Anda di halaman 1dari 7

Tugas Praktikum Ke-6 Hari/Tanggal : Kamis, 25 Maret 2021

Pengantar Ilmu Nutrisi Tempat Praktikum : Online


Asisten : Nabila Annisa H.
(D24170063)

KECERNAAN NUTRIEN PADA RUMINANSIA


Magfirah Aliyya Nur Imanna Tangahu
B04190094

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2021
PRAKTIKUM
KECERNAAN NUTRIEN PADA RUMINANSIA

Latar Belakang
Kecernaan diukur dengan tujuan untuk mengevaluasi kualitas pakan yang dikonsumsi
ternak. Nutrien yang dicerna adalah nutrien yang tertinggal di dalam alat pencernaan, dihitung
sebagai selisih antara nutrien yang dimakan/dikonsumsi/di-intake dengan nutrien yang keluar
dan ada dalam feses, satuannya g/kg. Pakan yang baik mempunyai kecernaan yang tinggi
sehingga banyak nutrien yang dapat diserap oleh tubuh dan sedikit yang dikeluarkan melalui
feses.
Koefesien cerna nutrien adalah fraksi dari nutrien yang tertinggal di dalam alat
pencernaan dari jumlah nutrien yang dikonsumsi, satuannya persen (%). Pengukuran kecernaan
pada ternak ruminansia antara lain metode in vivo, in vitro, in sacco, dan gas test. Pada metode
in vivo, ada 2 metode pengukuran yang dapat dilakukan untuk mengukur koefisien cerna yaitu
1) metode koleksi total, dan 2) metode indikator. Metode koleksi total memerlukan data jumlah
pakan yang dikonsumsi dan feses yang dikeluarkan selama minimal 24 jam serta analisis
kandungan nutrien dalam pakan dan feses. Metode indikator memerlukan indikator. Syarat
indikator adalah tidak dapat dicerna oleh tubuh, sehingga lndikator yang masuk sama dengan
indikator yang keluar. Indikator yang digunakan umumnya adalah lignin atau silika.

Rumus :

Jumlah nutrien yang dikonsumsi (I) = (konsumsi pakan (g/kg) x % nutrien pakan)/100
Jumlah nutrien dalam feses (F) = (jumlah feses yang dikeluarkan (g/kg) x % nutrien feses)/100
Nutrien dicerna = Jumlah nutrien yang dikonsumsi (I) – Jumlah nutrien dalam feses (F)

Koefisien cerna nutrien = (Jumlah nutrien yang dikonsumsi (I) – Jumlah nutrien dalam feses (F)) X 100
Jumlah nutrien yang dikonsumsi (I)

Jadi rumus untuk pengukuran kecernaan metode koleksi total adalah :

Koefisien Cerna (%) = I –F x 100% ;


I
Sedangkan berdasarkan metode indikator adalah :

Koefisien Cerna = 100 – 100 x % indikator pakan x % nutrien feses


% indikator feses x % nutrien pakan

Kegiatan 1. Menghitung kecernaan nutrien menggunakan metode KOLEKSI TOTAL


Contoh :
Seekor sapi BB 300 kg, diberikan ransum 25 kg/hari (BK = 60%, PK=12%), sisa ransum 1
kg/hari (BK=55%), mengeluarkan feses 15 kg/hari (BK = 20%, PK=10%) Hitung nilai
koefisien cerna protein ransum tersebut !

Penyelesaian :
❑ Konsumsi Pakan (kg BK)
= Pemberian- Sisa
= (25*60/100)-(1*55/100)
= 14.45 kg BK

a. Koefisien cerna protein (KcPK)

Protein Intake – Protein Feses


Kc Protein = ------------------------------------- x 100%
Protein Intake

(14.45 kg BK x12%) – ( 15 kg x20% x 10%)


Kc Protein = ------------------------------------------------------ x 100 %
(14.45 kg BK x 12%)

1.734 kg – 0.3 kg
Kc Protein = ---------------------------- x 100 % = 82.70 %
1.734 kg

Latihan :
Seekor steer mengkonsumsi ransum rata-rata 22 kg/hari (BK=65), rata-rata sisa ransum
1.2kg/hari (BK= 57%). Setelah dilakukan koleksi total diperoleh rata-rata feses yang dihasilkan
20.61 kg. Sampel pakan dan feses dianalisis di laboratorium untuk mendapatkan komposisi
nutriennya. Hitung koefisien cerna dari masing-masing nutrien pada pakan tersebut. Hasil
perhitungan yang diperoleh dimasukan kedalam Tabel di bawah ini:
Konsumsi (kg BK) = Pemberian – Sisa
= (22*65/100)-(1.2*57/100)
= 13.62

PK LK SK Beta-N Abu Energi bruto


Parameter BK
(100%BK)

Komposisi nutrien
9.51% 2.20% 30.48% 52.70% 5.11% 3839
pakan (b)

Konsumsi nutrien
perhari (axb)/100 13.62 1.30 0.30 4.15 7.18 0.70 52287.18
.....A
Jumlah feses yang
20.61
dikeluarkan

Komposisi nutien
20.03% 9.59% 2.05% 40.39% 40.44% 7.54% 818.9
feses (d)

Nutrien yang
dikeluarkan dalam
feses perhari 4.13 0.40 0.08 1.67 1.67 0.31 3380.57
(cxd)/100 ..................
B
Jumlah nutrien yang
dicerna perhari ...... (A 9.49 0.90 0.22 2.48 5.51 0.38 48906.61
– B)
Koefisien Cerna
69.69 69.44 71.76 59.84 76.74 55.28 93.53
Nutrien ....(A-B)/A

Kegiatan 2 : Menghitung kecernaan nutrien menggunakan Metode INDIKATOR

Latihan :
Rumput dengan berat kering 10 kg (kadar air 80% , kadar Nitrogen (N) 2% ) ingin diketahui
koefisien cerna dengan metode indikator, maka diberikan pada domba. Kadar indikator pakan
10 g/kg BK, setelah dilakukan percobaan diambil sampel feses untuk dianalisis kadar air dan
kadar N. Berdasarkan hasil analisis laboratorium, diketahui berat kering feses 2 kg dengan
kadar air 75% dan kadar N 2.5%. Berapa koefisien cerna bahan kering dan Nitrogen rumput
tersebut (dalam bahan kering).
Jawaban:
Diketahui: Rumput, berat kering = 10 kg; kadar air = 80%; BK = 20%; Kadar N = 2%; Indikator
= 10 g/kg BK; Feses, berat kering = 2 kg; kadar air = 75%; BK feses = 25%; Kadar
N= 2.5%
Ditanyakan: Koef. Cerna BK dan N rumput?
Jawab :
Rumus Koefisien Cerna = 100-100 x % indikator pakan x % nutrien feses
% indikator feses x % nutrien pakan
Cara menghitung :
1. Hitung kadar BK ransum dan feses
2. Hitung kadar indikator pakan dan feses dalam gram dan persen
3. Indikator dalam feses = indikator dalam pakan
4. Masukkan ke Rumus !

Penyelesaian:

1. Kadar Bahan Kering (BK) ransum = 20% Rumput kg BK= 10


Kadar Bahan Kering (BK) feses = 25% Feses kg BK= 2

2. Berat Indikator pakan = 10 g/kg BK ......10g x10 = 100 g, maka Indikator dalam feses
= 100 g
Ingat !! Berat Indikator dalam pakan akan sama dengan Indikator dalam feses!
100
% Indikator pakan = berat indikator pakan (g) x 100 % = 10 × 1000 × 100% = 1%
berat kering pakan (g)
100
% Indikator feses = berat indikator feses (g) x 100 % = × 100% = 5%
2 × 1000
berat kering feses (g)

1 × 25
3. Koef. Cerna BK rumput = 100 − 100 × 5 × 20 % = 75%

1 × 98
Koef. Cerna Nitrogen Rumput = 100 − 100 × 5 × 97.5 % = 80.102%

Beberapa penelitian tentang kecernaan nutrien pada ruminansia:


1) Idha Muthiah Dwi Wahyuni, Anis Muktiani dan Marry Christiyanto. 2014. Kecernaan
Bahan Kering dan Bahan Organik dan Degradabilitas Serat pada Pakan yang
Disuplementasi Tanin dan Saponin. Agripet Vol (2) No. 2 : 115-124
2) Riswandi, Muhakka, & M. Lehan. 2015. Evaluasi Nilai Kecernaan Secara In Vitro Ransum
Ternak Sapi Bali yang Disuplementasi dengan Probiotik Bioplus. Jurnal Peternakan
Sriwijaya 4(1): 35-46
3) Wati, NE, J Achmadi, & E Pangestu. 2012. Degradasi Nutrien Bahan Pakan Limbah
Pertanian Dalam Rumen Kambing Secara In Sacco. Animal Agriculture Journal. 1(1): 485-
498.

Tugas: Cari, unduh dan baca ke-5 tulisan tersebut, lalu jawab pertanyaan berikut ini:
1) Secara umum, bagaimana prosedur pengukuran kecernaan nutrien secara in vivo, in
vitro dan in sacco dilakukan? Tuliskan secara singkat!
2) Berapa kisaran nilai kecernaan masing-masing nutrien (BK, BO, PK, SK) yang
diperoleh pada masing-masing penelitian tersebut?
3) Apa kesimpulan dari masing-masing penelitian tersebut?
Jawaban ke-3 pertanyaan tersebut, ditulis dalam bentuk TABEL!

Jawaban :
1.
in vivo in vitro in sacco
Prosedur Kecernaan bahan Fermentasi Kantong nilon yang
Pengukuran pakan yang menggunakan digunakan untuk
Kecernaan Nutrien terjadi di dalam tabung shaker inkubasi di dalam
seluruh saluran bath. Lalu rumen mempunyai
pencernaan ternak, porositas 46 μm
dimasukkan ke
sehingga nilai dengan ukuran 6×11
dalam sentrifuse.
kecernaan cm, direkatkan
Supernatan diambil menggunakan
pakan yang untuk Analisa
diperoleh pemanas pada ketiga
berikutnya. sisinya. Kantong
mendekati nilai Substrat yang nilon kemudian
sebenarnya.
tersisa untuk dikeringkan dengan
Koefisien cerna oven pada suhu
analisa kecernaan
yang
ditentukan secara BK dan BO. 55°C hingga
in-vivo biasanya Kemudian beratnya konstan
1% sampai 2% penentuan dan ditimbang berat
lebih rendah dari konsentrasi N- kosongnya.
pada nilai Selanjutnya sampel
Amonia (N-NH3)
kecernaan yang seberat 5 g
diperoleh secara in- dimasukkan ke
vitro. dalam kantong untuk
dilakukan inkubasi
di dalam rumen.

2.
Jurnal BK BO PK SK
Evaluasi Nilai 74,85 78,04 13,93 18,43
Kecernaan Secara In
Vitro Ransum Ternak
Sapi Bali yang
Disuplementasi
dengan Probiotik
Bioplus
Degradasi Nutrien 27,65 - 4,50 34,58
Bahan Pakan Limbah
Pertanian Dalam
Rumen Kambing
Secara In Sacco
Kecernaan Bahan 13,44 - 12,32 20,90
Kering dan Bahan
Organik dan
Degradabilitas Serat
pada Pakan yang
Disuplementasi Tanin
dan Saponin

3.
Jurnal Simpulan
Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Suplementasi tanin saponin dalam taraf
Organik dan Degradabilitas Serat pada tertentu mampu meningkatkan KCBK dan
Pakan yang Disuplementasi Tanin dan KCBO
Saponin
Evaluasi Nilai Kecernaan Secara In Pemberian probiotik
Vitro Ransum Ternak Sapi Bali yang bioplus sampai 300 gram belum mampu
Disuplementasi dengan Probiotik meningkatkan kecernaan secara in vitro
Bioplus ransum sapi bali, namun ada
kecenderungan peningkatan KcBK,
KcBO, dan N-NH3 dibandingkan dengan
kontrol.
Degradasi Nutrien Bahan Pakan Limbah Urutan besarnya nilai degradasi teori
Pertanian Dalam masing-masing bahan pakan limbah
Rumen Kambing Secara In Sacco pertanian berbeda dan bervariasi. Urutan
nilai degradsi teori dari yang tertinggi
adalah rumput gajah, jerami jagung,
pucuk tebu, jerami padi dan janggel
jagung.

Anda mungkin juga menyukai