Anda di halaman 1dari 10

ISSN: 0854-2880 Jurnal Indigenous Vol. 1, No.

1, Mei 2016: 74-83

POLA KELUARGA REMAJA BERISIKO PENYALAHGUNAAN


NAPZA
Khamimatuz Zulfa1 dan Eny Purwandari2
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Eny.Purwandari@ums.ac.id2

Abstraction. Family patterns affect the formation of personality and behavior of children,
especially adolescents who are at risk of drug abuse. This study aims to understand and
describe patterns of adolescents families at risk of drug abuse. Key informants in this study were
adolescents with an age range of 15-18 years in the town of Sragen and the risk of drug abuse.
The data collection method used in this study was a questionnaire enclosed, open questionnaire
and interview. The results showed that the general pattern of harmonious families at risk of
drug abuse in adolescents. Regarding the relationship between family members, the impression
of the family is harmonious, the closest family members are mothers, with mothers reason is
understanding, kind, caring, considerate. The role of parents in families with a positive outlook,
principles and manners taught in the family, namely positive behavior and manners, whose
role is to teach the principles and character is the mother, as well as the habits or activities
undertaken jointly family is eating and watching TV at home.

Keywords: patterns of families, teenagers, the risk of drug abuse

Abstraksi. Pola keluarga berpengaruh pada pembentukan kepribadian dan perilaku anak,
terutama anak remaja yang berisiko penyalahgunaan NAPZA. Penelitian ini bertujuan untuk
memahami dan mendeskripsikan pola keluarga remaja berisiko penyalahgunaan NAPZA.
Informan utama dalam penelitian ini adalah remaja dengan rentang usia tahun 15-18 tahun
di kota Sragen dan berisiko penyalahgunaan NAPZA. Metode pengambilan data yang
dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner tertutup, kuesioner terbuka dan
wawancara. Hasil menunjukkan bahwa secara umum pola keluarga harmonis memiliki risiko
penyalahgunaan NAPZA pada remaja. Mengenai relasi antar anggota keluarga, kesan terhadap
keluarganya adalah harmonis, anggota keluarga yang paling dekat adalah ibu, dengan alasan
ibu adalah pengertian, baik, penyayang, perhatian. Peran orang tua dalam keluarga dengan
pandangan yang positif, prinsip dan budi pekerti yang diajarkan dalam keluarga yaitu perilaku
positif dan sopan santun, yang berperan mengajarkan prinsip dan budi pekerti adalah ibu, serta
kebiasaan atau kegiatan yang dilakukan bersama-sama keluarga adalah makan dan nonton
TV dirumah.

Kata Kunci: pola keluarga, remaja, berisiko penyalahgunaan NAPZA

PENDAHULUAN kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi


Masa remaja merupakan suatu fase hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk
perkembangan antara masa anak-anak dan terdorong menyalahgunakan NAPZA. Data
masa dewasa. Perkembangan seseorang menunjukkan bahwa jumlah pengguna
dalam masa anak-anak dan remaja akan NAPZA yang paling banyak adalah
membentuk perkembangan diri orang kelompok usia remaja.
tersebut di masa dewasa. Masa remaja, justru Risiko penyalahgunaan NAPZA dapat
keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti dipengaruhi berbagai faktor, salah satunya
trend dan gaya hidup, serta bersenang- dipengaruhi oleh keluarga. Keluarga
senang besar sekali. Walaupun semua merupakan bagian terkecil dari suatu

