Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM : MIKROBIOLOGI
PERTEMUAN :1
JUDUL PERCOBAAN : STERILISASI ALAT DAN BAHAN

NAMA : NABELLA HAYATI


NPM : 1948401110032
KELAS : A19 D3 FARMASI
SEMESTER :2
TANGGAL : 25 JUNI 2020
DOSEN PENGAMPU :

LABORATORIUM FAKULTAS FARMASI


PROGRAM STUDI D3 FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
PERCOBAAN 2
STERILISASI ALAT DAN BAHAN

A. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan melakukan sterilisasi terhadap alat-
alat dan bahan-bahan yang digunakan.

B. DASAR TEORI
Hampir semua tindakan yang dilakukan dalam diagnosis mikrobiologi,
sterilisasi sangat di utamakan baik alat-alat yang dipakai maupun medianya. Bila
pada penanaman spesimen dalam media, petri, ose, maupun media yang digunakan
tidak steril, maka sangat tidak mungkin untuk membedakan apakah kuman yang
berhasil di isolasi tersebut berasal dari penderita atau merupakan hasil kontaminasi
dari alat-alat atau media yang digunakan.
Suatu alat atau bahan dikatakan steril bila alat/bahan tersebut bebas dari
mikroba baik dalam bentuk vegetatif maupun spora. Tindakan untuk membebaskan
alat atau media jasad renik disebut STERILISASI. Suatu bahan bisa dikatakan steril
apabila bebas dari mikroorganisme hidup yang patogen maupun tidak baik dalam
bentuk vegetatif maupun bentuk nonvegetatif (spora) Dikenal ada beberapa cara
sterilisasi dan pemilihannya tergantung dari bahan atau alat yang akan disterilkan.
Secara garis besar sterilisasi ada beberapa cara, yaitu:
1. Pemanasan; tujuannya adalah merusak atau membunuh mikroba.
a. Pemanasan kering, yaitu dengan cara membakar atau menggunakan udara panas
(oven).
b. Pemanasan basah, dapat dikerjakan dengan merebus, uap air panas, uap air
panas dengan tekanan dan pasteurisasi.
2. Filtrasi; tujuannya untuk membebaskan media yang tidak tahan pemanasan dari
mikroba.
3. Penyinaran dengan menggunakan sinar gelombang pendek (radiasi).
4. Sterilisasi Kimia
Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan
panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Bila panas digunakan
bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembab atau sterilisasi
basah, bila tanpa kelembaban maka disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi
kering. Di lain pihak, sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan mengunakan gas
atau radiasi. Pemilihan metode didasarkan pada sifat bahan yang disterilkan (Ratna,
1993).
Menurut Ratna (1993), berikut ini adalah jenis proses sterilisasi:
a. Sterilisasi basah atau sterilisasi panas lembab
Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoklaf atau sterilisator uap yang
mudah diangkat (portable) dengan menggunakan air jenuh bertekanan pada suhu
121oC selama 15 menit. Maka sterilisasi basah dapat digunakan untuk
mensterilkan bahan apa saja yang dapat ditembus uap air (misalnya minyak) dan
tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu yang berkisar antara 110oC dan 121oC.
Bahan-bahan yang biasanya disterilkan dengan cara ini antara lain medium biakan
yang umum, air suling, peralatan laboratorium, biakan yang dibuang, medium
yang tercemar, dan bahan-bahan dari karet.
Ada 4 hal utama yang harus diingat bila melakukan sterilisasi basah:
 Sterilisasi bergantung pada uap, karena itu udara harus dikosongkan betul-betul
dari ruang sterilisator.
 Semua bagian bahan yang disterilkan harus terkena uap, karena itu tabung dan
labu kosong harus diletakkan dalam posisi tidur agar udara tidak terperangkap
di dasarnya.
 Bahan-bahan yang berpori atau yang berbentuk cair harus permeabel terhadap
uap.
 Suhu sebagaimana yang terukur oleh termometer harus mencapai 121 oC dan
dipertahankan setinggi itu selama 15 menit.
b. Sterilisasi kering
Sterilisasi kering atau sterilisasi panas kering dapat diterapkan dengan cara
pemanasan langung sampai merah, meayangkan di atas nyala api, pembakaran dan
sterilisasi dengan udara panas (oven). Pemanasan kering sering digunakan dalam
sterilisasi alat-alat gelas di laboratorium.
Dalam sterilisasi panas kering, bahan yang sering disterilkan adalah pipet, tabung
reaksi, cawan petri dari kaca, dan barang-barang pecah belah lainnya. Bahan-
bahan yang disterilkan harus dilindungi dengan cara membungkus, menyumbat
atau menaruhnya dalam suatu wadah tertutup untuk mencegah kontaminasi setelah
dikeluarkan dari oven.
Sebelum melakukan sterilisasi udara panas kering ini terlebih dahulu membungkus
alat-alat gelas dengan kertas payung atau aluminium foil, setelah itu atur pengatur
suhu oven menjadi 160oC dan alat disterilkan selama 2 jam.
c. Sterilisasi uap
Uap panas pada suhu 100oC dapat digunakan dalam bentuk uap mengalir. Metode
ini mempunyai keterbatasan. Penggunaan uap mengalir dilakukan dengan proses
sterilisasi bertingkat untuk mensterilkan media kultur. Metode ini jarang
memuaskan untuk larutan yang mengandung bahan-bahan karena spora sering
gagal tumbuh di bawah kondisi ini, karena bentuk vegetatif dari kebanyakan
bakteri tidak membentuk spora. Temperatur suhu titik mati bervariasi, tetapi tidak
ada bentuk non spora yang bertahan. Dalam prakteknya, suatu perpanjangan
pemaparan uap selama 20-60 menit akan membunuh semua bentuk vegetatif
bakteri tapi tidak akan menghancurkan spora. Untuk meyakinkan penghancuran
spora, dilakukan sterilisasi bertingkat. Proses ii dilakukan dengan waktu yang
bervariasi, dari 20-60 menit setiap hari selama 3 hari. Setiap hari setelah sterilisasi
bahan disimpan pada inkubator pada 37oC. Prinsip dari metode ini adalah pada
saat pemaparan pertama, uap membunuh bakteri vegetatif tapi tidak sporanya.
Tapi pada saat bahan disimpan pada inkubator atau pada suhu ruangan selama 24
jam, spora akan tumbuh ke dalam bentuk vegetatif. Spora yang telah tumbuh ini
akan dimatikan pada pemanasan hari ke dua. Kesuksesan dari proses ini
tergantung pada spora yang berkembang ke bentuk vegetatif selama masa istirahat.
d. Penyaringan (filtrasi)
Penyaringan telah banyak digunakan untuk mensterilkan medium laboratorium
dan larutan yang dapat mengalami kerusakan jika dipanaskan. Penyaringan dengan
ukuran pori-pori 0,45 mikron atau kurang akan menghilangkan jasad renik yang
terdapat di dalam larutan tersebut. Penyaring yang banyak digunakan terbuat dari
gelas sinter, selulsa dan asbestos atau penyaring Seitz. Pori-pori dari penyaring
tersebut berkisar antara 0,22 sampai 10 mikron. Pori-pori yang lebih kasar
biasanya digunakan untuk penjernihan sebelum digunakan pori-pori yang lebih
halus, sehingga tidak terjadi penyumbatan. Penyaring yang biasa digunakan untuk
bakteri tidak dapat menahan atau menyaring virus atau mikoplasma.
Beberapa contoh bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini adalah serum,
larutan bikarbonat, enzim, toksin, bakteri, medium sintetik tertentu, dan antibiotik.
Ada beberapa macam filter, yaitu:
 Filter Swinny
Sebuah adaptasi dari filter seitz, filter swinny mempunyai adaptor khusus yaitu
terdiri dari lapisan asbes, bersama dengan layer dan pencuci. Keutamaan untuk
digunakan filter swinny dibungkus dengan kertas dan autoklaf. Bagian yang
dipotong dihubungkan pada spoit werlock dan cairan dimasukkan ke potongan
asbes dengan menggunakan tekanan pada sal spoit.
 Filter Fritted-Glass
Permeabilitas dari filter berbanding lurus dengan ukurannya. Setelah potongan
dibentuk, potongan disegel dengan pemanasan di dalam gelas pirex seperti
corong buhcner.
 Filter Berkefeld dan Mandler
Mandler terbuat dari tanah silika murni, asbestos dan kalium sulfat. Berkefeld
juga tersusun dari tanah silika murni. Masing-masing filter bermuatan negatif.
 Filter Selas
Filter ini secara kimia bersifat resisten terhadap semua larutan yang tidak
menyerang silika.
 Filter Candles-Pasteur-Chamberland
Terbuat dari pori porselen tak berkaca dengan pori kecil yang menghasilkan
filtrasi lambat.
e. Sterilisasi dengan desinfektan
Desinfektan adalah zat yang dapat membunuh bakteri. Senyawa kimia yang
banyak digunakan sebagai esinfektan antara lain: larutan AgNO3, CuSO4, HgCl2,
ZnO, serta alkohol dan campurannya. Zat-zat yang dapat membunuh atau
menghambat pertumbuhan bakteri dapat dibagi atas garam-garam, logam, fenol,
dan senyawa-senyawa lain yang sejenis, formaldehida,yodium, alkohol, klor, zat
warna, detergen, sulfonamida, dan antibiotik. Umumnya bakteri yang muda
kurang daya tahannya terhadap desinfektan daripada bakteri yang tua. Kepekatan,
konsentrasi dan lamanya berada di bawah pengaruh desinfetan merupkan faktor-
faktor yang berperan dalam sterilisasi jenis ini.
f. Sterilisasi gas
Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membnih
mikroorganisme dan sporanya. Beberapa bahan kimia yang dapat digunakan untuk
sterilisasi gas adalah etilena oksida, asam parasetat, formaldehida dan
glutaraldehida alkalin. Cara ini diterapkan pada suhu kamar selama 2-18 jam
tergantung pada bahan kimianya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dapat sterilisasi
gas antara lain:
 Lamanya waktu yang diperlukan sesudah perlakuan untuk menghilangkan
semua sisa bahan kimia yang digunakan.
 Daya bahan bakar yang bersangkutan.
 Persyaratan peralatan.
 Biaya pelaksanaan.
g. Sterilisasi dengan radiasi
Sterilisasi dengan radiasi dapat dilakukan dengan sinar gamma (sinar UV kadang
juga digunakan tetapi tidak begitu baik karena daya tembusnya lemah) namun
penggunaannya terbatas karena menuntut persyaratan keamanan dan biaya tinggi.
Adapun fungsi dari dilakukannya steriliasi tersebut ialah :
a. Agar terjamin kebersihan alat
b. Menyiapkan peralatan dalam keadaan siap pakai
c. Mencegah peralatan ceptat rusak
d. Mencegah terjadinya infeksi silang
e. Sebagai penetapan akhir alat tersebut telah siap pakai.

C. ALAT DAN BAHAN


Alat
1. Ose (Sterilisasi dengan cara pemijaran)
2. Objek glass (Sterilisasi dengan cara flaming)
3. Cawan petri
4. Tabung reaksi (Sterilisasi kering menggunakan Oven suhu 180oC selama
5. Botol 15 menit)

Bahan
(Untuk semua media disterilkan dengan sterilisasi basah menggunakan Autoclave
suhu 121oC selama 15 menit)

1. Gula gula
Formulanya
 Glukosa
 Laktosa Gula gula 1% + bacteriology pepton 1% +NaCl 0,5%
 Manitol (% diambil dari jumlah larutan yang akan dibuat)
 Maltose Biasanya dipakai 2,5 ml setiap tabungnya
 Sakarosa
2. EMB Agar
3. TSIA Formula dapat dilihat pada kemasan masing-masing.
4. KIA NB : Setiap pembuatan media di+kan bacteriology pepto 1%
5. Simon sitrat
6. SIM Boleh dipilih salah satunya
7. Etanol 95%
8. Spiritus

D. CARA KERJA
1. Teknik membungkus alat-alat yang akan disterilkan dg Oven.
2. Mensterilkan alat dengan Oven.
3. Teknik mensterilkan ose (dengan kemiringan ± 45° C dengan api Bunsen yang
berwarna biru).
4. Teknik mensterilkan objek glass dan tabung reaksi saat pengambilan biakan
(dengan melidah apikan dengan api Bunsen yang berwarna biru).
5. Menimbang dan membuat media.
6. Teknik mensterilisasikan media dengan Autoclave.
7. Mensterilkan media dengan Autoclave.
8. Menanam / menggoreskan bakteri pada media yang dibuat.

