Anda di halaman 1dari 3

I.

Latar Belakang
Merokok merupakan perilaku kurang baik yang dilakukan dalam kehidupan
sehari – hari dan merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dihindari bagi orang
yang mengalami kecenderungan terhadap rokok. Rokok adalah zat adiktif yang bila
digunakan dapat mengakibatkan bahaya kesehatan bagi individu dan masyarakat.
Rokok mengandung lebih dari 7000 zat kimia toksik dan mengiritasi (CDC, 2018).
Terdapat setidaknya 250 senyawa berbahaya termasuk senyawa hydrogen sianida,
karbon monoksida dan ammonia. Rokok juga mengandung nikotin yang dapat
menimbulkan adiksi pada perokok, serta zat karsinogenik seperti tar (Hatsukami dkk,
2008) . Hanya dengan membakar dan menghisap sebatang rokok saja, dapat
diproduksi lebih dari 4000 jenis bahan kimia. 400 diantaranya beracun dan 40
diantaranya bisa berakumulasi dalam tubuh dan dapat menyebabkan kanker. Banyak
penelitian membuktikan bahwa kebiasaan merokok meningkatkan risiko timbulnya
berbagai penyakit. Seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker
paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan
darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin. Merokok
merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru-paru pada pria dan
sekitar 70% pada wanita. Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin besar resiko
untuk menderita kanker paru-paru.
Orang yang terkena dampak dari rokok tidak hanyak perokok aktif saja tetapi
juga lingkungan sekitar sebagai perokok pasif. Perokok Aktif adalah seseorang yang
dengan sengaja menghisap lintingan atau gulungan tembakau yang dibungkus
biasanya dengan kertas, daun, dan kulit jagung. Secara langsung mereka juga
menghirup asap rokok yang mereka hembuskan dari mulut mereka. Tujuan mereka
merokok pada umumnya adalah untuk menghangatkan badan mereka dari suhu yang
dingin. Tapi seiring perjalanan waktu pemanfaatan rokok disalah artikan, sekarang
rokok dianggap sebagai suatu sarana untuk pembuktian jati diri bahwa mereka yang
merokok adalah ”keren”. Ciri-ciri fisik seorang perokok diantaranya adalah gigi
kuning karena nikotin, kuku kotor karena nikotin, mata pedih, sering batuk – batuk,
mulut dan nafas bau rokok. Sedangkan perokok pasif adalah seseorang atau
sekelompok orang yang menghirup asap rokok orang lain. Telah terbukti bahwa
perokok pasif mengalami risiko gangguan kesehatan yang sama seperti perokok aktif,
yaitu orang yang menghirup asap rokoknya sendiri. Adapun gejala awal yang dapat
timbul pada perokok pasif diantaranya mata pedih, hidung beringus, tekak yang serak,
pening / pusing kepala.
Menurut World Health Organization (WHO), di Indonesia prevalensi perokok
berusia 15 - 24 tahun memiliki tren yang meningkat. Pada tahun 2000 prevalensi
perokok pada usia tersebut sebesar 23,5%, pada tahun 2010 meningkat menjadi 28%
dan proyeksi pada tahun 2025 akan menjadi 38,8% (WHO, 2015). Salah satu upaya
untuk menekan angka perokok diIndonesia adalah perlu dilakukan promosi kesehatan
mengenai perilaku dan metode berhenti merokok. Perilaku berhenti merokok dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dari penelitian Ardita (2016), dinyatakan bahwa
beberapa faktor yang menyebabkan perokok berhenti merokok, yaitu adanya
dorongan atau dukungan sosial dari orang terdekat (orang tua, teman sebaya,
kepribadian, dan media informasi yang mengiklankan tentang rokok); kontrol diri;
tingkat ekonomi/pekerjaan yang dimiliki dan; kesadaran terhadap pentingnya
kesehatan dan bahaya merokok terhadap diri sendiri serta lingkungannya.

II. Tujuan
1.
III. Tinjauan/Analisa Teori Model Promosi Keperawatan
IV. Deskripsi singkat artikel yang berisi :
a. Judul artikel
“ Motivasi Berhenti Merokok pada Perokok Dewasa Muda Berdasarkan
Transtheoretical Model (TTM) ”
b. Penulis
Esti Rossa Larasati dkk.
c. Negara
Indonesia
d. Tahun terbit
2018
e. Tahun penelitian
2018
f. Tujuan penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi motivasi seseorang
untuk berhenti merokok berdasarkan Transtheoretical Model (TTM), untuk
menentukan hubungan faktor demografi dan pengetahuan rokok terhadap
motivasi berhenti merokok, dan menemukan faktor-faktor yang membedakan
motivasi untuk berhenti merokok.
V. Aspek – aspek penting dari artikel :
a. Penerapan variabel penelitian dalam teori model promosi kesehatan
b. Hasil penelitian
c. Manfaat penerapan teori model promosi kesehatan dalam penelitian tersebut
VI. Pelajaran yang diambil terkait aplikasi dari teori model promosi kesehatan dari artikel
tersebut.
VII. Lampiran berupa sumber pustaka dan screenshot proses diskusi kelompok

Anda mungkin juga menyukai