Randi Toekan
YOGYAKARTA
2019
Review BAB I
2. Tujuan organisasi nirlaba berbeda jika di bandingkan dengan tujuan organisasi bisnis,
jelaskan perbedaannya dan berikan tiga contoh organisasi nirlaba dan tujuannya !
Jawaban:
organisasi nirlaba adalah salah satu lembaga yang tidak mengutamakan laba dalam
menjalankan usaha atau kegiatannya. Dalam organisasi nirlaba pada umumnya
sumber daya atau dana yang digunakan dalam menjalankan segala kegiatan yang
dilakukan berasal dari donatur atau sumbangan dari orang-orang yang ingin
membantu sesamanya.
Tujuan utama dari semua bisnis adalah untuk mendapatkan laba dengan
memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Contoh tujuan organisasi nirlaba :
Tujuan organisasi nirlaba yaitu untuk membantu masyarakat luas yang tidak mampu
khususnya dalam hal ekonomi seperti
Contoh Organisasi Nirlaba
A. Yayasan Sosial Misalnya : Supersemar, Yatim Piatu dsb
B. Yayasan Dana, misalnya : Dompet Dhu’afa,
C. Lembaga Advokasi. Misalnya : Perlindungan kekerasan dalam RT
D. Balai Keselamatan. Misalnya : Tim SAR
E. Yayasan Kanker Indonesia
3. Deskripsikan tujuan dari organisasi profit, apa saja indikator tujuan yang sering digunakan ?
Jawaban:
Organisasi Profit
Suatu proses kerjasama yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan
bersama yakni untuk menghasilkan laba.
organisasi laba yang telah memiliki sumber pendanaan yang jelas, yakni dari keuntungan
usahanya. organisasi Laba meliputi PLN, Pertamina,kantor pos indonesia dan Lain-lain.
4. Mengapa perlu adanya goal congruence atau keselarasan tujuan dan faktor apa saja yang
mempengaruhi keselarasan tujuan tersebut ?
Jawaban:
untuk meraih tujuan-tujuan pribadi guna membantu pencapaian tujuan organisasi.
Faktor eksternal, yaitu norma-norma mengenai perilaku yang diharapkan terjadi
dalam masyarakat (dan organisasi merupakan bagian dari masyarakat).
Faktor –faktor eksternal yang mempengaruhi goal congruence adalah etos kerja dan norma
spesifik sesuai industri.
2. Jelaskan perbedaan antara pusat biaya teknik dengan pusat biaya kebijakan !
Jawaban:
Pusat biaya teknik merupakan pusat biaya yang sebagian besar biayanya mempunyai
hubungan fisik yang erat dengan output yang dihasilkan. sedangkan
Pusat biaya kebijakan merupakan pusat biaya yang sebagian besar biaya yang terjadi
tidak mempunyai hubungan yang erat dengan output yang dihasilkan.
3. Jelaskan bagaimana pengukuran kinerja pada pusat biaya teknik, misalnya departemen
produksi !
Jawaban:
ukuran kinerja pusat biaya teknik menggunakan efisiensi dan efektivitas. Efisiensi diukur
dengan membandingkan antara biaya standar atau anggaran fleksibel dengan biaya
sesungguhnya. Sedangkan efektivitas di ukur dengan membandingkan antara kuantitas
produk yang ditargetkan dengan kuantitas produk yang dihasilkan dalam periode waktu
tertentu.
Review BAB IV
1. Mengapa penetapan harga transfer merupakan masalah yang rumit dan komplek ?
Jawaban:
Karena berdampak secara signifikan terhadap:
Laba/rugi masing-masing unit bisnis, bagi divisi penjual merupakan bagian dari
pendapatan dan bagi divisi pembeli merupakan biaya.
Otonomi divisi, masing-masing divisi mempunyai kebebasan untuk menjual kepasar
eksternal atau divisi dan membeli dari pasar eksternal atau divisi.
Penilaian kinerja divisi, penentuan metode harga transfer harus tepat, sebagai contoh
harga transfer atas dasar biaya, bisa digunakan jika produk yang di transfer antar divisi
tidak lebih dari 5%.
Harga transfer akan optimal, jika harga transfer mampu menyelesaikan tujuan antara
tujuan masing-masing divisi dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan.
4. Kapan harga transfer atas dasar biaya (cost based transfer prices) tepat digunakan , apa
kelemahannya ?
Jawaban:
harga transfer atas dasar biaya dapat menggunakan biaya standar atau aktual. Jika
digunakan biaya aktual, inefisiensi devisi penjual akan dibebankan ke devisi pembeli.