NB :

1. Walaupun pada saat dilab mahasiswa akan dibagi perkelompok, tapi untuk
praktikum sterilisasi semua mahasiswa wajib belajar dan mempraktekkan masing-
masing.
2. Setiap media yang dibuat harus diberi label, karena media ini akan digunakan
untuk minggu
E. SKEMA KERJA
F. HASIL PERCOBAAN
G. PEMBAHASAN
Sterilisasi merupakan kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua
bentuk kehidupan mikrobiologi. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3
cara yaitu secara mekanik, fisik, dan kimiawi. Sterilisasi secara mekanik (filtrasi)
menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45
mikrob) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk
sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutam enzim dan antibiotik. Sterilisasi
secara fisik dilakukan dengan cara pemanasan atau penyinaran. Pemanasan dapat
dilakukan dengan cara pemijaran, pemanasan kering, menggunakan uap air panas,
dan menggunakan uap air panas bertekanan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang digunakan untuk mensterilisasi adalah oven
dalam mensterilisasi dapat dilakukan dengan dua jenis cara yaitu sterilisasi fisik dan
kimia. Sterilisasi fisik terdiri dari pemanasan, filtrasi atau penyaringan, dan radiasi.
Tujuan dari sterilisasi adalah usaha untuk membebaskan alat dari kontaminasi
mikroba. Pada percobaan ini alat yang digunakan untuk mensterilkan alat yaitu oven,
oven merupakan alat sterilisasi dengan cara fisik yaitu panas kering.
Oven (Hot Air Sterilizer), digunakan untuk mensterilkan alat yang terbuat dari
kaca dan kertas yang tahan terhadap suhu tinggi. Oven terbuat dari kotak logam,
udara yang didalamnya mendapat udara yang panas melalui panas daya listrik.
Sebelum dimasukkan alat-alat seperti erlenmeyer, cawan petri, gelas ukur, tabung
reaksi atau alat-alat yang terbuat dari kaca dibungkus dengan kertas (aluminium foil)
terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya keretakan dan kontaminasi pada saat alat
dikeluarkan dari dalam oven. Alat-alat yang akan disterilisasi dicuci dan dikeringkan,
alat yang mempunyai mulut ditutup dengan kapas seperti erlenmeyer, dan gelas ukur.
Setelah ditutup dengan kapas, dibungkus lagi dengan kertas. Tujuan dari
pembungkusan yaitu agar alat-alat tidak terkontaminasi dengan bakteri luar dan alat
tidak pecah karena pada umumnya alat terbuat dari karca. Alat-alat yang sudah
dibungkus dimasukkan ke dalam oven dengan temperatur 170 oC-180oC selama 1-2
jam. Setelah pemanasan selesai oven dimatikan sampai mencapai suhu kamar. Hal ini
bertujuan untuk menghindari keretakan alat atau masuknya udara yang mengandung
partikel debu. Setelah dilakukan sterilisasi alat siap digunakan untuk melakukan
percobaan. Suhu yang digunakan 170oC-180oC karena panas kering kurang efektif
untuk membunuh mikroba dibandingkan dengan uap air panas maka metode ini
memerlukan temperatur yang lebih tinggi dan waktu yang lebih panjang.
Alat lain yang digunakan dalam sterilisasi adalah Bunsen yang berfungsi untuk
memanaskan dan mensterilisasikan alat-alat yang terbuat dari platina dan autoclave
yang berfungsi untuk mensterilkan dengan uap panas bertekanan. Autoclave
digunakan untuk mensterilisasi alat-alat gelas, kayu, plastic, larutan, dan medium
yang tidak tahan terhadap suhu tinggi. Autoclave juga dapat digunakan untuk
mensterilkan mikroba. Adapun bagian-bagian dari autoclave adalah panik luar, panic
dalam untuk meletakkan alat dan saluran uap, bagian penutup terdiri dari penunjuk
tekanan dan saluran uap, terdapat katup dan pengunci. Untuk mematikan spora
diperlukan panas basah selama 15 menit pada suhu 121 oC dan tekanan 2 atm. Ketika
ingin menggunakan autoclave, harus diisi dengan air sampai batas atau dasar yang
berlubang-lubang tempat meletakkan alat. Alat-alat yang ingin disterilkan harus
terlebih dahulu dibungkus dengan aluminium foil dan bagian mulutnya ditutup
