Anda di halaman 1dari 29

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. EGC. Jakarta.

Azizah. M. L. (2011). Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta :


Graha Ilmu.

Carpenito, Lynda J. 2011. Diagnosa Keperawatan Jiibua edisi 8. Jakarta : EGC.

Dadang Haibuari, 2011, Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiibua Schizofrenia,


FKUL : Jakarta.
Dalami,W. 2009. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Tiras Info
Medika : Jakarta
DEPKES RI, 2006, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik , Direktorat Pelayanan
Keperawatan, 2010, Keperawatan Jiibua Teori dan Tindakan, : Jakarta.
DEPKES RI, 1996, Proses Keperawatan Jiibua 1.

Diklat Panduan Pengkajian Keperawatan Praktek Belajar Klinik Keperawatan Jiwa


Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan di Panti Jiwa Cimahi Bandung.
Fitria, N. (2009). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Lpdan Strategi Pelaksanaan
Tindakan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

FKUI. 2016. Modul Praktik Keperawatan Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.


(MPKP Jiwa). FKUI
Issac, Anm.2015. Keperawatan Kesehatan Jiibua dan Psikiatri. Edisi 3. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kelliat B.A dkk, 2008, Pusat Keperawatan Kesehatan Jiibua : Penerbit Buku
Kedokteran Kesehatan Jiibua, EGC : Jakarta.
Maramis, W.F. 2015. Ilmu Kedokteran Jiibua. Edisi 9. Surabaya : Airlangga
University Press.
Marlyyn E. Doengos. Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri editor bahasa
indonesia. Monica ester. Jakarta : EGC 2016
Muslim, Dr. Rusdi. 2008. Diagnosa gangguan Jiibua. Rujukan ringkas dari PPDGJ-

III.

Riyadi, S. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Stuart and Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Kesehatan Jiibua. Jakarta :
EGC.
Surya Direja, et al. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta :
Muha Medika : 2015.
Tim Diklat RSJ. Cisarua bandung 2007. Buku Panduan Asuhan Keperawatan Jiwa.

Toibunsend, Mary. C. 2010. Psychiatric Mental Health Nursing Concept of Care :


edisi 3. Philadelphia : F.A. Davis Company.
Townsend, M.C. (1998). Diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri :
pedoman untuk pembuatan rencana keperawatan. Jakarta : EGC (terjemahan).

WHO. 2004. Istilah Kesehatan Jiibua dan Psikiatri. Edisi 2. Jakarta : EGC.

Yosep, Iyus. S.Kp.,M.Si. 2017. Keperawatan Jiibua. Bandung : PT. Refika Aditama.
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Masalah Utama

Perilaku Kekerasan

2. Strategi Pelaksanaan

a. Pengertian

Perilaku kekersasan adalah suatu keadaan dimana emosi yang merupakan

campuran perasaan frustasi dan benci atau marah. Hal ini di dasarkan keadaan

emosi yang mendalam dari setiap orang sebagai bagian penting dari keadaan

emosional kita yang dapat di proyeksikan kelingkungan, kedalam diri atau

destruktif (yoseph 1945 iyus, 2010).

Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang di tujukan untuk melukai

dan mencelakakan individu lain yang tidak mengingingkan datangnya tingkah

laku tersebut. (purba, dkk : 2008).

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan

yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain,

maupun lingkungannya. (Fitria, 2009).

b. Etiologi

1. Faktor predisposisi

a. Faktor psikologis : Psikonalytikal theory : teori ini mendukung bahibua

perilaku agresif merupakan akibat dari instruktual drives. Freud

berpendapat bahwa perilaku manusia di pengaruhi oleh dua insting.


b. Faktor sosial budaya : Mengemukakan bahwa agresif tidak berbeda

dengan respon-respon yang lain. Agresif dapat di pelajari melalui

observasi atau imitasi dan semakin sering mendapatkan pengutan maka

semakin besar kemungkinan untuk terjadi. Jadi seseorang akan berespon

terhadap keterbangkitan emosionalnya secara agresif sesuai dengan

respon yang dipelajarinya. Kultur dapat pula mempengaruhi perilaku

kekerasan, adanya norma dapat membantu mendefinisikan ekspresi

agresif mana yang diterima atau tidak dapat diterima sehingga dapat

membantu individu untuk mengekpresikan marah secara asertif.

c. Faktor biologi : Ada beberapa penelitian membuktikan bahibua dorongan

agresif mempunyai dasar biologis, penelitian neurobiologis mendapatkan

bahibua adanyan stimulus elektris ringan pada hipotalamus ( yamg

berada ditengah sistem limbik).

2. Faktor presipitas

Faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku kekerasan seringkali berkaitan

dengan : ( yoseph : 2009 ).

a. Ekspresi diri, ingin menunjukan eksistensi atau simbol solidaritas

seperti dalam sebuah penonton sepak bola, geng sekolah, perkelahian

masal, dan sebagainya.

b. Ekpresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan sosial ekonomi.

c. Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu dalam keluarga serta

tidak membiasakan dialog untuk memecahkan masalah cenderung

melakukan kekerasan dalam menyelesaikan konflik.

d. Ketidaksiapan seorang ibu dalam meraibuat anak dan ketidakmampuan

dirinya sebagai seorang yang dewasa.


c. Tanda dan Gejala

Menurut yoseph (2009) tanda dan gejala perilaku kekerasan adalah :

1. Fisik

a). Muka merah dan tegang

b). Mata melotot dan pandangan tajam

c). Tangan mengepal

d). Rahang mengatup

e) postur \ tubuh kaku

f). Jalan mondar mandir

2. Verbal

a). Bicara keras

b). Suara tinggi, membentak, atau berteriak

c). Mengumpat dengan kata-kata kotor

d) suara keras

e). Ketus

3. Perilaku

a). Melompat atau memukul benda kepada orang lain

b). Menyerang orang lain

c). Melukai diri sendiri atau orang lain

d). Merusak lingkungan

e). Mengamuk / agresif

4. Emosi

Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, rasa terganggu demam dan jengkel,

tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi, menyalahkan, dan

menunjuk kepada orang lain.


5. Intelektual

Mendominasi, cereibuet, keras kepala, berdebat, meremehkan orang lain.

6. Spiritual

Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik orang lain,

menyinggung perasaan orang lain, tidak peduli dan kasar.

7. Sosial

Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, sidikan.

8. Perhatian

Bolos, mencuri, melarikan diri, penyimpangan sosial.

d. Rentang Respon Marah

Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respons terhadap

kecemasan/kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman (Stuart

dan Sundeen, 1998). Perasaan marah normal bagi tiap individu, namun perilaku yang

dimanifestasikan oleh perasaan marah dapat berflutuasi sepanjang rentang adaptif dan

maladaptif.

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk

(Stuart and Sudeen, 1998).

1.    Respon Adaptif.

1)    Asertif

adalah mengemukakan pendapat atau mengekspresikan rasa tidak senang atau tidak

setuju tanpa menyakiti laibuan bicara.


2)    Frustasi

Adalah suatu proses yang menyebabkan terhambatnya seseorang dalam mencapai

keinginannya. Individu tersebut tidak dapat menerima atau menunda sementara sambil

menunggu kesempatan yang memungkinkan. Selanjutnya individu merasa tidak

mampu dalam mengungkapkan perannya dan terlihat pasif.

2.    Respon transisi

Pasif adalah suatu perilaku dimana seseorang merasa tidak mampu untuk

mengungkapkan perasaannya sebagai usaha mempertahankan hak-haknya. Klien

tampak pemalu, pendiam, sulit diajak bicara karena merasa kurang mampu, rendah

diri atau kurang menghargai dirinya.

3.   Respon maladaptif

1)    Agresif

Adalah suatu perilaku yang mengerti rasa marah, merupakan dorongan mental untuk

bertindak (dapat secara konstruksi/destruksi) dan masih terkontrol. Perilaku agresif

dapat dibedakan dalam 2 kelompok, yaitu pasif agresif dan aktif agresif.

a.    Pasif agresif

Adalah perilaku yang tampak dapat berupa pendendam, bermuka asam, keras kepala,

suka menghambat dan bermalas-malasan.

b.    Aktif agresif

Adalah sikap menentang, suka membantah, bicara keras, cenderung menu0ntut secara

terus menerus, bertingkah laku kasar disertai kekerasan.

2)    Amuk

Adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat dan disertai kehilangan kontrol diri.

Individu dapat merusak diri sendiri, orang lain atau lingkungan. (Stuart and Sudeen,

1998).
e. Akibat Dari Perilaku Kekerasan

Klien dengan perilaku kekerasan dapat menyebabkan resiko tinggi mencederai

diri, orang lain, dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan

yang mungkin dapat melukai atau membahayakan diri, orang lain dan

lingkungan.

f. Penatalaksanaan

obat yang diberikan klien dengan menderita gangguan jiibua amuk ada dua :

1. Medis

a. Nozinan yaitu sebagai pengontrol perilaku psikososial.

b. Halloperidol yaitu pengontrol psikosi dan perilaku merusak diri.

c. Thrihexi phenidil yaitu mengontrol perilaku merusak diri dan

menenangkan hiperaktivitas.

d. ECT ( Electro Convulsive Theraphy ) yaitu menenangkan klien bila

mengarah pada keadaan amuk.

