Anda di halaman 1dari 11

KOPERASI DAN SISTEM EKONOMI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Koperasi dan UMKM

Dosen Pengampu : Sri Hidayati, S.Ag., M.Ed

Disusun Oleh :

Lala Agustina (11180810000025)


Putri Rizki (11180810000029)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019
Semenjak Negara Indonesia merdeka, Bung Hatta telah merencanakan sistem
ekonomi koperasi bagi bangsa Indonesia. Namun dalam kenyataannya, pemerintah
Indonesia tidak pernah konsekuen dengan sistem ekonomi koperasi yang telah tertuang
di UUD pasal 33 dalam menjalankan roda perekonomian nasional. Perekonomian
Indonesia juga masih belum memihak pada kepentingan rakyat banyak. Rakyat kecil
cenderung masih belum optimal dalam menikmati hasil pembangunan nasional,
sehingga terjadi gap yang amat lebar antara golongan kaya dan golongan miskin. Dan
sampai saat ini perekonomian Indonesia makin tertinggal dibanding negara-negara
ASEAN yang lain yang dulu justru di bawah Indonesia.
Jika pemerintah mengkaji secara mendasar sistem ekonomi koperasi, sebenarnya
koperasi memiliki karakteristik yang amat sesuai dengan situasi dan budaya bangsa
Indonesia. Oleh karena itu, bukan suatu hal yang tidak mungkin jika sistem ekonomi
koperasi dijadikan sebagai solusi terhadap permasalahan perekonomian Indonesia.
Permasalahannya apakah pemerintah dan bangsa Indonesia sanggup mengaplikasikan
sistem ekonomi koperasi ini secara konsekuen dan berlanjut. Terlebih lagi karena
koperasi dijadikan sebagai sokoguru perekonomian Indonesia.

Koperasi sebagai Soko Guru Perekonomian Indonesia


Muhammad Hatta merancang konsep ekonomi yang berlandaskan semangat
keswadayaan dan keadilan sosial. Mengacu kepada pemikiran beliau, maka sistem
ekonomi yang dibangun harus berdasarkan semangat dan nilai ke-Indonesiaan. Ini pun
sesuai dengan tujuan pembangunan ekonomi yaitu untuk mencapai kemakmuran
masyarakat. Sistem ekonomi Indonesia yaitu Ekonomi Pancasila mengusung semangat
usaha bersama di antara pelaku ekonomi yang dapat ditemukan secara nyata dalam
bentuk koperasi. Jadi, koperasi adalah model dalam kehidupan nyata dari konsepsi
ekonomi pancasila yang bertujuan menolong individu secara bersama-sama atau
berkelompok. Koperasi sebagai perkumpulan untuk kesejahteraan bersama, melakukan
usaha dan kegiatan di bidang pemenuhan kebutuhan bersama dari para anggotannya.

1
Jadi, itulah mengapa koperasi dijadikan sebagai sokoguru perekonomian
Indoneisa. Karena memang sesuai dengan budaya yang dimiliki Indonesia. Sokoguru
sendiri diartikan sebagai tiang atau pilar. Jadi, dapat diartikan bahwa makna koperasi
sebagai sokoguru perekonomian Indonesia adalah koperasi sebagai tulang punggung
perekonomian Indonesia. Mengapa koperasi sebagai sokoguru? Dalam Melky,
menurut M.Hatta sebagai pelopor pasal 33 UUD 1945, koperasi dijadikan sebagai
sokoguru perekonomian nasional karena:
1. Koperasi mendidik sikap self-helping.
2. Koperasi mempunyai sifat kemasyarakatan, dimana kepentingan masyarakat
harus lebih diutamakan dari pada kepentingan diri atau golongan sendiri.
3. Koperasi digali dan dikembangkan dari budaya asli bangsa Indonesia.
4. Koperasi menentang segala paham yang berbau individualism dan kapitalisme.
Dalam Direktori File UPI, dikatakan bahwa kendati demikian, selama ini
diketahui bahwa perkembangan koperasi dan peranannya dalam perekonomian
nasional belum memenuhi harapan, khususnya dalam memenuhi harapan sebagai
sokoguru perekonomian nasional. Dalam kenyataannya perkembangan Koperasi masih
jauh tertinggal dibandingkan dengan dua pelaku ekonomi lainnya, yaitu sektor
pemerintah (BUMN) dan sektor swasta (BUMS). Padahal diketahui bahwa koperasi
merupakan satu-satunya sektor usaha yang keberadannya diketahui secara
konstitusional sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 33 UUD 1945 beserta
penjelasannya.