74
POLA KELUARGA REMAJA...(Khamimatuz Zulfa dan Eny Purwandari) ISSN: 0854-2880

masyarakat. Keluarga juga merupakan banyakproyek-proyek penelitian. Pemantauan


satu organisasi sosial yang paling penting orang tua yang lebih besar, ditandai dengan
dalam kelompok sosial dan merupakan mengetahui keberadaan anak-anak mereka
lembaga terkecil di dalam masyarakat yang atau mengawasi mereka, tampaknya berkaitan
paling utama bertanggung jawab untuk dengan perilaku kurang nakal. Penelitian lain
menjamin kesejahteraan sosial. Keluarga mengenai hubungan orang tua-anak telah
juga merupakan tempat pendidikan pertama menunjukkan bahwa komunikasi yang lebih
bagi individu. Di dalam keluarga anak terbuka antara remaja dan orang tua mereka
belajar untuk hidup sebagai mahluk sosial berhubungan dengan lebih sedikit perilaku
yang berinteraksi dengan orang lain. nakal (Clark & Shields, dalam Brank dkk,
Keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. 2008). Selanjutnya penelitian Sigfusdottir,
Keluarga merupakan pembentukpribadi bagi Farkas, dan Perak (dalam Brank Brank,
seseorang, sehingga orang tua dan anggota Lane, Turner, Fain, dan Sehgal, 2008)
keluarga menjadi contoh dan bahan belajar menunjukkan bahwa konflik keluarga
dalam membentuk pribadi anak. Ketika memiliki efek tidak langsung pada kenakalan
anak mencapai masa remaja perilaku yang dengan menyebabkan kemarahan lebih
diharapkan pada remaja adalah perilaku tidak untuk remaja yang kemudian menyebabkan
merokok, tidak minum-minuman beralkohol, perilaku nakal. Perilaku orang tua dan
mematuhi norma/aturan, tidak memberontak, hubungan orang tua-anak keduanya memiliki
dan disiplin dalam keluarga dan masyarakat pengaruh terhadap penyesuaian diri remaja
(Willis, 2005). dan perilaku. Smith, Wylie-Weiher, dan Van
Data Kementrian Kesehatan (Kemenkes) Kammen (dalam Sullivan, 2006) menemukan
tahun 2010 (dalam Septiyaning, 2013) bahwa pemuda yang melaporkan hubungan
menyebutkan pertumbuhan jumlah pengguna yang lemah dengan orang tua mereka secara
narkoba mencapai 3,2 juta jiwa. Sebanyak signifikan lebih mungkin untuk penggunaan
75% di antaranya adalah remaja. Sebanyak narkoba.
sepuluh kabupaten/kota di Jawa Tengah Keluarga diharapkan selalu memiliki
rawan peredaran narkoba, Kabagbin Opsnal dampak positif yang baik untuk
Dirnarkoba Polda Jawa Tengah AKBP perkembangan masa remaja, karena masa
Bambang Hidayat mengatakan “sepuluh remaja merupakan masa pencarian identitas
kabupaten/kota yang rawan peredaran diri. Remaja memiliki kecenderungan untuk
narkoba adalah Kota Semarang, Solo, mencontoh dan ingin memberikankesan
Kabupaten Banyumas, Cilacap, Magelang, bahwa remaja sudah hampir dewasa. Remaja
Sragen, Jepara, Batang, Pemalang dan mendekatkan diri pada perubahan sikap dan
Wonosobo” (Widodo, perilaku yang dihubungkan dengan status
2012). dewasa, yaitu merokok, minum- minuman
Pada penelitian (Browning & Loeber, keras, menggunakan obat- obatan dan masuk
dalam Brank, Lane, Turner, Fain, dan Sehgal, dalam perbuatan yang melangar norma
2008) ada dua kelompok besar faktor yang untuk memberikan norma yang diinginkan
mempengaruhi kenakalan remaja: perilaku (Hurlock, 1999).
orang tua dan hubungan orang tua-anak. Pola keluarga terdiri dari dua kata
Salah satu perilaku orang tua, pemantauan “pola” dan “keluarga”. Menurut Kamus
orang tua, telah menjadi fokus dari Besar Bahasa Indonesia (2005), “pola” berarti

