Anda di halaman 1dari 11

PAPER

KEPERAWATAN AJAL & PALIATIF


“keperawatan paliatiftrkait penyakit diabetes”
Dosen pembimbing : Ns. , M.Kep

Disusun Oleh :
Dima Permadi (821181013)
Hairul Rijal (821181004)
M. Fatha Maulana A (821181007)
Zumardi Azzra (821181012)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROPESI NERS


STIKES YARSI PONTIANAK
2020/2021
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Di dunia, tiap tahun lebih dari 2 juta orang memerlukan perawatan paliatif,
sangat (69%) orang dewasa yang lebih dari 60 tahun dan hanya 6% untuk anak.
Penyakit utama yang terdata adalah kardiovaskular, kanker, diabetes mellitus dan
PPOK. Dan penyakit yang berhubungan dengan HIV. Penyakit- penyakit tersebut
terdapat di puncak tindakan paliatif perawatan dan didominasi oleh pasien orang tua.
Tinjauan gejala yang bervariasi dan tergantung atas stadium penyakit, metode yang
akan digunakan dan jumlah populasi WHO membagi metodelogi berdasarkan
perbedaan kebudayaan dan sumber daya, contoh yang ada adalah: NNPC, CHAT, dan
Hospis. (Ari sutjahjo, 2015)
Diabetes merupakan penyakit progresif yang tidak hanya membutuhkan
perawatan kuratif dan rehabilitatif tetapi juga perawatan paliatif. Salah satu indikator
penting tercapainya perawatan paliatif yang efektif adalah kepuasaanpasien.Penelitian
ini dilakukan untuk menilaikepuasan pasien diabetes yang mendapatkan perawatan
paliatif. Penelitian cross sectionalini melibatkansampel pasien diabetes di balai asuhan
keperawatan di Jabodetabek sebanyak 43 responden. Instrumen yang digunakan
adalahmodifikasi dan terjemahanHome Care Client Satisfaction Instrument-
Revised(HCCSI-R), ClientSatisfaction Inventory(CSI), dan Long-form Patient
Satisfaction Questionnaire(PSQ-III). Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 14%
responden merasa cukup puas, 60,5% merasa puas, dan 25,6% merasa sangat puas.
Dimensi tampilan fisikmendapatkannilai paling rendah dalam kepuasan
pasiendiantara dimensi yang lain. Hasil penelitian ini tidak menemukan adanya
perbedaan antara karakteristik individu dengan tingkat kepuasan.Penelitian ini
merekomendasikan kepada praktisikesehatan untuk memperhatikan faktor-faktor yang
memengaruhikepuasan pasien. .( Iin Nur Indah Sari & Tuti Nuraini, 2016 hal 156)
BAB II

LAPORORAN KASUS

Skenario 1

Bapak jabal 60 tahun dan ny sri 56 tahun yang beralamat di desa ambawang kuburaya sudah
20 tahun menikah mereka di karuniai 1 orang anak perempuan yang sekarang sudah
bekelurga, dan telah memberikan 3 orang cucu, untuk kondisi keluaraga pak jabal kurang
membaik memiliki toko sembako yang akhir akhir ini bangkrut karena tidak ada yang
mlanjukan usahnya, dan dilingkungannya pak jabal dikenal sangat ramah, bersosial dengan
baik

Skenario 2

disini Pak jabal mengalami suatu penyakit yaitu diabetes sudah diketahui oleh nya sejak 10
tahun terakhir dan ia sebelumnya tak menghiraukan terlalu tentang dm ini dan sekarang sejak
satu tahun teralhir penyakitnya mulai benar benar serius menghinggap di tubuhnya dan
mengalami komplikasi , di ujung kaki nya berubah memburuk, menghitam dan berair ,
sehingga membuat tubuhnya agak kurus karena kondisinya saat ini, karena ada saat dulu ia
sering mengkonsumsi makanan manis minuman manis setiap hari tanpa terkontrol, dan ia
juga jarang berolahraga yag berdampak membuat hidupnya seperti ini sekarang di masa tau ,
untuk istri sendiri sangat terpukul dengan keadaan suaminya saat ini yang mana iya ingin
hidup bahagia dengan suaminya dan ia takut ditinggal selama lamanya

Dengan hal ini pak jabal tampak tegar menghadapinya karena ia yakin panyakit ini berasal
dari tuhan dan tuhan pasti menyembuhkannya

Skenario 3

Bapak jabal dan istri sudah sering berobat kerumah sakit untuk berobat, dan sering
memanggil perawatan home care untuk membersihkan lukanya suapaya tidak menjadi
memburuk