Koperasi dalam Trilogi Pembangunan


Dalam Melky, trilogi pembangunan yaitu menciptakan pemerataan
pembangunan dan hasil hasilnya, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, serta
stabilitas nasional yang dinamis dan strategi yang kemudian dijadikan sebagai misi
yang melekat pada masing masing pelaku ekonomi, baik negara, swasta, maupun
koperasi didalam sistem ekonomi nasional yang kita bangun.

2
Keunggulan komparatif yang khas yang berkaitan dengan trilogi pembangunan
nasional adalah sebagai berikut:
1. BUMN cenderung untuk melakukan peran utama sebagai stabilitator dan
perintis perekonomian nasional.
2. Swasta cenderung mengarah untuk melakukan peran utama dibidang
pertumbuhan ekonomi nasional.
3. Koperasi mengemban peran utama di bidang pemerataan pembangunan dan
hasil hasilnya.
Dapat dilihat dari bagan di bawah ini:

KEUNGGULAN KOMPARATIF PELAKU EKONOMI

Pemerataan Koperasi

Trilogi Pembangunan PELAKU


Pertumbuhan BUMS
EKONOMI

Stabilitas BUMN

Dari bagan diatas, dapat disimpulkan bahwa keunggulan pelaku ekomi BUMN lebih
terfokus dalam bidang stabilitas, sedangkan BUMS lebih diarahkan untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi. Badan usaha koperasi, ditinjau dari aspek prinsip prinsip
organisasinya, lebih menitik beratkan pada asas pemerataan. Seiring dengan perubahan
ruang, waktu, dan nilai dalam perjalanannya, koperasi juga berperan dalam pencapaian
pertumbuhan dan stabilitas ekonomi nasional.

3
Koperasi dan Tujuan Ekonomi
Koperasi merupakan suatu sistem dan sebagai mana diketahui sistem itu
merupakan himpunan komponen komponen atau bagian yang saling berkaitan yang
secara bersama sama berfungsi mencapai tujuan.
Andjar Pachta W (2005), tujuan ekonomi atau dengan kata lain bahwa koperasi
harus berdasarkan atas motif ekonomi atau mencari keuntungan sedangkan bagian
bagian yang saling berkaitan tersebut merupakan unsur unsur ekonomi seperti
digunakannya sistem pembukaan yang baku, diadakannya pemeriksaan secara
periodik, adanya cadangan, dan sebagainya.
Sementara mengacu kepada konsep tujuan ekonomi dari Muhammad Hatta,
setiap anggota dapat memaksimalkan koperasi dalam mencukupi standar kebutuhan
hidupnya baik papan, pangan, sandang dan kebutuhan lainnya. Dalam koperasi, juga
terdapat peluang pinjaman dengan persyaratan yang tidak seketat dunia bisnis
komersial. Pinjaman itu dapat dipakai anggota untuk memulai usaha menuju kehidupan
ekonomi yang lebih baik.

Mengacu kepada ciri-ciri ekonomi Pancasila sejatinya koperasi sudah


memenuhi syarat antara lain koperasi digerakkan semangat modal finansial yang
sudah disepakati bersama para anggota dalam mendorong adanya pemerataan sosial
sesuai nilai kemanusiaan. Koperasi juga dapat menjadi sarana memupuk
nasionalisme dimana melalui koperasi dibangun semangat mencintai bangsa
dengan membeli produk di koperasi, memberikan pinjaman modal kepada anggota
dalam memajukan usahanya dan mendorong perekonomian nasional yang tangguh.

Sistem Ekonomi Koperasi


Mengacu kepada pemikiran Hatta, maka sistem ekonomi yang dibangun harus
bedasarkan semangat dan nilai ke-Indonesiaan. Perekonomian Indonesia tidak
menganut sistem kapitalis atau sosialis, melainkan sistem ekonomi yang berasal dari
ruh Pancasila sebagai nilai dasar strategis yang mempengaruhi kehidupan bangsa
Indonesia. Sistem ekonomi Pancasila hadir untuk mengoreksi sistem ekonomi kolonial,

