Rizkyawan Dzalman Iqram (Pak)
Rizkyawan Dzalman Iqram (Pak)
NIM: 2020203888203067
KELAS: PBI2C
RESUME
Di Indonesia, Korupsi dianggap sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) oleh karena itu
diperlukan upaya luar biasa pula untuk memberantasnya. Upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan
berupa penindakan, dan pencegahan, tidak akan pernah berhasil optimal jika hanya dilakukan oleh
pemerintah saja tanpa melibatkan peran serta masyarakat. Oleh karena itu tidaklah berlebihan jika
mahasiswa sebagai salah satu bagian penting dari masyarakat yang merupakan pewaris masa depan
diharapkan dapat terlibat aktif dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Pendidikan anti
korupsi sesungguhnya berperan sangat penting guna mencegah tindak pidana korupsi. Jika KPK dan
beberapa instansi anti korupsi lainnya menangkapi para koruptor, maka pendidikan anti korupsi juga
penting guna mencegah adanya koruptor.
Yang tidak kalah penting, untuk dapat berperan aktif mahasiswa harus dapat memahami dan
mengimplementasikan nilai-nilai antikorupsi dalam kehidupan sehari-hari. Pemberantasan korupsi
melalui pendekatan edukatif adalah dengan Pendidikan Antikorupsi (PAk).
Pelibatan mahasiswa dalam gerakan antikorupsi dapat dilakukan di lingkungan keluarga, lingkungan
kampus, dan lingkungan masyarakat.
1. Lingkungan Keluarga
Keluarga dapat terlihat ketaatan tiap-tiap anggota keluarga dalam menjalankan hak dan
kewajibannya secara penuh tanggung jawab. Keluarga dalam hal ini harus mendukung dan memfasilitasi
sistem yang sudah ada sehingga individu tidak terbiasa untuk melakukan pelanggaran.
2. Lingkungan Kampus.
Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan antikorupsi di lingkungan kampus dapat dibagi menjadi dua
wilayah, yaitu untuk wilaya individu dan wilayah kelompok mahasiswa. Dalam wilayah individu
seyogianya mahasiswa menyadari perilakunya agar tidak terjerembab pada praktik yang menyuburkan
benih-benih korupsi. Contohnya, menitipkan presensi kehadiran kepada teman untuk mengelabui
dosen. Dalam wilayah kelompok, mahasiswa dapat saling mengingatkan dan mengontrol apa yang
terjadi di sekelilingnya terkait perilaku yang menjurus korupsi.
3. Lingkungan masyarakat
Mahasiswa dapat melakukan gerakan antikorupsi dan menanamkan nilai- nilai antikorupsi di
masyarakat sekitar.Mahasiswa dapat berperan sebagai pengamat di lingkungannya, mahasiswa juga bisa
berkontribusi dalam strategi perbaikan sistem yaitu memantau, melakukan kajian dan penelitian
terhadap layanan publik.
Dalam dunia akademis khususnya perguruan tinggi, lahirnya sebuah matakuliah baru akan
memerlukan penempatan ranah keilmuan yang tepat. Demikian pula halnya dengan matakuliah
Pendidikan Anti-korupsi. Mata kuliah ini lahir sebagai respon atas perkembangan fenomena semakin
parahnya disintegritas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yang diindikasikan oleh terjadinya
berbagai tindak korupsi yang tiada henti, sehingga memerlukan upaya- upaya sistematis dalam
membasminya.
Terdapat beberapa metode pembelajaran dapat diterapkan dalam mata pelajaran atau matakuliah
Pendidikan Anti korupsi diharapkan memberikan aspek problem based learning bahkan problem solving
terhadap setiap masalah yang dibahas pelajar dan mahasiswa, antara lain:
1. Case study, tujuannya adalah untuk meningkatkan kepekaan mahasiswa terhadap kasus
korupsi serta mampu menganalisa atas dasar konsep-konsep yang diberikan.
2. Disisipkan pada setiap pertemuan perkuliahan untuk setiap pembahasan. Kegiatan
dilakukan dengan mendiskusikan kasus – kasus terkait dengan topik yang sedang dibahas,
seperti kasus korupsi, kasus faktor penyebab korupsi, kasus dampak korupsi, kasus gerakan
pemberantasan korupsi di negara lain, dan sebagainya.
3. Sifat studi kasus disarankan tidak hanya berupa kasus grand corruption yang dikenai hukum,
namun juga kasus-kasus petty corruption dan dilema korupsi yang sering dihadapi
mahasiswa.
4. Skenario perbaikan sistem, Tujuannya adalah memberikan rangsangan kepada mahasiswa
agar memikirkan penyelesaian masalah secara nyata (problem solving). Kegiatan dilakukan
yaitu: dosen memberikan satu bahan diskusi untuk didiskusikan oleh kelompok mahasiswa.
5. Kuliah umum, tujuannya adalah untuk belajar dari praktisi atau orang-orang di lapangan
yang mampu menginspirasi dan dapat menjadi role model bagi mahasiswa. Kegiatan yang
dilakukan adalah dengan menghadirkan seorang pembicara tamu untuk berbagi
pengalaman dan kita dalam memberantas dan mencegah korupsi di dunia kerjanya.
D. Konsep-Konsep Pembelajaran
Berikut ini adalah inti dari setiap konsep pembelajaran yang bisa dijadikan landasan bagi dosen
untuk mendesain setiap pertemuan dan kegiatannya
Temuan dalam penelitian mengenai hasil kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik terhadap
mahasiswa mantan peserta matakuliah Pendidikan Anti Korupsi adalah mahasiswa masih tinggi
kemampuan kognitif dan afektifnya. Namun sebaliknya, kemampuan psikomotoriknya masih rendah,
yaitu masih lemah komitmennya dalam bersikap anti-korupsi terutama ketika menghadapi perilaku
koruptif orang lain.
Yang dimaksud dengan ciri khas lokal adalah selain materi umum juga sangat disarankan dosen
mengkaitkan dengan :
a. Lokalitas daerah
Kasus-kasus korupsi dan berbagai praktik anti-korupsi/bentuk gerakan antikorupsi yang terjadi di
daerah dimana sebuah perguruan tinggi berada.
Pameo, slogan klasik maupun modern mengandung nilai korupsi atau anti korupsi yang terdapat
dalam budaya suatu daerah dimana sebuah perguruan tinggi berada.
Sesuatu yang menjadi kompetensi utama dari sebuah perguruan tinggi dapat menjadi kekhasan
mata kuliah. Misalnya perguruan tinggi yang konsentrasinya teknologi memberikan sesi mengenai Peran
IPTEK dalam Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi.
Konteks keilmuan dari program studi dimana mata kuliah ini diajarkan. Misalnya program studi
Keperawatan melakukan studi kasus kasus-kasus korupsi bidang keperawatan.
2. Keterlibatan mahasiswa di lingkungan kampus dapat berperan penting dalam upaya Gerakan
antikorupsi, salah satunya yaitu …
A. Menciptakan lingkungan kampus bebas korupsi.
B. Menitipkan presensi kehadiran pada teman.
C. Terlambat saat pelajaran sudah berlangsung.
D. Tidak mengikuti aturan kampus.
E. Tidaka adana sikap berintegritas.
4. Dibawah ini merupakan tujuan dari Case Study dari problem solving terhadap setiap masalah
yang dibahas pelajaran adalah …
A. Untuk meningkatkan kepekaan mahasiswa terhadap kasus korupsi serta mampu
menganalisa atas dasar konsep-konsep yang diberikan.
B. Memberikan rangsangan kepada mahasiswa agar memikirkan penyelesaian masalah secara
nyata (problem solving).
C. Untuk belajar dari praktisi atau orang-orang di lapangan yang mampu menginspirasi dan
dapat menjadi role model bagi mahasiswa.
D. Agar mahasiswa memiliki kompetensi untuk mengidentifikasi dan menganalisis sebuah
tindak korupsi yang nyata terjadi di lingkungan sekitar atau daerah setempat.
E. Membangun cara berfikir yang komprehensif dalam menggali sebuah kasus.
5. Dibawah ini yang termasuk dalam ciri khas local dalam perkuliahan Pendidikan Anti Korupsi
adalah …
A. Lokalitas Daerah.
B. Kearifan Lokal.
C. Ciri Khas Perguruan Tinggi.
D. Ciri Khas Program Studi atau Keilmuan.
E. Semua Jawaban Benar.