75
ISSN: 0854-2880 Jurnal Indigenous Vol. 1, No. 1, Mei 2016: 74-83

corak, model, contoh, sistem, bentuk atau diri kabur, kemampuan komunikasi rendah,
struktur yang tetap. Sedangkan “keluarga” baik komunikasi orang tua dan teman,
menurut Murdock (dalam Lestari, kurang menghayati iman dan kepercayaan,
2012) merupakan kelompok sosial yang merasa bosan/jenuh, putus sekolah, memiliki
memiliki karakteristik tinggal bersama, orang tua otoriter, hubungan dengan orang
terdapat kerja sama ekonomi, dan terjadi tua kurang harmonis, orang tua bercerai
proses reproduksi. Berdasarkan pengertian atau menikah lagi, orang tua terlalu sibuk/
pola dan keluarga sebelumnya, maka dapat acuh, sekolah yang kurang disiplin, sekolah
disimpulkan bahwa pola keluarga adalah terletak dekat tempat hiburan, sekolah yang
model atau corak yang tetap dalam suatu kurangmemberi kesempatan pada siswa
kelompok sosial yang memiliki ikatan untuk mengembangkan diri secara kreatif dan
darah, perkawinan yang terstruktur, saling positif, adanya murid yang menggunakan
berkomunikasi dan berinteraksi (sosialisasi) NAPZA.
yang menimbulkan peranan-peranan sosial Faktor risiko penyalahgunaan NAPZA
bagi suami- istri, ayah-ibu, anak, nenek- pada remaja menurut Papalia, Olds,
kakek, saudara laki-laki, dan saudara dan Feldman (2009): temperamen yang
perempuan yang tinggal bersama. sulit, control impuls yang buruk dan
Hal-hal dasar pola keluarga menurut kecenderungan untuk mencari sensasi
Silallahi & Meinarno (2010) meliputi bentuk (yang mungkin memiliki dasar biokimia),
keluarga, fungsi keluarga, pola asuh orang pengaruh keluarga (termasuk predisposisi
tua, peran orang tua, nilai dan pendidikan genetik terhadap alkoholisme, penggunaan
keluarga, konflik keluarga, dan atau penerimaan NAPZA, praktik pengasuhan
komunikasi keluarga. Joewana dan Murtono orang tua yang buruk atau tidak konsisten,
(2006) menyatakan NAPZA adalah obat/ konflik keluarga, dan hubungan keluarga
bahan/zat, yang bukan tergolong makanan. yang terganggu atau jauh), masalah perilaku
Jika diminum, dihisap, dihirup, ditelan atau sejak dini dan menetap, terutama agresivitas,
disuntikkan, akan berpengaruh terutama pada kegagalan di bidang akademis dan kurangnya
kerja otak (susunan saraf pusat), dan sering komitmen terhadap pendidikan, penolakan
menyebabkan ketergantungan. Akibatnya, teman sebaya, bergaul dengan pengguna
kerja otak berubah (meningkat atau menurun) NAPZA, keterasingan dan sifat memberontak,
juga pada fungsi vital organ tubuh lain sikap positif terhadap penggunaan NAPZA,
(jantung, peredaran darah, pernapasan, dan mencoba NAPZA sejak usia dini.
lain-lain). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
BNN (2009) menyatakan ciri- ciri remaja memahami dan mendeskripsikan pola
yang mempunyai risiko penyalahgunaan keluarga remaja berisiko penyalahgunaan
NAPZA yaitu memiliki sikap cenderung NAPZA.
memberontak, perilaku menyimpang dari
aturan atau norma yang ada, memiliki METODE PENELITIAN
gangguan jiwa lain (depresi, cemas), kurang Metode penelitian yang dilakukan
rasa percaya diri, mudah kecewa, agresif, dalam peneliti dapat dipaparkan sebagai
destruktif, murung, pemalu, pendiam, berikut:
memiliki keinginan untuk mencoba yang 1. Menentukan informan, dalam
sedang mode/sesuatu yang baru, identitas menentukan informan utama adalah

76
POLA KELUARGA REMAJA...(Khamimatuz Zulfa dan Eny Purwandari) ISSN: 0854-2880

remaja yang sedang menempuh untuk memperdalam pemahaman tentang


pendidikan disekolah menengah atas pola keluarga remaja berisiko
dan kejuruan, berusia 14-18 tahun, dan penyalahgunaan NAPZA.
tinggal bersama keluarga. 3. Analisis data, pertama menganalisis
2. Pengumpulan data, yang pertama kuesioner tertutup untuk me- screening
informan utama mengisi kuesioner remaja yang berisiko penyalahgunaan
tertutup (me-screening remaja berisiko NAPZA, mengkategorisasikan data dari
penyalahgunaan NAPZA) dan kuesioner kuesioner terbuka, dan membuat matriks
terbuka berisi mengenai pola keluarga wawancara.
remaja berisiko penyalahgunaan 4. Pembahasan hasil penelitian, dari data
NAPZA, kemudian wawancara, informan yang diperoleh dikaitkan dengan teori.
dalam wawancara diperoleh atas dasar 5. Kesimpulan dibuat hasil data yang
kesediaan informan untuk diwawancarai diperoleh.
yaitu dua informan utama yang berisiko
penyalahgunaan NAPZA dengan orang Langkah-langkah yang dilakukan dalam
tuanya sebagai informan pendukung, penelitian ini dapat digambarkan melalui
karena tujuan dari wawancara adalah bagan sebagai berikut:

Bagan Pelaksanaan Penelitian

77
ISSN: 0854-2880 Jurnal Indigenous Vol. 1, No. 1, Mei 2016: 74-83

HASIL DAN PEMBAHASAN keluarganya adalah harmonis dan bahagia


Hasil screening kuesioner tertutup meliputi baik, selalu bersama, antar anggota
pada masing-masing sekolah keluarga saling sayang, pengertian, rukun,
senang. Kemudian prosentase tertinggi
Tabel 1. Hasil Screening Kuesioner Tertutup anggota keluarga yang paling dekat dengan
Jumlah informan adalah ibu. Selanjutnya, alasan
Jumlah informan yang membuat informan merasa dekat dengan
Sekolah Prosentase
informan berisiko
NAPZA anggota keluarga yang dipilih diantaranya
A 67 25 22,12 %
adalah pengertian, baik, penyayang,
B 50 10 8,84 % perhatian. Hal ini samadengan hasil
C 12 12 10,61 % penelitian menggunakan wawancara.
D 120 20 17,69 % Hal ini berbeda dengan pendapat, BNN
E 60 4 3,53 % (2009) ciri-ciri remaja yang mempunyai risiko
F 45 8 7,07 %
penyalahgunaan NAPZA yaitu memiliki
G 99 13 11,5 %
H 117 18 15,92 % orang tua otoriter, hubungan dengan orang
I 62 3 2,65 % tua kurang harmonis, orang tua bercerai atau
Total 632 113 100% menikah lagi, orang tua terlalu sibuk/acuh.
Hal ini sesuai dengan teori fungsi keluarga
Nama sekolah yang tertulis menunjukkan adalah memelihara anak yaitu membentuk
koding, untuk memenuhi kode etik. Remaja karakter dan perilaku anak untuk bisa hidup
dinyatakan berisiko penyalahgunaan NAPZA dikalangan yang lebih luas, yakni masyarakat.
bilamana dari 21 pernyataan dengan jawaban Proses sosialisasi ditekankan oleh ibu. (Mead
(ya) yang berjumlah empat atau lebih dkk, dalam Silalahi & Meinarno, 2010).
ditambah dan atau ditunjukkan skor perilaku Menurut Allender dan Sprandley serta
merokok dan minum-minuman keras. Friendman (dalam Silalahi & Meinarno,
Prosentase diperoleh dari jumlah informan 2010) fungsi keluarga adalah memberikan
yang dipakai setiap sekolah / jumlah total cinta kasih sayang dan dukungan emosional
informan yang dipakai x 100%. kepada anggota keluarganya. Pemberian kasih
Pada pembahasan ini akan diawali dengan sayang yang kontinyu sangat dibutuhkan
penjelasan mengenai relasi antar anggota dalam perawatan anak untuk kesehatan,
keluarga, peran orang tua, penanaman nilai perkembangan,dan kelangsungan hidup si
dan pendidikan dalam keluarga, konflik dan anak. Jika fungsi afektif tidak terpenuhi,
komunikasi antar anggota keluarga, dan yang maka akan mempengaruhi keeratan dalam
terakhir perasaan, harapan keluarga. Adapun keluarga.
pembahasannya sebagai berikut: 2. Peran orang tua.
1. Relasi antar anggota keluarga. Pada peran orang tua dapat dilihat dari
Mengenai relasi antar anggota keluarga, pandangan ayah dan ibu menurut informan.
dapat terlihat dari kesan terhadap keluarga, Berdasarkan hasil penelitian menggunakan
orang terdekat informan dan alasan merasa kuesioner terbuka diketahui prosentase
dekat dengan anggota keluarga yang dipilih. tertinggi untuk pandangan ayah dalam
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan keluarga adalah baik, perhatian, pengertian,
kuesioner terbuka diketahui prosentase sabar, percaya, dan bijaksana. Sedangkan
tertinggi untuk kesan informan terhadap pandangan ibu dalam keluarga adalah adalah

78
POLA KELUARGA REMAJA...(Khamimatuz Zulfa dan Eny Purwandari) ISSN: 0854-2880

baik, pengertian, perhatian, penyayang, dan ada orang yang lebih tua. Selanjutnya orang
sabar. Hal ini sama dengan hasil penelitian yang paling berperan dalam mengajarkan
menggunakan wawancara. prinsip dan budi pekerti adalah ibu.
Hal ini sesuai dengan teori menurut Sedangkan kebiasaan atau kegiatan yang
Silalahi & Meinarno (2010) Orang tua sering dilakukan bersama-sama keluarga
bertugas sebagai pengasuh, pembimbing, yang dapat mendekatkan hubungan antar
pemelihara dan sebagai pendidik terhadap anggota keluarga adalah makan bersama dan
anak- anaknya. Orang tua adalah pihak yang nonton TV/ mendengarkan radio. Hal ini
sering kali bersinggungan dengan seorang sama dengan hasil penelitian menggunakan
anak dalam kehidupan sehari-hari sejak lahir wawancara.
sampai dewasa, orang tua mempunyai Hal ini sesuai dengan teori berikut:
tanggung jawab besar dalam segala hal pendidikan nilai dalam keluarga dengan
menyangkut perkembangan hidup anaknya. konsep sosialisasi, ada dua perspektif yaitu
Sikap, perilaku, dan kebiasaan orang tua pertama searah (unidirectional) artinya anak
selalu dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anaknya, dipandang memasuki dunia yang telah
yang kemudian semua itu secara sadar atau berisi makna, aturan, dan harapan yang
tak sadar diresapinya dan kemudian menjadi dipegang oleh orang tua dan agen budaya,
kebiasaan pula bagi anak-anaknya. yang kedua dua arah (bidirectional) dalam
3. Penanaman nilai dan pendidikan dalam memahami interaksi anak dengan lingkungan,
keluarga. sosialisasi sebagai proses timbal balik antara
Pada penanaman nilai dan pendidikan orang tua dan anak, orang tua dan anak
dalam keluarga meliputi dua prinsip dan saling mempengaruhi (Kuczynski, Marshall,
budi pekerti yang diajarkan dalam keluarga, & Schell, dalam Lestari, 2012). Eklin
yang berperan mengajarkan prinsip dan dan Handel (dalam Lestari, 2012) keluarga
budi pekerti, serta kegiatan yang dilakukan merupakan referensi pertama mengenai nilai-
bersama-sama keluarga. nilai, norma-norma, dan kebiasaan- kebiasaan
Berdasarkan hasil penelitian meng- menjadi acuan untuk mengevaluasi perilaku.
gunakan kuesioner terbuka diketahui 4. Konflik dan komunikasi antar anggota
prosentase tertinggi untuk frekuensi mengenai keluarga.
dua prinsip penting yang sering diajarkan dan Berdasarkan hasil penelitian
dibicarakan dalam keluargamu adalah yang menggunakan kuesioner terbuka diketahui
diajarkan dan dibicarakan dalam keluarga prosentase tertinggi untuk frekuensi
pertama adalah berperilaku positif meliputi mengenai satu peristiwa penting atau masalah
diantaranya berbuat baik, tidak bohong, yang pernah mengganggu hubungan dengan
tidak sombong, sabar, mandiri, tidak nakal, keluarga inti (ayah, ibu, dan kakak/adik)
tidak merokok, tidak minum-minuman keras, adalah ada dua masalah dengan prosentase
hemat, jujur, bertanggungjawab, sederhana, tertinggi yang sama yaitu masalah dengan
dan dapat membagi waktu. Selanjutnya saudara kandung meliputi diantaranya
budi pekerti yang sering diajarkan dan bertengkar, rebutan remot, menghilangkan
dibicarakan dalam keluarga adalah sopan barang, dan mengganggu dan masalah terkait
santun meliputi diantaranya menghormati dan perilaku menyimpang meliputi diantaranya
menghargai orang yang lebih tua, tetangga, pergi dan pulang malam merokok, dan
berperilaku dan berbicara sopan terutama melanggar agama. Selanjutnya yang