4
serta menjadi jalan tengah diantara perebutan pengaruh para penganut sistem ekonomi
kapitalis maupun sosialis.
Dengan berpedoman kepada nilai pancasila maka sistem ekonomi yang
dibangun harus sejalan, sesuai dan setia kepada lima sila yang ada. Dalam hal ini, dapat
dijelaskan jika sebuah daerah secara konsisten menerapkan kebijakan ekonomi yang
bertujuan membentuk masyarakat adil dan makmur, maka pemerintah daerah tersebut
sudah mengamalkan sistem ekonomi Pancasila. Dalam kasus lain, jika perusahaan
pemerintah atau swasta sudah menerapkan kebijakan yang mampu membuat
kesejahteraan karyawan sehingga kesenjangan karyawan dan atasan semakin
berkurang, maka perusahaan tersebut sudah mengamalkan asas ekonomi Pancasila
Koperasi yang dimaksud sebagaimana pernah dijelaskan Bung Hatta adalah
koperasi yang dibentuk di atas perekonomian rakyat meliputi usaha mikro, usaha kecil
dan menengah. Melalui koperasi, ekonomi Pancasila memainkan peran secara
operasional untuk menjadikan masyarakat Indonesia bebas dari kemiskinan dan
kesenjangan sosial-ekonomi. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan
partisipasi rakyat dalam kegiatan ekonomi sehingga dibutuhkan kesadaran kolektif
unuk mengingatkan rakyat bahwa Pancasila juga harus dimaknai tafsirnya secara
sosial-ekonomi.
Menurut Sugiharsono (2009), sebagai suatu sistem ekonomi, koperasi dapat
dikatakan merupakan salah satu sistem ekonomi campuran. Unsur sosialis tampak
dominan dalam koperasi dengan dijunjung tingginya prinsip kebersamaan serta
kesamaan hak dan kewajiban bagi anggota koperasi. Di samping itu, prinsip kekuasaan
tertinggi di tangan anggota juga merupakan prinsip sentralisasi kekuasaan yang
demokratis. Di sisi lain unsur liberal juga tampak dalam koperasi dengan diakuinya
prinsip keadilan (bagi anggota yang memiliki partisipasi/prestasi tinggi dalam koperasi
akan memperoleh bagian pendapatan yang tinggi pula). Di samping itu, prinsip
sukarela juga dapat diartikan sebagai suatu kebebasan dalam melakukan kegiatan
ekonomi dalam koperasi. Dengan demikian sistem koperasi merupakan suatu sistem

5
ekonomi yang berbau sosialis dan liberalis, meski bau sosialnya cenderung lebih
dominan.
Dengan demikian, koperasi memiliki keunggulan untuk menjadi solusi
permasalahan ekonomi bangsa Indonesia, oleh karena itu, apabila sistem ekonomi
koperasi diterapkan secara konsekuen dan berkelanjutan, memungkinkan
permasalahan ekonomi yang sampai saat ini masih membelenggu bangsa Indonesia,
secara pelahan lahan akan teratasi.

Koperasi dalam Ekonomi Makro


Secara ekonomi makro, koperasi turut memberi kontribusi dalam
perekonomian nasional, yaitu melalui sumbangan dalam Pendapatan Nasional (PDB).
Walaupun diakui kontribusi koperasi terhadap pendapatan nasional masih sangat
rendah bila dibandingkan dengan 2 pelaku ekonomi lainnya di tanah air (BUMN dan
BUMS), namun keberadaan koperasi masih sangat diperlukan dalam mengangkat
derajat kehidupan ekonomi masyarakat.
Selain itu dikenal konsep ekonomi makro yaitu konsep yang bertitik tolak dari
prinsip “dengan pengembangan koperasi yang evisien maka akan mempunyai akibat
kepada pengembangan perekonomian nasional dan pengembangan sosial ekonomi
masyarakat pada umumnya”.

Perbedaan BUMN, BUMS, dan Badan Usaha Koperasi


Perbedaan BUMN, BUMS, dan Koperasi dapat dilihat dari table dibawah ini:

NO BUMN BUMS KOPERASI


1 Pemilik modal Pemilik modal Pemilik modal
mayoritas adalah mayoritas adalah adalahseluruh
negara individu atau angggota koperasi
kelompok individu

