Anda di halaman 1dari 8

Akuntansi Perhotelan

“Bisnis Pariwisata dan Ruang Lingkup Usaha Perhotelan”

Oleh :
Kelompok 3
Nama Kelompok Absen NIM
Eustakio Septiano Gandhi 03 1802622010165
I Made Krisnanda Nugraha 07 1802622010169
Kadek Diyah Leviani 11 1802622010173
Ni Putu Maesa Kurnia Devi 23 1802622010185
Putu Ari Marlina 28 1802622010190

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI
2021
1. PENGERTIAN HOTEL
Hotel memiliki beraneka ragam arti yang dikemukakan oleh para ahli maupun sumber
lainnya. Pengertian hotel menurut para ahli maupun sumber lainnya yaitu:
 Menurut Agus Sulastiyono, hotel adalah perusahaan atau badan usaha yang
menyediakan layanan menginap untuk orang-orang yang melakukan perjalanan dan
dikelola oleh pemilik atau ownernya dengan layanan tempat tidur beserta fasilitasnya
makanan dan minuman serta fasilitas lengkap lainnya.
 Menurut Agus Sambodo dan Bagyono, hotel merupakan tempat dimana para
pelancong berkelas mendapat jasa penginapan dan makan dengan cara menyewa dan
penyewa dalam keadaan memungkinkan untuk memperoleh jasa itu.
 Menurut Endar Sri, hotel adalah sebuah bangunan yang didirikan dan dikelola dengan
tujuan komersial dengan jalan menyediakan fasilitas penginapan untuk masyarakat
umum dengan rincian fasilitas seperti jasa penginapan, jasa pelayanan barang bawaan,
jasa penyedia makanan dan minuman, jasa fasilitas perabot dan hiasan, serta jasa
pencucian pakaian.
 Menurut Lawson, hotel adalah sarana tempat tinggal yang dapat dimanfaatkan oleh
para wisatawan dengan beberapa fasilitas pelayanan seperti jasa kamar, jasa penyedia
makanan dan minuman, dan jasa akomodasi lainnya dengan syarat berupa imbalan
ataupun pembayaran.
 Menurut Rumekso, hotel adalah bangunan yang menyediakan kamar-kamar untuk
menginap para tamu, makanan dan minuman, serta fasilitas-fasilitas lain yang
diperlukan, dikelola dengan manajemen yang profesional untuk mendapatkan
keuntungan.
 Menurut Richard Sihite, hotel merupakan suatu bentuk akomodasi yang dikelola
secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan dan
penginapan serta memperoleh makanan dan minuman.
 Menurut Wikipedia, hotel merupakan Hotel berasal dari kata hostel, kata yang berasal
dari bahasa Perancis kuno. Bangunan publik ini sudah disebut-sebut sejak akhir abad
ke-17. Maknanya kira-kira, “tempat penampungan buat pendatang” atau bisa juga
“bangunan penyedia pondokan dan makanan untuk umum”.
 Menurut Undang-Undang Pariwisata Nomor 90 Tahun 1990 pada pasal 25 ayat 1 dan
2, hotel merupakan “Usaha penyediaan akomodasi merupakan usaha penyediaan
kamar dengan fasilitas yang lain serta pelayanan yang diperlukan“ dan “Usaha
penyediaan setiap jenis akomodasi sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ) dibedakan
atas kriteria yang disusun menurut jenis dan tingkat fasilitas yang disediakan“.
 Menurut Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi, hotel adalah jenis akomodasi
yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa
penginapan, makanan, dan minuman. Selain itu juga menyediakan jasa penunjang
umum lainnya yang semuanya dikelola secara komersial.
2. Jenis-Jenis Usaha Hotel
Jenis-jenis hotel dapat dibedakan berdasarkan beberapa kategori, di antaranya berdasarkan
lokasi, durasi lamanya waktu menginap, berdasarkan tujuan dan tuntutan tamu yang ingin
menginap, terdapat beberapa jenis hotel sebagai berikut.