79
ISSN: 0854-2880 Jurnal Indigenous Vol. 1, No. 1, Mei 2016: 74-83

informan lakukan saat mengalami hubungan konflik orang tua-anak meningkat dalam
yang kurang baik adalah diam. Selanjutnya keluarga dengan kondisi penuh permusuhan
yang kamu ajak bicara dalam keluarga dan menurun dalam keluarga yang hangat
saat mengalami hubungan yang kurang baik dan suportif. BNN (2009) yang menyatakan
juga memiliki dua prosentase tertinggi yang ciri-ciri remaja berisiko penyalahgunaan
sama yaitu ibu dan saudara kandung (kakak/ NAPZA yaitu memiliki sikap cenderung
adik). Selanjutnya reaksi keluarga informan memberontak, perilaku menyimpang dari
saat itu adalah perilaku dan emosi negatif aturan atau norma yang ada, memiliki
meliputi diantaranya marah, sedih, kecewa, gangguan jiwa lain (depresi, cemas), kurang
saling menampar, membenci, kaget, dan rasa percaya diri, mudah kecewa, agresif,
menegangkan. destruktif, murung, pemalu, pendiam,
Berdasarkan hasil penelitian memiliki keinginan untuk mencoba yang
menggunakan wawancara diketahui dapat sedang mode/sesuatu yang baru, identitas
disimpulkan bahwa peristiwa atau masalah
diri kabur, kemampuan komunikasi rendah,
yang pernah mengganggu hubungan dengan
baik komunikasi orang tua dan teman,
keluarga adalah pada keluarga I tidak ada,
kurang menghayati iman dan kepercayaan,
dan pada keluarga II informan utama pernah
merasa bosan/jenuh, putus sekolah, memiliki
mencuri uang orang tua, sedangkan orang
orang tua otoriter, hubungan dengan orang
tuanya tidak ada masalah hanya perbedaan
tua kurang harmonis, orang tua bercerai
pendapat bisa diselesaikan, hanya takut
atau menikah lagi, orang tua terlalu sibuk/
informan utama salah pergaulan. Selanjutnya
acuh, sekolah yang kurang disiplin, sekolah
yang diajak bicara saat mengalami hubungan
kurang baik dengan keluarga adalah keluarga terletak dekat tempat hiburan, sekolah yang
I yaitu adik, dan keluarga II: ibu. Selanjutnya kurang memberi kesempatan pada siswa
reaksi keluarga informan saat mengalami untuk mengembangkan diri secara kreatif dan
hubungan kurang baik adalah keluarga I: positif, adanya murid yang menggunakan
biasa saja, ditanya, dan dinasehati, sedangkan NAPZA.
keluarga II: informan utama: dimarahi, Konflik merupakan hal yang lumrah
orang tua mencoba memaklumi, mengerti, terjadi dalam hubungan dekat, terutama
memahami, dan menegur. sangat menonjol diantara anggota keluarga.
Melihat uraian tersebut maka dapat Hasil survei pada remaja mengindikasikan
disimpulkan bahwa sebabnya ada masalah bahwa ketidaksepahaman paling sering
yang mengganggu hubungan dengan terjadi dengan ibu. Urutan berikutnya adalah
keluarga adalah salah paham dengan saudara, teman, pacar, dan terakhir ayah.
Saudara kandung dan perilaku menyimpang, Kemarahan dan perbantahan muncul lebih
sehingga menimbulkan akibat reaksi keluarga sering dengan anggota keluarga dibandingkan
negative diantarnya marah, sedih, kecewa, dengan teman dekat (Laursen & Collins,
saling menampar, membenci, kaget, dan dalam Silalahi & Meinarno, 2010).
menegangkan. Saudara kandung dan ibu Komunikasi orang tua-anak sangat
adalah yang diajak bicara saat mengalami penting bagi orang tua dalam upaya
hubungan kurang baik dengan keluarga. melakukan kontrol, pemantauan dan
Hal ini sesuai dengan teori Rueter dukungan pada anak. Tindakan orang tua
dan Conger (dalam Lestari,2012) bahwa untuk dipersepsi positif dan negatif oleh anak,

80
POLA KELUARGA REMAJA...(Khamimatuz Zulfa dan Eny Purwandari) ISSN: 0854-2880

diantaranya dipengaruhi oleh cara orang tua mencapai suatu bentuk keluarga yang
berkomunikasi (Lestari, 2012). mereka idam-idamkan sebelumnya (sakinah,
5. Kesan dan harapan keluarga. mawadah, warohmah).
Kesan terhadap keluarga adalah perasaan Dinamika kelima aspek dapat
yang dirasakan ketika berada sehari-hari digambarkan dalam bagan berikut:
dalam keluarga dan setiap orang memiliki
harapan yang berbeda-beda terhadap
keluarganya. Kesan dan harapan keluarga
memiliki pengaruh pada perilaku, pribadi,
dan sikap individu.
Berdasarkan hasil penelitian meng-
gunakan kuesioner diketahui prosentase
tertinggi mengenai perasaan yang dirasakan
informan ketika berada dalam keluarganya
sehari-hari adalah bahagia, senang, nyaman,
sejahtera, baik, dan santai. mengenai harapan
keluarga yang ideal menurut informan adalah
harmonis, bahagia, baik, sehat, pengertian,
kasih sayang dan perhatian. Berdasarkan
hasil penelitian menggunakan wawancara
diketahui dapat disimpulkan bahwa perasaan
informan ketika berada dalam keluarganya
sehari-hari adalah keluarga I: baik dan
nyaman hanya kalau informan utama
dirumah sendiri jadi sedikit galau karena
sendiri, sedangkan keluarga II: biasa saja
yang penting bersyukur dan tak mengeluh.
dapat disimpulkan bahwa harapan keluarga
yang ideal adalah informan utama: tetap
bersama, pengertian, dan orang tua: anak
berguna, berhasil, dan berbakti pada orang
tua.
Hal ini tidak sesuai dengan teori faktor
risiko penyalahgunaan NAPZA pada remaja
menurut Papalia dan Feldman (2009): konflik
keluarga, dan hubungan keluarga yang
terganggu atau jauh
Sebaliknya hal ini sesuai dengan teori
visi dan misi keluarga menurut Silalahi
dan Meinarno (2010), visi adalah dream,
dimana anggota keluarga memiliki keinginan

81
ISSN: 0854-2880 Jurnal Indigenous Vol. 1, No. 1, Mei 2016: 74-83

Hal ini tidak sesuai dengan teori faktor meningkatkan intensitas komunikasi dengan
risiko penyalahgunaan NAPZA pada remaja anggota keluarga, berkumpul bersama saat
menurut Papalia dan Feldman (2009): konflik waktu luang, dan kegiatan- kegiatan positif
keluarga, dan hubungan keluarga yang lainnya. Keluarga lebih banyak memberikan
terganggu atau jauh. dampak positif dalam membentuk perilaku
remaja namun keluarga yang positif
SIMPULAN tidak menjamin remaja tidak berisiko
Berdasarkan hasil analisis dan penyalahgunaan NAPZA. Sehingga faktor
pembahasan penelitian maka dapat dari luar seperti teman juga berpengaruh,
disimpulkan mengenai pola keluarga remaja cara menyisati pengaruh teman untuk
berisiko penyalahgunaan NAPZA adalah: mencegah perilaku berisiko penyalahgunaan
Relasi keluarga yang harmonis dengan NAPZA adalah dengan cara memulai dari
figur utama adalah sosok seorang ibu yang diri sendiri dengan memberi contoh yang
pengertian, baik, penyayang, dan perhatian. baik, mengingatkan, meningkatkan kegiatan
Peran orang tua dalam keluarga figur ayah positif seperti ibadah dan belajar serta lebih
dan ibu yang positif yaitu baik, peka terhadap lingkungan sekitar. Bagi orang
perhatian, pengertian, sabar, percaya, tua (keluarga), diharapkan orang tua mampu
dan bijaksana. Penanaman nilai dan berperan serta dalam mengurangi perilaku
pendidikan dalam keluarga yaitu prinsip berisiko penyalahgunaan
berperilaku positif dan budi pekerti sopan NAPZA. Peran orang tua dan keluarga
santun, dengan ibu yang menanamkan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan
nilai dan pendidikan, makan dan nonton perilaku- perilaku positif yng diajarkan
TV dirumah merupakan kebiasaan yang pada anak, meningkatkan komunikasi
dilakukan bersama-sama keluarga. Konflik antar keluarga dengan mengobrol bersama,
yang timbul salah paham dengan saudara meminimalkan konflik dalam keluarga
kandung dan perilaku menyimpang, terutama konflik yang terjadi pada orang tua,
komunikasi dengan saudara kandung dan ibu, dan melakukan kontrol pada anak dengan
dan reaksi keluarga adalah reaksi negatif. cara menghubungi ketika anak diluar atau
Kesan dan harapan keluarga bahagia. bermain, mengenal dan mengetahui kegiatan
Dari kesimpulan lima aspek di yang dilakukan diluar rumah terutama dengan
atas, dapat diketahui bahwa pola keluarga teman- temannya, karena pergaulan dengan
harmonis dapat menjadikan remaja berisiko teman juga berpengaruh terhadap perilaku
penyalahgunaan NAPZA. Lingkungan dari berisiko penyalahgunaan NAPZA.
dalam (keluarga) secara keseluruhan bersifat Hasil lain dalam penelitian ini
positif, dan mengajarkan hal-hal positif, menunujukkan bahwa remaja berisiko
sehingga keluarga tidak memiliki pengaruh penyalahgunaan NAPZA dengan latar
besar dalam pembentukan perilaku remaja belakang keluarga yang positif. Untuk itu dari
berisiko penyalahgunaan NAPZA. pihak sekolah diharapkan dapat memberikan
Hasil penelitian menunjukkan hasil penyuluhan terhadap siswa didiknya mengenai
bahwa remaja berisiko penyalahgunaan bahaya NAPZA dan memberikan gambaran
NAPZA dengan latar belakang keluarga yang ciri-ciri risiko penyalahgunaan NAPZA,
positif. Subjek diharapkan meningkatkan serta diharapkan memberikan dorongan
hubungannya dengan keluarga dengan cara pada siswa didiknya untuk menyalurkan

