OLEH :
202022121069
IAN 201
UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
anugrah-Nya penulisan paper ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa penulis
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya
penulisan paper ini hingga bisa tersusun dengan baik. Paper ini penulis susun
berdasarkan pengetahuan yang penulis peroleh dari media elektronik dengan harapan
orang yang membaca dapat memahami tentang budaya megibung.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa penulisan paper ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi perbaikan penerbitan paper ini di masa mendatang.
Ilmu budaya dasar adalah suatu ilmu yang mempelajari dasar dasar dan
pengertian tentang konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
kebudayaan. Dimana Budaya sangat berkaitan dengan akal dan budi manusia, Budaya
merupakan suatu cara atau pola hidup yang berkembang dan dimiliki oleh
sekelompok orang yang diwariskan secara turun temurun kepada generasinya.
Manusia dengan budaya tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan ini, sebab budaya
merupakan sesuatu yang lekat pada manusia. Salah satunya tradisi megibung, tradisi
ini sudah menjadi salah satu budaya yang ada di Karangasem dimana tradisi ini sudah
dilakukan secara turun temurun oleh raja Karangasem. Namun semakin modernnya
jaman tradisi ini sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan, masyarakat mulai mengikuti
budaya daerah lain seperti tata cara makan menggunakan pasraman. Dimana hal
tersebut dapat menghilangkan budaya yang turun temurun sudah ada.
Tradisi megibung pertama kali ada ketika pada saat itu, Karangasem dalam
ekspedisinya menaklukkan Raja-raja yang ada di tanah Lombok. Ketika istirahat dari
peperangan, raja menganjurkan semua prajuritnya untuk makan bersama dalam posisi
melingkar yang belakangan dikenal dengan nama Megibung. Bahkan, raja sendiri
konon ikut makan bersama dengan prajuritnya. Dalam tradisi megibung ada beberapa
istilah antara lain “sele” artinya orang yang bergabung dan duduk bersama untuk
menikmati tradisi megibung sebagai bagian dari satu kelompok. Kemudian ada istilah
“gibungan” adalah segepok nasi dengan alas gelaran (dari daun pisang) yang ditaruh
di atas dulang atau nampan. Selanjutnya ada istilah “karangan” ini yaitu lauk pauk
seperti lawar, kekomoh, urab (nyuh-nyuh) putih dan barak, padamare, urutan, marus,
balah dan sate.
Tradisi megibung ini sangat memiliki nilai kebersaman serta nilai gotong
royong, dimana setiap masyarakat saling membantu dalam menyiapkan makanan
serta adanya interaksi antara masyarakat .Tradisi megibung ini harus tetap di
lestarikan agar tidak mengalami pergeseran oleh jaman. Dengan dibuatkannya
peraturan adat ( awig-awig ) mengenai partisipasi aktif dalam penggunaan tradisi
megibung di upacara agama (Hindu) dapat tetap menjaga kelestarian tradisi ini. Serta
memberikan edukasi kepada generasi muda agar tetap menjaga tradisi yang telah ada
turun temurun. Agar tradisi dan budaya yang ada daerah kita tidak punah oleh adanya
budaya-budaya luar.
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tradisi dan budaya akan tetap terjaga kelestariannya jika masyarakat ikut
serta dalam mempertahankan dan melestarikan tradisi yang sudah ada. Kita tidak
boleh membiarkan tradisi dan budaya kita tergeser dengan perkembangan jaman,
karena dengan terus melestarikan serta mempertahankan tradisi dan budaya kita, akan
membuat tradisi dan budaya berkembang terus menerus serta generasi selanjutnya
dapat menikmati tradisi dan budaya unik yang kita miliki..
3.2 Saran
Saran yang bisa penulis berikan perlu adanya perhatian dari pemerintah lebih
lanjut akan upaya pelestarian budaya yang ada sejak dulu sebagai salah satu cara
mempertahankan budaya di tengah perkembangan yang semakin maju.
DAFTAR PUSTAKA
http://v2.karangasemkab.go.id/index.php/baca-pariwisata/135/Tradisi-
Megibung. ( Diakses pada 20 Maret, pukul 08.35 Wita )
Anonim. 2019. " Megibung Karangasem Culture Unik Kesetaraan Masyarakat Timur
Dewata ". https://www.indonesia.go.id/ragam/budaya/kebudayaan/megibung-
karangasem-culture-unik-kesetaraan-masyarakat-timur-dewata. ( Diakses pada
20 Maret 2021, pukul 13.55 Wita )
Putri, Adelia Iriana.2020. " Upaya Melestarikan Budaya Lokal pada Era Globalisasi.
https://news.koranbernas.id/upaya-melestarikan-budaya-lokal-pada-era-
globalisasi. ( Diakses pada 20 Maret 2021, pukul 09.15 Wita )