Anda di halaman 1dari 8

Jurnal “ ruang “ VOLUME 14 NOMOR 1 Maret 2020

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK AIR LIMBAH RUMAH SAKIT


SEBAGAI STUDI PENDAHULUAN PENGEMBANGAN SISTEM GABUNGAN
RAWA BUATAN DAN MEMBRAN DI PALU

Abdul Gani Akhmad1, Hariyadi Salenda2


Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu
e-mail : gani9367@yahoo.co.id

ABSTRACT

In Palu, hospitals generally still use conventional wastewater treatment plants (WWTPs) in the form of a
combination of biological chlorination processes with discharge quality that often exceeds the standard. Eco-
friendly trends have entered the world of hospitals, so that the future trend requires a model of hospitals with eco-
friendly activities, including hospital wastewater treatment systems. This condition underlies the idea of developing
an environmentally friendly WWTP hospital by adopting constructed wetlands and membranes technology.
Therefore, the identification of hospital wastewater characteristics was done as a preliminary study of the
development of a combined system of constructed wetlands and membranes in Palu. Data on hospital wastewater
characteristics were obtained from laboratory wastewater test results of the two largest public hospitals in Palu.
The results of data analysis showed that hospital wastewater in Palu has characteristics with high content of total
coliform, TSS, Ammonia Nitrogen, and COD.

Keywords: characteristics of wastewater, hospital, constructed wetland, membrane

ABSTRAK

Di Palu, umumnya rumah sakit masih menggunakan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) konvensional
berupa kombinasi proses biologis klorinasi dengan kualitas buangan sering melebihi standar. Tren eco-friendly telah
masuk dalam dunia perumahsakitan. Sehingga tren ke depan dibutuhkan model rumah sakit dengan kegiatan
berbasis ramah lingkungan, termasuk pengolahan air limbah rumah sakit. Kondisi ini yang melatari gagasan
pengembangan IPAL rumah sakit yang ramah lingkungan dengan mengadopsi teknologi rawa buatan dan membran.
Oleh karena itu, kegiatan identifikasi karakteristik air limbah rumah sakit ini dilakukan sebagai studi
pendahuluan pengembangan sistem gabungan rawa buatan dan membran di Palu. Data karakteristik air limbah
rumah sakit diperoleh dari hasil uji laboratorium air limbah dua rumah sakit u m u m terbesar di Palu. Hasil
analisis data menunjukkan bahwa air limbah rumah sakit di Palu memiliki karakteristik dengan kandungan
koliform total, TSS, Amonia Nitrogen, dan COD yang tinggi.
Kata kunci: karakteristik air limbah, rumah sakit, rawa buatan, membran.

Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako 22


Jurnal “ ruang “ VOLUME 14 NOMOR 1 Maret 2020

I. PENDAHULUAN Secara umum, tidak ada penerapan tunggal


Tren eco-friendly telah masuk dalam dunia yang dapat dianggap sebagai solusi untuk masalah
perumahsakitan, sehingga tren ke depan dibutuhkan pengelolaan air limbah rumah sakit. Memang, dalam
model rumah sakit dengan kegiatan berbasis ramah banyak kasus, sejumlah rangkaian digunakan dalam
lingkungan, termasuk sistem pengolahan air limbah kombinasi. Setiap penerapan memiliki kekuatan dan
rumah sakit [1]. Karena itu, dibutuhkan upaya kelemahannya sendiri [6]. Oleh karena itu, menarik
pengembangan teknologi pengolahan limbah cair untuk dilakukan kajian lebih lanjut tentang
rumah sakit yang efektif membersihkan polutan, pengembangan sistem pengolahan air limbah rumah
hemat biaya opera-sional (air, listrik, bahan kimia, dll), sakit yang menggabungkan sistem rawa buatan
dan ramah lingkungan. (CW) dan membran, dengan harapan bisa
Di Palu, umumnya rumah sakit masih menemukan sistem pengolahan air limbah yang
menggunakan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) ramah lingkungan dan efektif untuk pengolahan air
konvensional berupa kombinasi proses biologis limbah rumah sakit di Palu.
klorinasi dengan kualitas buangan sering melebihi Tujuan daripada penelitian ini adalah untuk
standar. Hambatan utama saat ini, biaya operasional mendapatkan gambaran karakteristik air limbah
tinggi, dan atau kompleksnya perawatan IPAL rumah rumah sakit di Palu sebagai data awal dalam rangka
sakit. Disamping itu, teknologi pengolahan limbah pengembangan IPAL rumah sakit yang ramah lingkungan
konvensional belum memenuhi prinsip ramah yang mengadopsi teknologi rawa buatan (CW) dan
lingkungan karena pengopera-siannya banyak membran.
memerlukan sumber daya buatan antara lain zat-zat Lokasi pengambilan data yaitu Rumah
kimia dan sumber energi bahan bakar minyak melalui Sakit Umum Daerah Undata (RSUD Undata) dan
listrik atau generator [2]. Rumah Sakit Umum Anutapura (RSU Anutapura),
Kondisi tersebut di atas melatar-belakangi dimana kedua rumah sakit tersebut merupakan
gagasan pengembangan IPAL rumah sakit yang ramah rumah sakit umum terbesar di Palu.
lingkungan di Palu. Rawa buatan / constructed
wetland (CW) adalah salah satu contoh sistem II. KAJIAN PUSTAKA
pengolahan air limbah ramah lingkungan yang Limbah cair rumah sakit adalah semua
barbasis tumbuhan air. Sistem ini dianjurkan karena buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan
dapat mengolah air limbah domestik, pertanian rumah sakit yang kemungkinan mengandung
dan sebagian limbah industri, tidak berbau, biaya mikroorganisme, bahan kimia yang beracun, dan
perencanaan, peng-operasian dan pemeliharaan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan (Keputusan
murah serta tidak membutuhkan keterampilan Menkes RI Nomor 1204/MENKES/SK/ X/2004).
yang tinggi [3]. Rawa buatan potensial dikem- Secara umum, limbah cair rumah sakit dapat
bangkan di Indonesia karena beriklim tropis, dimana dibedakan sesuai dengan kegiatan yang
berbagai jenis tumbuhan air hidup dengan suburnya memproduksinya, sebagai berikut [7]: 1) Limbah cair
sepanjang tahun [4]. domestik, air limbah yang berasal dari buangan
Teknologi membran adalah contoh lain aktivitas rumah tangga di rumah sakit seperti: limbah
teknologi pengolahan air limbah ramah lingkungan. kamar mandi, dapur, dan laundry; 2) Limbah cair
Teknologi membran mempunyai berbagai keunggulan klinis, limbah cair yang berasal dari kegiatan klinis
dibandingkan metode pengolahan yang konvensional, rumah sakit misalnya air bekas cucian luka, cucian
diantaranya proses kontinyu, tidak memerlukan zat darah, dan lain-lain; 3) Limbah cair laboratorium,
kimia tambahan, konsumsi energi rendah, mudah berasal dari pencucian peralatan laboratorium dan
dalam scale up, tidak membutuhkan kondisi yang bahan buangan hasil pemeriksaan seperti darah,
ekstrim, material membran bervariasi dan mudah urine, dan lain-lain.
dikombinasikan dengan proses pengolahan lainnya [5]. Baku mutu air limbah adalah ukuran batas
atau kadar unsur pencemar dan/atau jumlah unsur
23 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako
Jurnal “ ruang “ VOLUME 14 NOMOR 1 Maret 2020

pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam Konsentrasi Amonia Nitrogen air limbah
air limbah yang akan dibuang atau dilepas ke dalam inlet RSU Anutapura tercatat melebihi standar terjadi
media air dari suatu usaha dan/atau kegiatan. Baku pada periode 2015, 2016, 2017, dan 2018 dengan nilai
mutu air limbah rumah sakit diatur di dalam rata-rata masing-masing 3,93, 4,18, 15,46, dan 2,68
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik mg/L. Sedangkan RSUD Undata terjadi pada
Indonesia Nomor 5 Tahun 2014. periode 2015, 2016, 2018, dan 2019 dengan nilai
rata-rata masing-masing 2,00, 2,29, 2,02, dan 1,05
III. METODE mg/L (Gambar 3). Batas tertinggi konsentrasi Amonia
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Nitrogen adalah 1 mg/L.
Data karakteristik limbah cair rumah sakit yang Nilai rata- rata konsentrasi COD air limbah
dikumpulkan bersumber dari Laporan Hasil inlet RSU Anutapura yang tercatat melebihi standar
Pemeriksaan Air Limbah RSU Anutapura dan RSUD terjadi pada periode 2015 dengan nilai 154 mg/L
Undata Periode Tahun 2015 – 2019, meliputi hasil uji dan RSUD Undata pada periode 2015 dan 2016
laboratorium parameter air limbah inlet (air limbah masing-masing dengan nilai 355 dan 183 mg/L
asal) dan air limbah outlet (air limbah terolah) oleh (Gambar 4). Standar konsentrasi COD untuk air
UPT Laboratorium Kesehatan Propinsi Sulawesi limbah rumah sakit ditetapkan paling tinggi 80 mg/L.
Tengah dan atau UPTB Laboratorium Lingkungan Dengan pengecualian COD, TSS, amonia
Kabupaten Donggala. Standar buangan air limbah nitrogen, dan total koliform, sisa parameter fisika-
rumah sakit di Palu berpedoman pada Peraturan kimia lainnya semuanya berada dalam kisaran
Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 5 Tahun 2014 konsentrasi yang diizinkan untuk buangan limbah
tentang baku mutu limbah cair bagi fasilitas menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI No.
pelayanan kesehatan. 5 / 2014.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.2. Pembahasan


4.1. Hasil Hasil analisis data menunjukkan bahwa
Kisaran rata-rata konsentrasi koliform total dengan mengacu pada Permen Lingkungan Hidup RI
air limbah inlet RSU Anutapura dan RSUD Undata No. 5 / 2014, karakterstik air limbah inlet rumah sakit
periode tahun 2015 – 2019 masing-masing adalah di Palu memiliki kandungan COD. TSS, Amonia
45.000 - 213.000 dan 204.000 - 676.000 MPN/100 ml. Nitrogen, dan Koliform Total yang tinggi.
Angka tersebut masih di atas standar 5.000 MPN/100 a) Parameter COD
ml (Gambar 1). Kebutuhan oksigen kimia (COD) adalah
Parameter TSS air limbah inlet RSU ukuran banyaknya oksigen total yang diperlukan
Anutapura pada periode 2015 – 2019 seperti yang dalam proses oksidasi kimia bahan organik dalam
ditunjukkan pada Gambar 2 juga masih di atas limbah. Tingginya kandungan COD menunjukan
standar dengan kisaran rata-rata 59 – 147 mg/L. tingginya zat pencemar organik pada air limbah.
Untuk RSUD Undata tidak tersedia data TSS. Standar Bahan buangan organik pada umumnya
konsentrasi TSS untuk air limbah rumah sakit paling berupa limbah yang dapat membusuk dan
tinggi 30 mg/L. terdegradasi oleh mikroorganisme. Oleh karena
bahan buangan

Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako 24


Jurnal “ ruang “ VOLUME 14 NOMOR 1 Maret 2020

800
676

ribuan
Koliform Total (MPN/100ml)
600
443
400 340 300
213 216204
200 131 140
5 5 5 45 5 5
-
2015 2016 2017 2018 2019
Tahun

RSU Anutapura RSUD Undata Standar

Gambar 1. Diagram Rata-rata Nilai Konsentrasi Koliform Total Air Limbah Inlet
RSU Anutapura dan RSUD Undata Periode Tahun 2015 - 2019
200
Total Padatan Tersuspensi

145 147
150 126

100 85
mg/L)

59
50 30 30 30 30 30

-
2015 2016 2017 2018 2019
Tahun

RSU Anutapura RSUD Undata Standar

Gambar 2. Diagram Rata-rata Nilai Konsentrasi TSS Air Limbah Inlet RSU Anutapura dan RSUD Undata
Periode Tahun 2015 – 2019

25 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako


Jurnal “ ruang “ VOLUME 14 NOMOR 1 Maret 2020

20,00
15,46
15,00

NH3-N (mg/L)
10,00

3,93 4,18
5,00 2,29 2,682,02
2,00
1,00 1,00 0,881,00 1,00 0,451,051,00
-
2015 2016 2017 2018 2019
Tahun

RSU Anutapura RSUD Undata Standar

Gambar 3. Diagram Rata-rata Nilai Konsentrasi NH3-N Air Limbah Inlet RSU Anutapura dan RSUD Undata
Periode Tahun 2015 – 2019

400 355

300
COD (mg/L)

183
200 154
80 75 80 80 80 80
100 44 59 32 30 46 52
-
2015 2016 2017 2018 2019
Tahun

RSU Anutapura RSUD Undata Standar

Gambar 4. Diagram Rata-rata Nilai Konsentrasi COD Air Limbah Inlet RSU Anutapura dan RSUD Undata
Periode Tahun 2015 – 2019

Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako 26


Jurnal “ ruang “ VOLUME 14 NOMOR 1 Maret 2020

organik dapat membusuk atau terdegradasi, maka limbah rumah sakit di Thailand 103 mg/L [11].
akan sangat bijaksana apabila bahan buangan yang Konsentrasi TSS air limbah rumah sakit di Bangkok 90
termasuk kelompok ini tidak dibuang ke lingkungan mg/L [12].
perairan karena akan dapat menaikkan populasi c) Parameter Amonia Nitrogen
mikroorganisme di daIam air. Dengan bertambahnya Bentuk nitrogen yang penting dalam air
populasi di dalam air, maka tidak tertutup -
limbah termasuk nitrogen organik, nitrat (NO3 ),
kemungkinan untuk ikut berkembangnya bakteri
- +
patogen yang berbahaya bagi manusia. nitrit (NO2 ), amonium (NH4 ), dan gas nitrogen (N2).
Kandungan zat pencemar organik pada air Amoniak yang berlebihan pada badan air seperti
limbah rumah sakit di Palu kemungkinan bersumber sungai, danau, rawa – rawa akan menimbulkan
dari: (1) Limbah cair domestik, air limbah yang eutrofikasi. Eutrofikasi merupakan suatu gejala yang
berasal dari buangan aktivitas rumah tangga di ditimbulkan oleh berlebihnya zat-zat hara pada
rumah sakit seperti: limbah kamar mandi, dapur, dan badan air. Akibatnya, pertumbuhan tanaman air,
laundry; (2) Limbah cair klinis, limbah cair yang seperti ganggang dan eceng gondok meningkat
berasal dari kegiatan klinis rumah sakit misalnya air pesat. Kondisi ini mengakibatkan banyak hewan air
bekas cucian luka, cucian darah, dan lain-lain; (3) yang mati [13].
Limbah cair laboratorium, berasal dari pencucian +
Konsentrasi NH4 -N yang tinggi pada air
peralatan laboratorium dan bahan buangan
limbah rumah sakit di Palu mungkin bersumber dari
hasil pemeriksaan seperti darah, urine, dan lain-lain.
penggunaan diterjem, obat-obatan, dan urin seperti
Hasil penelitian beberapa rumah sakit juga
halnya dilaporkan dari beberapa hasil penelitian
dilaporkan konsentrasi COD tinggi. Konsentrasi COD
sebelumnya. Penggunaan deterjen dalam layanan
di Rumah Sakit Valiasr dilaporkan 435 mg/L, Rumah
binatu dan obat-obatan seperti chlorpropamide,
Sakit Bahrami 1362 mg/L [8]. Konsentrasi rata-rata
phensuximide dan carbamazepine berkontribusi
COD air limbah mentah dari 70 rumah sakit di Iran
besar terhadap limbah nitrat. Sebagai contoh, obat-
dilaporkan 527 mg/L [9].
obatan tersebut diketahui diekskresikan dalam urin
b) Parameter TSS
dalam bentuk yang tidak dimetabolisme dan karena
Total Suspended Solid terdiri dari komponen
itu bertahan di lingkungan setelah menyalurkan ke
terendap, bahan melayang dan komponen
badan air apa pun [14]. Nitrat dalam limbah rumah
tersuspensi koloid. Padatan tersuspensi
sakit mungkin bersumber dari deterjen yang
mengandung zat organik dan anorganik. Padatan
digunakan dalam membersihkan lantai [15]. Cairan
tersuspensi mempengaruhi kekeruhan dan kecerahan
pembersih lantai umumnya menggunakan bahan
air.
dasar sejenis deterjen yang memiliki kandungan SLES
Zat organik dapat menjadi makanan bakteri
(sodium lauryl ether sulfat) atau lebih dikenal dengan
sehingga mendukung perkembang biakannya. Bakteri
nama dagang texapone dan NI (Nitrat). Komponen
ini juga merupakan zat organik tersuspensi, sehingga
utama nitrogen dalam urin manusia adalah amonia
pertambahan-nya akan menambah kekeruhan air.
dan urea, yang pada gilirannya diubah menjadi
Air yang keruh sulit didesinfeksi karena mikroba
amonia sendiri [16].
terlindung oleh zat tersuspensi tersebut. Hal ini tentu
Dalam hasil penelitian lainnya, tercatat
berbahaya bagi kesehatan, bila mikroba itu patogen.
kandungan amonia tinggi pada air limbah inlet
Konsentrasi TSS yang tinggi pada air limbah rumah
Rumah Sakit X Jakarta 35,5 mg/L [17]. Rumah Sakit
sakit di Palu mungkin ada hubungan dengan tingginya
GMIM Bethesda Tomohon yakni 28,25 mg/L [18].
konsentrasi COD (zat organik) dan bakteri koliforn
d) Parameter Koliform Total
total.
Bakteri koliform merupakan golongan
SS, Moersidik meneliti kualitas air limbah
mikroorganisme yang lazim digunakan sebagai
rumah sakit di Indonesia, konsentrasi TSS berada di
indikator, dimana bakteri ini dapat menjadi sinyal
kisaran 36 – 269 mg/L [10]. Konsentrasi TSS air
27 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako
Jurnal “ ruang “ VOLUME 14 NOMOR 1 Maret 2020

untuk menentukan suatu sumber air telah 45.000 - 676.000 MPN/100 ml, 59 – 147 mg/L, 1,05 -
terkontaminasi oleh patogen atau tidak. 15,46 mg/L, dan 154-355mg/L.
Tingginya kandungan Koliform total pada air
limbahinlet rumah sakit di Palu dipastikan bersumber DAFTAR PUSTAKA
dari air bilasan toilet (Blackwater). Blackwater [1] Johnson, S.W. (2010). Summarizing green
adalah istilah yang digunakan untuk air limbah yang practices in u.s. hospital. Hospital Topics,
mengandung kotoran manusia [19]. Vol.88 Issue 3, pp. 75-81.
Koliform total tinggi juga dilaporkan pada [2] Mangkoedihardjo, S. dan Samudro, G. (2010).
penelitian sebelumnya. Hasil pengujian kualitas air Fitoteknologi Terapan. Graha Ilmu,
limbah RSUD Nganjuk Tahun 2003 tercatat Yogyakarta.
parameter Coliform 240.000 MPN/100 ml [20]. Hasil
[3] Tangahu, B.V. dan Warmadewanti, I.D.A.A.
penelitian pada inlet IPAL RSUD Tulehu,
(2001). Pengolahan limbah rumah tangga
konsentrasi rata-rata untuk parameter Coliform
dengan memanfaatkan tanaman cattail (typha
4.186.028 MPN/100 ml dan outlet 507.601 MPN/100
angustifolia) dalam sistem constructed
ml [21]. Konsentrasi rata-rata Koliform Total air
wetlands. Jurnal Purifikasi, Volume 2 No. 3,
limbah Rumah Sakit Universitas Babol Ilmu
ISSN 1411-3465.
8
Kedokteran, Babol, Iran yang diteliti adalah 5,4 × 10 [4] Noor, M. (2007). Rawa Lebak; Ekologi,
MPN / 100 mL [22]. Kandungan Koliform Total pada Pemanfaatan, dan Pengembangannya. PT.
limbah cair inlet RSUD Kota Bitung rata-rata Raja Grafindo Persada, Jakarta.
160.000 MPN/100 ml dan outlet 137.333 MPN/100 ml
[5] Kusumawati N. dan Septiana, T. (2012).
[23].
Pembuatan dan uji kemampuan membran
e) Parameter lainnya
kitosan sebagai membran ultrafiltrasi untuk
Limbah cair laboratorium, umumnya banyak
pemisahan zat warna rhodamin b. Molekul,
mengandung berbagai macam senyawa kimia
Vol. 7 No. 1, Mei 2012: 43-52
sebagai bahan pereaksi sewaktu pemeriksaan
contoh darah dan bahan lain, mengandung bahan [6] Mustafa Al Aukidy, Saeb Al Chalabi, and P. V.
antiseptik dan antibiotik yang bersifat toksik and Abstract (2018) ‘Hospital Wastewaters -
terhadap mikroorganisme, serta mengandung logam Characteristics, Management, Treatment and
berat [7]. Environmental Risks’, in (ed.), P. V. (ed.)
Karakteristik air limbah inlet rumah sakit di Hospital Wastewaters - Characteristics,
Palu, dengan pengecualian amonia nitrogen dan Management, Treatment and Environmental
sulfida, sisa parameter lainnya berupa logam Risks. Hdb Env Ch. Italy: Springer International
berat dan senyawa kimia yang beracun, semuanya Publishing AG 2017, pp. 171–188. doi:
tidak melebihi standar buangan. Kondisi ini 10.1007/698_2017_5.
mungkin karena faktor pengenceran, sebab air [7] Djohan, A.J. dan Halim, D. (2014). Pengelolaan
limbah yang masuk ke inlet IPAL rumah sakit adalah Limbah Rumah Sakit. Salemba Medika,
air limbah campuran yang berasal dari seluruh Jakarta.
aktifitas rumah sakit berupa air limbah domestik, air [8] AR Mesdaghinia, K Naddafi, R Nabizadeh, R
limbah klinis, dan air limbah laboratorium. Saeedi, M. Z. (2009) ‘Wastewater
Characteristics and Appropriate Method for
V. KESIMPULAN Wastewater Management in the Hospitals.’,
Hasil analisis uji laboratorium periode Iranian J Publ Health, 38(1), pp. 34–40.
2015-2019 menunjukkan karakteris air limbah inlet
rumah sakit di Palu memiliki kadar koliform total,
TSS, Amonia Nitrogen, dan COD melebihi standar
buangan dengan kisaran rata-rata masing-masing

Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako 28


Jurnal “ ruang “ VOLUME 14 NOMOR 1 Maret 2020

[9] Majlesi NM, Yazdanbakhsh A (2008). Study On Jakarta Februari 2006’, Makara, 10(2), pp. 60–
Wastewater Treatment Systems In Hospitals of 63.
Iran. Iran. J. Environ. Health Sci. Eng. 5(3):211- [18] Kolibu, F, Tewal, F. 2011. Kualitas Limbah Cair
215. Rumah Sakit GMIM Bethesda Tomohon. Jurnal
[10] Moersidik SS (1993). Technology alternatives KESMAS, Vol. 1, No. 2, Juli 2012, hal.6-10.
for hospital waste management. Seminar [19] Sumantri, A. (2015) ‘Pengelolaan Air Limbah’,
Limbah Rumah Sakit. Jakarta. 14 September in Suwito (ed.) Kesehatan Lingkungan. 3th edn.
1993. Universitas Indonesia. Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, pp.
[11] Clean Technology Consultant (1994). Design 85–106.
criteria of wastewater treatment plant. [20] Azizah, R. and Rahmawati, A. (2005)
Ratchawithi hospital. Bangkok. Thailand. ‘Perbedaan Kadar Bod, Cod, Tss, dan Mpn
[12] Wangsaatmaja, S. (1997) Environmental Action Coliform pada Air Limbah, Sebelum dan
Plan For A Hospital. Asian Institute of Sesudah Pengolahan di RSUD Nganjuk’, Jurnal
Technology School of Environment, Resources Kesehatan Lingkungan Unair, 2(1), pp. 97–110.
and Development Bangkok, Thailand. Available at:
[13] Sutresna. 2008. Kimia Buku Pelajaran untuk http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/KESLI
Kelas XII Sekolah Menengah Atas. Jakarta: NG-2-1-10.pdf.
Grafindo Media Pratama. [21] Kerubun, A. A. (2014) ‘Kualitas Limbah Cair di
[14] Ralph L. Seiler, Steven D. Zaugg, James M. Rumah Sakit Umum Daerah Tulehu’, Jurnal
Thomas, and D. L. H. (1999) ‘Caffeine and MKMI, 10(3), pp. 180–185. doi:
Pharmaceuticals as Indicators of Waste Water http://dx.doi.org/10.30597/mkmi.v10i3.500.
Contamination in Wells’, GROUND WATER, [22] Abdoliman Amouei, Hosseinali Asgharnia,
37(3), pp. 405–410. Hourieh Fallah, Hossein Faraji, Reyhaneh
[15] Nti Nana Yaw Amanfo, Baafi Eunice Nyarko, Barari, dan D. N. (2015) ‘Characteristics of
and G. J. J. (2014) Physico-chemical Effluent Wastewater in Hospitals of Babol
Characteristics of Wastewater at Saint Patrick’s University of Medical Sciences, Babol, Iran’,
Hospital,Ooffinso, Ghana. kwame nkrumah Health Scope, 4(2). doi:
university of science and technology college of 10.17795/jhealthscope-23222.
science. [23] Bima Febrian Harlisty, Rahayu H. Akili, G. D. K.
[16] B. Beler-Baykal, S. Bayram, E. A. and S. C. (2016) ‘Analisis Kandungan Amoniak dan
(2004) ‘Removal of ammonium from human Bakteri Coliform Total pada Limbah Cair Rumah
urine through ion exchange with clinoptilolite Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bitung pada
and its recovery for further reuse’, Water Tahun 2016’, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Science and Technology, 50(6), pp. 149–156. Universitas Sam Ratulangi. Available at:
doi: 10.2166/wst.2004.0371. http://medkesfkm.unsrat.ac.id/wp-
content/uploads/2016/10/JURNAL-Bima-
[17] I Made Djaja, D. M. (2006) ‘Gambaran
Febrian-Harlisty.pdf.
Pengelolaan Limbah Cair di Rumah Sakit X

29 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako

Anda mungkin juga menyukai