dengan kapas. Hal ini dilakukan untuk menghindari terbentuknya uap air di dinding
dan di dalam alat-alat yang dipanaskan. Alat-alat yang ingin dipanaskan kemudian
dimasukkan ke dalam autoclave, selanjutnya tutup dipasang hingga pas. Kran
pengatur tempat keluar air dibiarkan terbuka sampai uap air saja dan semua udara
terdesak keluar dengan demikian di dalam bejana hanya terdapat tekanan uap air saja.
Besarnya tekanan yang digunakan tergantung pada jenis bahan atau alat yang
disterilisasi.
Berdasarkan literature suhu yang digunakan oven pada saat sterilisasi sesuai
dengan literature yang menyatakan “Pemanasan kering sering dilakukan dalam
sterilisasi alat-alat gelas di laboratorium, dimana menggunakan oven dengan suhu
160oC-180oC selama 1,5-2 jam dengan sistem udara statis (Fardiaz, 1992).
Suhu yang digunakan pada autoklaf 121oC hal ini sesuai dengan literature yang
menyatakan “Pemanasan basah adalah sterilisasi panas yang digunakan bersama-
sama dengan uap air. Pemanasan basah biasanya dilakukan di dalam di autoklaf atau
sterilisator uap yang mudah diangkat dengan menggunakan uap air jenuh bertekanan
2 atm pada suhu 121oC selama 15 menit (Hadioetomo, 1985).
Laminar Air Flow (LAF) digunakan sebagai ruangan untuk bekerja secara steril.
Alat ini berbentuk seperti meja, prinsip kerjanya adalah pengaseptian suatu ruangan
berdasarkan aliran udara laminar secara horizontal dari dalam keluar sehingga
kontaminasi udara dapat diminimalkan. Sebelum menggunakan alat ini, sebaiknya
tangan kita diberi alkohol terlebih dahulu.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :
1. Sterilisasi merupakan suatu usaha untuk mensterilkan alat agar tidak
terkontaminasi dengan mikroba, atau dengan kata lain sterilisasi merupakan
kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan
mikroba.
2. Setiap alat sterilisasi memiliki fungsi dengan dan teknik penggunaan yang
berbeda-beda.
3. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik,
fisik, dan kimiawi. Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu
saringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikrob) sehingga
mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi
bahan yang peka panas, misalnya larutam enzim dan antibiotik. Sterilisasi secara
fisik dilakukan dengan cara pemanasan atau penyinaran. Sterilisasi secara kimiawi
yaitu menggunakan desinfektan.
4. Alat yang digunakan dalam sterilisasi yakni bunsen digunakan untuk memanaskan
dan mensterilkan alat-alat yang terbuat dari platina. Autoclave digunakan untuk
mensterilisasi alat-alat gelas, kayu, plastic, larutan, dan medium yang tidak tahan
terhadap suhu tinggi sedangkan Oven (Hot Air Sterilizer), digunakan untuk
mensterilkan alat yang terbuat dari kaca dan kertas yang tahan terhadap suhu
tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Anneke. 2011. Metode Sterilisasi (http://rgmaisyah.wordpress.com/ metode


sterilisasi/). Diakses pada tanggal 20 Juni 2020. Kalsel.

Black Sweet Heart. 2008. Pengenalan alat (http:/wordpress.com/Pengenalan-


alat/Blacksweetranger’s/Blog.html). Diakses pada tanggal 20 Juni 2020. Kalsel.

Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan. Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan. PAU Pangan dan Gizi : Intitut Pertanian Bogor.

Hadioetomo, Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT.Gramedia


Pustaka Utama : Jakarta.

Indra.2008. Sterilisasi (http//ekmon-saurus/bab-3-Sterilisasi/html). Diakses pada


tanggal 20 Juni 2020. Kalsel.

James, Agalloco. 2008. Validation of Pharmaceutical Processes (electronic version).


Informa Healthcare Inc. USA.

Lay, B.W. dan Hastowo.1982.Mikrobiologi.Rajawali Press: Jakarta.

Lukas,Stefanus.2006.Formulasi Steril.Andi:Yogyakarta.

Koordinator Praktikum Mikrobiologi. 2019. Buku Petunjuk Mikrobiologi.


Banjarmasin : UMBjm.

Anda mungkin juga menyukai