Anda di halaman 1dari 6

RESPONSIBILITY ACCOUNTING DAN TRANSFER PRICING

 Menurut Anthony & Govindarajan (2004) yaitu: “Akuntansi


pertanggungjawaban bagian dari sistem pengontrolan akunting yang
merupakan salah-satu faktor yang mendukung implementasi strategi,
sedangkan strategi itu sendiri merupakan rencana pencapaian tujuan
organisasi”.
 Sistem akuntansi pertanggungjawaban dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional (traditional
responcibility accounting) yaitu akuntansi pertanggungjawaban yang
mengfokuskan pengendalian terhadap konsumsi sumber daya oleh
responsibel manajer.
2. Activity-based responsibility accounting yaitu activity-based
responsibilty accounting yang memfokuskan pengedalian terhadap
aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya.
3. Sistem biaya standar yaitu akuntansi manajemen tradisional
menekankan pengendalian terhadap harga pokok penjualan (product
cost).
 Pengertian responsibility center atau pusat pertanggungjawaban
menurut Anthony & Govindarajan (2002) yaitu: “Responsibility center is
an organization unit that is headed by manager who is responsible for its
activities”. Pengertian tersebut diterjemahkan oleh Tjakrawala (2005)
yaitu: “Pusat pertanggungjawaban merupakan unit organisasi yang
dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab atas aktivitas
yang dilakukannya”. Menurut Hongren (2003), mengemukakan bahwa
pertanggungjawaban akunting mengidentifikasikan bagian dari
organisasi yang mempunyai tanggung jawab untuk setiap tujuan,
mengembangkan ukuran dan target untuk dicapai, dan menciptakan
laporan ukuran oleh bagian kecil dari organisasi atau pusat
pertanggungjawaban.
 Menurut Anthony & Govindarajan (2002), jenis-jenis
pertanggungjawaban sebagai berikut:
a. Pusat pendapatan (revenue center) merupakan pusat
pertanggungjawaban dimana outputnya diukur dalam unit moneter,
tetapi tidak dihubungkan dengan inputnya.
b. Pusat biaya (expense center) merupakan pusat pertanggungjawaban
dimana input atau biaya diukur dalam unit moneter namun outputnya
tidak diukur dalam unit moneter.
c. Pusat laba (profit center) adalah kinerjanya diukur berdasarkan laba
yang diperoleh.
d. Pusat investasi (investment center) merupakan kinerjanya diukur
berdasarkan laba yang diperoleh dihubungkan dengan investasi yang
digunakan untuk memperoleh laba tersebut.
 Definisi pengendalian sebagai berikut: “Proses yang sangat penting
melalui mana manajer menjamin bahwa aktivitas yang sesungguhnya
sesuai dengan aktivitas yang telah direncanakan”. Menurut Hongren et.
All (2003), definisi pengendalian adalah: “Controll comprises (a) taking
actions that implement the planning decisions and (b) deciding how to
evaluate performances and what feedback to provide that will help
future decision making”.
 Smith telah mengemukakan kebutuhan akan pengendalian sebagai
berikut: “Ada sejumlah pandangan yang bertentangan mengenai cara
yang paling baik untuk mengelola sebuah organisasi walaupun demikian,
para teoritis dan juga eksekutif praktisi sepakat bahwa manajemen yang
baik membutuhkan pengendalian yang efektif. Sebuah kombinasi terdiri
atas sasaran yang terencana baik, organisasi yang kuat,pengarahan
yang cakap, dan motivasi yang tinggipun kecil kemungkinannya akan
berhasil kecuali ada sistem pengendalian yang memadai”.
 Menurut James A.F. Stoner, pengendalian terdiri dari empat langkah
dasar yaitu:
1. Penetapan standar dan metode untuk mengukur prestasi.
2. Pengukuran prestasi.
3. Pembandingan prestasi dengan standar.
4. Pengambilan tindakan perbaikan.
 Menurut Prabowo (2005) mengemukakan bahwa prestasi lebih
merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang untuk
mengetahui sejauh mana seseorang mencapai prestasi yang diukur atau
dinilai. Penilaian prestasi kerja merupakan salah satu proses yang
dilakukan perusahaan dalam mengevaluasi kemampuan kinerja
karyawan.
 Penilaian prestasi menurut Hariadi (2002), dapat diketahui sejumlah
informasi yang penting yaitu:
a. Sampai seberapa jauh suatu perusahaan atau suatu devisi telah
mencapai tujuannya.
b. Dapat diketahui pula seberapa besar kontribusi suatu bagian, divisi
atau seorang manajer terhadap keberhasilan perusahaan.
c. Hasil penilai tersebut diharapkan mampu memberikan motivasi bagi
anggota orang bekerja lebih baik.
d. Untuk menjamin keselarasan tujuan.
 Transfer produk dan layanan antar unit bisnis merupakan hal yang paling
umum dalam perusahaan dengan derajat integrasi lurus yang tinggi.
Perusahaan seperti itu terlibat dalam sejumlah aktivitas pembuatan nilai
yang berbeda dalam rantai nilai. Perusahaan-perusahaan yang
memproduksi kayu, makanan, barang elektronik dan barang-barang
konsumsi adalah beberapa contohnya. Misalkan, sebuah pabrik
pembuatan komputer harus menetukan harga transfer jika berupa
kepingan, papan, dan komponen serta pemasangan lain dalam komputer
itu sendiri.
 Harga transfer digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Ini
berlawanan dengan tujuan-tujuan tersebut bahwa pilihan alternatif
haraga transfer dapat dievaluasi. Tujuan utama dari harga transfer dapat
diidentifikasi dalam tiga tujuan:
1. Memotivasi usaha tingkat tinggi pada bagian manajer subunit (seperti
sejauh mana metode penentuan harga transfer tertentu memelihara
otonomi divisi),
2. Kesesuaian tujuan (seperti mencapai konsistensi antara pengambilan
keputusan yang dibuat oleh manajer dan tujuan-tujuan manajemen);
sebagai contoh, satu tujuan penting dari penentuan harga transfer
adalah untuk meminimalkan, dalam batas yang memungkinkan,
konsekuensi pajak pendapatan dari transfer barang dan jasa
intradivisi.
3. Menghadiahi para manajer secara adil atas usaha dan kemampuan
mereka, serta keefektifan keputusan yang mereka buat.
 Empat metode yang tersedia untuk menentukan harga transfer adalah:
1. Metode Biaya Variabel (variable cost method). Adalah metode yang
mengatur harga transfer sama dengan biaya variabel unit penjualan,
dengan atau tanpa kenaikan harga. Metode ini diinginkan saat unit
penjualan memliki kapasitas lebih dan tujuan utama harga transfer
adalah untuk memuaskan tuntutan barang-barang dari dalam. Harga
transfer yang relatif rendah mendorong pembelian dari dalam.
2. Metode Biaya Penuh (full-cost method). Merupakan metode yang
mengatur harga transfer sama dengan biaya variabel ditambah saham
biaya yang ditetapkan unit penjualan yang dialokasikan, dengan atau
tanpa kenaikan harga untuk keuntungan. Keuntungan dari pendekatan
ini mudah dimengerti dan informasinya telah tesedia dalam catatan
akuntansi. Untuk meningkatkan metode biaya penuh perusahaan
dapat menggunakan metode biaya berbasis aktivitas.
3. Metode Harga Pasar (market-price method). Adalah metode yang
menempatkan harga transfer sebagai harga produk saat ini di pasar
luar. Kunci keuntungannya adalah objektivitas; ini memuaskan kriteria
normal yang diinginkan untuk manajemen dan tujuan pajak.
Keuntungannya adalah bahwa harga pasar, terutama untuk produk-
produk menengah seringkali tidak tersedia.
4. Metode Harga Negosiasi (negotiated-price method). Merupakan
metode yang melibatkan proses negosiasi dan terkadang arbitrase
antar unit untuk menentukan harga transfer. Metode dibutuhkan saat
unit-unit memiliki sebuah latar belakang konflik yang signifikan dan
negosiasi dapat dihasilkan dalam harga sesuai kesepakatan. Batasan
utamanya adalah bahwa metode ini dapat mengurangi otonomi unit
yang diinginkan dan metode ini mungkin mahal dan menghabiskan
banyak waktu untuk diimplementasikan.
 Keputusan transfer harga tertinggi adalah fungsi dari beberapa
pertimbangan. Salah satunya adalah sejauh mana harga pengalihan
memotivasi keputusan yang benar dari sudut pandang perusahaan
secara keseluruhan. Dengan demikian aturan umum harga transfer
dapat dirangkum sebagai berikut:

Harga transfer minimum = Biaya divisi produksi yang bertambah + peluang biaya
perusahaan dengan membuat transfer internal

 Penentuan harga transfer yang telah menjadi persoalan pajak


internasional yang utama menjadi perhatian bagi perusahaan-
perusahaan multinasional (MNC). Kebanyakan negara menerima model
perjanjian OECD, yang meminta penentuan harga transfer harus
disesuaikan dengan menggunakan standar yang wajar, yaitu untuk
harga yang ditetapkan pihak ketiga. Model perjanjian akan diterapkan
berbeda-beda tergantung dari segara tersebut. Namun, dukungan dari
seluruh dunia terhadap pendekatan batasan yang diupayakan oleh
perusahaan MNC untuk mengurangi waib pajak dengan menetapkan
harga transfer yang berbeda dari standar netral.
 Standar netral (arm’s-length standard) diadakan untuk mengatur harga
transfer untuk mencerminkan harga yang telah ditetapkan oleh pihak
ketiga yang bertindak independen. Tiga metode yang sering digunakan
dalam standar netral yaitu:
1. Metode Perbandingan Harga (comparable-price method)
2. Metode Harga Penjualan Kembali (resale-price method)
3. Metode Biaya Plus (cost-plus method)
 Terdapat beberapa pertimbangan terkait pajak pendapatan dalam
konteks internasional untuk keputusan harga transfer, yaitu:
1. Risiko Pengambilalihan. Pengambilalihan (expropriation terjadi saat
pemerintah mengambil kepemelikan dan pengendalian atas asset
yang telah diinvestasikan oleh investor diluar negaranya. Saat ada
risiko pengambilalihan perusahaan dapat mengambil tindakan yang
tepat seperti membatasi investasi baru atau mengembangkan
hubungan yang ditingkatkan dengan pemerintah luar negeri (misalnya
dengan membayar secara nyata pajak yang lebih tinggi kepada
pemerintah tersebut melalui keputusan penentuan harga transfer).
2. Meminimalkan Tuntutan Bea Cukai. Jumlah harga transfer dapat
mempengaruhi biaya keseluruhan, termasuk tuntutan bea cukai, dan
barang-barang yang diimpor dari unit luar negeri. Jika tuntutan bea
cukai atas bagian-bagian dan komponen yang diimpor oleh unit pabrik
domestik dalam jumlah yang signifikan, maka harga transfer yang
relative rendah pada barang-barang impor ini akan menguntungkan
untuk mengurangi jumlah tuntutan bea cukai.
3. Pembatasan Mata Uang. Sebagai keuntungan yang diakumulasikan
unit luar negeri, satu masalah muncul di beberapa negara yang
membatasi jumlah dan/atau waktu pengiriman kembali keuntungan-
keuntungan tersebut ke induk perusahaan. Satu cara untuk membuat
kesepakatan dengan pembatasan ini adalah dengan menempatkan
harga transfer sehingga keuntungan diakumulasikan dalam jumlah
yang relatif rendah.
4. Kesepakatan Penentuan Harga Lanjutan. Kesepakatan penentuan
harga lanjutan (advance pricing agreement-APA) merupakan suatu
perjanjian Internal Revenue Service (IRS) dan perusahaan yang
mengadakan harga transfer sesuai kesepakatan. APA biasanya
didapatkan sebelum perusahaan terlibat dalam transfer. Tujuan
program APA adalah untuk memecahkan perselisihan penentuan harga
transfer dalam cara terbatas dan untuk menghindari proses
pengadilan yang memakan biaya. Program tersebut menambah
metode-metode pemecahan di tempat perselisihan: administratif
(IRS), pengadilan, dan mekanisme perjanjian.

Anda mungkin juga menyukai