Anda di halaman 1dari 23

Makalah

Komunikasi Kesehatan

Dosen Pengampu

M. Ridwan. SKM.MPH

Disusun Oleh

Nama :Theresia Hot Sarina Simarmata

NIM :N1A120052

Kelas :Komunikasi Kesehatan

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas rahmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan Makalah ini. Adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kuliah.
Meskipun dalam penyusunan makalah ini penulis banyak menemukan
hambatan dan kesulitan, tetapi karena motivasi dan dorongan dari berbagai pihak
makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa pada penulisan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan sumbang saran dan
keritik dari semua pihak yang membaca makalah ini yang sifatnya membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
Harapan penulis semoga makalah  ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
atas dukungannya sehingga terwujudnya makalah ini.

Medan, 14 Februari 2021

Theresia Hot Sarina Simarmata


DAFTAR ISI

Caver …………………………………………………………………..

Kata Pengantar ………………………………………………………

Daftar Isi ………………………………………………………………

BAB I

1.1 Latar Belakang …………………………………………………….

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………

1.3 Tujuan Penulisan …………………………………………………..

BAB II

A. Komunikasi antar opersonal ……………………………………….


B. Komunkiasi kelompok ……………………………………………..
C. Komunikasi organisasi ……………………………………………..

D. Komunikasi public …………………………………………………

E. Komunikasi massa ………………………………………………….

BAB II

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………...

3.2 Saran ……………………………………………………………….

Daftar Pustaka ………………………………………………………..


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan
hanya dalam kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara
umum. Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam kehidupan kita. Kita
semua berinteraksi dengan sesama dengan cara melakukan komunikasi.
Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai yang kompleks,
dan teknologi kini telah merubah cara manusia berkomunikasi secara drastis.
Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan
bentuk dari apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan
hati, sikap badan, ungkapan minat, sikap dan perasaan yang sama. Diterimanya
pengertian yang sama adalah merupakan kunci dalam komunikasi. Tanpa
penerimaan sesuatu dengan pengertian yang sama, maka yang terjadi adalah
“dialog  antara orang satu”.
Organisasi atau Organization bersumber dari kata kerja bahasa
latin Organizare“to form as or into a whole consisting of interdependent or
coordinated parts (membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dari bagian-
bagian yang saling bergantung atau terkoordinasi). Organisasi adalah sarana
dimana manajemen mengkoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia
melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.
Tujuan organisasi tidak akan tercapai apabila tanpa manajemen dan
komunikasi. Manajemen tidak akan mungkin ada tanpa organisasi. Manajemen
ada, jika ada tujuan yang akan dicapai dan diselesaikan. Korelasi antara ilmu
komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus pada
manusia-manusia yng terlibat dalam mencapai tujuan organisasi.
Tujuan organisasi juga tidak terlepas dari peran pemimpin. Pemimpin yang
baik adalah pemimpin yang mampu menguasai komunikasi dengan baik pula.
Dengan penguasaan komunikasi yang baik seorang pemimpin memiliki nilai
tambah, baik dalam  kehidupannya secara umum, maupun dalam
mengkontribusikan dirinya di tempat kerja, sehingga lebih produktif.

1.2 Rumusan Masalah

            Untuk memudahkan proses penjabaran dan penjelasan, makalah ini


memiliki beberapa rumusan masalah, yaitu :
1. Apa itu Komunikasi antar opersonal
2. Apa itu Komunkiasi kelompok
3. Apa itu Komunikasi organisasi
4. Apa itu Komunikasi public

5. Apa itu Komunikasi massa

1.3 Tujuan Penulisan

            Tujuan penulisan makalah  ilmiah ini adalah untuk mengetahui apa itu


Komunikasi antar opersonal, Komunkiasi kelompok, Komunikasi organisasi ,
Komunikasi publik, Komunikasi massa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Komunikasi Intrapersonal/Antar personal
Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi dengan diri
sendiri. Ini merupakan dialog internal dan bahkan dapat terjadi saat bersama
dengan orang lain sekalipun. Sebagai contoh: ketika anda bersama seseorang, apa
yang anda pikirkan termasuk dengan komunikasi intrapersonal. Pada komunikasi
intrapersonal seringkali mempelajari peran kognisi dalam perilaku manusia.
Dalam konteks ini biasanya dilakukan berulangulang daripada dengan komunikasi
lainnya. Uniknya lagi, komunikasi intrapersonal mencakup dimana kita bisa
membayangkan, melamun, mempersepsikan dan memecahkan masalah dalam
pikiran kita.

Komunikasi intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang


lainnya. Pengetahuan mengenai diri pribadi melalui proses-proses psikologis
seperti persepsi dan kesadaran (awareness) terjadi saat berlangsungnya
komunikasi intrapribadi oleh komunikator. Untuk memahami apa yang terjadi
ketika orang saling berkomunikasi, makaseseorang perlu untuk mengenal diri
mereka sendiri dan orang lain.

Dijelaskan oleh Devito (1997), komunikasi intrapersonal atau komunikasi


intrapribadi merupakan komunikasi dengan diri sendiri dengan tujuan untuk
berpikir, melakukan penalaran, menganalisis dan merenung. Menurut Nina
(2011) menjelaskan komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi
pada diri manusia, meliputi proses sensasi, asosiasi, persepsi, memori dan
berpikir. Sedangkan menurut Effendy seperti yang dikutip oleh Rosmawaty
(2010) mengatakan bahwa komunikasi intrapersonal atau komunikasi intrapribadi
merupakan komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang. Orang itu
berperan baik sebagai komunikator maupun sebagai komunikan. Dia berbicara
kepada dirinya sendiri. Dia berdialog dengan dirinya sendiri. Dia bertanya dengan
dirinya sendiri dan dijawab oleh dirinya sendiri. Selanjutnya Rakhmat seperti
dikutip oleh Rosmawaty (2010) mengatakan komunikasi intrapersonal adalah
suatu proses pengolahan informasi, meliputi sensasi, persepsi, memori, dan
berpikir. Dari konsep tentang komunikasi intrapersonal dari beberapa ahli
komunikasi penulis mensintesakan bahwa komunikasi intrapersonal adalah
komunikasi pada diri sendiri atau dengan dirinya sendiri. Tipe komunikasi
intrapribadi sama dengan proses berpikir, yaitu ketika seseorang secara sadar
(sengaja) mengirimkan informasi pada dirinya untuk menganalisis sebuah situasi
dan mengambil sikap atau keputusan. Ketika kita ingin memecahkan suatu
masalah, membuat keputusan, ataupun mencari sebab dan akibat, kita akan
berinteraksi dengan diri kita sendiri apa yang baik, apa yang buruk, serta apa yang
dapat kita lakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut. komunikasi seseorang
dengan dirinya sendiri (communication with the self). Tipe komunikasi
intrapribadi sama dengan proses berpikir, yaitu ketika seseorang secara sadar
(sengaja) mengirimkan informasi pada dirinya untuk menganalisis sebuah situasi
dan mengambil sikap atau keputusan.

Contoh Komunikasi Intrapersonal


Ketika anda ingin membeli sebuah ice cream di sebuah toko, Anda melihat
ada banyak pilihan rasa ice cream di toko tersebut. Kemudian anda berfikir untuk
memutuskan rasa seperti apa yang anda inginkan, apakah anda ingin mencoba
rasa baru atau membeli rasa favorit anda. Mampu berdialog dengan diri sendiri,
menunjukan bahwa kita mampu mengenali dan memahami diri kita. Dengan
begitu kita dapat belajar bagaimana kita bisa mengamati dan memberikan makna
(intelektual dan emosional) kepada lingkungan kita.

Dari konsep tentang komunikasi intrapersonal dari beberapa ahli


komunikasi penulis mensintesakan bahwa komunikasi intrapersonal adalah
komunikasi dengan diri sendiri meliputi proses sensasi, asosiasi, persepsi memori
dan berpikir dengan tujuan untuk berpikir, melakukan penalaran, menganalisis
dan merenung.
Dalam komunikasi intrapersonal, seorang komunikator (encoder)
melakukan proses komunikasi intrapersonal dengan menggunakan seluruh energi
yang dimilikinya agar pesan yang akan disampaikan kepada komunikan (decoder)
dapat diterima dengan jelas, dan komunikan pun dapat melakukan umpan balik
(feedback) terhadap pesan tersebut.

B. Komunikasi Kelompok
1. Pengertian Komunikasi Kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama
lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy
Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi,
kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk
mengambil suatu keputusan.
Menurut Walgito Komunikasi kelompok tediri dari dua kata komunikasi dan
kelompok, komunikasi dalam bahasa inggris Communication berasal dari kata
latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama, yakni
maksudnya menyamakan suatu makna. Sedangkan kelompok (Hariadi, 2011)
kelompok dapat dipandang dari segi presepsi, motivasi, dan tujuan,
interdependensi, dan juga dari segi interaksi. Berarti komunikasi kelompok adalah
menyamakan suatu makna didalam suatu kelompok. Pengertian kelompok
berdasarkan diatas dapat diartikan atas dasar:
a) Motivasi dikemukakan Bass (dalam Hariadi 2011), menyatakan bahwa
kelompok adalah kumpulan individu yang keberadaanya sebagai kumpulan
memberikan reward kepada individu-individu.
b) Atas dasar tujuan yang dikemukakan oleh mills (dalam Hariadi 2011),
kelompok dipandang Mills adalah suatu kesatun yang terdiri atas dua orang atau
lebih yang melakukan kontak hubungan untuk suatu tujuan tertentu.
c) Segi interdependensi, Fiedler (dalam Hariadi 2011) Mengatakan bahwa
kelompok adalah sekumpulan orang yang saling bergantung satu dengan yang
lainya. Pengertian yang sama juga dikemukakan olej Cartwright dan Zander
(1968), bahwa kelompok adalah kumpulan beberapa orang orang yang
berhubungan satu dengan yang lainya dan membuat mereka saling
ketergantungan.
d) Dasar interaksi yang dikemukakan oleh Bouner (dalam Hariadi 2011),
menyatakan bahwa kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi satu
dengan yang lain dan saling mempengaruhi
Dari pengertian yang ada diatas menurut Hariadi, 2011 bahwa pengertian
kelompok memiliki ciri-ciri seperti dua orang atau lebih, ada interaksi diantara
anggotanya, memiliki tujuan atau goals, memiliki struktur dan pola hubungan di
antara anggota yang berarti ada peran, norma, dan hubungan antar anggota, serta
groupnees, merupakan satu kesatuan.
Menurut A. Maslow Pengertian kelompok agar lebih jelas, diawali dengan pores
pertumbuhan kelompok itu sendiri. Individu sebagai mahluk hidup mempunyai
kebutuhan (Santosa, 2009), yakni adanya:
1. Kebutuhan fisik,
2. Kebutuhan rasa aman,
3. Kebutuhan kasih sayang,
4. Kebutuhan prestasi dan pretise, serta
5. Kebutuhan untuk melaksanakan sendiri.
Dengan kebutuhan tersebut Sehingga komunikasi kelompok berarti menyamakan
makna dalam satu kelompok. Komunikasi kelompok menyamakan suatu makna
secara bersamaan, saling mempengaruhi satu sama yang lain untuk mencapai
tujuan kelompok secara bersamaan.
Pengertian komunikasi menurut Michael Burgoon Dan Michael Ruffner (dalam
komala,2009) : komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka dari 3 atau
lebih individu guna memperoleh maksud dan tujuan yang dikehendaki seperti
erbagai informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua
anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan
akurat : 4 elemen yang tercakup dalam definisi tersebut:Interaksi tatap muka,
Jumlah partisipan yang terlibat dalam interaksi, Maksud dan tujuan yang
dikehendaki,Kemampuan anggota untuk dapat menumbuhkan karakteristik
pribadi anggota lainnya.
2. Proses Komunikasi
Kelompok Setiap anggota kelompok harus dapat melihat dan mendengar anggota
lainnya dan harus dapat mengukur umpan balik secara verbal maupun non verbal
dari setiap anggotanya Jumlah Partisipan yang terlibat dalam interaksi 3-20 Orang
(>20 Orang kurang memungkinkan berlangsungnya suatu interaksi)
3. Perkembangan Kelompok Dalam perkembangan kelompok ada 4 Tahap
Perkembangan Suatu Kelompok, yakni:
1. Forming adalah tahapan yang para anggota mulai menempatkan diri
berhubungan secara interpersonal, mereka saling memperhatikan, bersahabat, dan
mencoba melihat manfaat serta biaya menjadi anggota kelompok.

2. Storming, tahap ini mulai banyak kegiatan dan pembentukan norma, konflik
mulai terjadi karena masalah keppemiminan, tujuan, norma atau perilaku
interpersonal, namun konflik belum tentu terjadi manakala kelompok dapat
bekerja efektif dan mampu mengatasi problem.

3. Norming, tahap ketiga ini anggota kelompok belajar bekerjasama,


mengembangkan norma dan kekompakan. Kerjaasama dan rasa tanggung jawab
berkembang pada tahap ini.

4. Tahap terakhir adalah performing, tahap ini kerjasama yang efektif dalam
menjalankan tugas. Dari tahap ini beberapa keolmpok dapat terus berkembang,
adapula yang kemudian mengalami kemunduran..

C. Komunikasi Organisasi

1. Pengertian Komunikasi Organisasi

Pace & Faules, (2001: 31-33) menjelaskan bahwa komunikasi


organisasi merupakan perilaku pengorganisasian yang terjadi dan bagaimana
mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa
yang terjadi.

Pengertian komunikasi organisasi yang lebih sederhana


dikemukakan Arnold & Feldman (1986: 154) bahwa komunikasi organisasi
adalah pertukaran informasi diantara orang-orang di dalam organisasi, dimana
prosesnya secara umum meliputi tahapan-tahapan: attention, comprehension,
acceptance as true, dan retention.

Wiryanto juga mengungkapakan bahwa Komunikasi organisasi adalah pengiriman


dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun
informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang
disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan
organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan
berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo,
kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Komunikasi informal
adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada
organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi


organisasi adalah suatu perilaku yang dilakukan di dalam organisasi untuk
pertukaran informasi seperti pengiriman dan penerimaan pesan di antara orang-
orang yang berada di dalam organisasi.

2. Aspek-aspek Komunikasi Organisasi

Pace dan Faules (2002:553) mengatakan komunikasi organisasi meliputi aspek-


aspek, yaitu:

Pertama, Peristiwa komunikasi, berkaitan dengan seberapa jauh informasi


diciptakan, ditampilkan, dan disebarkan ke seluruh bagian dalam organisasi.
Dalam konteks komunikasi organisasi mengolah dan memproses informasi
tersebut menurut Pace dan Faules (2002:553) ada lima faktor penting yang harus
diperhatikan agar organisasi berjalan efektif. Ke lima faktor tersebut, yaitu (1)
kualitas media informasi, (2) aksesibilitas informasi, (3) penyebaran informasi, (4)
beban informasi, dan (5) ketepatan informasi.

1) Kualitas media informasi

Kualitas media informasi berkaitan dengan penerbitan, petunjuk tertulis, laporan,


surat elektronik (e-mail), video conferencing, voice messaging, faksimil, papan
buletin komputer, dan media lainnya yang dipergunakan dalam organisasi. Jika
faktor-faktor tersebut dinilai menarik, tepat, efisien, dan dapat dipercaya,
lazimnya para pegawai cenderung menyatakan kebanggaannya dalam bentuk
kualitas output organisasi.

2) Aksesibilitas informasi
Aksesibilitas informasi berkaitan dengan seberapa jauh informasi tersedia bagi
para anggota organisasi dari berbagai sumber dalam organisasi. Sumber-sumber
informasi dalam organisasi yang dimaksud menurut Pace dan Faules (2002:556)
seperti rekan sekerja, bawahan, pimpinan langsung atau tidak langsung,
selentingan (grapevine) penyelia langsung, dan juga dari informasi tertulis. Katz
dan Kahn (dalam Mitchell dan Larson, 1987:296) menyebutkan ada lima jenis
informasi yang dapat diakses dari atasan oleh para bawahannya, yaitu: (a) Job
Instruction. Directives stating what should be done and/or how to do it. (b) Job
rationale. Information designed to produce an understanding of the task and its
relationship to other organizational task. (c) Procedures and practices. Information
about regulations, policies, and benefits. (d) Performance feed back. Information
about how well an individual, group, or organizational unit is performing. (e)
Indoctrinations of goals. Information of an ideological nature design to inculcate a
sense of mission.

3) Penyebaran Informasi

Penyebaran informasi berkaitan dengan seberapa jauh informasi disebarkan


keseluruh bagian dalam organisasi dan bagaimana pula menerima informasi dari
seluruh bagian organisasi. Montana (da1am Purwanto, 2003:26) mengemukakan
bagi organisasi yang berskala kecil yang hanya memiliki beberapa pegawai, maka
penyampaian informasi dapat dilakukan secara langsung kepada para pegawainya,
tetapi bagi organisasi yang berskala besar yang memiliki ratusan bahkan ribuan
pegawai, maka penyampaian informasi kepada mereka merupakan suatu
pekerjaan yang cukup rumit yang pada pelaksanaannya akan membentuk suatu
pola yang disebut pola komunikasi (patterns of communications). Pola
komunikasi ini dapat dibedakan ke dalam saluran komunikasi formal (.formal
communications channel) dan saluran komunikasi non formal (informal
communications channel). Dalam kaitannya dengan proses penyampaian
informasi dari pimpinan kepada bawahan, maka pola transformasi informasinya
dapat berbentuk komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas,
komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal.
4) Beban Informasi

Menurut Pace dan Faules (2002:498) beban informasi berkaitan dengan seberapa
jauh para anggota organisasi merasa bahwa mereka menerima informasi lebih
banyak atau kurang daripada yang dapat mereka tangani atau yang mereka
perlukan agar dapat berfungsi secara efektif.

5) Ketepatan Informasi

Menurut Pace dan Faules (2002:498) ketepatan informasi berkaitan dengan


seberapa jauh (berapa bit) informasi yang diketahui anggota organisasi tentang
suatu informasi tertentu dibandingkan dengan jumlah bit informasi sesungguhnya
di dalam suatu informasi. Ketepatan informasi (information fidelity) dalam
komunikasi organisasi berkaitan dengan kecermatan. Artinya, sejauhmana para
anggota organisasi memahami jumlah informasi yang didistribusikan kepada
mereka sesuai dengan jumlah informasi yang sesungguhnya ada dalam pesan
tertentu.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi

Lesikar menguraikan adanya empat faktor yang mempengaruhi keefektifan


komunikasi organisasi yaitu meliputi :

1. Saluran komunikasi formal. Merupakan cara komunikasi yang didukung, dan


mungkin dikendalikan oleh manajer. Contohnya adalah newsletter, memo reguler,
laporan, rapat staf, dan lain-lain.

2. Struktur wewenang. Perbedaan status dan kekuasaan dalam organisasi


membantu menentukan siapa yang akan berkomunikasi dengan enak kepada
siapa. Selain itu, isi dan akurasi komunikasi juga dipengaruhi oleh perbedaan
wewenang.

3. Spesialisasi pekerjaan. Biasanya akan mempermudah komunikasi dalam


kelompok yang berbeda-beda. Anggota suatu kelompok kerja biasanya memiliki
jagron, pandangan mengenai waktu, sasaran, tugas dan gaya pribadi yang sama.
4. Kepemilikan informasi, Setiap individu mempunyai informasi yang unik dan
pengetahuan mengenai pekerjaan mereka, yang merupakan semacam kekuasaan
bagi individu-individu yang memilikinya.

4. Tipe-tipe Komunikasi

Pada dasarnya komunikasi di dalam organisasi, terbagi kepada tiga


bentuk:

1. Komunikasi vertikal

Bentuk komunikasi ini merupakan bentuk komunikasi yang terjadi dari atas ke
bawah dan sebaliknya. Artinya komunikasi yang disampaikan pimpinan kepada
bawahan, dan dari bawahan kepada pimpinan secara imbale balik.

Fungsi komunikasi ke bawah digunakan pimpinan untuk:

a. Melaksanakan kebijaksanaan, prosedur kerja, peraturan, instruksi, mengenai


pelaksanaan kerja bawahan.

b. Menyampaikan pengarahan doktrinasi, evaluasi, teguran.

c. Memberikan informasi mengenai tujuan organisasi, kebijaksanaan-kebijaksaan


organisasi, insentif.

Seorang pimpinan harus lebih memperhatikan komunikasi dengan bawahannya,


dan memahami cara-cara mengambil kebijaksanaan, terhadap bawahannya.

Keberhasilan organisasi dilandasi oleh perencanaan yang tepat, dan seorang


pimpinan organisasi yang memiliki jiwa kepemimpinan. Kedua hal terseut
merupakan modal utama untuk kemajuan organisasi yang dipimpinnya.

Fungsi komunikasi ke atas digunakan untuk:

a. Memberikan pengertian mengenai laporan prestasi kerja, saran, usulan, opini,


permohonan bantuan, dan keluhan.

b. Memperoleh informasi dari bawahan mengenai kegiatan dan pelaksanaan


pekerjaan bawahan dari tingkat yang lebih rendah.
Bawahan tentulah berharap agar ide, saran, pendapat, tanggapan maupun
kritikannya dapat diterima dengan lapang dada, dan hati terbuka oleh pimpinan.

2. Komunikasi horizontal

Bentuk komunikasi secara mendatar, diantara sesama karyawan dsbnya.


Komunikasi horizontal sering kali berlangsung tidak formal.

Fungsi komunikasi horizontal/ke samping digunakan oleh dua pihak yang


mempunyai level yang sama. Komunikasi ini berlangsung dengan cara tatap
muka, melalui media elektronik seperti telepon, atau melalui pesan tertulis.

3. Komunikasi diagonal

Bentuk komunikasi ini sering disebut juga komunikasi silang. Berlangsung dari
seseorang kepada orang lain dalam posisi yang berbeda. Dalam arti pihak yang
satu tidak berada pada jalur struktur yang lain.

Fungsi komunikasi diagonal digunakan oleh dua pihak yang mempunyai level
berbeda tetapi tidak mempunyai wewenang langsung kepada pihak lain.

D. Komunikasi Public

1. Pengertian Komunikasi Public

Model Aristoteles adalah model komunikasi paling klasik, yang sering juga
disebut model retoris. Filosof Yunani, Aristoteles adalah tokoh paling dini yang
mengkaji komunikasi, yang intinya adalah persuasi. Ia berjasa dalam merumuskan
model komunikasi verbal pertama. Komunikasi terjadi ketika seorang pembicara
menyampaikan pembiacaraanya kepada khalayak dalam upaya mengubah sikap
mereka. Tepatnya, ia mengemukakan tiga unsur dasar proses komunikasi, yaitu
pembicara, pesan, dan pendengar.

Fokus komunikasi yang ditelaah oleh Aristoteles adalah komunikasi retoris, yang
kini lebih dikenal dengan sebutan komunikasi publik atau pidato. Menurut
Aristoteles, persuasi dapat dicapai oleh siapa anda, argument anda, dan dengan
memainkan emosi khalayak. Dengan kata lain, faktor-faktor yang memainkan
peran dalam menentukan efek persuasif dalam komunikasi public meliputi, isi
pidato, susunanya, dan cara penyampaianya. Aristoteles juga menyadari peran
khalayak pendengar. Persuasi berlangsung melalui khalayak ketika mereka
diarahkan melalui pidato itu kedalam suatu keadaan emosi tertentu.

Definisi Komunikasi Publik menurut para ahli :

1) Hennessy (1975:1)

“Komunikasi publik/opini publik merupakan suatu kompleksitas pilihan-pilihan


yang dinyatakan oleh banyak orang berkaitan dengan sesuatu isu yang dipandang
penting oleh umum.”

Menurutnya, defenisi ini relatif lebih bersifat akademik dan berbeda dari definisi-
definisi yang pada umumnya yang digunakan oleh para politisi. Ia juga
menambahkan bahwa opini publik itu selalu melibatkan banyak orang yang
tertarik untuk memikirkan sesuatu isu dalam waktu yang cukup panjang.
Meskipun demikian, istilah “publik” sendiri tidak selalu ditentukan oleh banyak
jumlah orang yang menganut opini tersebut. Istilah “Publik” justru diukur oleh
apakah sesuatu opini itu menyangkut isu publik atau tidak.

2) Hageman

“Komunikasi publik adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik


cetak (surat kabar dan majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh
suatu lembaga atau orang yang melembagakan yang ditujukan kepada sejumlah
besar orang yang tersebar di banyak tempat.”

3) De Vito dalam bukunya yang berjudul “Communicology: An Introduction


to The Study of Communication.”

“Komunikasi publik adalah komunikasi yang ditujukan kepada khalayak yang


luar biasa banyaknya (termasuk kepada siswa) atau semua orang yang membaca
dan menonton. Komunikasi publik adalah komunikasi yang disalurkan oleh
pemancar-pemancar yang audio atau visual.”
2. Efek Komunikasi Publik

Dampak komunikasi, selain positif juga mempunyai dampak negatif. Pengelola


komunikasi dapat dipastikan tidak berniat untuk menyebarkan dampak negatif
kepada khalayaknya. Tentu yang diinginkan adalah pengaruh positif. Apabila
terdapat dampak negatif, bisa dikatakan itu sebagai efek samping saja. Namun
efek samping itu cukup membahayakan sendi-sendi kehidupan masyarakat
banyak.

Komunikasi harus mempunyai efek menambah pengetahuan, mengubah


sikap, dan menggerakkan perilaku kita. Efek yang terjadi pada komunikan
tersebut terdapat pada tiga aspek.

a. Efek Kognitif

Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya
informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana
media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang
bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif.

b. Efek Afektif

Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada Efek Kognitif. Tujuan dari komunikasi
massa bukan hanya sekedar memberitahu kepada khalayak agar menjadi tahu
tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, setelah mengetahui informasi yang
diterimanya, khalayak diharapkan dapat merasakannya.

Sebagai contoh, setelah kita mendengar atau membaca informasi pelawak


kawakan Tessy ditertangkap tangan oleh polisi karena sedang pesta narkoba dan
mencoba bunuh diri setelah penggerebekan tersebut, maka dalam diri kita akan
muncul perasaan jengkel, iba, kasihan, atau bisa jadi, senang. Perasaan sebel,
jengkel atau marah dapat diartikan sebagai perasaan kesal terhadap perbuatan
Tessy. Sedangkan perasaan senang adalah perasaan lega dari para pembenci artis
dan kehidupan hura-hura yang senang atas tertangkapnya para public figure yang
cenderung hidup hura-hura. Adapun rasa iba atau kasihan dapat juga diartikan
sebagai keheranan khalayak mengapa dia melakukan perbuatan tersebut.

c. Efek Behavioral

Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk
perilaku, tindakan atau kegiatan. Adegan kekerasan dalam televisi atau film akan
menyebabkan orang menjadi beringas. Program acara memasak bersama Rudi
Khaeruddin, misalnya, akan menyebabkan para ibu rumah tangga mengikuti
resep-resep baru.

I. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Komunikasi Publik Agar Efektif

1.Menganalisa pendengar dan adaptasi, seperti memperhatikan usia, ras, suku,


agama, kelas sosial, tingkat pendidikan, dll.

2. Menetapkan satu tujuan dan satu ide, dengan cara membatasi topik, satu ide
besar, makna jelas (tidak menimbulkan interpretasi ganda)

3. Menyusun argumen,dapat menggunakan daya tarik emosional atau daya tarik


sebab akibat.

4. Gunakan Fakta

5. Gunakan Alat Bantu Visual

6. Atasi Rasa Grogi

7. Dalam menjadi pembicara gunakan bahasa yang dapat di mengerti dan


dipahami oleh para pendengar.

3. Hambatan-Hambatan Dalam Komunikasi Publik

Gangguan atau hambatan itu secara umum dapat dikelompokkan menjadi


hambatan internal dan hambatan eksternal ,yaitu:

1. Hambatan Internal, adalah hambatan yang berasal dari dalam diri

individu yang terkait kondisi fisik dan psikologis. Contohnya, jika


seorang mengalami gangguan pendengaran maka ia akan mengalami hambatan
komunikasi. Demikian pula seseorang yang sedang tertekan (depresi) tidak akan
dapat melakukan komunikasi dengan baik.

2. Hambatan Eksternal, adalah hambatan yang berasal dari luar individu yang
terkait dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya.

Contohnya, suara gaduh dari lingkungan sekitar dapat menyebabkan

komunikasi tidak berjalan lancar. Contoh lainnya, perbedaan latar

belakang sosial budaya dapat menyebabkan salah pengertian.

4. Kegiatan Komunikasi Public

Adapun kegiatan komunikasi publik diantaranya yaitu :

1.Seminar

Pada umumnya merupakan sebuah bentuk pengajaran akademis baik dari sebuah
universitas maupun diberikan oleh suatu organisasi komersial atau profesional.

2. Persentasi

Adalah suatu kegiatan kegiatan pengajuan suatu topik,pendapat,atau informasi


kepada orang lain.

3. Kampanye

Adalah sebuah tindakan doktrin bertujuan mendapatkan pencapaian


dukungan,usaha kampanye bisa dilakukan oleh perorangan atau sekelompok
orang yang terorganisir untuk melakukan pencapaian suatu proses pengambilan
keputusan didalam suatu kelompok, kampanye bisa juga dilakukan guna
mempengaruhi,menghambat,membelokan pencapaian.

4. Sosialisasi

Adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan
dari suatu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.

5. Rapat
Adalah pertemuan atau perkumpulannya minimal 2 orang atau lebih untuk
memutuskan suatu tujuan.

6. Pengajian

Merupakan pendidikan nonformal yang khusus dalam bidang agama.

E. Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui

media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan

informasi kepada khalayak luas. Media massa adalah media komunikasi dan

informasi yang melakukan penyebaran informasi secara masal dan dapat diakses

oleh masyarakat secara masal pula (Bungin, 2006 : 72). Dalam kehidupan sehari-
hari, manusia tidak terlepas dari yang namanya komunikasi karna manusia saling

membutuhkan baik dari segi persoalan sosial,agama,budaya,politik dan lain

sebagainya.

Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari

sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi

mekanis seperti surat kabar,radio,televise dan internet. Dengan karakteristik : (1)

bersifat melembaga; (2) bersifat satu arah; (3) meluas dan serempak; (4)

memakai peralatan teknisi dan mekanis; (5) bersifat terbuka (Cangara, 2007 :

126)

Perkembanggan media komunikasi modern dewasa ini telah

memungkinkan orang di seluruh dunia untuk dapat berkominikasi. Hal ini

dimungkinkan karena adanya berbagai media (chanel) yang dapat digunakan

sebagai sarana penyampai pesan. Media penyiaran, yaitu radio dan televisi
merupakan salah satu bentuk media massa yang efesien dalam mencapai

audiennya dalam jumlah yang sangat banyak. Media penyiaran merupakan

organisasi yang menyebarkan informasi yang berupa produk budaya atau pesan

yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam masyarakat (Morissan,

2008 : 14)

Beberapa fungsi komunikasi massa, menurut Jay Black dan Frederick C.

Whitney (1988) antara lain: (1) to inform (menginformasikan); (2) to entertation

(member hiburan); (3) to persuade (membujuk); dan (4) transmission of the

culture ( transmisi budaya) (Nurudin, 2007 : 64).

Dalam undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran, pasal

1(2) Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana

pemancaran dan sarana transmisi di darat, di laut, atau di antariksa dengan

menggunakan spectrum frekuensi radio melalui udara, kabel, atau media lainnya

untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan

perangkat penerima siaran. Pasal 13 (1) jasa penyiaran terdiri atas : jasa

penyiaran radio dan jasa penyiaran televise. Pasal 1 (3) penyiaran adalah media

komunikasi massa dengar,yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentik

suara secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan

berkesinambungan (Syamsul, 2009 : 87)


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah di atas ialah, yaitu :
komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi yang melibatkan hanya dua orang
secara tatap-muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi
orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal.
komunikasi organisasi merupakan perilaku pengorganisasian yang terjadi dan
bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi
makna atas apa yang terjadi.
Komunikasi publik/opini publik merupakan suatu kompleksitas pilihan-pilihan
yang dinyatakan oleh banyak orang berkaitan dengan sesuatu isu yang dipandang
penting oleh umum.
komunikasi kelompok adalah menyamakan suatu makna didalam suatu kelompok.
Pengertian kelompok berdasarkan diatas dapat diartikan atas dasar:
Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui
media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan
informasi kepada khalayak luas.

B. Saran
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan
sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan
nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang
pembahasan makalah diatas dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Tutiasri, R. P. (2016). Komunikasi Dalam Komunikasi Kelompok. Jurnal


Channel, 4(1), 81-90

Karlinah, Komunikasi Massa, (Jakarta: Penerbitan UT, 1999), hlm. 9

Oleh Dr. Redi Panuju, M.Si. Pengantar Studi (Ilmu) Komunikasi: Komunikasi
sebagai Kegiatan Komunikasi. Jakarta : Prenamedia Group (Divisi Kencana),
2018

John. R. Wenburg dan Wiliam W. Wilmot, The Personal Communication Process


(New York: John Wiley and Sons, 1973), hlm. 47-49

Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2008), hlm. 146

Anda mungkin juga menyukai