Anda di halaman 1dari 1

Nama: Laras Asri Prambudi

Kelas: 12-1
Sampah, Polemik Pembuat Resah
[o]
Permasalahan lingkungan hidup yang satu ini, sejatinya tidak dapat terlepas dari
kehidupan manusia[o]. [o]Namun, meningkatnya kesulitan dalam hal penanganannya juga
disebabkan karena perilaku konsumtif dari manusia itu sendiri[o]. [f]Sampah merupakan
persoalan yang tak kunjung usai hingga saat ini [f]. [f]Kian hari penumpukan sampah kian
banyak[f]. Bahkan, gunungan sampah telah menjadi pemandangan lumrah di sekitar
pemukiman di dekat tempat pembuangan akhir sampah (TPS). [o]Penumpukan sampah
tersebut, tidak diiringi dengan kesadaran masyarakat untuk mengelolanya[o].
[f]
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyampaikan timbunan sampah
nasional mencapai angka 175.000 ton per hari atau setara dengan 64 juta ton per tahun [f].
Dapat diasumsikan sampah yang dihasilkan tiap orang per hari sebesar 0,7 kg. [f]Plastik
menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar yakni sebesar 3,2 juta ton yang setiap
tahunnya dibuang ke laut[f]. [f]Di kota besar seperti Bandung dan kawasan Jabodetabek,
sampah-sampah tersebut seringkali dibuang sembarangan di pinggir trotoar. Padahal, papan
berisi larangan membuang sampah telah terpampang jelas di sekitar kawasan trotoar [f]. [f]Hal
ini membuktikan tingkat kesadaran masyarakat akan sampah masih sangat rendah[f]. Selain
merusak estetika pemandangan, [f]bau busuk dari sampah juga dapat mengganggu pengendara
dan pejalan kaki yang lalu lalang melintasi kawasan tersebut[f]. [f]Jumlah sampah terus
bertambah seiring dengan perubahan gaya hidup manusia yang mengikuti perkembangan
zaman[f]. Masyarakat cenderung menggunakan wadah atau [f]kemasan plastik yang faktanya
sulit terurai[f] dibandingkan wadah yang ramah lingkungan. [o]Penggunaan plastik dianggap
lebih praktis[o].
Pemerintah harus berkoordinasi dengan masyarakat untuk menuntaskan persoalan
mengenai cara pengelolaan serta bahaya dari sampah itu sendiri. Edukasi kepada masyarakat
awam dapat dilakukan melalui program bank sampah. Teknisnya masyarakat dapat
menyerahkan sampah yang sudah dipilah dan menukarkannya dengan uang. Selanjutnya
sampah akan dikelola baik oleh perseorangan ataupun lembaga perusahaan. [o]Program bank
sampah dapat membiasakan masyarakat untuk memilah sampah sesuai dengan jenisnya serta
menjaga lingkungan dari polusi sampah[o].
Sebagian masyarakat yang mulai peduli dengan lingkungan gemar menyuarakan
perilaku 3R yakni reduce, reuse, dan recycle. Jargon 3R ini juga sering dikampanyekan oleh
pemerintah dalam banner yang terpampang di sekitar fasilitas publik atau di jalan raya, serta
di dalam iklan layanan masyarakat.
[o]
Masyarakat memiliki andil yang cukup besar untuk mengelola dan mengurangi
[o]
sampah . Salah satu terobosan yang dilakukan adalah menggunakan sedotan stainless steel
yang tentunya mudah dibawa kemana-mana dan ramah lingkungan. Beragam cara juga dapat
dilakukan seperti membawa kantong kain saat belanja untuk keperluan sehari-hari, membawa
bekal dari rumah dengan kotak makanan, dan membawa botol minum sendiri. Mengurangi
produksi sampah dapat dimulai dari diri sendiri. [o]Kebiasaan baik ini diharapkan bisa
mengajak serta memotivasi orang-orang di sekitar kita untuk lebih peduli akan lingkungan[o].

Anda mungkin juga menyukai