III.
Stuart and Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Kesehatan Jiibua. Jakarta :
EGC.
Surya Direja, et al. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta :
Muha Medika : 2015.
Tim Diklat RSJ. Cisarua bandung 2007. Buku Panduan Asuhan Keperawatan Jiwa.
WHO. 2004. Istilah Kesehatan Jiibua dan Psikiatri. Edisi 2. Jakarta : EGC.
Yosep, Iyus. S.Kp.,M.Si. 2017. Keperawatan Jiibua. Bandung : PT. Refika Aditama.
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Masalah Utama
Perilaku Kekerasan
2. Strategi Pelaksanaan
a. Pengertian
campuran perasaan frustasi dan benci atau marah. Hal ini di dasarkan keadaan
emosi yang mendalam dari setiap orang sebagai bagian penting dari keadaan
Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang di tujukan untuk melukai
yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain,
b. Etiologi
1. Faktor predisposisi
agresif mana yang diterima atau tidak dapat diterima sehingga dapat
2. Faktor presipitas
1. Fisik
2. Verbal
d) suara keras
e). Ketus
3. Perilaku
4. Emosi
Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, rasa terganggu demam dan jengkel,
6. Spiritual
7. Sosial
8. Perhatian
dan Sundeen, 1998). Perasaan marah normal bagi tiap individu, namun perilaku yang
dimanifestasikan oleh perasaan marah dapat berflutuasi sepanjang rentang adaptif dan
maladaptif.
1) Asertif
adalah mengemukakan pendapat atau mengekspresikan rasa tidak senang atau tidak
keinginannya. Individu tersebut tidak dapat menerima atau menunda sementara sambil
Pasif adalah suatu perilaku dimana seseorang merasa tidak mampu untuk
tampak pemalu, pendiam, sulit diajak bicara karena merasa kurang mampu, rendah
1) Agresif
Adalah suatu perilaku yang mengerti rasa marah, merupakan dorongan mental untuk
dapat dibedakan dalam 2 kelompok, yaitu pasif agresif dan aktif agresif.
Adalah perilaku yang tampak dapat berupa pendendam, bermuka asam, keras kepala,
Adalah sikap menentang, suka membantah, bicara keras, cenderung menu0ntut secara
2) Amuk
Adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat dan disertai kehilangan kontrol diri.
Individu dapat merusak diri sendiri, orang lain atau lingkungan. (Stuart and Sudeen,
1998).
e. Akibat Dari Perilaku Kekerasan
diri, orang lain, dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan
yang mungkin dapat melukai atau membahayakan diri, orang lain dan
lingkungan.
f. Penatalaksanaan
obat yang diberikan klien dengan menderita gangguan jiibua amuk ada dua :
1. Medis
menenangkan hiperaktivitas.
2. Penatalaksaan Keperawatan
a. Psokoterapeutik
b. Lingkungan terapeutik
d. Pendididikan kesehatan
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
PERILAKU KEKERASAN
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
Data Subjektif
- Klien mengatakan pernah melakukan tindak kekerasan
- Klien mengatakan sering merasa marah tanpa sebab
Data Objektif
- Klien tampak tegang saat bercerita
- Pembicaraan klien kasar jika dia menceritakan marahnya
- Nada suara tinggi
A. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
Salam Terapeutik :
Assalamualaikum bu, perkenalkan nama saya Ida Widanengsih senang dipanggil Ida, saya
mahasiswa Keperawatan dari STIKes YPIB Majalengka, saya akan merawat ibu dari jam
13.00 siang. Nama ibu siapa?, senang dipanggil apa?.
Evaluasi/ Validasi :
Bagaimana perasaan ibu pada pagi hari ini?,
Kontrak :
Topik :
Baik lah bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang penyebab marah ibu dan cara
mengontrol rasa marah yang ibu rasakan.
Waktu :
Mau berapa lama kita berbicang-bincang bu? bagaimana kalau 30 menit?
Tempat :
Dimana ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau disini saja.
PERILAKU KEKERASAN
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
Data Subjektif
- Klien mengatakan masih melakukan tindak kekerasan
- Klien mengatakan masih sering merasa marah tanpa sebab
Data Objektif
- Klien tampak tegang saat bercerita
- Pembicaraan klien kasar jika dia menceritakan marahnya
- Nada suara tinggi
2. Diagnosa Keperawatan :
Risiko perilaku kekerasan
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
c. Klien dapat memasukkan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian.
4. Tindakan Keperawatan :
a. Bina hubungan saling percaya
b. Bantu klien menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
c. Anjurkan klien untuk memasukkan kegiatan didalam jadwal kegiatan harian
1. Fase orientasi
Salam terapeutik
Assalamualaikum ibu. Apakah ibu masih ingat dengan saya? Sesuai janji saya kemarin saya
datang lagi.
Evaluasi / validasi :
Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Apakah ada yang menyebabkan ibu marah? Apakah ibu
sudah minum obat dengan teratur?
Kontrak :
Topik :
Bagaimana kalau sekarang kita berbincang- bincang tentang cara mengontrol rasa marah
denga cara yang kedua yaitu latihan fisik dengan tarik nafas dalam dan pukul bantal atau
kasur?
Waktu :
Berapa lama ibu mau berbincang-bincang tentang hal tersebut? Bagaiman kalau 30 menit?
Tempat :
Ibu mau dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau disini saja
- klien mengatakan merasa tidak berguna karena saudara klien sudah sukses
DS :
- klien tampak sedih
DS :
- klien tampak sedih
HALUSINASI
HALUSINASI