Skenario 4

Beberapa bulan kemudian pak jabal kondisi menjadi memburuk karena ia jarang
untuk.membersihkan luka dan melakukkan suntik insulin terhadap dirinya karena faktor
ekonmi juga , sehingga ia mengalami yaitu susah untuk tidur, Mata kabur, , sulit untuk
makan, dan juga kondisi kaki yang sangat memprihatinkan
Saat periksa kembali dokter menyatakan bahwa diabetes yang iya alami sudah komplikasi,
dokter menyarakan segera melakukan operasi pada kakinya supaya penyakit yang dideritanya
tidak menggangu organ yang lain atau komplikasi yang parah, tetapi ia dan istrinya tidak mau
melakukkanya karena takut terjadi sesuatu hal dan juga keterbatasan ekonomi untuk
melakukkan operasi, karena keluarga menolak dokter menyarankan pengobatan paliatif saja,
Ibunya setuju dengan saran dokter, dan dokter dan tim.segera melakukkan keperawatan
paliatif terhadap bapak jabal
BAB III

INDENTITAS PASIEN

Nama : jabal

Jenis kelamin : lelaki

Usia : 60

Alamat : ambawang

Pekerjaan : wirawswasta

Status : menikah

Skenario 1 2

Masalah pasien

Masalah pada keluarga pak jabal sebagai berikut

 Sebelumnya Pak jabal adalah seorang yang suka mengkonsumsi makan yang manis
manis di waktu 10 tahun terakhir, ini lah faktor penyebab diabetes pak jabal
 Sejak satu tahun yang lalu, Pak jabal kerap kali merasa kesemutan kehausan yang
sering sulit tidur mata kabur dll
 Pak jabal yang diberi biasa namun tidak perbaikan
 Hasil menunjukkan bahwa Pak jabal menderita diabetes yang sudah komplikasi ke
luka di kaki yang takkunjung mengering dan membaik
 Faktor ekonimi yang mempengaruhi keadaan
 Istrinya, Ny sri, begitu terpukul mendengar keterangan dokter dan merasa heran dan
tidak mengerti mengapa Tuhan memberikan cobuan yang begitu berat kepadanya
sambil menangis nenyatakan bahwa belum siap bila ditinggal suaminya untuk
selamanya nerupakan reakst pasien yang wajar mengingat penyakitnya sudah parah

Sakit Parah Menurut Bloetika & Pandangan Agama

BIOETIKA

Sehat menurut WHO


 Sejahtera fisik, mental, sosial
 Bukan hanya tidak adanya penyakit atau keterbatasan

Hubungan manusia dengan sakit

 Manusia yang sehat


 Manusia yang merasa sehat ietapi sakit
 Manusia yang merasa sakit tetapi sehat
 Manusia yang sakit

Merasa sehat dan sakit.

 amat tergantung pada persepsi manusia, tidak sendiri- mata ada atau tidak adanya
penyakit

ISLAM

 Sakit merupakan ujian keimanan Ada beherapa hadits yang menegaskan bahwa sakit
dapat menghapus kesalahan dan melenyapkan dosa.
 Dinwayatkan oleh Bukhari dan Musiim muhammad bersabda Barang siapa yang akan
menperoleh limpahan kebaikan dari allah maka terlebih dahulu ia akan di berikan
cobaan
 Juga diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa Nabi saw. bersabda: "tidak satu
musibah pun yang menimpa diri sescorang muslim, baik berupa kesusahan dan
penderitaan, kesedihan dan kedukaan, bahkan karena potongan duri yang menusuk,
dihapuskan Allah swt. dengan itu sebagian kesalahan-kesalahannya.

Yang Harus Dilakukan Dalam Menghadapl Paslen Yang Sakit Parah

ISLAM

 Islam memerintahkan seluruh umatnya untuk melakukan pengobatan, dan melarang


mereka mengatakan pasrah dengan kondisi negatif tanpa tindakan usaha apapun.
 Dalam sebuah hadits yang dıriwayatkan oleh Muslim dan perawi Jain nyala bahwa
Rasululluah bersabda bahwa setiap penyakit memiliki penawar. Jika obat penawar itu
sudah dikonsumsi. maka penyakitnya akan sembuh dengan izin Allah.
 Dalam hadits tersebut juga prinsip-prinsip pengobatan, yakni menentukan jenis obat
dengan cernat terlebih dahulu, memahami betul jenis obat tersebur dengan
mengkonsultasikan kepada ahlınya (dokter spesialis)
 Menurut ajaran Islam. Ada beberapa hal yang harus dilakukan orang yang sakit yaitu
antaralain :
- sakit haus hersabar
- Jangan banyak berkeluh kesah
- Mempertanyak permolonan kepada Tuhan
- Benusaha berobat dengan sikap tawakal kepada Allah

