Anda di halaman 1dari 2

SERBA SERBI KONTROVERSI PARA MENTERI DI AWAL PANDEMI

Memasuki tahun 2021, kurva kasus aktif COVID-19 di Indonesia belum menunjukkan
penurunan. Meski pemerintah melalui Satgas Penanganan COVID-19 sudah terus berupaya
menekan laju penularan dengan berbagai kebijakan, sejumlah daerah masih terus berada di zona
merah. Sementara, untuk mengatasi pandemik COVID-19, pemerintah telah mendatangkan 3
juta dosis vaksin Sinovac dalam dua tahap. Yang terkini, pemerintah tengah gencar mengedukasi
masyarakat tentang pentingnya vaksinasi pada situasi pandemik COVID-19.

Padahal pada saat awal penyebaran virus ini banyak orang sesumbar bahwa orang Indonesia
tidak akan terinfeksi virus COVID-19, salah satunya adalah mantan Menteri Kesehatan Terawan
Agus Putranto.

Bahkan beliau mengatakan bahwa Covid-19 merupakan penyakit yang akan sembuh dengan
sendirinya. Hal ini dikatakan mantan Menkes terkait tiga pasien positif Covid-19 di Indonesia
yang telah dinyatakan sembuh.

"Dan saya merasa sangat berbahagia. Bahwa teorinya benar bahwa memang ini adalah self
limiting disease yang akan sembuh sendiri. Penyakit yang akan sembuh sendiri," kata Terawan
saat jumpa pers di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Kamis (12/3/2020).
Selain mantan Menteri Kesehatan, Menteri Perhubungan (Menhub) RI. Budi Karya Sumadi
berkelakar bahwa tidak ditemukannya virus COVID-19 di Indonesia pada awal awal penyebaran
karena masyarakatnya memiliki kekebalan tubuh. Kekebalan tubuh itu dimiliki lantaran setiap
hari gemar makan nasi kucing.
"Tapi (ini) guyonan sama Pak Presiden ya, insya Allah ya, (virus) COVID-19 tidak masuk ke
Indonesia karena setiap hari kita makan nasi kucing, jadi kebal," kata Budi Karya saat
menyampaikan pidato ilmiah dalam acara peringatan Hari Pendidikan Tinggi Teknik (HPTT) ke-
74 di Grha Sabha Pramana, UGM, Yogyakarta, Senin (17/2/2020).

Berbeda dengan mantan Menteri Kesehatan dan Menteri Perhubungan, Kementerian Pertanian
(Kementan) rencananya akan memproduksi secara massal kalung anti virus corona yang terbuat
dari bahan eucalyptus dan diklaim bisa membunuh virus Corona. Namun Kepala Balai Besar
Penelitian Veteriner Kementerian Pertanian, Indi Dharmayanti meluruskan kontroversi yang
berlarut tentang kalung anticorona. Ditegaskan, riset tentang produk tersebut masih panjang.

"Sebenarnya bukan obat untuk Corona, karena riset masih terus berjalan. Tapi ini adalah ekstrak
dengan metode destilasi untuk bisa membunuh virus yang kita gunakan di laboratorium. Toh
sesudah kita lakukan screening ternyata eucalyptus ini memiliki kemampuan membunuh virus
influenza bahkan Corona," tegasnya dalam keterangan tertulis, Minggu (5/7/2020).

Sebelum mengumumkan kalung anticorona yang kini jadi perbincangan, Kementerian Pertanian
lebih dulu memperkenalkan roll on dan inhaler. Ketiga produk tersebut menggunakan basis
tanaman eucalyptus.
Tiga contoh kasus diatas adalah bukti ketidaksiapan akan pandemi yang melanda seluruh dunia
ini. Ada yang mencoba menyampaikan penalarannya sendiri seperti mantan Menteri Kesehatan,
ada yang mencoba tetap santai dan membuat guyonan seperti Menteri Perhubungan, dan ada pula
yang berusaha mencoba menangani dengan membuat suatu penangkal atau obat seperti
Kementerian Pertanian.

Anda mungkin juga menyukai