2. Penatalaksaan Keperawatan

a. Psokoterapeutik

b. Lingkungan terapeutik

c. Kefiatan hidup sehari-hari

d. Pendididikan kesehatan
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

PERILAKU KEKERASAN

Nama Klien : Ny.S


Hari / Tanggal : Kamis 13 April 2017
Sp / Pertemuan : 2/1
Panti Gramnesia Kota Cirebon

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
Data Subjektif
- Klien mengatakan pernah melakukan tindak kekerasan
- Klien mengatakan sering merasa marah tanpa sebab

Data Objektif
- Klien tampak tegang saat bercerita
- Pembicaraan klien kasar jika dia menceritakan marahnya
- Nada suara tinggi

2.    Diagnosa Keperawatan :


Risiko perilaku kekerasan

3.    Tujuan Khusus


a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
c. Klien dapat mengidentifikasi tanda gejala perilaku kekerasan
d.    Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
e.    Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
f.    Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
g.  Klien dapat memasukkan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian.
4.    Tindakan Keperawatan :
a. Bina hubungan saling percaya
b. Bantu klien untuk mengungkapkan perasaan marahnya
c. Bantu klien mengungkapkan penyebab perilaku kekerasan
d. Bantu klien mengungkapkan tanda gejala perilaku kekerasan yang dialaminya
e.  Diskusikan dengan klien perilaku kekerasan yang dilakukan selama ini
f.   Diskusikan dengan klien akibat negative (kerugian) cara yang dilakukan pada diri
sendiri, orang lain/keluarga, dan lingkungan
g. Anjurkan klien untuk memasukkan kegiatan didalam jadwal kegiatan harian

A. STRATEGI KOMUNIKASI
1.      Fase Orientasi
         Salam Terapeutik :
Assalamualaikum bu, perkenalkan nama saya Ida Widanengsih senang dipanggil Ida, saya
mahasiswa Keperawatan dari STIKes YPIB Majalengka, saya akan merawat ibu dari jam
13.00 siang. Nama ibu siapa?, senang dipanggil apa?.
         Evaluasi/ Validasi :
Bagaimana perasaan ibu pada pagi hari ini?,
         Kontrak :
  Topik :
Baik lah bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang penyebab marah ibu dan cara
mengontrol rasa marah yang ibu rasakan.
  Waktu :
Mau berapa lama kita berbicang-bincang bu? bagaimana kalau 30 menit?
  Tempat :
Dimana ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau disini saja.

2.      Fase Kerja


Apa yang menyebabkan ibu marah? pada saat penyebab marah itu ada, apa yang ibu
rasakan? Jadi saat ibu marah ibu merasakan dada ibu berdebar-debar. Ada lagi ibu? Kalau
mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal, apakah ibu merasakannya?
Setelah itu apa yang ibu lakukan agar rasa marah itu hilang? Jadi ibu memecahkan piring ?
apakah dengan memecahkan piring rasa marah ibu bisa hilang?. Menurut ibu apa kerugian
yang ibu lakukan? Betul, piring jadi pecah dan ibu mertua ibu tambah marah dengan ibu.
menurut ibu adakah cara lain yang lebih baik? Bagaimana kalau kita belajar cara mengontol
kemarahan tanpa menimbulkan kerugian? Jadi cara mengontrol marah itu ada 4 yang pertama
dengan patuh minum obat, kedua kegiatan fisik seperti tarik nafas dalam dan pukul bantal,
ketiga cara sosial atau verbal dan yang terakhir cara spiritual.
Baik, sekarang kita akan belajar mengontrol perasaan marah dengan cara pertama
yaitu tentang pentingnya minum obat dan tentang cara minum obat yang benar. Apakah ibu
sudah mendapatkan obat dari dokter? Obatnya ini bu, ibu perlu minum obat ini secara teratur
agar pikirannya jadi tenang dan tidurnya juga menjadi nyenyak. Obatnya ada tiga macam ibu,
yang ibuarnanya orange namanya CPZ, yang ibuarna putih namanya THP, dan yang ibuarna
merah jambu ini namanya HLP. Semua obat ini harus ibu minum 3 kali sehari yaitu jam 7
pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam.
Bila nanti setelah minum obat mulut ibu terasa kering, untuk membantu mengatasinya
dengan mengisap-isap es batu atau dengan minum air putih, dan jika ibu merasa mata ibu
berkunang-kunang, ibu sebaiknya istirahat dan jangan beraktifitas dulu.
Sebelum minum obat ini ibu harus lihat dulu label yang menempel di bungkus obat,
apakah nama ibu yang benar tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa
obanya diminum dan cara minum obatnya.
Ibu harus secara teratur minum obat dan jangan pernah menghentikan minum obat
sebelum konsultasi dengan dokter.

3.      Fase Terminasi


         Eavaluasi subjektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol rasa marah
dengan cara minum obat yang benar? Iya jadi yang menyebabkan ibu marah adalah karena
tidak dianggap sama mertua ibu dan ibu memecahkan piring kalau itu terjadi, sehingga
akibatnya mertua ibu jadi tambah marah
         Evaluasi objektif :
Coba ibu sebutkan lagi cara minum obat yang benar? Bagus.
         Rencana Tindak Lanjut
Sekarang mari kita masukan minum obat dalam jadwal.
         Kontrak
  Topik :
Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melihat sejauh mana ibu melaksanakan minum obat
dengan teratur,serta apakah hal tersebut dapat mencegah rasa marah
Besok saya akan kemari lagi dan kita akan latihan mengontrol marah kegiatan fisik yaitu tarik
nafas dalam dan pukul bantal atau kasur.
  Waktu :
Ibu mau jam berapa? Baik jam 15 sore ya.
  Tempat :
Tempatnya dimana ibu? bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita ketemu lagi disini jam
15 ya bu. Assalamualaikum ibu.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

PERILAKU KEKERASAN

Nama Klien : Ny.S


Hari / Tanggal : Jum’at 14 April 2017
Sp / Pertemuan : 2/2
Panti Gramnesia Kota Cirebon

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
Data Subjektif
- Klien mengatakan masih melakukan tindak kekerasan
- Klien mengatakan masih sering merasa marah tanpa sebab

Data Objektif
- Klien tampak tegang saat bercerita
- Pembicaraan klien kasar jika dia menceritakan marahnya
- Nada suara tinggi

2. Diagnosa Keperawatan :
Risiko perilaku kekerasan

3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
c. Klien dapat memasukkan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian.

4. Tindakan Keperawatan :
a. Bina hubungan saling percaya
b. Bantu klien menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
c. Anjurkan klien untuk memasukkan kegiatan didalam jadwal kegiatan harian
1.      Fase orientasi
         Salam terapeutik
Assalamualaikum ibu. Apakah ibu masih ingat dengan saya? Sesuai janji saya kemarin saya
datang lagi.
         Evaluasi / validasi :
Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Apakah ada yang menyebabkan ibu marah? Apakah ibu
sudah minum obat dengan teratur?
         Kontrak :
  Topik :
Bagaimana kalau sekarang kita berbincang- bincang tentang cara mengontrol rasa marah
denga cara yang kedua yaitu latihan fisik dengan tarik nafas dalam dan pukul bantal atau
kasur?
  Waktu :
Berapa lama ibu mau berbincang-bincang tentang hal tersebut? Bagaiman kalau 30 menit?
  Tempat :
Ibu mau dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau disini saja

2.      Fase kerja


Baik, sekarang kita akan belajar mengontrol perasaan marah dengan cara kedua yaitu
kegiatan fisik dengan tarik nafas dalam dan pukul bantal. Jadi kalau ibu marah dan muncul
perasaan kesal, berdebar-debar, mata melotot, ibu dapat melakukan tarik nafas dalam dan
pukul kasur dan bantal. Pertama kita akan mencoba latihan tarik nafas dalam. Carannya
berdiri, tarik nafas secara perlahan dari hidung, tahan sebentar, kemudian keluarkan perlahan-
lahan melalui mulut.caba lihat saya ya ibu. apakah ibu sudah mengerti? Sekarang coba ibu
yang melakukannya? Bagus, coba ulangi ibu? bagus ibu sudah melukannya dengan baik.
Latihan kedua yaitu pukul bantal atau kasur. Dimana kamar ibu? jadi kalau nanti ibu
kesal dan ingin marah, langsung kekamar dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan
memukul kasur atau bantal. Jadi caranya seperti ini bu. sekarang coba ibu yang
melakukannya?. Ya bagus sekali ibu melakukannya dengan baik.
3.      Fase terminasi
         Evaluasi objektif
Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang tentang perasaan marah dan cara mengontrol
rasa marah dengan tarik nafas dalam dan memukul kasur dan bantal..
         Evaluasi subjektif :
Coba ibu lakukan lagi cara mengontrol marah dengan latihan tarik nafas dalam dan memukul
bantal, bagus ibu melakukannya dengan baik, jadi kalau ada keinginan marah ibu bisa
gunakan kedua cara itu.
         Rencana Tindak lanjut
Sekarang mari kita masukan dalam jadwal. Berapa kali ibu mau latihan tarik nafas dalam dan
pukul kasur atau bantal?
         Kontrak :
 Topik :
Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melihat sejauh mana ibu melaksanakan latihan tarik
nafas dalam dan pukul kasur atau bantal,serta apakah hal tersebut dapat mencegah rasa
marah. Saya juga akan melatih ibu cara mengontrol perasan marah dengan cara bicara
dengan baik.
  Waktu :
Ibu mau jam berapa kita bebincan-bincang besok, bagaimana kalau jam 15 ?
  Tempat :
Ibu mau dimana? Bagaimana kalau kita ketemu lagi disini, Assalamualaikum bu.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

HARGA DIRI RENDAH

Nama Klien : Ny.S


Hari / Tanggal : Kamis 13 April 2017
Sp / Pertemuan : 2/1
Panti Gramnesia Kota Cirebon

A.    PROSES KEPERAWATAN


1.      Kondisi Klien
DS :
- Klien mengatakan merasa tersisihkan oleh ibu dan keluarganya

- klien mengatakan merasa tidak berguna karena saudara klien sudah sukses

sedangkan klien hanya menjadi ibu rumah tangga.