SKENARIO 3.4

Masalah Pada Paslen

 Ny sri menerima saran dokter untuk melakukan pengobatan paliatif, dan meminta
dokter untuk melakukan segala cara untuk menyembuhkan Pak jabal -> Ny.sri merasa
yakin bahwa Pak jabal masih dapat disembuhkan dengan pengobatan medis
mengingat Diabetes berhasil dihilangkaan

Pro dan Kontra Terapl Kuratif

PRO

ETIKA

 Jika Pak jabal masih kompeten dan menginginkan untuk tetap melakukan pengobatan
kuratif
 Hak otonomi pasien

HUKUM

 Menghormati hak pasien untuk mendapatkan perawatan medis

ISLAM

 Harus tetap berusaha dun bertawakal kepada Allah dan tidak boleh pasrah pada
keadaan

KONTRA

ETIKA
 Pasien sudah memasuki stadium akhir dan secara medis kemungkinan untuk sembuh
sangat kecil
 Dalam bioetik, pengobatan yang terbaik dalam fase ini adalah pengobatan paliatif

ISLAM

 Hadits riwayat Jam'ah dari Anas bahwa Nabi saw. Bersabda langanlah seseorang
mengharap mati karena suatu bencana yang menimpa dirinya. Dan seandainya udah
mengharapkannya, yang diinginkanlah ia akan mengucapkan Ya Allah hidupkanlah
aku selama itu lebih baik untukku dan wafatkanfah jika wafat itu lebih berguna
untukku.

Hak Hkdup & Hak Mati

HUKUM

 Semua orang diciptakan sama dan memiliki hak-hak alamiah (hak alami) yang tidak
dapat dilepaskan, termasuk hak atas hidup, kebebasan dan hak milik.
 Pada umumnya dikenal dua jenis hak asasi atau hak dasar manusia, yaitu hnk dasar
sosial dan hak dasar individu. Dua asas hukum yang melandasi hukum kesehatan
yaitu hak atas kesehatan atau hak atas pelayanan keschatan (bukan hak atas
kesehatan) dan hak untuk menentukan nasib sendiri merupakan hak dasar atau hak
primer di dalam bidang kesehatan. Yang disebut pertama pada dasarnya merupakan
hak dasar sosial, sedangkan yang kedua merupakan hak dasar individu, meskipun
batasan antara agak kabur. Hal ini disebabkan karena hak dasar individu atau
menentukan nasib sendiri juga ada pada hak dasar sosial

ISLAM

 Hidup itu merupakan anugerah dan Allah swt.


 Berdasarkan hadits riwayat Jam'ah dari Anas bahwa Nabi saw. bersabda: Janganlah
seseorang mengharap mati karena suatu bencana yang menimpa dirinya. Tidak
seandanya mengharapkannya. mengucapkanlah ia mengucapkan: "Ya Allah.
hidupkanlah aku selaa hdup itu lebih baik untukku dan wafatkanlah ika wafat itu lebih
berguna untukku.

Tindakan dokter dan perawat

 Kita harus berempati kepada pasien.


 Berikan pengertian kepada pasien dan keluarganya mengenai manfaat pengobatan
paliatif, karena pengobatan kuratif merupakan tindakan pengobatan yang sia-sia pada
pasien stadium terminal.
 Dari segi bioetika, sikap dokter dalam menghadapi pasien pada terminal stadium yaitu
kebaikan (demi kepentingan terbaik) dan non-malefience (tidak merugikan pasien).
 Tujuan utama adalah kenyamanan (demi kenyamanan pasien), bukan hanya
melakukan pendekatan kepada Pak Arman selaku pasien dan sanak keluarga yang
lain.
BAB V

TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR PUSTKA

Iin Nur Indah Sari & Tuti Nuraini, 2016. ‘’Kepuasan Pasien Diabetes Melitus Terhadap
Perawatan Paliatif: Tingkat Terendah Pada Dimensi Tampilan Fisik’’. Jurnal
Keperawatan Indonesia, Volume 19 No.2, Juli 2016, Hal 100-106pissn 1410-4490,
Eissn 2354-9203

Supriyadi, 2017. “Panduan Praktis Skrining Kaki Diabetes’’. Yogyakarta : Cv. Budi Utama

Ari sutjahjo, 2015. ‘’Dasardasar ilmu penyakit dalam’’. Surabaya : Airlangga

Anda mungkin juga menyukai