Anda di halaman 1dari 11

Volume 1.No.

2 Tahun 2016 Jurnal Human Care

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN


NEONATUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
LUBUK KILANGAN
Zuraida
STIKes Fort De Kock, Bukittinggi
email: zuraida_jauza@yahoo.co.id

Submitted: 05-12-2016, Reviewer: 07-12-2016, Accepted: 07-12-2016

ABSTRAK
Berdasarkan survei Riset Kesehatan Dasar Depkes 2014, kematian bayi baru lahir (neonatus)
merupakan penyumbang kematian terbesar pada tingginya angka kematian bayi (AKB).Target
kunjungan neonatal pada tahun 2015 adalah 90%, sedangkan berdasarkan hasil studi pendahuluan
di Puskesmas Lubuk Kilangan Padang didapatkan pencapaian target tersebut pada tahun 2015
belum tercapai maksimal.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan kunjungan neonatus di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Padang tahun 2016.Jenis
penelitian adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah
seluruh ibu yang mempunyai bayi berumur lebih dari 28 hari di wilayah kerja Puskesmas Lubuk
Kilangan Padang yang melakukan kunjungan neonatus yaitu 56 orang. Teknik pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan teknik Total Sampling.Data diperoleh dengan metode pengisian
kuesioner.Analisa data menggunakan uji statistic chi square.Hasil penelitian didapatkan 57,1%
responden yang memiliki pengetahuan yang rendah, 55,4 % responden yang memiliki sikap negatif,
67,9% responden yang tidak bekerja, 55,4% responden yang kunjungan neonatusnya tidak tercapai.
Hasil uji statistic menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan (p = 0,009), sikap (p = 0,004),
pekerjaan (0,000) dengan kunjungan neonatus.Disimpulkan lebih separuh ibu yang melakukan
kunjungan neonatus tidak tercapai yang disebabkan karena pengetahuan yang rendah, sikap yang
negatif, dan ibu tidak bekerja. Diharapkan pada pihak petugas Puskesmas agar diupayakan
peningkatan kerjasama yang baik dengan pihak PKK, Kader Posyandu dalam rangka pemberian
informasi tentang pentingnya kunjungan neonatus, dan petugas Puskesmas menyarankan pada ibu
hamil dapat melakukan kunjungan Neonatus.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Pekerjaan, Kunjungan Neonatus

ABSTRACT
Based on the survey of Health Research done by the Ministry of Health in 2014, neonatal in the
biggest contributor to the hight infant mortality rate (IMR). Target of neonatal visits in 2015 were
90%, however based on the results of the preliminary study on PHC Lubuk Kilangan, the targeted
achievement of neonatal visits in 2015 had not been maximal. The objective of this study was to
determine the factors associated in the neonatal visits in Lubuk Kilangan PHC of Padang in
2016.This type of research is analytic descriftives with cross sectional design. The study population
were all mothers with infants aged more than28 days in the work area of Lubuk Kilangan PHC to
perform neonatal visits as 56 people. The sampling technique is done by using Total Sampling. Data
obtained by the method of filling out the questionnaire. Data were analyzed using chi square
test.The result showed 57,1% respondents had low knowledge, 55,4% respondents had negative
attitude, 67,9% respondents does not work, 55,4 neonatal visits not achieved. Statistical analysis
showed there is relationship between knowledge (p value = 0,009), attitude (p value = 0,004),
worked (p value = 0,000) with neonatal visits.It is concluded that more than half of the women to
neonatal visits not achieved caused by poor knowledge, negative attitudes and does not work. It is
then expected that the health center staff should boost the good cooperation with the PKK, and PHC
workers in order to provide information about the importance of neonatal visits. In addition, the
health center staff an advise pregnant women to perform neonatal visits.

Keywords: Knowledge, attitude, worked, neonatal visits


Volume 1.No.2 Tahun 2016 Jurnal Human Care

PENDAHULUAN Kematian neonatal dapat dicegah


Neonatal adalah cabang bayi baru dengan pelayanan minimum neonatal.
lahir hingga berumur 4 minggu (kamus Sebagian besar dari kematian neonatal
dorland, 2005). Neonatus adalah bayi yang dapat dicegah dengan pemberian paket
baru mengalami proses kelahiran dan harus minimum perawatan neonatal. Namun,
menyesuaikan diri dari kehidupan intra sekitar 3 juta neonatus meninggal setiap
uterine ke kehidupan ekstra uterin. bulan secara global karena kurangnya
Neonatus adalah masa kehidupan pertama perawatan yang tepat. Situasi ini adalah
diluar rahim sampai dengan usia 28 hari, yang terburuk di Ethiopia (Fantahun, 2015).
dimana terjadi perubahan yang sangat besar Berdasarkan Survey Demografi dan
dari kehidupan di dalam rahim menjadi Kesehatan Indonesia (SDKI) (2014) lebih
diluar rahim (Muslihatun 2010). dari tiga perempat dari semua kematian
Kunjungan neonatus adalah balita terjadi dalam tahun pertama
pelayanan sesuai standar yang diberikan kehidupan anak dan mayoritas kematian
tenaga kesehatan yang kompeten kepada bayi terjadi pada periode neonatus
neonatus, sedikitnya 3 (tiga) kali selama (Kemenkes RI, 2014). Masa perinatal dan
periode 0-28 hari setelah lahir, baik di neonatal merupakan masa yang kritis bagi
fasilitas kesehatan maupun kunjungan kehidupan bayi. Dua pertiga kematian bayi
rumah yaitu: Kunjungan Neonatal ke-1 terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan
(KN1) dilakukan pada kurun waktu 6-48 dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi
jam setelah lahir, Kunjungan Neonatal ke-2 dalam waktu 7 hari setelah lahir. Faktor
(KN2) dilakukan pada kurun waktu hari 3-7 yang menyebabkan kematian perinatal
setelah lahir, Kunjungan Neonatal ke-3 antara lain perdarahan, hipertensi, infeksi,
(KN3) dilakukan pada kurun waktu hari 8- kelainan preterm atau BBLR, asfiksia dan
28 setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan hipotermia (Afifah,2013).
maupun kunjungan rumah (Dinkes 2012). Di Indonesia tercatat cakupan
Tujuan dari kunjungan neonatus, kunjungan Neonatus (KN) tertinggi berada
yaitu melakukan pemeriksaan ulang pada di Propinsi Jawa Tengah yaitu sebesar
ayi baru lahir, meninjau penyuluhan dan 95,41%, dan terendah berada di Propinsi
pedoman antisipasi bersama orang tua, Papua yaitu sebesar 25,41%. Dan Propinsi
mengidentifikasi gejala penyakit, serta Sumatra Barat sebesar 80,28% (Kemenkes
mendidik dan mendukung orang tua.Tujuan RI 2014). Di Sumatra Barat tercatat
kunjungan neonatal adalah untuk cakupan Kunjungan Neonatus (KN)
meningkatkan akses neonatus terhadap tertinggi berada di Kabupaten Pasaman
pelayanan kesehatan dasar, mengetahui yaitu sebesar 100%, dan terendah berada di
sedini mungkin bila terdapat kelainan pada Kabupaten Mentawai yaitu sebesar 64,5%.
bayi atau mengalami masalah (Yulifah Dan Kota Padang yaitu sebesar 76,8%
2013). (Profil Kesehatan Prof.Sumbar 2014).
Menurut laporan kelompok kerja Di Kota Padang tercatat cakupan
World Health Organization (WHO) ada Kunjungan Neonatus (KN) pada 3
bulan April 2012, dari 8,1 juta kematian Puskesmas yang terendah yaitu berada di
bayi di dunia, 48% adalah kematian Puskesmas Lubuk Begalung, Puskesmas
neonatus. Dari seluruh kematian neonatus Pengambiran dan Puskesmas Lubuk
sekitar 60% merupakan kematian bayi umur Kilangan. Puskesmas Lubuk Begalung
kurang dari 7 hari dan kematian bayi umur sebesar 74%, Puskesmas Pengambiran
lebih dari 7 hari akibat gangguan perinatal. 66%, dan Puskesmas Lubuk Kilangan
Sekitar 42% kematian neonatus disebabkan sebesar 54% (Dinkes 2015). Dari cakupan
oleh infeksi seperti tetanus neonatorum, kunjungan di Kota Padang, Puskesmas
sepsis, meningitis, pneumonia dan diare Lubuk Kilangan berada diurutan terendah
(Darmawan 2012). yaitu 54% . Sedangkan standar kunjungan
Volume 1.No.2 Tahun 2016 Jurnal Human Care

neonatal adalah 90%. Jadi Puskesmas neonatus, sedangkan sisanya yaitu 34


Lubuk Kilangan belum memenuhi standar responden tidak patuh dalam melakukan
dalam kunjungan neonatalnya. kunjungan neonatus.
Menurut standar asuhan kebidanan Dari survey awal yang dilakukan di
semua bayi yang lahir sehat harus wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan,
mendapatkan asuhan yang komprehensif dari 10 ibu yang melakukan kunjungan
sampai usia satu bulan. Asuhan ini bisa neonatus hanya 4 ibu yang patuh dalam
diperoleh melalui kunjungan rumah melakukan kunjungan, sedangkan sisanya
sebanyak tiga kali, yaitu KN1 pada 48 jam yaitu 6 ibu yang tidak patuh dalam
pertama, KN2 pada hari ke 3 sampai ke 7 melakukan kunjungan neonatus. Dilihat
dan KN3 setelah satu minggu sampai hari dari variabel independennya, dari segi
ke 28 sesuai dengan kebutuhan masing- pengetahuan hanya 4 ibu yang memiliki
masing keluarga (Depkes RI 2013). pengetahuan yang tinggi dan 6 ibu memiliki
Pengetahuan Ibu mengenai pengetahuan yang rendah, dari segi sikap
pemeriksaan saat kunjungan neonatus hanya 3 ibu yang memiliki sikap positif dan
sangat di perlukan, mengingat ibu adalah 7 ibu lagi memiliki sikap yang negatif,
mitra bagi tenaga kesehatan. Sebagai orang dilihat dari segi pekerjaan hanya 1 orang
yang terdekat dengan neonatus dan sebagai ibu yang bekerja selebihnya 9 ibu tidak
mitra bidan/tenaga kesehatan. Ibu bekerja.
semestinya mengetahui pemeriksaan atau
pelayanan apa saja yang dilakukan oleh METODE PENELITIAN
tenaga kesehatan sehingga dapat bekerja Penelitian ini merupakan jenis
sama dengan bidan ketika bidan melakukan penelitian deskripsi analitik yang dilakukan
pemeriksaan saat kunjungan neonatus melalui pendekatan cross sectional yaitu
(Rosita 2012). suatu penelitian yang mempelajari
Sikap adalah bagaimana pendapat hubungan variabel independent
atau penilaian orang atau responden (pengetahuan, sikap dan pekerjaan) dan
terhadap hal yang terkait dengan kesehatan, dependent (Kunjungan Neonatus) dengan
sehat-sakit dan faktor yang terkait dengan cara pendekatan observasi dan
faktor resiko kesehatan. Jadi sikap dapat pengumpulan data dalam waktu yang
berubah-rubah dalam situasi yang bersamaan.Penelitian ini dilakukan di
memenuhi syarat (Afifah 2013). Puskesmas Lubuk Kilangan Padang dalam
Ibu dengan pekerjaan yang rendah rentang waktu bulan Maret-April 2016.
akan berdampak terhadap cara perawatan Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
bayi baru lahir. Sebuah studi deskreptif ibu yang mempunyai bayi berumur lebih
tentang pengetahuan dan sikap terhadap dari 28 hari yang berdomisili di wilayah
perawatan neonatus di Selatan India kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Padang
menunjukkan bahwa ibu dengan pekerjaan yang melakukan kunjungan neonatus pada
yang baik akan berpengaruh terhadap bulan Maret tahun 2016 sebanyak 56
perawatan neonatus yang baik, hal ini orang.Teknik pengambilan sampel pada
berkaitan dengan pendidikan dan penelitian ini menggunakan teknik Total
pengetahuan ibu (Rosita 2012). Sampling yaitu teknik penentuan sampel
Berdasarkan penelitian Anggarsih dengan mengambil seluruh anggota
Sri Wahyuni tahun 2010 dengan judul populasi sebagai responden atau
“Gambaran Faktor yang Menyebabkan sampel.Jadi sampel yang diambil pada
Rendahnya Cakupan Kunjungan Neonatus penelitian ini berjumlah 56 orang.Pada
(KN) di Desa Gunung Katun Kecamatan penelitian ini data diperoleh dari data yang
Baradatu Kabupaten Way Kanan tahun ada dipuskesmas dan data yang ada pada
2010”. Dari 51 responden, 17 responden bidan.Setelah data didapat, kemudian
patuh dalam melakukan kunjungan datadiedit, coding, enty dan tabulating serta
Volume 1.No.2 Tahun 2016 Jurnal Human Care

diolahdengan menggunakan analisa pendidikan ini dapat berdiri sendiri. Makin


univariat untukmengambarkan distribusi tinggi pendidikan seseorang maka makin
frekuensi. tinggi pula pengetahuan yang dimiliki
orang tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang saya lakukan
ini sejalan dengan penelitian yang
Pada hasil penelitian ini penuliskan dilakukan oleh Maria (2014) gambaran
memaparkan pengetahuan, sikap pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia
pekerjaan, dan kunjungan neonatus 0-28 hari tentang kunjungan neonatus di
di puskesmas lubuk kilangan Puskesmas Padan Kandi Kabupaten 50
kota, yang menemukan bahwa sebagian
1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan besar (51,4%) ibu berpengetahuan rendah
tentang kunjungan neonatus.
Tabel 1
Menurut analisa peneliti,
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang
Kunjungan Neonatus Di Wilayah Kerja pengetahuan responden yang rendah
Puskesmas Lubuk Kilangan tentang neonatus adalah karena kurangnya
No Pengetahuan f % informasi yang diperoleh ibu baik melalui
informasi yang diterima dari tenaga
1. Rendah 32 57,1 kesehatan, departemen kesehatan,
2. Tinggi 24 42,9 pemerintah daerah, dan organisasi dibidang
Jumlah 56 100 kesehatan dan kader- kader kesehatan
maupun informasi dari media cetak dan
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa elektronik, melalui koran, majalah, iklan,
dari 56 responden terdapat 32 responden radio, dan TV, dan responden hanya
(57,1%) yang mempunyai pengetahuan menunggu informasi dari petugas jarang
tinggi tentang kunjungan neonatus. sekali responden yang punya keinginan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, untuk berkonsultasi khusus tentang
ini terjadi setelah orang melakukan kunjungan neonatus pada petugas
penginderaan terhadap suatu objek tertentu kesehatan. Sementara responden yang
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo memiliki pengetahuan tinggi dapat tercapai
2010,p.50). Dari hasil pengalaman dan dengan adanya informasi yang diperoleh
penelitian terbukti bahwa perilaku yang dari bidan, tenaga kesehatan lain dan kader
didasari oleh pengetahuan akan lebih kesehatan, dan adanya informasi yang
langgeng dari pada perilaku yang tidak dilihat berupa iklan di media elektronik.
didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo
2010). 2. Distribusi Frekuensi Sikap
Pengetahuan responden juga Tabel 2
dipengaruhi oleh faktor pendidikan yang Distribusi Frekuensi Sikap Ibu tentang
mayoritas SMA. Menurut Sari (2009), Kunjungan Neonatus Di Wilayah Kerja
pendidikan suatu usaha untuk Puskesmas
mengembangkan kepribadian dan Lubuk Kilangan
kemampuan didalam dan diluar sekolah dan No Sikap f %
berlangsung seumur hidup. Pendidikan 1. Negatif 31 55,4
mempengaruhi pengetahuan, makin tinggi 2. Positif 25 44,6
pendidikan seseorang makin mudah orang Jumlah 56 100
tersebut untuk menerima informasi.
Menurut Notoatmodjo (2010), pendidikan Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa
suatu kegiatan atau proses pembelajaran dari 56 responden terdapat 31 responden
untuk mengembangkan atau meningkatkan (55,4%) yang mempunyai sikap negatif
kemampuan tertentu sehingga sasaran terhadap kunjungan neonatus.
Volume 1.No.2 Tahun 2016 Jurnal Human Care

Sikap bukan suatu tindakan atau


aktifitas, tetapi merupakan predisposisi Dari tabel diatas dapat dilihat
tindakan perilaku.Sikap ini merupakan bahwa dari 56 responden terdapat 38
reaksi tertutup seseorang terhadap objek responden (67,9%) yang tidak bekerja
yang dapat meliputi perasaan mendukung sehingga ibu yang tidak bekerja
atau memihak (favorable) maupun perasaan berpengaruh bagi kunjungan neonatusnya.
tidak mendukung atau menolak (unforable) Bekerja disini adalah seseorang
pada suatu objek (azwar, 2010). yang bekerja akan sering berinteraksi
Hasil penelitian yang saya lakukan dengan orang lain sehingga akan memiliki
ini sejalan dengan penelitian yang pengetahuan yang baik, pengalaman
dilakukan oleh Afifah (2013) tentang bekerja akan dapat mengembangkan
gambaran pengetahuan, sikap, dan praktik kemampuan dalam mengambil keputusan
ibu post natal terhadap kunjungan neonatus yang merupakan keterpaduan menalar
di BPS Hj Sri Wahyuni kota Semarang, secara ilmiah (Notoatmodjo 2010).
yang menemukan bahwa sebagian besar Hasil penelitian yang saya lakukan
(57,5%) ibu bersikap negatif terhadap ini sejalan dengan penelitian yang
kunjungan neonatus. dilakukan oleh Darmawan (2011) tentang
Menurut analisa peneliti, ibu yang hubungan pengetahuan dan pekerjaan ibu
memiliki sikap positif terhadap kunjungan dengan kunjungan neonatus di wilayah
neonatus disebabkan karena ibu tersebut kerja Puskesmas Pasirlangu Kabupaten
memiliki pemahaman yang baik tentang Bandung Barat, yang menemukan bahwa
manfaat dari kunjungan neonatus tersebut, sebagian besar (561,9%) ibu yang tidak
sedangkan ibu yang memiliki sikap negatif bekerja mengalami kunjungan neonatus
46
terhadap kunjungan neonatus tidak yang tidak tercapai.
memiliki pemahaman yang baik terhadap Menurut analisa peneliti, ibu yang
kunjungan neonatus hal ini disebabkan memiliki pekerjaan akan memiliki
karena ibu beranggapan bila membawa bayi pemahaman tentang kunjungan neonatus,
ke petugas kesehatan nanti bayi nya akan karena pekerjaan dapat mempengaruhi
disuntik dan hal ini si bayi akan menjadi pengetahuan seseorang, dimana responden
demam ibu takut bayi nya akan menjadi yang hanyamenjadi ibu rumah tangga selalu
rewel dan ibu beranggapan kunjungan terfokus pada pekerjaan rumah tangga dan
neonatus tidak perlu dilakukan karena mengurus anak, hal ini bisa saja menjadi
membawa bayi di usia kurang dari satu penyebab ibu rumah tangga tidak
bulan akan membahayakan bayi nya mendapatkan informasi tentang kunjungan
sehingga kunjungan neonatus tidak lah neonatus dari berbagai sumber, misalnya:
penting buat bayi nya, di tambah dengan pengalaman (orang tua, saudara,
dukungan keluarga atau suami yang kurang kerabat/tetangga) media massa (TV, radio,
menganggap kunjunganneonatus internet) dan media cetak (koran,
merepotkan dan memerlukan waktu yang majalah).Ibu yang bekerja cenderung
lama. memiliki banyak teman yang dapat berbagi
cerita tentang pengalaman terhadap
3. Distribusi Frekuensi Pekerjaan kunjungan neonatus.
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu tentang
Kunjungan Neonatus Di Wilayah Kerja
Puskesmas Lubuk Kilangan
No Pekerjaan f %
1. Tidak Bekerja 38 67,9
2. Bekerja 18 32,1
Jumlah 56 100
Volume 1.No.2 Tahun 2016 Jurnal Human Care

4. Distribusi Frekuensi Kunjungan Menurut analisa peneliti tercapainya


Neonatus dalam melakukan kunjungan neonatus ini
disebabkan karena sikap ibu terhadap
Tabel 4
kunjungan neonatus tersebut.Ibu yang
Distribusi Frekuensi Kunjungan Neonatus
DiWilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan berpengetahuan tinggi dan bekerja
No Kunjungan f % cenderung bersikap positif dan melakukan
Neonatus kunjungan neonatus dibandingkan ibu yang
1. Tidak Tercapai 31 55,4 memiliki pengetahuan rendah dan tidak
2. Tercapai 25 44,6 bekerja cenderung bersikap negatif dalam
Jumlah 78 100 melakukan kunjungan neonatus tersebut.
Adapun sikap ibu dipengaruhi faktor
Berdasarkan tabel diatas diketahui budaya dan pengalaman bayi nya terdahulu
dari 56 responden lebih separuh (55,4%) atau pengalaman tetangga bila ibu
termasuk kategori tidak tercapai dalam membawa bayinya ke petugas kesehatan
kunjungan neonatus. bayi akan di suntik dan akan menyebabkan
Kunjungan neonatus adalah kontak demam dan rewel padahal bayi nya masih
neonatus dengan tenaga kesehatan minimal kecil itu alasan ibu tidak membawa bayi
dua kali untuk mendapatkan pelayanan dan nya ke petugas kesehatan. Selain itu
pemeriksaan kesehatan neonatus, baik kunjungan neonatus juga dipengaruhi letak
didalam maupun diluar gedung puskesmas, wilayah masih ada wilayah sulit dari
termasuk bidan di desa, polindes dan Puskesmas tersebut.
kunjungan kerumah.Bentuk pelayanan
tersebut meliputi pelayanan kesehatan 5. Hubungan Pengetahuan dengan
neonatal dasar (tindakan resusitasi, Kunjungan Neonatus
Tabel 5
pencegahan infeksi berupa perawatan mata, Hubungan Pengetahuan Dengan Kunjungan
tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi) Neonatus di Wilayah Kerja Puskesmas
pemberian vitamin K dan penyuluhan Lubuk Kilangan
Pengetahu Kunjungan Neonatus Jumlah P OR
neonatus di rumah menggunakan buku KIA an valu
Tidak Tercapai e
(Depkes RI, 2013). Tercapai
n % n % N %
Hasil penelitian yang saya lakukan Rendah 23 71.9 9 28,1 32 10 0.00 5.111
ini sejalan dengan penelitian yang Tinggi 8 33.3 16 66.7 24
0
10
9 (1.624
-
0
dilakukan oleh Linggawati (2012) tentang Total 31 55.4 25 44.6 56 10
0
16.08)

hubungan pengetahuan dan sikap ibu


dengan kunjungan neonatal di wilayah kerja Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui
Puskesmas Kota Tais menemukan lebih bahwa dari 32 responden yang memiliki
separuh (61%) ibu tidak teratur melakukan pengetahuan rendah terdapat 23 orang
kunjungan neonatus. (71,9%)mengalami kunjungan neonatus
Menurut analisa peneliti kunjungan yang tidak tercapai. Hasil uji diperoleh p
neonatus ini disebabkan karena beberapa value = 0,009, dapat disimpulkan terdapat
faktor diantaranya tingkat pengetahuan ibu hubungan bermakna antara pengetahuan
tentang kunjungan neonatus tersebut, dan dengan kunjungan neonatus yang dengan
sikap ibu terhadap kunjungan neonatus OR = 5,111 artinya ibu yang memiliki
tersebut.Ibu yang berpengetahuan tinggi pengetahuan rendah berpeluang 5,111 kali
dan bekerja cenderung bersikap positif lebih beresiko tidak melakukan kunjungan
dalam melakukan kunjungan neonatus neonatus dibandingkan dengan ibu yang
dibandingkan ibu yang memiliki berpengetahuan tinggi.
pengetahuan rendah dan tidak bekerja Hasil penelitian yang saya lakukan
cenderung bersikap negatif dalam ini sesuai dengan teori yang menyatakan
melakukan kunjungan neonatus. bahwa pengetahuan merupakan dominan
Volume 1.No.2 Tahun 2016 Jurnal Human Care

yang sangat penting untuk terbentuknya tercapai, menurut analisa peneliti responden
tindakan seseorang (overbehavior), dimana masih mempercayai budaya yang tidak
pengetahuan akan mendasari individu membolehkan bayi melakukan kunjungan
berfikir dan berbuat sesuatu. Perilaku yang neonatus.Responden memiliki pengalaman
didasari oleh pengetahuan akan lebih pada anak terdahulu sehingga tidak
langgeng dari pada perilaku yang didasari membawa anak untuk melakukan
oleh pengetahuan. Apabila penerimaan kunjungan neonatus.Misalnya pada anak
perilaku baru didasari oleh pengetahuan, terdahulu setelah dibawa ke posyandu anak
kesadaran dan sikap positif maka di beri imunisasi dan langsung demam, itu
Hasil penelitian yang saya lakukan membuat ibu menjadi khawatir untuk
ini sejalan dengan penelitian yang membawa anaknya lagi ke posyandu.
dilakukan oleh Darmawan (2011) tentang
hubungan pengetahuan dan Pekerjaan ibu 6. HubunganSikap Dengan Kunjungan
dengan kunjungan neonatus di wilayah Neonatus
kerja Puskesmas Pasirlangu Kabupaten
Tabel 6
Bandung Barat, yang menemukan terdapat
Hubungan Sikap Ibu dengan Kunjungan
hubungan pengetahuan ibu dengan Neonatus di Wilayah Kerja Puskesmas
frekuensi kunjungan Neonatus di wilayah Lubuk Kilangan
kerja Puskesmas Pasirlangu Kabupaten Sikap Kunjungan Neonatus Jumlah P
val
OR

Bandung Barat dengan p value = 0,0001. Tidak Tercapai


ue
Tercapai
Menurut analisa peneliti dalam hal n % n % N %
Negatif 23 74.2 8 25.8 31 100 0.00 6.109
ini responden yang memiliki pengetahuan Positif 8 32.0 17 68.0 25 100 4 (1.909-
Total 31 55.4 25 44.6 56 100 19.554)
tinggi tentunya telah mengetahui tentang
segala sesuatu yang berhubungan dengan
kunjungan neonates.Dari pengetahuan yang Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui
ada tersebut maka responden dapat bahwa dari 31 responden yang bersifat
melakukan kunjungan neonatus bagi negatif terdapat 23 orang (74,2%)
kesehatan bayi nya.Sebaliknya responden mengalami kunjungan neonatus yang tidak
yang memiliki pengetahuan rendah tercapai. Hasil uji diperoleh nilai p value =
tentunya kurang mengetahui segala sesuatu 0,004, dapat disimpulkan terdapat
yang berhubungan dengan kunjungan hubungan bermakna antara sikap dengan
neonatus, sehingga mereka tidak dapat kunjungan neonatus dengan OR = 61,09
melakukan kunjungan neonatus. artinya ibu yang memiliki sikap negatif
Cukup banyak responden yang berpeluang 61,09 kali lebih beresiko tidak
memiliki pengetahuan rendah yang tidak melakukan kunjungan neonatus yang tidak
memanfaatkan kunjungan neonatus tercapai di bandingkan dengan ibu bersikap
disebabkan oleh adanya informasi yang positif.
kurang diterima dari tenaga kesehatan dan Sikap merupakan suatu reaksi
kader kesehatan, bahwa kunjungan (respon) yang masih tertutup dari responden
neonatus tersebut dilakukan tiga kali sejak tersebut sangat dipengaruhi oleh
bayi berumur 0-28 hari yang dilakukan oleh pengetahuannya tentang kunjungan
tenaga kesehatan.selain itu responden juga neonatus, keyakinan, emosi dan sampai
tidak memanfaatkan fasilitas yang ada pada mempertahankan sikapnya terhadap
seperti tidak mengikuti penyuluhan yang manfaat kunjungan neonatus. Pengukuran
diberikan oleh tenaga kesehatan sehingga sikap dapat dilakukan secaralangsung atau
minimnya pengetahuan ibu tentang tidak langsung. Secara langsung dapat
kunjungan neonatus. dinyatakan dengan mengemukakan
Sedangkan responden yang bagaimana pendapat atau pernyataan
memiliki pengetahuan tinggi tetapi responden terhadap suatu objek, sedangkan
mengalami kunjungan neonatus yang tidak secara tidak langsung dapat dengan
Volume 1.No.2 Tahun 2016 Jurnal Human Care

menggunakan kuesioner (Notoatmodjo, 7. Hubungan Pekerjaan dengan


2007). Kunjungan Neonatus
Hasil penelitian yang saya lakukan Tabel 7
ini sejalan dengan penelitian yang Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Kunjungan
Neonatus di Wilayah Kerja Puskesmas
dilakukan oleh Linggawati (2012) tentang Lubuk Kilangan
hubungan pengetahuan dan sikap ibu
dengan kunjungan neonatal di wilayah kerja Pekerjaan
Kunjungan Neonatus
Jumlah
Pval
ue
OR

Puskesmas Kota Tais dengan p value = Tidak Tercapai


Tercapai
0,001.
Menurut analisa peneliti, ibu yang n % n % N %
memiliki sikap positif terhadap kunjungan Tidak
Bekerja
30 78.9 8 21.1 38 100 0.00
0
63.750
(7.335-
neonatus akan lebih teratur melakukan Bekerja 1 5.6 17 94.4 18 100 554.07
3)
kunjungan neonatus dibandingkan dengan Total 31 55.4 25 44.6 56 100

ibu yang bersikap negatif terhadap


kunjungan neonatus .Hal ini lebih di karena Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui
sikap ibu terhadap kunjungan neonatus, bahwa dari 38 responden yang tidak bekerja
sikap ibu ini lah yang menentukan tindakan terdapat 30 orang (78,9%) mengalami
seorang ibu untuk memutuskan sesuatu. Hal kunjungan neonatus yang tidak tercapai.
ini disebabkan karena ibu beranggapan bila Hasil uji diperoleh nilai p value = 0,000,
membawa bayi ke petugas kesehatan nanti dapat disimpulkan terdapat hubungan
bayi nya akan disuntik dan hal ini si bayi bermakna antara pekerjaan dengan
akan menjadi demam ibu takut bayinya kunjungan neonatus dengan OR = 63,750
akan menjadi demam ibu takut bayinya artinya ibu yang tidak bekerja berpeluang
akan menjadi rewel dan ibu beranggapan 63,750 kali lebih beresiko tidak melakukan
kunjungan neonatus tidak perlu dilakukan kunjungan neonatus yang tidak tercapai di
karena membawa bayi di usia kurang dari bandingkan dengan ibu yang bekerja.
satu bulan akan membahayakan bayi nya Hasil penelitian yang saya lakukan
sehingga kunjungan neonatus tidak lah ini sesuai dengan teori yang menyatakan
penting buat bayi nya, ditambah dengan bahwa faktor pekerjaan juga
dukungan keluarga atau suami yang kurang mempengaruhi pengetahuan. Seseorang
menganggap kunjungan neonatus yang bekerja pengetahuannya akan lebih
merepotkan dan memerlukan waktu yang luas dari pada seseorang yang tidak bekerja,
lama. karena dengan bekerja seseorang akan
Sedangkan responden yang banyak mempunyai informasi
memiliki sikap positif tetapi mengalami (Khusniyah,2011). Menurut Sakernas
kunjungan neonatus yang tidak tercapai, (Notoatmodjo, 2012) jenis pekerjaan yaitu:
menurut asumsi peneliti responden kurang pedagang, buruh/tani, PNS,TNI/Polri,
yakin bahwa anak perlu melakukan wiraswasta.
kunjungan neonatus. Sikap seseorang Hasil penelitian yang saya lakukan
belum tentu terwujud dalam tindakan, ini sejalan dengan penelitian yang
sebab untuk terwujudnya tindakan perlu dilakukan oleh Darmawan (2011) tentang
faktor lain. Misalnya rumah ibu dengan hubungan pengetahuan dan Pekerjaan ibu
tempat kunjungan neonatus jauh dan tidak dengan kunjungan neonatus di wilayah
ada yang bisa mengantarkan ibu, jadi kerja Puskesmas Pasirlangu Kabupaten
karena faktor inilah yang menyebabkan ibu Bandung Barat, yang menemukan terdapat
tidak melakukan kunjungan neonatus. hubungan pekerjaan ibu dengan frekuensi
kunjungan Neonatus di wilayah kerja
Puskesmas Tapan Pesisir Selatan dengan p
value = 0,002.
Volume 1.No.2 Tahun 2016 Jurnal Human Care

Menurut analisa peneliti, ibu yang


memiliki pekerjaan akan memiliki Bagi Ibu yang memiliki bayi usia 0-28 hari
pemahaman tentang kunjungan neonatus, Diharapkan pada Ibu yang memiliki bayi
karena pekerjaan dapat mempengaruhi usia 0-28 hari dapat termotivasi untuk
pengetahuan seseorang. Ibu yang bekerja melakukan kunjungan neonatus sesuai
cenderung memiliki banyak teman yang jadwal. Ibu diharapkan rajin mencari
dapat berbagi cerita tentang pengalaman informasi atau membaca buku yang
terhadap kunjungan neonatus. berhubungan dengan kunjungan
Dibandingkan dengan responden yang neonatus.Selain itu ibu diharapkan bisa
hanya menjadi ibu rumah tanggaakan selalu menghadiri atau datang pada saat pelayanan
terfokus pada pekerjaan rumah tangga dan posyandudiberikan.
mengurus anak, hal ini bisa saja menjadi Bagi Puskesmas Lubuk Kilangan
penyebab ibu rumah tangga tidak Bidan dan KaderBidan dan kader sangat
mendapatkan informasi tentang kunjungan berperan penting pada kunjungan neonatus
neonatus dari berbagai sumber, misalnya: ini.Diharapkan bidan dan kader dapat
pengalaman (orang tua, saudara, memberikan penyuluhan terjadwal kepada
kerabat/tetangga) media massa (TV, radio, ibu-ibu pada saat pelayanan posyandu.
internet) dan media cetak (koran, majalah). Menyebarkan leaflet kepada
Sedangkan responden yang bekerja masyarakat/ibu-ibu agar dapat membaca
tetapi mengalami kunjungan neonatus yang tentang manfaat dari kunjungan neonatus
tidak tercapai, menurut asumsi peneliti tersebut. Memberikan pelayanan kerumah
responden terlalu sibuk bekerja sehingga jika ibu tidak dapat berkunjung ke
tidak sempat untuk membawa anak untuk posyandu.
melakukan kunjungan neonatus. Bidan juga perlu memberikan pelayanan
home care agar kunjungan neonatus dapat
SIMPULAN tercapai dan tumbuh kembang anak dapat
dipantau. Ibu bayi pun pasti merasa senang
Dari hasil penelitian yang dilakukan mendapatkan pelayanan homecare tersebut.
terhadap 56 orang ibu yang mempunyai Bagi Kepala PuskesmasKepala Puskesmas
bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk bisa mengkoordinasi dan memantau
Kilangan Padang pada bulan April-Mei bawahannya, apakah pelayanan yang
2016, dapat disimpulkan sebagai berikut: diberikan sudah bagus atau belum.Jika
Lebih separuh (55,4 %) responden yang belum kepala puskesmas dapat
melakukan kunjungan neonatus yang tidak mengarahkan bawahannya agar dapat
tercapai. Lebih separuh (57,1 %) responden memberikan pelayanan yang berkualitas
yang memiliki pengetahuan rendah tentang agar tercapainya dalam kunjungan
kunjungan neonatus. Lebih separuh (55,4 neonatus.3. Bagi Stikes Fort De Kock
%) responden memiliki sikap negatif Diharapkan pada pihak pendidikan agar
terhadap kunjungan neonates. Lebih hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
separuh (67,9 %) responden yang tidak referensi dan acuan untuk penelitian
bekerja dan menyebabkan ibu tidak selanjutnya.4. Bagi Peneliti Selanjutnya.
memahami tentang kunjungan neonates. Diharapkan pada peneliti selanjutnya untuk
Terdapat hubungan bermakna antara dapat meneliti variabel lain yang
pengetahuan dengan Kunjungan Neonatus, berhubungan dengan kunjungan neonatus.
nilai p = 0,009 OR = 5,111. Terdapat
hubungan bermakna antara sikap dengan
Kunjungan neonatus, nilai p = 0,004 OR=
6,109. Terdapat hubungan bermakna antara
pekerjaan dengan Kunjungan Neonatus,
nilai p= 0,000 OR= 63,750
Volume 1.No.2 Tahun 2016 Jurnal Human Care

DAFTAR PUSTAKA Linggawati, Tuti. 2011. Hubungan


Pengetahuan Ibu dengan
Afifah. 2013. Gambaran Pengetahuan, Kunjungan Neonatal di Puskesmas
Sikap dan Praktik Ibu Post Natal Kota Tais. Edisi 2011, Vol 10. No
terhadap Kunjungan Neonatus di 14
Bps. Hj. Sri Wahyuni Kota
Semarang tahun 2013.Edisi 2014, Maria, Rufia Desi dan Mutia Fellina.
Vol 2. No 8 2013.Gambaran Pengetahuan Ibu
yang Mempunyai Bayi Usia 0-28
Darmawan, Flora Honey dkk. 2011. hari tentang Kunjungan Neonatus di
Hubungan Pengetahuan Ibu dan Puskesmas Padan Kandi Kabupaten
Dukungan Suami dengan 50 Kota. Edisi 2014, Vol 5. No 1
Kunjungan Neonatus (KN) di
Wilayah Kerja Puskesmas Pasirlagu Meilani, Niken. 2007. Kebidanan
Kabupaten Bandung Bara . Edisi Komunitas. Yogyakarta: Fitramaya
2011, Vol 13. No 25
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan
Dinkes Bukittinggi.2015 Neonatus Bayi dan Balita.
Yogyakarta: Fitramaya
Dinkes Provinsi Sumatra Barat. 2012
Nanny, Vivian. 2012. Asuhan Neonatus
Dwienda, Octa dkk. 2014. Asuhan Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Kebidanan Neonatus, Bayi/ Balita Salemba Medika
dan Anak Prasekolah untuk Para Notoadmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi
Bidan. Yogyakarta: Budi Utama Kesehatan Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Rineka Cipta
Fanhatun, Mesganaw dan Alemayehu
Worku. 2012. Neonatal Care Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi
Practice and Faktors Affecting ini Kesehatan Teori dan Aplikasi.
Southwest Ethiopia. Edisi 2013, Jakarta: Rineka Cipta
Vol 22. No 37-40
Notoadmodjo, Soekidjo. 2007. Metode
Hidayat Alimul, A. Aziz. 2009. Asuhan Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Neonatus Bayi dan Balita. Buku Rineka Cipta
Praktikum Mahasiswa Kebidanan.
EGC: Jakarta Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Metode
Penelitian Kesehatan.Jakarta:
Http://www.Dinkes.Bukittinggi.go.id Rineka Cipta
(Diakses 20 Januari 2016)
Http://www.Dinkes.Sumbarprov.go.id Profil Kesehatan Indonesia. 2014
(Diakses 18 Januari 2016)
Putra, Sitiatava Rizema. 2012. Asuhan
Http://www.Kemkes.go.id (Diakses 19 Neonatus Bayi dan Balita untuk
Januari 2016) Keperawatan dan Kebidanan.
Yogyakarta: Medika
Lestari, Titik. 2014. Kumpulan Teori untuk
Kajian Pustaka Penelitian Rosita, Andri. 2012. Gambaran Persepsi
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Ibu tentang Kelengkapan
Medika Pemeriksaan saat Kunjungan
Neonatus di Kec Poncoworno
Volume 1.No.2 Tahun 2016 Jurnal Human Care

Kabupaten Kebumen. Edisi 2012,


Vol 24. No 13

Saifuddin, Abdul Bahri dkk. 2006. Buku


Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal

Tafany, 2007. Kematian Neonatus. Jakarta


(Diakses 20 Januari 2016)

Yulifah, Rita. 2013. Asuhan Kebidanan


Komunitas. Jakarta: Salemba
Medika

Anda mungkin juga menyukai