DS :
- klien tampak sedih

- klien lebih sering tidur

2.      Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah

3.      Tujuan : Pasien mampu :


  Membina hubungan saling percaya
  Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
  Menilai kemampuan yang dapat digunakan
  Menetapkan atau memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
  Melatih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan
  Merencanakan kegiatan yang telah dilatih
4.      Tindakan Keperawatan
1)      Membina hubungan saling percaya dengan cara :
  Ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien
  Perkenalkan diri dengan pasien
  Tanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
  Buat kontrak asuhan
  Jelaskan bahibua perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan
terapi
  Tunjukkan sikap empati terhadap klien
  Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan
2)      Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien :
  Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien (buat daftar
kegiatan)
  Beri pujian yang realistik dan hindarkan memberikan penilaian yang negatif setiap kali
bertemu dengan pasien
3)      Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
  Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini ( pilih dari daftar kegiatan ) :
buat daftra kegiatan yang dapat dilakuakn saat ini
  Bantu pasien menyebutkan dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri yang
diungkapkan pasien
4)      Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan berdasarkan daftar kegiatan yang
dilakukan
  Diskusikan kegiatan yang akan dipilih untuk dilatih saat pertemuan
  Bantu pasien memberikan alasan terhadap pilihan yang ia tetapkan
5)      Melatih kegiatan yang telah dipilih pasien sesuai kemampuan
  Latih kegiatan yang dipilih (alat atau cara melakukannya)
  Bantu pasien memasukkan pada jadwal kegiatn untuk latihan dua kali per hari
  Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang diperlihatkan pasien
6)      Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya dan menyusun
rencana kegiatan
  Beri kesempatan klien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan
  Beri pujian atas kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari
  Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap aktifitas
  Susun daftar aktifitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1.      Fase Orientasi
 Salam Terapeutik :
Assalamualaikum bu, perkenalkan nama saya Ida Widanengsih senang dipanggil Ida, saya
mahasiswa Keperawatan STIKes YPIB Majalengka, saya akan merawat ibu dari jam 8 pagi
sampai jam 16 sore nanti. Nama ibu siapa?, senang dipanggil apa?.
 Evaluasi/ Validasi :
Bagaimana perasaan ibu pada pagi hari ini?, oo jadi ibu merasa tidak berguna kalau dirumah?
 Kontrak :
  Topik :
Baik lah bagaimana kalau kita membicarakan tentang perasaan ibu dan kemampuan yang ibu
miliki? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat ibu dilakukan. Setelah kita
nilai, kita akan pilih beberapa kegiatan untuk kita latih .
  Waktu :
Mau berapa lama kita berbicang-bincang bu? bagaimana kalau 30 menit?
  Tempat :
Dimana ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau disini saja.

2.      Fase Kerja


Sebelumnya saya ingin menanyakan tentang penilaian ibu terhadap diri ibu, tadi ibu
mengatakan merasa tidak berguna kalau dirumah. Apa yang menyebabkan ibu merasa
demikian?
Jadi ibu merasa telah gagal memenuhi keinginan orang tua ibu, apakah ada hal lain yang
tidak menyenangkan yang ibu rasakan?
Bagaimana hubungan ibu dengan keluarga dan teman-teman setelah setelah ibu
merasakan hidup ibu yang tidak berarti dan tidak berguna?, oo jadi ibu menjadi malu dan
malam, ada lagi bu?. Tadi ibu mengatakan gagal dalam memenuhi keingina orang tua.
Sebenarnya apa saja harapan dan cita-cita ibu?. Yang mana saja harapan ibu yang sudah
tercapai?. Bagaimana usaha ibu untuk mencapai harapan yang belum terpenuhi?
Agar dapat mencapai harapan-harapan ibu, mari kita sama-sama menilai kemampuan
yang ibu miliki untuk dilatih dan dikembangkan. Coba ibu sebutkan kemampuan apa saja
yang ibu pernah miliki?, bagus apalagi bu? Kegiatan rumah tangga yang bisa ibu lakukan?
Bagus, apalagi bu?
Wah bagus sekali ada 5 kemampuan dan kegiatan yang ibu miliki. Nah sekarang dari
lima kemampuan yang ibu miliki mana yang masih dapat dilakukan dipanti? Coba kita lihat
yang pertama bisa bu? Yang kedua bu? (sampai yang kegiatan yang kelima). Bagus sekali,
ternyata ada empat kegiatan yang masih dapat ibu lakukan dipanti.
Nah dari keempat kegiatan yang telah dipilih untuk dikerjakan dipanti, mana yang
dilatih hari ini?. Baik mari kita latihan merapikan tempat tidur, tujuannya agar ibu dapat
meningkatkan kemampuan merapikan tempat tidur dan merasakan manfaatnya. Dimana
kamar ibu?
Nah kalau kita akan merapikan tempat tidur, kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya, kemudian kita angkat seprainya dan kasurnya kita balik. Nah sekaramg kita
pasang lagi seprainya. Kita mulai dari arah atas ya bu. Kemudian bagian kakinya, tarik dan
masukan, lalu bagian pinggir dimasukan, sekarang ambil bantal, rapikan dan letakkan
dibagian atas kepala.

3.      Fase Terminasi


         Eavaluasi subjektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita latiahn merapikan tempat tidur?
         Evaluasi objektif :
Nah coba ibu sebutkan lagi langkah-langkah merapikan tempat tidur? Bagus.
         Rencana Tindak Lanjut
Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian ibu, mau berapa kali ibu melakukannya?
Bagus 2 kali…pagi-pagi setelah bangun tidur dan jam 4 setelah istiraht siang. Jika ibu
melakukannya tanpa diingatkan peraibuta ibu beri tanda M, tapi kalau ibu merapikan tempat
tidur dibantu atau diingatkan perawat ibu beri tanda B, tapi kalau ibu tidak melakukannya ibu
buat T.
 Kontrak
  Topik :
Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan ibu yang kedua.
  Waktu :
Ibu mau jam berapa? Baik jam 10 pagi ya.
  Tempat :
Tempatnya dimana ibu? bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita ketemu lagi disini jam
10 ya bu. Assalamualaikum ibu.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

HARGA DIRI RENDAH

Nama Klien : Ny.S


Hari / Tanggal : Jum’at 14 April 2017
Sp / Pertemuan : 2/1
Panti Gramnesia Kota Cirebon

A.    PROSES KEPERAWATAN


1.      Kondisi Klien
DS :
- klien mengatakan merasa tidak berguna karena saudara klien sudah sukses

sedangkan klien hanya menjadi ibu rumah tangga.

DS :
- klien tampak sedih

- klien lebih sering tidur

2.      Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah

3.      Tujuan : Pasien mampu :


  Membina hubungan saling percaya
  Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
  Menilai kemampuan yang dapat digunakan
  Menetapkan atau memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
  Melatih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan
  Merencanakan kegiatan yang telah dilatih
1.      Fase orientasi
         Salam terapeutik
Assalamualaikum ibu. Apakah ibu masih ingat dengan saya? Sesuai janji saya kemarin saya
datang lagi.
         Evaluasi / validasi :
Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Bagaimana dengan perasaan negatif yang ibu rasakan?
Bagus sekali berarti perasaan tidak berguna yang ibu rasakan sudah berkurang. Bagaimana
dengan kegiatan merapikan tempat tidurnya?, boleh saya lihat kamar tidurnya? Tempat
tidurnya rapi sekali.
Sekarang mari kita lihat jadwalnya, ibuah ternyata ibu telah melaukan kegiatan merapikan
tempat tidur sesuai jadwal, lalu apa manfaat yang ibu rasakan dengan melaukan kegiatan
merapikan tempat tidur secara terjadwal?
         Kontrak :
  Topik :
Sekarang kita akan kita akan lanjutkan latihan kegiatan yang kedua. Hari kita mau latihan
cuci piring kan?
  Waktu :
Kita akan melakukan latihan cuci piring selamaa 30 menit bu
  Tempat :
Dimana tempat mencuci piringnya bu?

2.      Fase kerja


Baik, sebelum mencuci piring, kita persiapkan dulu perlengkapan untuk mencuci piring.
Menurut ibu apa saja yang kita perlu kita siapkan saat mencuci piring?, ya bagus, jadi
sebelum mencuci piring kita perlu menyiapkan alatnya yaitu sabun cuci piring dan spoons
untuk mencuci piring. Selain itu juga tersedia air bersih untuk membilas piring yang telah
kita sabuni
Nah sekarang bagaimana langkah-langkah atau cara mencuci yang biasa ibu lakukan? Benar
sekali, tapi sebaiknya sebelum kita mencuci piring pertama kita bersihkan pirimng dari sisa-
sisa makanan dan kita kumpulkan disuatu tempat atau tempat sampah. Kemudian kita basahi
piring dengan air, lalu sabuni seluruh permukaan piring, dan kemudian dibilas hingga bersih
sampai piringnya tidak teras licin lagi. Kemudian kita letakkan pada rak piring yang tersedia.
Jika ada piring dan gelas, maka yang pertama kali kita cuci adalh gelasnya, setelah itu baru
piringnya. Sekarang bisa kita mulai bu. Bagus sekali, ibu telah mencuci piring dengan cara
yang baik. Menurut ibu bagaiman perbedaan setelah piring dicuci dibandingkan tadi sebelum
piring belum dicuci?

3.      Fase terminasi


         Eavaluasi subjektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan mencuci piring?
         Evaluasi objektif :
Nah coba ibu sebutkan lagi langkah-langkah mencuci piring yang baik bu? Bagus bu.
         Rencana Tindak Lanjut
Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian ibu, mau berapa kali ibu melakukannya?
Bagus 3 kali…setelah selesei makan sarapan, siang dan malam ya bu. Jika ibu melakukannya
tanpa diingatkan perawat ibu beri tanda M, tapi kalau ibu mencuci piring dibantu atau
diingatkan perawat ibu beri tanda B, tapi kalau ibu tidak melakukannya ibu buat T.
 Kontrak
  Topik :
Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan ibu yang ketiga.
  Waktu :
Ibu mau jam berapa? Baik jam 15 sore ya.
  Tempat :
Tempatnya dimana ibu? bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita ketemu lagi disini jam
15 ya. Assalamualaikum ibu.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

HALUSINASI

Nama Klien : Ny.S


Hari / Tanggal : Kamis 13 April 2017
Sp / Pertemuan : 2/1
Panti Gramnesia Kota Cirebon

A.    PROSES KEPERAWATAN


1.      Kondisi Klien
DS :
- Klien mengatakan pernah mendengar suara - suara atau melihat sesuatu
- Klien mengatakan merasakan adanya bisikan-bisikan.
DS :
- klien tampak seperti mendengarkan sesuatu

- Klien tampak tertaibua sendiri.


- Klien tampak mengarahkan telinganya ke suatu tempat

2.      Diagnosa Keperawatan : Halusinasi

3.      Tujuan : Pasien mampu :


a.       Membina hubungan saling percaya.
b.      Mengenal halusinasi dan mampu mengontrol halusinasi dengan menghardik.
c.       Mengontrol halusinasi dengan enam benar minum obat.
d.      Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.
e.       Mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas sehari-hari
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1.      Fase Orientasi.
a. Salam terapeutik : Assalamualaikum..!!! selamat pagi bu… perkenalkan nama saya Ida.
Saya mahasiswa praktek dari STIKes YPIB Majalengka yang akan dinas di Panti Gramnesia
ini selama 1 minggu. Hari ini saya dinas pagi dari jam 09:00 pagi sampai jam 17:00 sore.
Saya akan merawat mbak selama di panti ini. Nama mbak siapa? Senangnya di panggil apa ?
b.      Evaluasi/validasi : Bagaimana keadaan ibu hari ini ?
c.       Kontrak :
  Topik : Baiklah bu, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang suara yang
mengganggu ibu dan cara mengontrol suara-suara tersebut, Apakah bersedia?
  Waktu : Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
  Tempat : ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?
Baiklah ibu.

2.      Fase Kerja.


Apakah ibu mendengar suara tanpa ada wujudnya? Saya percaya ibu mendengar suara
tersebut, tetapi saya sendiri tidak mendengar suara itu. Apakah ibu mnedengarnya trus
menerus atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering ibu mendengar suara itu? Berapa
kali dalam sehari ibu mendengarnya? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada
ibuaktu sendiri? Apa yang ibu rasakan ketika mendengar suara itu? Bagaimana perasaan ibu
ketika mendengar suara tersebut? Kemudian apa yang ibu lakukan? Apakah dengan cara
tersebut suara-suara itu hilang? Apa yang ibu alami itu namanya Halusinasi. Ada empat cara
untuk mengontrol halusinasi yaitu menghardik, minum obat, bercakap-cakap, dan melakukan
aktifitas.
Bagaimana kalau kita latih cara yang pertama dahulu, yaitu dengan menghardik, apakah
ibu bersedia? Bagaimana kalau kita mulai ya.. baiklah saya akan mempraktekan dahulu baru
ibu mempraktekkan kembali apa yang telah saya lakukan. Begini ibu jika suara itu muncul
katakan dengan keras “ pergi..pergi saya tidak mau dengar.. kamu suara palsu” sambil
menutup kedua telinga ibu. seperti ini ya ibu. coba sekarang ibu ulangi lagi seperti yang saya
lakukan atdi. Bagus sekali ibu, coba sekali lagi ibu. ibu bagus sekali ibu.
3.      Terminasi.
a.       Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita kita bercakap-cakap? Jadi suara-suara itu menyuruh
ibu untuk mengejek, terus menerus terjadi dan terutama kalau sendiri dan ibu merasa kesal.
Seperti yang telah kita perlajari bila suara-suara itu muncul ibu bisa mengatakan “ pergi-pergi
saya tidak mau dengar kamu suara palsu”

b.      Rencana Tindak Lanjut :


ibu lakukan itu sampai suara itu tidak terdengar lagi, lakukan itu selama 3 kali sehari yaitu
jam 09:00, 14:00 dan jam 20:00 cara mengisi buku kegiatan harian adalah sesuai dengan
jadwal keegiatan harian yang telah kita buat tadi ya ibu? . Jika ibu melakukanya secara
mandiri makan ibu menuliskan M, jika ibu melakukannya dibantu atau diingatkan oleh
keluarga atau teman makan ibu buat ibu, Jika ibu tidak melakukanya maka ibu tulis T. apakah
ibu mengerti? Coba ibu ulangi? Naah bagus ibu

c.       Kontrak yang akan datang :


  Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang cara yang kedua
yaitu denganminum obat untuk mencegah suara-suara itu muncul, apakah ibu bersedia?
 Waktu :
ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00 ?
  Tempat :
ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu? Baiklah
ibu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok ibu. saya permisi
Assalamualaikum.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

HALUSINASI

Nama Klien : Ny.S


Hari / Tanggal : Jum’at 14 April 2017
Sp / Pertemuan : 2/2
Panti Gramnesia Kota Cirebon

A.    PROSES KEPERAWATAN


1.      Kondisi Klien.
Data subjektif :
         Klien mengatakan mendengar suara laki-laki yang mengejeknya.
         Klien mengatakan suara itu timbul ketika sendiri.
Data objektif :
         Klien tampak mengarahkan telinga ke suatu tempat.
         Klien tampak tertaibua dan berbicara sendiri.

2.      Diagnosa Keperawatan.


Gangguan Persepsi Sensori :Halusinasi pendengaran

3.      Tindakan Keperawatan.


a. Pasien mampu mengontrol halusinasi pendengaran dengan enam benar minum obat.
b.       Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
c.      Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiibua.
d.       Jelaskan akibat bila obat tidak digunakan sesuai program.
e.      Jelaskan akibat bila putus obat.
f.       Jelaskan cara mendapatkan obat.
g.       Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 6 benar (benar obat, benar pasien,
benar cara, benar ibuaktu, benar dosis dan kontinuitas.
B.     STRATEGI KOMUNIKASI.
1.      Fase Orientasi.
a.       Salam Terapeutik.
Assalamualaikum ibu, masih ingat dengan saya? bagaimana perasaan ibu hari ini?
b.      Evaluasi/validasi.
Apakah ibu Halusinasinya masih ada? Apakah ibu telah melakukan apa yang telah kita
pelajari kemarin? Bagaimana pakah dengan menghardik suara-suara yang ibu dengar
berkurang? Bagus sekarag coba praktekkan pada saya bagaiman ibu melakukannya. Bagus
sekali ibu. coba lihat jadwal kegiatan hariannya bagus sekali ibu
c.       Kontrak.
  Topik :
Baiklah ibu sesuai janji kita kemaren hari ini kita akan latihan cara yang kedua dari empat
mengendalikan suara-suara yang muncul yaitu cara minum obat yang benar, Apakah
bersedia?
  Waktu :
Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
  Tempat :
ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu? Baiklah ibu.

2.      Fase Kerja.


Ibu sudah dapat obat dari ibuk Perawat? ibu perlu meminum obat ini secara teratur agar
pikiran jadi tenang, dan tidurnya juga menjadi nyenyak. Obatnya ada tiga macam, yang
ibuarnanya orange namanya CPZ minum 3 kali sehari gunanya supaya tenang dan berkurang
rasa marah dan mondar mandirnya, yang ibuarnanya putih namanya THP minum 3 kali sehari
supaya relaks dan tidak kaku, yang ibuarnanya merah jambu ini namanya HLP gunannya
untuk menghilangkan suara-suara yang ibu dengar. semuanya ini harus ibu minum 3 kali
sehari yaitu jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam. Bila nanti mulut ibu terasa kering,
untuk membantu mengatasinya ibu bisa menghisap es batu yang bisa diminta pada perawat.
Bila ibu merasa mata berkunang-kunang, ibu sebaiknya istirahat dan jangan beeraktivitas
dulu. Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya ibu.
Sebelum ibu meminum obat lihat dulu label yang menempel di bungkus obat, apakah
benar nama ibu yang tertulis disitu. Selain itu ibu perlu memperhatikan jenis obatnya, berapa
dosis, satu atau dua butir obat yang harus diminum, jam berapa saja obatnya harus diminum,
dan cara meminum obanya. ibu harus meminum obat secara teratur dan tidak
menghentikannya tanpa konsultasi dengan dokter. Sekarang kita memasukan ibuaktu
meminum obat kedalam jadwal ya. cara mengisi jadwalnya adalah jika ibu minum obatnya
sendiri tanpa diingatkan oleh perawat atau teman maka di isi dengan M atinya mandiri, jika
ibu meminum obatnya diingatkan oleh perawat atau oleh teman maka di isi B artinya dibantu,
jika ibu tidak meminum obatnya maka di isi T artinya tidak melakukannya. Mengerti ibu?
coba ibu ulangi kembali cara mengisi jadwal kegiatan? Nah bagus, ibu sudah mengerti.

3.      Fase Terminasi.


a.       Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang tentang obat? Sudah berapa cara
yang kita latih untuk mengontrol suara-suara? Coba ibu sebutkan.
b.      Rencana Tindak Lanjut :
Jadwal minum obatnya sudah kita buat yaitu 07:00, 13:00 dan 19:00 pada jadwal kegiatan
ibu. Nah sekarang kita masukan kedalam jadwal minum obat yang telah kita buat tadi ya ibu.
jangan lupa laksanakan semua dengan teratur ya..
c.       Kontrak yang akan datang :
  Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk melihat manfaat minum obat
dan berlatih cara untuk mengontrol halusinasi yang ketiga yaitu bercakap-cakap dengan
orang lain. apakah ibu bersedia?
  Waktu
ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00 ?
  Tempat :
ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu? Baiklah
Bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok ibu. saya permisi
Assalamualaikum.

Anda mungkin juga menyukai