus kedua datang dari salah seorang warga Depok yakni Reynhard Sinaga. Ia
dovonis bersalah atas kasus pemerkosaan ratusan laki-laki di Inggris. Tentu saja hal
ini menjadi catatn penting bahwa kasus penyebaran paham LGBT di Indonesia sudah
sangat mengkhawatirkan. Salah seorang dokter sekaligus seksolog Dr. Boyke Dian
Nugraha menyatakan bahwa hal ini bisa terjadi karena pendidikan seks yang kurang
dan lingkungan pergaulan yang tidak seimbang dari kecil.
3. Analisis kasus dalam perspektif HAM
Deklarasi Hak Asasi Manusia PBB tahun 2006 menyebutkan bahwa isu LGBT
direspons dengan perjuangan masuknya hasil-hasil kesepakatan sidang-sidang PBB
tentang kesetaraan gender, kependudukan dan HAM. Di Indonesia, gerakan untuk
mendapat pengakuan hak juga diperjuangkan oleh kaum LGBT melalui berbagai
organisasi mereka.
Pendukung LGBT menggunakan pemenuhan HAM sebagai dasar tuntutan mereka
dengan menyetakan bahwa orientasi seksual adalah HAM bagi mereka. Sebaliknya,
pihak-pihak yang kontra terhadap LGBT, menilai bahwa LGBT sebagai bentuk
penyimpangan dan tidak masuk dalam konsepsi HAM.
Pada umumnya, kelompok LGBT yang terbuka di Indonesia masih mengalami
banyak kekerasan dan diskriminasi dalam kesempatan kerja dan tempat tinggal,
pendidikan, dan kesejahteraan ( UNDP, 2014 ). LGBT sulit mengakses pekerjaan
terutama pekerjaan di sektor formal, karena banyak pemberi kerja yang homophobic dan
karena lingkungan pada umumnya tidak ramah terhadap kaum LGBT. Sementara mereka
yang berhasil mendapatkan pekerjaan juga kerap mengalami perlakuan diskriminatif
seperti dihina, dijauhi, diancam, dan bahkan mengalami kekerasan secara fisik ( ILO,
2014 ).
Buntut dari kasus yang menimpa Reynhard Sinaga adalah imbauan dari Pemkot
Depok untuk merazia kelompok LGBT di Kota Depok. Direktur Amnesty Internasional,
Usman Hamid menilai bahwa razia tersebut merupakan perlakuan yang kejam, tidak
manusiawi, dan dapat merendahkan martabat mereka sebagai manusia. Ia juga
menegaskan bahwa banyak aparat yang kerap menindak dan mempermalukan masyarakat
hanya karena dianggap melakukan hubungan sesama jenis. Langkah yang diambil
Pemkot Depok untuk mengurangi perilaku seksual kaum LGBT tersebut juga mendapat
teguran dari Komnas HAM RI. Komnas Ham berharap kebijakan yang dapat membuka
potensi terjadinya persekusi dan tindakan melawan hukum lainnya tidak lahir di daerah
manapun.

Sumber:
 Santoso, Meilanny. (2016). LGBT DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI
MANUSIA . Share Social Work Jornal. 6. DOI : 10.24198/share.v612.13206
 CNN Indonesia ( 14 januari 2020 ). Amnesty Internasional : Razia LGBT di
Depok Tak Manusiawi. Retrivied ( 22 Agustus 2020 ).
 https://m.cnnindonesia.com/nasional/20200114190501-20-465337/amnesty-
internasional-razia-lgbt-di-depok-tak-manusiawi
 Laporan kajian “Pandangan Masyarakat Terhadap LGBT di Jakarta, Bogor,
Depok, dan Tangerang, 2015 “ Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai