Makalah Komkes
Makalah Komkes
Komunikasi Kesehatan
Dosen Pengampu
M. Ridwan. SKM.MPH
Disusun Oleh
NIM :N1A120052
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas rahmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan Makalah ini. Adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kuliah.
Meskipun dalam penyusunan makalah ini penulis banyak menemukan
hambatan dan kesulitan, tetapi karena motivasi dan dorongan dari berbagai pihak
makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa pada penulisan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan sumbang saran dan
keritik dari semua pihak yang membaca makalah ini yang sifatnya membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
atas dukungannya sehingga terwujudnya makalah ini.
Caver …………………………………………………………………..
BAB I
BAB II
BAB II
1.3 Tujuan Penulisan
B. Komunikasi Kelompok
1. Pengertian Komunikasi Kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama
lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy
Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi,
kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk
mengambil suatu keputusan.
Menurut Walgito Komunikasi kelompok tediri dari dua kata komunikasi dan
kelompok, komunikasi dalam bahasa inggris Communication berasal dari kata
latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama, yakni
maksudnya menyamakan suatu makna. Sedangkan kelompok (Hariadi, 2011)
kelompok dapat dipandang dari segi presepsi, motivasi, dan tujuan,
interdependensi, dan juga dari segi interaksi. Berarti komunikasi kelompok adalah
menyamakan suatu makna didalam suatu kelompok. Pengertian kelompok
berdasarkan diatas dapat diartikan atas dasar:
a) Motivasi dikemukakan Bass (dalam Hariadi 2011), menyatakan bahwa
kelompok adalah kumpulan individu yang keberadaanya sebagai kumpulan
memberikan reward kepada individu-individu.
b) Atas dasar tujuan yang dikemukakan oleh mills (dalam Hariadi 2011),
kelompok dipandang Mills adalah suatu kesatun yang terdiri atas dua orang atau
lebih yang melakukan kontak hubungan untuk suatu tujuan tertentu.
c) Segi interdependensi, Fiedler (dalam Hariadi 2011) Mengatakan bahwa
kelompok adalah sekumpulan orang yang saling bergantung satu dengan yang
lainya. Pengertian yang sama juga dikemukakan olej Cartwright dan Zander
(1968), bahwa kelompok adalah kumpulan beberapa orang orang yang
berhubungan satu dengan yang lainya dan membuat mereka saling
ketergantungan.
d) Dasar interaksi yang dikemukakan oleh Bouner (dalam Hariadi 2011),
menyatakan bahwa kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi satu
dengan yang lain dan saling mempengaruhi
Dari pengertian yang ada diatas menurut Hariadi, 2011 bahwa pengertian
kelompok memiliki ciri-ciri seperti dua orang atau lebih, ada interaksi diantara
anggotanya, memiliki tujuan atau goals, memiliki struktur dan pola hubungan di
antara anggota yang berarti ada peran, norma, dan hubungan antar anggota, serta
groupnees, merupakan satu kesatuan.
Menurut A. Maslow Pengertian kelompok agar lebih jelas, diawali dengan pores
pertumbuhan kelompok itu sendiri. Individu sebagai mahluk hidup mempunyai
kebutuhan (Santosa, 2009), yakni adanya:
1. Kebutuhan fisik,
2. Kebutuhan rasa aman,
3. Kebutuhan kasih sayang,
4. Kebutuhan prestasi dan pretise, serta
5. Kebutuhan untuk melaksanakan sendiri.
Dengan kebutuhan tersebut Sehingga komunikasi kelompok berarti menyamakan
makna dalam satu kelompok. Komunikasi kelompok menyamakan suatu makna
secara bersamaan, saling mempengaruhi satu sama yang lain untuk mencapai
tujuan kelompok secara bersamaan.
Pengertian komunikasi menurut Michael Burgoon Dan Michael Ruffner (dalam
komala,2009) : komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka dari 3 atau
lebih individu guna memperoleh maksud dan tujuan yang dikehendaki seperti
erbagai informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua
anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan
akurat : 4 elemen yang tercakup dalam definisi tersebut:Interaksi tatap muka,
Jumlah partisipan yang terlibat dalam interaksi, Maksud dan tujuan yang
dikehendaki,Kemampuan anggota untuk dapat menumbuhkan karakteristik
pribadi anggota lainnya.
2. Proses Komunikasi
Kelompok Setiap anggota kelompok harus dapat melihat dan mendengar anggota
lainnya dan harus dapat mengukur umpan balik secara verbal maupun non verbal
dari setiap anggotanya Jumlah Partisipan yang terlibat dalam interaksi 3-20 Orang
(>20 Orang kurang memungkinkan berlangsungnya suatu interaksi)
3. Perkembangan Kelompok Dalam perkembangan kelompok ada 4 Tahap
Perkembangan Suatu Kelompok, yakni:
1. Forming adalah tahapan yang para anggota mulai menempatkan diri
berhubungan secara interpersonal, mereka saling memperhatikan, bersahabat, dan
mencoba melihat manfaat serta biaya menjadi anggota kelompok.
2. Storming, tahap ini mulai banyak kegiatan dan pembentukan norma, konflik
mulai terjadi karena masalah keppemiminan, tujuan, norma atau perilaku
interpersonal, namun konflik belum tentu terjadi manakala kelompok dapat
bekerja efektif dan mampu mengatasi problem.
4. Tahap terakhir adalah performing, tahap ini kerjasama yang efektif dalam
menjalankan tugas. Dari tahap ini beberapa keolmpok dapat terus berkembang,
adapula yang kemudian mengalami kemunduran..
C. Komunikasi Organisasi
2) Aksesibilitas informasi
Aksesibilitas informasi berkaitan dengan seberapa jauh informasi tersedia bagi
para anggota organisasi dari berbagai sumber dalam organisasi. Sumber-sumber
informasi dalam organisasi yang dimaksud menurut Pace dan Faules (2002:556)
seperti rekan sekerja, bawahan, pimpinan langsung atau tidak langsung,
selentingan (grapevine) penyelia langsung, dan juga dari informasi tertulis. Katz
dan Kahn (dalam Mitchell dan Larson, 1987:296) menyebutkan ada lima jenis
informasi yang dapat diakses dari atasan oleh para bawahannya, yaitu: (a) Job
Instruction. Directives stating what should be done and/or how to do it. (b) Job
rationale. Information designed to produce an understanding of the task and its
relationship to other organizational task. (c) Procedures and practices. Information
about regulations, policies, and benefits. (d) Performance feed back. Information
about how well an individual, group, or organizational unit is performing. (e)
Indoctrinations of goals. Information of an ideological nature design to inculcate a
sense of mission.
3) Penyebaran Informasi
Menurut Pace dan Faules (2002:498) beban informasi berkaitan dengan seberapa
jauh para anggota organisasi merasa bahwa mereka menerima informasi lebih
banyak atau kurang daripada yang dapat mereka tangani atau yang mereka
perlukan agar dapat berfungsi secara efektif.
5) Ketepatan Informasi
4. Tipe-tipe Komunikasi
1. Komunikasi vertikal
Bentuk komunikasi ini merupakan bentuk komunikasi yang terjadi dari atas ke
bawah dan sebaliknya. Artinya komunikasi yang disampaikan pimpinan kepada
bawahan, dan dari bawahan kepada pimpinan secara imbale balik.
2. Komunikasi horizontal
3. Komunikasi diagonal
Bentuk komunikasi ini sering disebut juga komunikasi silang. Berlangsung dari
seseorang kepada orang lain dalam posisi yang berbeda. Dalam arti pihak yang
satu tidak berada pada jalur struktur yang lain.
Fungsi komunikasi diagonal digunakan oleh dua pihak yang mempunyai level
berbeda tetapi tidak mempunyai wewenang langsung kepada pihak lain.
D. Komunikasi Public
Model Aristoteles adalah model komunikasi paling klasik, yang sering juga
disebut model retoris. Filosof Yunani, Aristoteles adalah tokoh paling dini yang
mengkaji komunikasi, yang intinya adalah persuasi. Ia berjasa dalam merumuskan
model komunikasi verbal pertama. Komunikasi terjadi ketika seorang pembicara
menyampaikan pembiacaraanya kepada khalayak dalam upaya mengubah sikap
mereka. Tepatnya, ia mengemukakan tiga unsur dasar proses komunikasi, yaitu
pembicara, pesan, dan pendengar.
Fokus komunikasi yang ditelaah oleh Aristoteles adalah komunikasi retoris, yang
kini lebih dikenal dengan sebutan komunikasi publik atau pidato. Menurut
Aristoteles, persuasi dapat dicapai oleh siapa anda, argument anda, dan dengan
memainkan emosi khalayak. Dengan kata lain, faktor-faktor yang memainkan
peran dalam menentukan efek persuasif dalam komunikasi public meliputi, isi
pidato, susunanya, dan cara penyampaianya. Aristoteles juga menyadari peran
khalayak pendengar. Persuasi berlangsung melalui khalayak ketika mereka
diarahkan melalui pidato itu kedalam suatu keadaan emosi tertentu.
1) Hennessy (1975:1)
Menurutnya, defenisi ini relatif lebih bersifat akademik dan berbeda dari definisi-
definisi yang pada umumnya yang digunakan oleh para politisi. Ia juga
menambahkan bahwa opini publik itu selalu melibatkan banyak orang yang
tertarik untuk memikirkan sesuatu isu dalam waktu yang cukup panjang.
Meskipun demikian, istilah “publik” sendiri tidak selalu ditentukan oleh banyak
jumlah orang yang menganut opini tersebut. Istilah “Publik” justru diukur oleh
apakah sesuatu opini itu menyangkut isu publik atau tidak.
2) Hageman
a. Efek Kognitif
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya
informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana
media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang
bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif.
b. Efek Afektif
Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada Efek Kognitif. Tujuan dari komunikasi
massa bukan hanya sekedar memberitahu kepada khalayak agar menjadi tahu
tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, setelah mengetahui informasi yang
diterimanya, khalayak diharapkan dapat merasakannya.
c. Efek Behavioral
Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk
perilaku, tindakan atau kegiatan. Adegan kekerasan dalam televisi atau film akan
menyebabkan orang menjadi beringas. Program acara memasak bersama Rudi
Khaeruddin, misalnya, akan menyebabkan para ibu rumah tangga mengikuti
resep-resep baru.
2. Menetapkan satu tujuan dan satu ide, dengan cara membatasi topik, satu ide
besar, makna jelas (tidak menimbulkan interpretasi ganda)
4. Gunakan Fakta
2. Hambatan Eksternal, adalah hambatan yang berasal dari luar individu yang
terkait dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya.
1.Seminar
Pada umumnya merupakan sebuah bentuk pengajaran akademis baik dari sebuah
universitas maupun diberikan oleh suatu organisasi komersial atau profesional.
2. Persentasi
3. Kampanye
4. Sosialisasi
Adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan
dari suatu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.
5. Rapat
Adalah pertemuan atau perkumpulannya minimal 2 orang atau lebih untuk
memutuskan suatu tujuan.
6. Pengajian
E. Komunikasi Massa
informasi kepada khalayak luas. Media massa adalah media komunikasi dan
informasi yang melakukan penyebaran informasi secara masal dan dapat diakses
oleh masyarakat secara masal pula (Bungin, 2006 : 72). Dalam kehidupan sehari-
hari, manusia tidak terlepas dari yang namanya komunikasi karna manusia saling
sebagainya.
Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari
bersifat melembaga; (2) bersifat satu arah; (3) meluas dan serempak; (4)
memakai peralatan teknisi dan mekanis; (5) bersifat terbuka (Cangara, 2007 :
126)
sebagai sarana penyampai pesan. Media penyiaran, yaitu radio dan televisi
merupakan salah satu bentuk media massa yang efesien dalam mencapai
organisasi yang menyebarkan informasi yang berupa produk budaya atau pesan
2008 : 14)
menggunakan spectrum frekuensi radio melalui udara, kabel, atau media lainnya
untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan
perangkat penerima siaran. Pasal 13 (1) jasa penyiaran terdiri atas : jasa
penyiaran radio dan jasa penyiaran televise. Pasal 1 (3) penyiaran adalah media
suara secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan
B. Saran
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan
sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan
nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang
pembahasan makalah diatas dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Oleh Dr. Redi Panuju, M.Si. Pengantar Studi (Ilmu) Komunikasi: Komunikasi
sebagai Kegiatan Komunikasi. Jakarta : Prenamedia Group (Divisi Kencana),
2018