6
2 Tujuan usahanya untuk Tujuan usahanya Tujuan usahanya
melayani kepentingan untuk mencapai adalah untuk
umum kemakmuran pemilik meningkatkan
modal (mencari kesejahterahan
untung sebesar- anggotanya.
besarnya).
3 Bidang usahanya Bidang usahanya tidak Bidang usahanya
sector-sektor yang vital menguasai hajat hidup sesuai dengan
dan strategis orang banyak kebutuhan anggota
kopersi
4 Kekuasaan tertinggi Kekuasaan tertinggi Kekuasaan
adalah pemerintah dipegang oleh Tertinggi dalam
pemegang saham dan koperasi adalah
atas nama pemerintah RA (Rapat
Anggota)
5 Cara kerjanya terbuka Cara Kerjanya tertutup Cara kerjanya
untuk umum terbuka dan
diketahui oleh
semua anggota.
6 Permodalan berasal Permodalan berasal Permodalan
dari kekayaan negara dari perseorangan atau berasal dari
yang dipisahkan dan dari para pemegang simpanan anggota
bersifat tetap saham dan penjualan dan sipatnya
obligasi sifatnya tetap. berubah-ubah.
7 Organisasinya dikelola Organisasinya terbats, Organisasinya
oleh negara maksudnya ditujukan mempunyai
kepada orang-orang kepentingan yang
yang memiliki modal

7
sama antara para
anggotanya.
8 Hubungan usahanya Hubungan Hubungan
adalah berusah usahanyajarang terjadi usahanya adalah
mengadakan hubungan karena BUMS ini lebih senantiasa
usaha, baik dengan mengutamakan mengadakan
kopersai maupun kemajuan dari koordinasi
BUMS. perusahaannya, kerjasama antara
sehingga hal ini akan koperasi yang satu
berujung pada dengan
persaingan. yanglainnya.

8
Koperasi adalah model dalam kehidupan nyata dari konsepsi ekonomi pancasila
yang bertujuan menolong individu secara bersama-sama atau berkelompok. Koperasi
sebagai perkumpulan untuk kesejahteraan bersama, melakukan usaha dan kegiatan di
bidang pemenuhan kebutuhan bersama dari para anggotannya. Jadi, itulah mengapa
koperasi dijadikan sebagai sokoguru perekonomian Indoneisa. Karena memang sesuai
dengan budaya yang dimiliki Indonesia.
Trilogi pembangunan yaitu pertahan, pembangunan, dan stabilitas. Dan pelaku
ekonomi yang terdiri dari BUMN< BUMS, dan Koperasi. BUMN lebih terfokus dalam
bidang stabilitas, sedangkan BUMS lebih diarahkan untuk mencapai pertumbuhan
ekonomi. Badan usaha koperasi, ditinjau dari aspek prinsip prinsip organisasinya, lebih
menitik beratkan pada asas pemerataan.
Sebagai suatu sistem ekonomi, koperasi dapat dikatakan merupakan salah satu
sistem ekonomi campuran. Dengan demikian sistem koperasi merupakan suatu sistem
ekonomi yang berbau sosialis dan liberalis, meski bau sosialnya cenderung lebih
dominan. Secara ekonomi makro, koperasi turut memberi kontribusi dalam
perekonomian nasional, yaitu melalui sumbangan dalam Pendapatan Nasional (PDB).

9
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:

Pachta, Andjar W, dkk. 2005. Hukum Koperasi Indonesia. Jakarta: Kencana.

Sumber Jurnal:

Saputra, Inggar dan Akhmad Saoqillah. “Koperasi sebagai Sokoguru Penggerak


Ekonomi Indonesia”. Jurnal Riset manajemen dan Bisnis. Vol.2 No.2, 2017. H.
139-146. Diakses dari: https://www.researchgate.net
Sugiharsono, “Sistem Ekonomi Koperasi Sebagai Solusi Masalah Perekonomian
Indonesia: Mungkinkah?”,Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 6 Nomor 1,
April 2009, Hal 29. Diakses dari: https://media.neliti.com

Sumber Internet:

Anonim. 2013. Perbedaan BUMN, BUMS, dan Koperasi. Tersedia di:


http://igedearisuciptayasa.blogspot.com/2013/08/perbedaan-bumn-bums-dan-
koperasi.html?=1. Diakses pada 10 Maret 2020.

Direktori File UPI. Konsep Dasar Perkoperasian.


(https://file.upi.edu/browse.php?dir=Direktori/FPEB._EKONOMI_DAN_KOP
ERASI/, Diakses pada 10 Maret 2020)

Melky. 2014. Koperasi dalam Trilogi Pembangunan. Tersedia di:


https://id.scribd.com/doc/238807598/Koperasi-Dalam-Trilogi-Pembangunan.
Diakses pada 10 Maret 2020.

10

Anda mungkin juga menyukai