1. City Hotel: didirikan di perkotaan, ditujukan untuk masyarakat yang menginap dalam
waktu singkat. Hotel ini juga dilengkapi fasilitas bisnis (misalnya ruang rapat).
2. Residential Hotel: berlokasi di tepi kota, tetapi akses menuju tempat kegiatan bisnis masih
relatif mudah. Biasanya, hotel ini menjadi pilihan para tamu yang ingin menginap dalam
jangka waktu lebih lama sehingga dilengkapi fasilitas untuk keluarga.
3. Resort Hotel: dibangun di pegunungan (mountain hotel) atau di tepi pantai (beach hotel),
danau, serta aliran sungai sehingga sering dijadikan tempat berlibur.
4. Motor Hotel (Motel): didirikan di pinggiran sepanjang jalan raya yang menjadi
penghubung antarkota, biasanya terletak di dekat pintu gerbang perbatasan dua buah kota.
5. Beach Hotel, yaitu hotel yang terletak di kawasan tepi pantai.
Menurut Sulastiyono (2006), berdasarkan durasi lamanya waktu menginap, hotel
dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Residential Hotel, yaitu hotel yang disediakan bagi para pengunjung yang menginap dalam
jangka waktu yang cukup lama. Tetapi tidak bermaksud menginap. Umumnya terletak di
kota, baik pusat maupun pinggir kota dan berfungsi sebagai penginapan bagi orang-orang
yang belum mendapatkan perumahan di kota tersebut.
2. Transietal Hotel, yaitu hotel yang diperuntukkan bagi tamu yang mengadakan perjalanan
dalam waktu relatif singkat. Pada umumnya jenis hotel ini terletak pada jalan jalan utama
antar kota dan berfungsi sebagai terminal point. Tamu yang menginap umumnya sebentar
saja, hanya sebagai persinggahan.
3. Resort Hotel, yaitu diperuntukkan bagi tamu yang sedang mengadakan wisata dan liburan.
Hotel ini umumnya terletak di daerah rekreasi/wisata. Hotel jenis ini pada umumnya
mengandalkan potensi alam berupa view yang indah untuk menarik pengunjung.
Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan No.PM10/PW.301/phb-77, berdasarkan
tujuan dan tuntutan tamu yang ingin menginap, hotel dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
1. Bussiness hotel, yaitu hotel yang bertujuan untuk melayani tamu yang memiliki
kepentingan bisnis.
2. Tourist hotel, yaitu hotel yang bertujuan melayani para tamu yang akan mengunjungi objek
objek wisata.
3. Sport hotel, yaitu hotel khusus bagi para tamu yang bertujuan untuk olahraga atau sport.
4. Research hotel, yaitu hotel yang memiliki fasilitas akomodasi yang disediakan bagi tamu
yang bertujuan melakukan riset.
Penggolongan Usaha Hotel
Kriteria penggolongan kelas hotel menurut KEPMEN No KM.03/HK 001/MKP.02 dibagi
menjadi dua, yaitu: atas dasar panilaian persyaratan dasar, dan atas dasar penilaian
persyaratan teknis operasional.
1. Persyaratan dasar, merupakan unsur persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap hotel
untuk dapat beroperasi. Unsur perlindungan publik ini diatur oleh peraturan perundang-
undangan yang berlaku, dan merupakan tanggung jawab pemerintah untuk menyatakan dan
kelayakan teknis operasional. Unsur ini meliputi:
a. Semua perijinan untuk suatu hotel, antara lain: ijin mendirikan hotel, dan usaha perhotelan.
b. Kelayakan teknis instalasi atau peralatan yang digunakn hotel, antara lain: lift dan instalasi
listrik.
c. Sanitasi dan hygiene, pemeriksaan kualitas dan kuantitas air, pemeriksaan yang berkaitan
dengan pengolahan makanan (food processing). Termasuk pemeriksaan kesehatan karyawan
pengolahan makanan, sistem penyimpanan makanan/minuman.
