Anda di halaman 1dari 4

UTS AKUNTANSI KEUANGAN KONTEMPORER

NI PUTU SARI WAHYUNI


120211537

UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL


DENPASAR
2021
1. Manajemen laba menurut Schipper (1989) adalah suatu kegiatan intervensi dengan
tujuan tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal, untuk memperoleh
beberapa keuntungan. Manajemen laba dilakukan oleh manajemen suatu perusahaan
didasarkan pada beberapa tujuan antara lain:
 Hipotesis rencana bonus yaitu jika manajemen dapat memaksimalkan utilitas
yang dimiliki oleh perusahaan dengan manajemen laba maka bonus tinggi
akan menanti karena laba yang terlihat dalam laporan keuangan sangat tinggi
sehingga kemungkinan bonus yang di dapat oleh manajemen pun tinggi
 Hipotesis biaya politik dimana perusahaan akan menurunkan laba untuk
kepentingan pajak pemerintahan agar pajak yang dikenakan oleh pemerintah
kepada perusahaan berupa pajak badan juga rendah.
 Hipotesis perjanjian utang yaitu manajemen suatu perusahaan berusaha untuk
mempercantik laba perusahaan agar reputasi dari perusahaan terlihat bagus
oleh pihak internal sehingga mempermudah untuk melakukan perjanjian
hutang piutang.
 Hipotesis pada saat perusahaan IPO dimana perusahaan yang baru melakukan
go public akan mempercantik laba mereka dengan tujuan agar harga saham
perusahaan naik.
 Hipotesis investor dimana investor akan melirik perusahaan dengan laba baik
maka perusahaan akan berusaha untuk memanajemen laba mereka agar
terlihat meningkat dari tahun ke tahun.
Contoh manajemen laba yang saya ketahui yaitu manipulasi laporan keuangan yang
dilakukan oleh perusahaan milik Grup Bakri. Indonesia Coruption Watch (ICW)
melaporkan penjualan tiga perusahaan tambang batu bara milik Grup Bakrie kepada
Direktorat Jendral Pajak. ICW menduga rekayasa pelaporan yang dilakukan PT Bumi
Resources Tbk., dan anak usaha sejak 2003-2008 tersebut menyebabkan kerugian
negara sebesar US$ 620,49 juta. Koordinator Divisi Monitoring dan Analisis
Anggaran ICW, Firdaus Ilyas, mengatakan dugaan manipulasi laporan penjualan
terjadi PT Kaltim Prima Coal (KPC), PT Arutmin Indonesia (Arutmin), dan induk
kedua perusahaan tersebut, yakni PT Bumi Resources Tbk (Bumi). Praktik
manajemen laba yang dilakukan tersebut menurut saya melanggar hokum karena telah
merugikan negara serta dalam SAK penjualan harus diakui sebesar nilai yang
diperoleh dari saat terjadinya transaksi sedangkan dalam kasus grup bakri, penjualan
dilaporkan lebih tinggi padahal menurut hasil perhitungan ICW laporan penjualan
BUMI selama 2003-2008 seharusnya lebih rendah US$1,06 milliar dari nominal yang
tertera di laporan keuangan PT. Bumi Resources TBK (BUMI).
2. Metode penentuan harga transfer antara lain:
 Metode Tradisional
a) Comparable Uncontrolled Price Method (CUPM)
Metode dimana penentuan harga transfer perlu membandingkan harga dari
transaksi yang dilakukan pihak-pihak istimewa dengan harga dari transaksi
pihak-pihak yang tidak memiliki hubungan istimewa pada perusahaan.
b) Cost-Plus Method (CPM)
Ditentukan dengan penambahan laba kotor wajar yang diperoleh dari
transaksi pihak yang tidak memiliki hubungan istimewa dengan perusahaan.
c) Resale Price Method (RPM)
Metode yang dilakukan dengan membandingkan harga transaksi produk
pihak-pihak istimewa dengan harga jual kembali produk tersebut setelah
dikurangi laba kotor wajar..
 Metode Transactional Profit
a) Profit Split yaitu pengidentifikasian laba gabungan atas transaksi afiliasi dari
pihak istimewa.
b) Transactional Net Margin Method (TNMM) yaitu metode harga transfer
dengan membandingkan persentase laba bersih operasi dengan biaya,
penjualan, aktiva pihak istimewa dengan laba bersih pihak non istimewa.
 Metode Lainnya
Metode ini terdiri dari global split method dan juga formulary apportionment
method yang tidak diperkenankan digunakan karena tidak mencerminkan harga
pasar wajar sesungguhnya.
Faktor faktor yang mempengaruhi pemilihan metode harga transfer di atas
antara lain yaitu:
 Metode Tradisional yang terdiri dari:
 Comparable Uncontrolled Price Method (CUPM) dimana factor yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan metode ini yaitu:
 Karakteristik dari suatu produk/jasa indentik
 Harus adanya tingkat kondisi sebanding yang tinggi dalam transaksi
antara pihak-pihak istimewa dengan pihak non istimewa
 Cost-Plus Method (CPM) dimana factor yang perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan metode ini yaitu:
o Penjualan barang setengah jadi kepada pihak istimewa
o Adanya perjanjian jual-beli/kerjasama antara pihak-pihak istimewa
o Transaksi yang disediakan yaitu jasa
 Resale Price Method (RPM) dimana factor yang perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan metode ini yaitu:
 Adanya kesebandingan yang tinggi antara wajib pajak pihak istimewa
dengan pihak non istimewa khususnya berdasarkan analisis fungsi
 Reseller tidak menjual barang terlalu tinggi.
 Metode Transactional Profit yang terdiri dari:
a) Profit Split memerlukan pertimbangan factor-faktor antara lain:
 Digunakan jika data pembanding tidak lengkap.
 Dilakukan analisis fungsi atas kegiatan usaha yang dilakukannya
sehingga laba pihak-pihak istimewa dapat diketahui.
b) Transactional Net Margin Method (TNMM) perlu mempertimbangkan yaitu:
 Digunakan jika data pembanding tidak lengka.
 Perbadingan laba bersih dan HPP

Anda mungkin juga menyukai