82
POLA KELUARGA REMAJA...(Khamimatuz Zulfa dan Eny Purwandari) ISSN: 0854-2880

waktu luangnya terhadap kegiatan disekolah Bagi peneliti lain dengan adanya penelitian
yang bersifat positif dan diluar sekolah serta ini dapat dimanfaatkan sebagai tambahan
memperhatikan bagaimana perkembangan informasi mengenai pola keluarga remaja
siswa didiknya sehingga dapat lebih tanggap berisiko penyalahgunaan NAPZA.
perubahan yang terjadi pada siswa didiknya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: Balai Pustaka


BNN: Data kasus tindak pidana kasus narkoba di indonesia tahun 1997-2008. Reporter: Dit IV/
TP Narkoba & KT Bareskrim Polri | 30 Januari 2009. hhtp://www.bnn.go.id/portalbaru/
portal/konten.php?nama= Datakasus&op=detail_data_k asus&id=30&mn=2&smn=e.
Diakses tanggal 10 September 2013, pukul 20.00 WIB.
Brank, E., Lane, J., Turner, S., Fain, T., and Sehgal, A. 2008. An experimental juvenile
probation program: effects on parent and peer relationships. Jurnal: Crime &
Delinquency, http://cad.sagepub.com
Hurlock, E. B. 1999. Psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjang rentang
kehidupan. alih bahasa: wasana. Jakarta: Erlangga
Joewana, S & Murtono, L H. 2006. Pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan
narkoba berbasis sekolah. Jakarta: Balai Pustaka
Lestari, S. 2012. Psikologi keluarga penanaman nilai dan penanaman konflik dalam keluarga.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Papalia, Old, dan Feldman. 2009. Human development perkembangan manusia. Jakarta:
Salemba Humanika
Septiyaning W, I. 2013. Tinggi kasus remaja terjerat seks bebas dan narkoba.http://www.
solopos.c om/2013/02/11/tinggi-kasus- remaja-terjerat-seks-bebas- dan-narkoba378017.
Diakses tanggal 06 September 2013, pukul 09.45 WIB
Silalahi, K & Meinarno, E. A. 2010. Keluarga Indonesia aspek dan dinamika zaman.
Jakarta: Rajagrafindo Persada
Sullivan, C. J. 2006. Early adolescent delinquency: assessing the role of childhood
problems, family environment, and peer pressure. Jurnal: Violence and Juvenile
Justice, http://yvj.sagepub.com
Widodo, Joko. 2012. 10 Kabupaten/kota di Jateng rawan peredaran narkoba. http://
www.antarajateng.com/detail/index.php?id=71559/10-Kabupaten/Kota-di-Jateng-
Rawan-Peredaran- Narkoba#.Uhrmed172So. Diakses tanggal 08 September
2013, pukul 13.00 WIB
Willis, S. S. 2010. Remaja & masalahnya mengupas berbagai bentuk kenakalan remaja
seperti narkoba, free sex dan pemecahannya. Bandung: Alfabeta

83

Anda mungkin juga menyukai