2. Persyaratan teknis perasional, merupakan unsur persyaratan yang akan membentuk kualitas
produk hotel dalam upaya pencapaian golongan kelas hotel. Unsur ini terdiri dari unsur fisik,
dan unsur pelayanan, masing-masing unsur akan mempunyai persyaratan mutlak maupun
tambahan. Persyaratan mutlak merupakan unsur yang harus dipenuhi sebagai persyaratan
pokok bagi hotel untuk mendapatkan golongan kelas hotel bintang. Persyaratan tambahan
merupakan unsur yang apabila dipenuhi akan memberikan nilai tambah untuk mencapai
status golongan kelas lebih tinggi.
Di Indonesia di klasifikasikan berdasarkan:
a) Persyaratan fisik, meliputi lokasi hotel, luas bangunan, kondisi fisik bangunan, dan
penampilan interior.
b) Bentuk pelayanan yang diberikan berdasarkan kriteria diatas, ada 5 golongan klasifikasi
hotel, yaitu:
• Kelas Deluxe / hotel bintang 5
• Kelas A / hotel bintang 4
• Kelas B / hotel bintang 3
• Kelas C / hotel bintang 2
• Kelas D / hotel bintang 1
3. Sejarah Perkembangan Hotel di Eropa dan Amerika
Hotel berasal dari kata hostel, konon diambil dari bahasa Perancis kuno. Bangunan publik ini
sudah disebut-sebut sejak akhir abad ke-17. Maknanya kira-kira, "tempat penampungan buat
pendatang" atau bisa juga "bangunan penyedia pondokan dan makanan untuk umum". Jadi,
pada mulanya hotel memang diciptakan untuk meladeni masyarakat.
Tak aneh kalau di Inggris dan Amerika, yang namanya pegawai hotel dulunya mirip pegawai
negeri alias abdi masyarakat. Tapi, seiring perkembangan zaman dan bertambahnya pemakai
jasa, layanan inap-makan ini mulai meninggalkan misi sosialnya. Tamu pun dipungut
bayaran. Sementara bangunan dan kamar-kamarnya mulai ditata sedemikian rupa agar
membuat tamu betah. Meskipun demikian, bertahun-tahun standar layanan hotel tak banyak
berubah.
Sampai pada tahun 1793, saat City Hotel dibangun di cikal bakal wilayah kota New York.
City Hotel itulah pelopor pembangunan penginapan gaya baru yang lebih fashionable. Sebab,
dasar pembangunannya tak hanya mementingkan letak yang strategis. Tapi juga pemikiran
bahwa hotel juga tempat istirahat yang mumpuni. Jadi, tak ada salahnya didirikan di pinggir
kota.
Setelah itu, muncul hotel-hotel legendaris seperti Tremont House (Boston, 1829) yang selama
puluhan tahun dianggap sebagai salah satu tempat paling top di Amerika Serikat (AS).
Tremont bersaing ketat dengan Astor House, yang dibangun di New York, 1836. Saat itu,
hotel modern identik dengan perkembangan lalu lintas dan tempat beristirahat. Saat
pembangunan jaringan kereta api sedang gencar-gencarnya, hampir di tiap perhentian
(stasiun) ada hotel.
Seiring dengan berkembangnya teknologi dan makin luasnya jangkauan angkutan darat
(terlebih setelah ditemukannya kendaraan bermotor), kawasan sekitar rel kereta api tak lagi
menarik minat para investor. Orang kemudian lebih suka jalan-jalan menggunakan mobil
ketimbang kereta. Kepopuleran hotel transit pun tersaingi oleh kehadiran "motel", gabungan
kata "motor hotel" alias tempat istirahat para pengendara kendaraan bermotor.
Kejayaan motel tak berlangsung lama. Seiring makin pesatnya perkembangan kota, berakhir
pula era motel. Terutama karena letaknya yang agak di pinggir kota dan fasilitasnya yang
kalah bagus dengan hotel di pusat kota. Walaupun terpaksa bermalam di kawasan pinggiran,
motel harus bersaing dengan hotel resort, yang banyak tumbuh di tempat-tempat
peristirahatan.
Sejarah Perkembangan
Sejarah perkembangan perhotelan di Indonesia belum banyak terungkap, juga belum banyak
buku yang mengungkapkan masalah ini. Indonesia telah dikenal di dunia pariwisata sejak
sebelum Perang Dunia ke I, tetapi jumlah wisatawan yang berkunjung masih terbilang ribuan.
Seiring dengan perkembangan kedatangan wisatawan asing ke indonesia yang lebih
memerlukan sarana akomodasi pariwisata bersifat memadai, maka semasa penjajahan
kolonial Belanda, mulai berkembanglah hotel-hotel di Indonesia. Dari buku PARIWISATA
INDONESIA DARI MASA KE MASA tercatat hotel-hotel yang sudah hadir pada saat itu
diantaranya :
1.Jakarta, dibangun Hotel Des Indes, Hotel Der Nederlanden, Hotel Royal dan Hotel
Rijswijk.
2.Surabaya, berdiri Hotel Sarkies dan Hotel Oranje.
3.Semarang, berdiri Hotel Du Pavillion.
4.Malang, Palace Hotel.
5.Solo, Slier Hotel.
6.Yogyakarta, Grand Hotel ( sekarang Hotel Garuda )
7.Bandung, Hotel Savoy Homann, Hotel Preanger dan Pension Van Hangel ( kini Hotel
Panghegar ).
8.Bogor, Hotel Salak.
9.Medan, Hotel de Boer dan Hotel Astoria.
10.Makasar, Grand Hotel dan Staat Hotel.
Kebanyakan hotel-hotel itu sampai sekarang masih ada, ada yang menjadi Herritage, ada
yang sudah direnovasi menjadi lebih baik dan ada juga yang telah diredevelopment total
sehingga tidak ada lagi bentuk aslinya, seperti Hotel Des Indes yang dalam perkembangannya
pernah menjadi Hotel Duta Indonesia, kini pertokoan Duta Merlin.
4. Struktur Organisasi pada Hotel dan Standar Operasional Prosedurnya
1. Struktur Organisasi pada Hotel
Prinsip – prinsip pengelolaan manajemen hotel pada hakekatnya adalah sama dengan prinsip
– prinsip manajemen organisasi perusahaan pada umumnya. Prinsip – prinsip pengelolaan
manajemen hotel didasarkan pada falsafah dan gaya manajemen yang dimiliki oleh pemilik
dan manajemen hotel. Falsafah manajemen yang bersifat konservatif dan agresif akan
dijadikan sebagai suatu dasar untuk menetapan visi dan misi perusahaan. Berdasarkan visi
dan misi tersebut, maka hotel akan menyusun sasaran-sasaran yang hendak dicapai dalam
bentuk kebijakan-kebijakan perusahaan, seperti :
a. Pangsa pasar yang dituju
b. Jenis produk yang dihasilkan
c. Standar produk yang dihasilkan
d. Keuntungan yang ingin dicapai
e. Pola hubungan antara perusahaan dengan karyawan, pemasok, komunitas, dan masyarakat
disekitarnya.
Struktur organisasi menunjukkan suatu tingkatan hirarkis, di mana dari struktur organisasi
tersebut dapat diketahui bagian-bagian yang ada di hotel, hubungan antara bagian di hotel
serta hubungan antara atasan dan bawahan. Dasar penyusunan organisasi antara hotel yang
satu dengan hotel lainnya mempunyai kesamaan, karena setiap hotel mempunyai produk
layanan yang sama, yaitu : sewa kamar, makanan dan minuman, sport, kasino dan produk
lainnya. Akan tetapi bentuk dan luas organisasi hotel antara hotel yang satu dengan hotel
yang lain akan berbeda. Perbedaan tersebut disebabkan karena adanya perbedaan :
a. Type dan jenis hotel
b. Size hotel
c. Fisik banguna hotel
d. Kemampuan tenaga kerja yang ada di dalamnya
e. Sistem manajemen dan pengelolaan yang diberlakukan
Struktur organisasi dirancang sesuai dengan kebutuhan hotel, semakin besar dan lengkap
fasilitasnya maka struktur organisasinya juga semakin komplek. Berdasarkan struktur
organisasi dapat ditentukan perkiraan jumlah karyawan yang dibutuhkan secara keseluruhan.
Struktur organisasi pada hotel biasanya disusun berdasarkan fungsionalnya, seperti:
marketing, accounting, personel, dan produksi. Struktur organisasi merupakan bagan
organisasi dan rantai perintah. Dari struktur organisasi karyawan dan organisasi di dalamnya
mendapatkan informasi:
1. Kedudukan dirinya dalam organisasi, dalam batas dan jalur wewenang serta tanggung
jawabnya sehingga mengurangi kebingungan karyawan untuk mendiskusikan komplin sesuai
alur komando
2. Mengetahui jenjang karier yang jelas melalui hirarki yang ada dalam jabatan-jabatan di
struktur organisasi
3. Memberi informasi tanggung jawab untuk jalur instruksi
4. Menunjukan jalur koordinasi dan kerjasama antar bagian melalui departemen dan seksi-
seksi yang ada dalam organisasi, juga fungsi serta tugas masing-masing departemen dan
seksi-seksi yang ada sehingga meningkatkan efisiensi.

2. Departemen Hotel
Room Departement
a. Front Office, berfungsi dalam memberikan pelayanan pada bagian depan hotel
b. Room Division, berfungsi dalam administrasi yang berkaitan dengan kamar
c. Housekeeping, berfungsi dalam masalah penyiapan dan pembersihan kamar
d. Reservation, berfungsi dalam menerima reservasi dari tamu atau agen
e. Roommaid/Roomboy, berfungsi dalam menyiapkan dan membersihkan kamar
f. Bellboy, berfungsi dalam memberikan pelayanan mengantar & membawa barang tamu
g. Operator, berfungsi dalam memberikan pelayanan melalui telepon.
Food & Beverage Departement
a. Cook, berfungsi menyiapkan menu sesuai order dan bertugas pada F&B produksi
b. Steward, berfungsi dalam membantu cook dan membersihkan peralatan di dapur
c. Waiter/Waitress, berfungsi dalam memberikan pelayanan pada tamu dan bertugas pada
F&B service
Accounting Departement
a. General Cashier, berfungsi mengadministrasikan penerimaan dan pengeluaran kas dan
bertugas pada back office
b. Income Auditor, berfungsi dalam melaporkan pendapatan hotel dan bertanggung jawab
atas pengendaliannya
c. Credit, berfungsi dalam melakukan analisa kredit dan kebutuhan modal kerja hotel
d. Staff (Account Recievable, Account Payable), berfungsi dalam membantu
pengadministrasian piutang dan hutang
e. Bookkeeper, berfungsi dalam membuat penyesuaian dan memposting data akuntansi serta
menyusun laporan keuangan
f. Marketing/Sales, berfungsi dalam administrasi pemasaran hotel
g. Personnel, berfungsi dalam administrasi karyawan hotel
Minor Departement
a. Operator, berfungsi dalam memberikan pelayanan telepon
b. Laundry, berfungsi memberikan pelayanan laundry
c. Sport, berfungsi memberi pelayanan fasilitas olah raga
d. Sauna dan lain-lain
Fungsi Lain
a. Purchasing, berfungsi melakukan pembelian barang keperluan hotel
b. Security, berfungsi menjaga keamanan hotel
c. Houseman, berfungsi melakukan pembersihan area di luar kamar.

Anda mungkin juga menyukai