Anda di halaman 1dari 5

I.

Judul Praktikum
“Mengukur Percepatan Benda (Gerak Lurus Berubah Beraturan)”
II. Tujuan
Siswa mampu melakukan pengukuran percepatan dan kecepatan
akhir yang dialami suatu benda dengan menggunakan mekanisme alat
sederhana.
III. Alat dan Bahan
1. Mobil mainan
2. 4 buah stopwatch
3. Papan lintasan beserta penyangganya
IV. Landasan Teori
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Konsep gerak lurus berubah beraturan (GLBB) mengandung empat
konsep, yaitu konsep gerak, lurus, berubah, dan beraturan. Konsep gerak
mengandung arti perubahan kedudukan terhadap titik acuan. Konsep lurus
mengandung arti perubahan kedudukan terjadi sepanjang lintasan lurus.
Konsep berubah berarti perubahan kedudukan tersebut terjadi sebagai akibat
perubahan kecepatan. Konsep beraturan menyatakan bahwa perubahan
kecepatan yang terjadi pada selang waktu tertentu bersifat tetap. Perubahan
kecepatan per satuan waktu disebut percepatan. Jadi GLBB adalah gerak
sepanjang lintasan lurus dengan percepatan konstan.
Persamaan dalam GLBB dituliskan sebagai berikut :
vt = vo + a.t

s = v t + ½.a.t2
0.

2 2
vt = vo + 2.a.s
Keterangan :
Vt = kecepatan akhir atau kecepatan setelah t sekon (m/s)
Vo = kecepatan awal (m/s)
a = percepatan (m/s2)
t = selang waktu (s)
s = jarak tempuh (m)

Grafik di bawah ini menggambarkan hubungan yang terjadi pada GLBB :

V. Langkah Kerja
1. Susunlah peralatan seperti pada gambar berikut.

2. Ukurlah tinggi bidang miring.


3. Ukurlah panjang lintasan dari titik puncak bidang miring.
4. Letakkan mobil mainan di atas puncak bidang miring
5. Lepaskan mobil mainan tersebut dan catat waktunya (pengukuran
waktu dilakukan 3x)
6. Ulangi percobaan nomor 4 dan 5 dengan lintasan yang sama namun
dengan tinggi bidang miring lintasan yang berbeda (pengukuran waktu
dilakukan 3x)
7. Catat hasil percobaan tersebut pada table berikut.

Tabel 1
Tinggi Waktu tempuh
Rata-rata
bidang Waktu Tempuh (Detik) rata–rata
Jarak total (detik)
miring yang (detik)
diukur t1 t2 t3 t4
Tabel 2

Tinggi Waktu tempuh


Rata-rata
bidang Waktu Tempuh (Detik) rata–rata
Jarak total (detik)
miring yang (detik)
diukur t1 t2 t3 t4

VI. Data Hasil Pengamatan

Tabel 1
Tinggi Waktu tempuh
Rata-rata
bidang Waktu Tempuh (Detik) rata–rata
Jarak total (detik)
miring yang (detik)
diukur t1 t2 t3 t4
1 1,2 1,1 1,1 1,1
11 cm 55 cm 1,3 1,2 1 1 1,125 1,133
1,3 1 1,1 1,3 1.175

Tabel 2
Tinggi Waktu tempuh
Rata-rata
bidang Waktu Tempuh (Detik) rata–rata
Jarak total (detik)
miring yang (detik)
diukur t1 t2 t3 t4
1,1 1 0,8 0,9 0.95
20 cm 55 cm 0,4 0,6 0,4 0,7 0.575 0,708
0,7 0,6 0,5 0,8 0.65

VII. Analisis Data


1) Menghitung percepatan.
Rumus = Vt = Vo + a.t

s = Vo.t + ½ a.t2

Vt2 =Vo2 + 2a.s

Dik : s = 55 cm = 0,55 m
Vo = 0
t = 1,133 sekon
Dit : a =.....?????
JAWAB :
 s = Vo.t + ½ a.t2

 0,55 = 0 x 1,133 + ½ a.1,1332


0,55 = 0 + 0,64a
0,55
a =
0,64
a = 0,86 m/s2

2) Menghitung kecepatan akhir.

Dik : s = 55 cm = 0,55 m
Vo = 0
t = 1,133 sekon
a = 0,86 m
Dit : Vt =.....?????
JAWAB :
 Vt2 = Vo2 + 2a.s
= 02 + 2 x 0,86 x 0,55
= 0,946 m/s

VIII. Pembahasan
Dalam pengambilan data dilakukan 6 kali percobaan yang tujuannya agar data
yang didapatkan valid atau benar dan hasil yang didapatkan dapat di rata-rata, sebab jika
hanya dilakukan 1 kali percobaan data yang akan diperoleh belum tentu benar.
Percobaan ini dilakukan dengan ketinggian lintasan yang berbeda, sehingga didapatkan
dua data. Percobaan pertama dilakukan pada ketinggian 11 cm sedangkan percobaan
kedua dilakukan pada ketinggian 20 cm.
Rata-rata total waktu yang ditempuh oleh mobil dari hasil percobaan pertama
yaitu 1,133 sekon. Rata-rata total waktu yang ditempuh oleh mobil dari hasil percobaan
kedua yaitu 0,708 sekon. Antara hasil percobaan yang pertama dengan kedua memiliki
rata-rata total waktu yang berbeda. Sehingga diperoleh hasil percepatan yang berbeda
pula. Salah satu penyebabnya yaitu ketinggian lintasan. Semakin tinggi suatu tempat dari
permukaan tanah maka percepatan yang dialami akan semakin besar, dan sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai