Anda di halaman 1dari 4

TUGAS BAHASA INDONESIA

MEMBUAT DESKRIPSI PERJALANAN CITA-CITA MENJADI DOKTER GIGI

Disusun Oleh:

NAMA : DWI ISMAYANTI

STAMBUK : 16120200032

BLOK ETIK KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
Menjadi seorang dokter gigi belum pernah terpikirkan sejak kecil. Yang diketahui
hanya menjadi dokter, karena pemikiran kearah dokter gigi belum spesifik saat itu. Sejak
lahir saya dikenal sebagai orang yang mudah sakit. Dikenal sebagai orang yang sakit
membuat diri saya dibatasi dalam tidak memakan sembarang makanan,minuman, bahkan
aktifitas fisik. Hal yang saya alami mengarahkan saya terus berhadapan dengan seorang
dokter. Mungkin hal itulah memunculkan rasa ingin menjadi seorang dokter.

Ketertarikan bermulai saat mendatangi tempat praktek ataupun klinik milik dokter
yang saya datangi. Strategi pembuatan klinik yang menarik perhatian anak-anak seperti saya
untuk tidak takut untuk diperiksa. Suasananya dihiasi gantungan, ada banyak buku, tersedia
mainan untuk anak-anak sambil menunggu antrian, kemudian ada hadiah setelah melakukan
pemeriksaan .

Seperti yang kita ketahui, dikalangan anak kecil menjadi hal yang menakutkan ketika
ingin berkunjung ke sebuah rumah sakit ataupun klinik untuk berobat. Hal tersebut terajdi
karena, ketakutan akan jarum suntik yang sebenarnya tidak semua orang yang dating berobat
akan diberikan suntikan. Pemikiran itu sudah hal lumrah dipemikiran anak-anak saat dulu
bahkan saat ini. Kunjungan ke tempat praktek yang berulang kali saya datangi membuat saya
semangat untuk sembuh dalam penyakit yang saya derita. Komunikasi dokter yang ramah
kepada saya membuat saya yakin dan percaya kelak saya ingin seperti mereka.

Menurut saya saat kecil, Dokter adalah seseorang yang mempunyai jasa
menyembuhkan pasien atau seseorang yang sedang sakit. Dokter dapat menyembuhkan
penyakit yang diderita pasien.Apabila saya besar nanti, saya akan menjadi dokter. Karena
dokter adalah seseorang yang sangat berjasa. saya ingin menjadi dokter karena dapat
menyembuhkan pasien yang terkena penyakit.

Pemikiran menjadi seorang dokter saya berubah sejak memasuki bangku SMP.
Dimana masa itu saya tertarik dengan ilmu teknologi dan komunikasi. Ketertarikan itu
membuat saya banyak berlatih dalam mengetik, internet, desain bahkan masih banyak
lainnya. Sejak kecil saya sudah memiliki bakat untuk menggambar dan dengan keahlian
mengetahui di bidang teknologi dan komunikasi mengembangkan bakat saya untuk desain
berbagai bentuk ataupun logo yang unik.

Hal tersebut mengarahkan pemikiran saya untuk memasuki perguruan tinggi kelak di
Teknik Informasi dan Komunikasi. Tempatnya pu telah terpikirkan secara rinci bahwa saya
akan berkuliah di Perguruan Tinggi Negeri PLN di Jakarta Barat. Karena saat itu kondisinya
terus mengarahkan saya untuk mencari tahu tempat yang terbaik menurut saya .

Dalam kehidupan sehari-hari proses Komunikasi sangatlah penting, entah itu


Komunikasi secara langsung ataupun melalui media. Mempelajari ilmu Komunikasi akan
memberikan kita pengetahuan tentang proses berkomunikasi secara benar, entah itu dari
memeberi pesan menerima pesan dan lain sebagainya.

Dan di saat-saat itu saya belajar dengan sepandai-pandainya agar dapat meraih cita-
cita .Karena disaat kita kecil kita selalu dibahagiakan orang tua. Tapi saat kita akan menjadi
orang yang sukses, kita harus membahagiakan orang tua.
Memasuki bangku SMA keinginan menjadi bagian dari Teknik Informasi dan
Komunikasi meningkat ketika saya memasuki organisasi di bidang IT saat kelas 2. Keahlian
menggunakan laptop dan elektronik lainnya meningkat. Keinginan untuk mewujudkan
keinginan sayapun saya sampaikan kepada kedua orang tua.

Kedua orang tua mengakui bahwa saya ada bakat dan ahli dibidang yang saya
inginkan teresebut. Namun, mereka tidak menginginkan saya untuk berada ditujuan itu.
Bapak dan ibuku menginginkan saya menjadi seorang dokter seperti cita-cita saya sejak kecil
namun berubah setelah mengenal ilmu informasi dan komunikasi

Berat rasanya telah menaruh harapan besar pada impian yang tidak dapat restu dari
kedua orang tua. Namun itu tidak membuat saya patah semangat. Karena menjadi dokter
memang sudah ada sejak kecil dan hal itu tidak membuat saya berlarut-larut dalam kesedihan
Saya kembali merancang dan menata bagaimana kedepan nanti.

Hal ini membuat saya berfikir disaat saya kecil, saya adalah orang yang selalu
disayangi orang tua, tapi saat kita sudah besar, kita harus menyayangi orang tua kita. Maka
dari itu saya mantapkan hati saya untuk mempunyai cita-cita menjadi dokter karena saat saya
kecil waktu itu saya sering sakit dan saya dibawa ke dokter.

Menjadi dokter adalah pikiran saya. Namun seiring berjalannya waktu, ternyata ada
kedokteran spesifik pada gigi saja. Saya berfikir tidak pada kedokteran gigi saja yang
peminatnya masih kurang dan di kampung halaman dokter gigi masih relative rendah. Setelah
itu, saya memberi tahu kedua orang tua bahwa saya lebih tertarik untuk menjadi dokter gigi.
Keduanya pun setuju dan mendukung saya.

Setelah mengetahui dan memantapkan hati pada Kedokteran Gigi saya memulai
mencari tahu apa-apa saja yang akan dipelajari dan mencari pengalaman mahasiswa
kedokteran gigi di situs online atau web. Kemudian disitu saya belajar dan memahami kelak
saya bias menjadi seorang yang berguna sebagai dokter gigi.

Wawasan mengenai kedokteran gigi semakin hari semakin bertambah saat akan
mengakhiri masa SMA. Keunikan dalam mempelajari gigi sangatlah seru apalagi
pengetahuan yang saya dapat peroleh juga dari sepupu yang masih berstatus mahasiswa
keperawatan gigi. Dari dia saya banyak mengenal macam gigi, apa-apa saja yang dia pelajari,
keseruan praktek bersama teman dan suka duka selama menjadi mahasiswa perawat gigi.

Incisivus, caninus, premolar, dan molar saya tau dari sepupu saya penomoran gigi dan
masih banyak hal lainnya dalam mempelajari kegigian ini.

Dan saat itu saya mendaftar di perguruan tinggi menajdi dokter gigi karena waktu itu
saya sedang melihat seseorang yang kesakitan, dan saya melihat seorang dokter yang
berjuang untuk mengobati pasien itu. Betapa besar jasa seorang dokter ketika mengobati
pasiennya. Dan saya akan belajar dengan giat agar dapat meraih cita-citaku

Jasa seorang dokter tak akan dilupakan. Karena dokter membantu dan berkorban
untuk membantu menyembuhkan penyakit seseorang yang sedang melawan kesakitan. Tak
akan dilupakan jasa seorang dokter yang amat besar memperjuangkan nyawa seseorang.
Jasa seorang dokter tak ternilai dengan uang. Jasanya yang mulia, orang – orang
akan kesulitan menghadapi penyakit yang dideritanya. Karena itu saya akan menjadi dokter
gigi supaya bisa membantu orang-orang yang sakit agar sehat seperti biasanya.

Hari ini saya menulis, saya sudah menjadi bagian dari mahasiswa kedokteran gigi
UMI. Semoga kelak saya bisa cepat menyelasaikan S1 kedokteran gigi dan melanjutkan koas
dengan waktu yang cepat dan tepat. Saya ingin keberhasilan saya juga cepat dirasakan oleh
kedua orang tua agar mereka bisa merasakan penghasilan yang saya peroleh dan
memberikannya menantu yang saya sayangi dan cucu yang imut. Dengan bantuan doa dan
usaha semuanya akan dihadapi, dirasakan, dinikmati dan disyukuri.

Anda mungkin juga menyukai