Kelemahannya adalah:
- penggunaan biaya penuh sebagai dasar penetapan harga transfer dapat mengarah
pada keputusan yang buruk.
- Devisi penjualan tidak akan pernah menghasilkan laba dari aktifitas transfer,
khususnya jika menggunakan variabel cost, devisi yang melakukan penjualan akhir
pada pasar eksternal yang akan meraup lababesar.
- Tidak ada pengendalian biaya secara optimal, khususnya pada divisi penjuaan.
Review BAB V
2. Apa kelebihan dan kelemahan dari result control, jelaskan situasi yang tepat untuk penerapan
result control !
Jawaban:
Kelebihan result control:
- Perilaku pegawai dapat mempengaruhi, mereka mempunyai otonomi dan memiliki
komitmen lebih tinggi.
- Pegawai dapat belajar dari pengalaman dan kesalahan (On –job training).
- Biaya relatif murah, laporan dapat diperoleh secara tidak langsung dari manajer
seperti laporan keuangan dan pajak.
Kelemahan result control:
- Pegawai mungkin menanggung resiko jika hasilnya dipengaruhi oleh faktor eksternal
(lingkungan, nasib, persaingan).
- Kurang sempurna artinya indikator kinerja tidak lengkap (congruence, tepat waktu,
dapat dipahami).
Situasi yang tepat untuk penerapan result control dapat diterapkan untuk berbagai level
manajemen misalnya: uper level, middle level, dan lower level
3. Apa yang saudara ketahui dengan personnel control, apa kelebihan metode ini dibandingan
metode control yang lain ?
Jawaban:
personnel control merupakan pengendalian yang fokusnya pada pengendalian masing-
masing pegawai, sehingga pegawai dapat mengontrol perilakunya sendiri .
kelebihan metode ini dibandingan metode control yang lain sbb:
- manajemen pegawai mengetahui apa yang diharapkan oleh organisasi tempat mereka
bekerja.
- Manajemen pegawai mempunyai kapabilitas yang dibutuhkan (misalnya
pengalaman, intelejensi).
- Meningkatkan self monitoring (intrinsic motivation, etika, moral, loyalitas,
kepercayaan).
Review BAB VI
1. Jelaskan bagaimna mendesain sistem pengendalian yang tepat bagi suatu organisasi!
Jawaban:
Dalam mendesain sistem pengendalian yang tepat, tentunya harus di sesuaikan
dengan kondisi organisasi. Paling tidak terdapat dua pertanyaan mendasar dalam
mendesain sistem pengendalian.
1. Apa yang di inginkan organisasi ?
a. Apa yang di inginkan sebaiknya di jabarkan dalam bentuk tindakan nyata
(action) dan sifatnya lebih spesifik (misalnya: mencapai ROI 15% dan 20%
growth in sales)
b. Apa yang di inginkan: semua level manajemen menentukan critical success
factors-nya.
2. Apa yang sesungguhnya terjadi ?
Jika yang di inginkan bebeda dengan yang terjadi, maka perlu di pelajari apakah
yang menjadi problem pengendalian, sehingga dapat menentukan:
a. Model pengendalian yang di gunakan, pilih model pengendalian yang
memberikan manfaat optimal (cost-benefit terbesar).
b. Berapa ketat (longgar) pengendalian akang di terapkan.
5. Jelaskan pendekatan yang seringkali di gunakan dalam mendesain sistem
pengendalian?
Jawaban:
Pendekatan dalam mendesain dalam sistem pengendalian manajemen.
Terdapat dua pendekatan dalam mendesain pengendalian manajemen suatu
organisasi, yaitu contingency apperoach dan human resource leverage opproach.
1. Contingenci Approach
Pendekatan ini menggunakan kondisi lingkungan bisnis yang akang di masuki
sebagai dasar dalam mendesain sistem tersebut keunggulan dari pendekatan ini
adalah: menjajikan desain MCS yang di hasilkan sesuai dengan persyaratan
lingkungan bisnis yang di masuki oleh perusahaan, sehingga dapat meningkatkan
aktivitas dari MCS untuk mewujudkan visi organisasi.
2. Human Resource Leverage Approach
Human resource leverage approach merupakan pendekatan dalam mendesain
MCS yang mendasarkan pada, pembangunan paradigma tersebut sebagai SDM
berdasarkan lingkungan bisnis yang akang di masuki dengan pengguanaan
paradigma tersebut sebagai dasar pendesainan MCS serta perlunya ketrapilan
manajerial agar personil mampu secara efektif menjalankan MCS.