PENDEKATAN REGULATORIS
UNTUK PERUMUSAN TOERI AKUNTANSI
Mailinda Saputri
Suhendra
Vidya Tamara Mitra
Secara umum standar, terutama standar audit, dibatasi hanya untuk butir nomor 3,
yang telah menimbulkan banyak kontroversi dengan tidak adanya teori-teori yang
mendukung dan digunakannya pendekatan perumusan ad hoc. Akan tetapi, tren umum yang
terjadi adalah memasukkan butir nomor 1 dan 2, sehingga memberikan suatu aturan tindakan
yang ringkas dan didukung secara teoritis.
Terdapat tiga pendekatan yang dapat dilakukan, perbedaannya terletak pada sasaran
pelaporan keuangan:
1. pendekatan ketepatan penyajian:
a. mendukung pelaporan secara netral dan pencarian ketepatan penyajian melalui proses
penetapan standar.
b. Pembuat kebijakan akuntansi harus memberikan informasi untuk memfasilitasi
pengambilan keputusan para pengguna. Jika informasi yang diberikan sudah tepat dan
dipilih berdasarkan kebutuhan dari para pengguna, maka para penggunalah yang
bertindak sebagai pengambil keputusan.
2. pendekatan konsekuensi ekonomi
a. mendukung pengadopsian standar yang akan memberikan konsekuensi ekonomi yang
baik daripada konsekuensi ekonomi yang buruk.
b. Pembuat kebijakan akuntansi harus memberikan sinyal-sinyal informasi yang akan
mengarahkan keputusan para pengguna informasi. Secara pragmastis para pembuat
kebijakan yang akan bertindak selaku pembuat keputusan.
3. pendekatan kritikal interpretatif
bahwa pelaporan keuangan hendaknya digunakan sebagai suatu instrumen perubahan
sosial. Hal ini timbul dari adanya kesadaran bahwa dalam kebijakan akuntansi pada
dasarnya adalah suatu hal politik dilihat ahwa mereka beroperasi untuk kebaikan dari
berberapa kelompok dalam masyarakat dan memberikan kerugian bag kelompok yang
lainnya.
CPA mengadopsi suatu pendekatan Ad hoc dan pragmatis bagi masalah-masalah yang
controversial. Lebih dari dua puluh tahun, Sejak tahun 1958 CPA telah menerbitkan 51
Accounting Research Bulletin (ARB) yang menyarankan perlakuan-perlakuan akuntansi
untuk berbagai persoalan dan transaksi.
Pada tahun 1959, AICPA membentuk satu badan baru, Accounting Principles Board
(APB) (Badan Prinsip Akuntansi) yang bertujuan “untuk memajukan penyajian tertulis dari
hal-hal yang membentuk prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Antara tahun 1959 dan 1973, APB menerbitkan opini-opini yang dimaksudkan untuk
digunakan sebagai pedoman bagi praktik-praktik akuntansi kecuali yang telah diatur
sebelumnya pernyataan – FASB Statement
FASB adalah Badan independen yang berwenang dan ditugaskan untuk menetapkan
dan meningkatkan standar pelaporan dan akuntansi keuangan yaitu standar-standar yang
berhubungan dengan pencatatan informasi yang bermakna mengenai peristiwa-peristiwa dan
transaksi-transaksi ekonomi dalam cara yang berguna dalam laporan keuangan.
Para pengguna memiliki sekumpulan tujuan yang beragam dan saling bertentangan yang
membutuhkan informasi yang berbeda. Ada tiga jenis laporan keuangan yang dapat dibuat:
1. Laporan keuangan untuk tujuan umum
2. Laporan keuangan untuk tujuan khusus yang memenuhi kebutuhan dari kelompok
pengguna tertentu
3. Penggungkapan-penggungkapan yang berbeda menyajikan angka-angka yang berbeda
untuk dipilih oleh para penggunanya.
A. Teori-teori Regulasi
Regulasi pada umumnya diasumsikan harus diperoleh oleh suatu industri tertentu dan
dirancang serta dioperasikan terutama untuk kepentingannya sendiri. Terdapat dua kategori
utama dalam regulasi suatu industri tertentu:
1. Teori-teori kepentingan publik, berpendapat bahwa regulasi diberikan sebagai suatu
jawaban atas permintaan publik akan perbaikan dari harga-harga pasar yang tidak
efisien dan tidak adil. Terutama dibuat untuk memberikan perlindungan dan kebaikan
bagi masyarakat umum.
2. Kelompok yang berkepentingan atau teori-teori tangkapan, berpendapat bahwa
regulasi diberikan sebagai jawaban atas permintaan dari kelompok dengan
kepentingan khusus, dengan maksud untuk memaksimalkan laba dari para
anggotanya. Versi utama dari teori ini adalah:
i. Teori regulasi kaum elit yang menguasai politik
ii. Teori regulasi ekonomi: kekuatan ekonomi
B. Haruskah Kita Mengatur Akuntansi?
Terjadi perdebatan mengenai apakah akuntansi sebaiknya diatur atau tidak
1) Opini pasar yang tidak diregulasi
Pihak yang tidak menginginkan regulasi menggunakan teori agensi untuk
mempertanyakan mengapa harus ada insentif untuk pembuatan laporan yang handal dan
sukarela bagi pemilik. Untuk menyelesaikan konflik antara pemilik dan manajemen,
laporan keuangan digunakan untuk memonitor hubungan kerja, untuk menilai dan
menentukan kompensasi manajer. Perusahaan dituntut untuk menyajikan laporan secara
sukarela dan pengguna informasi dapat memaksa pihak-pihak terkait untuk menyajikan
informasi tersebut.
2) Opini pasar yang diregulasi
Pihak yang menginginkan regulasi menggunakan argumentasi kepentingan umum. Pada
dasarnya kegagalan pasar maupun kebutuhan untuk mencapai tujuan sosial memaksa
adanya regulasi akuntansi.
Kegagalan pasar sebagai isu alokasi yang belum optimal dapat disebabkan oleh:
Keengganan perusahaan mengungkapkan informasi.
Adanya penyelewengan.
Penyajian informasi akuntansi secara tidak semestinya.
Kebutuhan untuk mencapai tujuan sosial yang memuaskan juga mendukung perlunya regulasi
akuntansi. Tujuan ini mencakup kewajaran laporan, informasi yang disajikan secara
seimbang (information symmetry) dan perlindungan investor.
Pendukung pendekatan regulator (baik swasta maupun publik) menyatakan bahwa ada
kegagalan pasar baik secara eksplisit maupun implisit dalam pasar informasi swasta.
Kegagalan pasar eksplisit terjadi pada informasi akuntansi saat kuantitas dan kualitas
dari barang yang disajikan berbeda dengan biaya dan manfaat yang diperoleh dari barang
tersebut. Kegagalan pasar terjadi dalam pasar khusus informasi akuntansi, dengan asumsi
kuantitas dan kualitas informasi akuntansi berbeda dari manfaat sosial maksimum yang
dapat diperoleh. Informasi akuntansi dipandang sebagai barang umum dan terkait dengan
ketidakmampuan untuk mengeluarkan pihak yang terlibat dalam penjualan (non-
purchaser/ free rider).
Teori kegagalan pasar implisit menekankan pada satu atau lebih kondisi berikut sehingga
terdapat gangguan dalam pasar informasi akuntansi.
- Pengendalian atas informasi yang bersifat monopoli oleh manajemen.
- Investor yang naif.
- Ketakutan akan kegagalan fungsional (functional fixation).
- Penyimpangan perhitungan.
- Keanekaragaman prosedur.
- Kurangnya objektivitas.
D. Regulasi Standar Akuntansi oleh Sektor Swasta
Penyusunan standar secara swasta di Amerika Serikat meliputi Committee on Accounting
Procedures (1939-1959), Accounting Priciples Board (1959-1973) dan Financial Accounting
Standar Board (1973-sekarang).
Argumen yang digunakan pendukungnya antara lain;
o FASB terlihat lebih responsif terhadap berbagai konstituen.
o FASB tampak mampu menarik, sebagai anggota atau staf, orang-orang yang memiliki
pengetahuan teknis yang diperlukan untuk mengembangkan, mengimplementasikan
sistem pengukuran dan pengungkapan alternatif.
o FASB terlihat sukses dalam memperoleh tanggapan dari berbagai konstituensinya dan
dalam menanggapi sejumlah masukan.
Para pendukung dewan tetap mempertahankan bahwa pertimbangan yang mendalam akan
memungkinkan FASB memperbaiki akibat yang tidak diinginkan dari suatu pernyataan. Hal
ini menimbulkan persoalan tambahan, karena standar yang ditawarkan akan memiliki
kesempatan yang kecil untuk diterapkan apabila secara umum tidak memperoleh dukungan.
E. Regulasi Standar Akuntansi Sektor Publik
Prinsip umum regulasi menurut Elliot dan Schuetze;
o Regulasi tidak boleh melanggar hak asasi manusia dan undang-undang dasar.
o Regulasi harus dirancang untuk mencegah kemungkinan atau realitas perubahan sosial.
o Regulasi harus mencerminkan kepentingan publik.
o Regulasi seharusnya tidak digunakan sektor swasta bila tujuannya dapat dicapai oleh
institusi sektor swasta.
o Regulasi yang potensial seharusnya tidak menanggung beban bahwa regulasi tersebut
telah terjamin kekuatannya, daripada para pendukung regulasi harus membuktikan bahwa
regulasi tersebut memang terjamin.
o Tindakan yang berhubungan dengan regulasi seharusnya tidak digunakan untuk
memperbaiki pelanggaran hukum, atau memerangi perilaku anti sosial.
Prognosis pesimistis
Legitimasi penyusunan standar kadang dihubungkan dengan kemampuannya untuk
menghasilkan sistem akuntansi optimal yaitu sistem dimana keuntungan yang diharapkan
oleh pemakai strategi keputusan optimal, dapat lebih besar atau paling tidak sama dengan
keuntungan yang diperoleh dari sistem lain. Implikasinya tidak ada alternatif penyajian
laporan keuangan yang didasarkan pada aturan akuntansi lain yang dapat menyajikan manfaat
yang lebih baik.
Dari semua pendekatan diatas, yang direkomendasikan adalah pengungkapan yang berbeda
dan pengukuran alternatif untuk perusahaan-perusahaan non publik kecil. Salah satu jalan
untuk mengimplementasikan pendekatan ini adalah mengecualikan mereka dari persyaratan-
persyaratan mendetail dari tiap standar. Dasar ini dapat berupa publik vs non publik, atau
pengujian ukuran berdasarkan atas nilai aktiva.
Di dalam situasi pasar yang tidak sempurna dan tidak lengkap, permintaan akan akuntansi
dan regulasi akuntansi memberikan usulan bahwa pengungkapan akuntansi dan kontrak-
kontrak yang berdasarkan atas akuntansi adalah merupakan cara yang efektif dalam
mengatasi ketidaksempurnaan pasar. Pengungkapan akuntansi dan kontrak berdasarkan
akuntansi adalah hasil dari suatu pilihan dalam akuntansi, sebuah pilihan yang dimaksudkan
untuk mempengaruhi output dari sistem akuntansi dengan cara tertentu.
Strategi Situasional
Strategi situasional atau dikenal sebagai ”pengembangan standar akuntansi dengan
didasarkan atas analisis dari prinsip-prinsip dan praktik-praktik akuntansi di negara- negara
maju terhadap latar belakang lingkungan yang mendasarinya”.
Faktor-faktor tersebut adalah linguistik kultural, politik dan hak-hak sipil, ekonomi dan
karakteristik demografis, serta lingkungan hukum dan perpajakan negara yang bersangkutan.