Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Gizikes Volume 0 Number 0 (Month 0000) ISSN  

2407-9006

Hubungan Perilaku Sedentari dengan Kejadian


Obesitas Kelas X di SMA Khadijah Surabaya
Judul
Menjelasakan penelitian
Latifatul Auniyah, Nur Hatijah,Taufiqurrahman
Tidak lebih dari 16 kata
Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Surabaya
Tidak aa singkatan (misal :
Corresponding author : latifa@gmail.com
PSG, PKG

ABSTRAKAbstrak— Problem problem problem problem problem problem problem problem problem
problem problem problem problem problem problem problem problem problem problem problem
problem problem problem problem problem. Tujuan tujuan tujuan tujuan tujuan tujuan tujuan tujuan
tujuan tujuan tujuan tujuan tujuan tujuan tujuan tujuan tujuan tujuan tujuan tujuan tujuan tujuan
tujuan tujuan tujuan tujuan tujuan tujuan tujuan tujuan tujuan tujuan tujuan tujuan Abstrak (250tujuan.
tujuan kata)
Metode metode metode metode metode metode metode metode metode metode metode Problem
metode metode
metode metode metode metode metode metode metode metode metode metode metode Tujuanmetode metode
metode metode metode metode metode metode metode metode metode metode metode Metodemetode metode
metode metode metode metode metode metode metode metode metode metode metode Hasilmetode metode
metode metode metode metode metode metode metode metode metode metode metode Kesimpulan
metode metode
metode metode metode metode metode metode. Hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil
hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil
hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil
hasil hasil hasil hasil. Kesimpulan kesimpulan kesimpulan kesimpulan kesimpulan kesimpulan
kesimpulan kesimpulan kesimpulan kesimpulan kesimpulan kesimpulan kesimpulan kesimpulan
kesimpulan kesimpulan kesimpulan kesimpulan kesimpulan kesimpulan kesimpulan kesimpulan
kesimpulan kesimpulan kesimpulan kesimpulan kesimpulan kesimpulan kesimpulan kesimpulan
kesimpulan.

Kata kunci: kata kunci1, kata kunci2, kata kunci3, kata kunci4,

I. PENDAHULUAN
Masalah kegemukan dan obesitas di Indonesia terjadi pada semua kelompok umur dan pada semua strata
sosial ekonomi. Pada remaja, kejadian kegemukan dan obesitas merupakan masalah yang serius karena akan
berlanjut hingga usia dewasa. Kegemukan dan obesitas pada remaja merupakan faktor risiko terjadinya berbagai
penyakit metabolik dan degeneratif seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus, kanker, osteoartritis, dll.
Remaja menjadi riskan terhadap masalah gizi lebih yakni obesitas dan overweight, karena remaja merupakan
masa transisi dari anak ke dewasa dimana terjadi perubahan hormonal yang mempercepat pertumbuhan [13].
Percepatan pertumbuhan pada remaja inilah yang pada akhirnya berdampak pada meningkatnya kebutuhan gizi
yang diperoleh dari asupan harian. Pola makan pada remaja yang tidak baik akan mempengaruhi pertumbuhan
dan dapat berdampak pada penyakit kronis di kemudian hari. Prevalensi kegemukan pada remaja umur 16 – 18
tahun di Indonesia sebanyak 7,3 persen (5,7 persen gemuk dan 1,6 persen obesitas), mengalami peningkatan
yang sangat pesat dari Tahun 2010 yang menunjukkan Pendahuluan
angka prevalensi sekitar 1,4 persen. Ditemukan lima
belas provinsi yang memiliki kegemukan pada remaja Paragraph
usia 16-181 :tahun di Background
General atas prevalensi nasional, salah
(problem)
satunya adalah provinsi Jawa Timur dengan persentase sebesar 8,2 persen
Paragraph (terdiri dari
2 : Literature 6,2 (apa
review persen gemuk
yang sudahdan 2,0
persen obesitas) [8] dan belum)
Faktor penyebab obesitas pada remaja bersifat multifaktorial.
Paragraph 3Peningkatan
:Gaps ( celahkonsumsi
yang akan makanan cepat saji
dikerjakan)
(fast food), rendahnya aktifitas fisik, faktor genetik, pengaruh iklan,
Paragraph 4 :faktor psikologis,
Objectitives status sosial ekonomi,
( tujuan-tujuan)
program diet, usia, dan jenis kelamin merupakan faktor-faktor yang berkonstribusi pada perubahan
keseimbangan energi dan berujung pada kejadian obesitas [4]. Gaya hidup yang sedentari dapat menurunkan
aktivitas fisik dan meningkatkan risiko untuk menjadi obesitas dan overweight. Perubahan gaya hidup, dari
traditional life style menjadi sedentary life style meningkatkan resiko terjadinya overweight. Gaya hidup
sedentari (kurang gerak) disertai dengan pola makan yang berlebih, yaitu asupan tinggi karbohidrat, lemak,
protein dan rendah serat. Semua faktor tersebut beresiko menjadi overweight dan obesitas [10].Gaya hidup
sedentari merupakan gaya hidup seseorang yang tidak memenuhi standar akivitas fisik yang dilakukan dalam
sehari. Seseorang dengan gaya hidup sedentari sering mengabaikan aktivitas fisik dan lebih banyak melakukan
kegiatan yang tidak membutuhkan banyak energi. Aktivitas fisik yang ringan menyebabkan keluaran energi

1 | Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Surabaya


Jurnal Gizikes Volume 0 Number 0 (Month 0000) ISSN  2407-9006

menjadi rendah sehingga terjadi ketidakseimbangan antara masukan energi yang lebih banyak dibandingkan
dengan energi yang keluar. Akibat dari sedikitnya energi yang keluar dari tubuh, maka sisa dari energi tersebut
akan tersimpan menjadi lemak dan kemudian menjadi overweight hingga berlanjut menjadi obesitas [15].
Hampir separuh proporsi penduduk di Indonesia kelompok umur ≥10 tahun dengan perilaku sedentari 3-
5,9 jam sebesar 42,0 persen, sedangkan perilaku sedentari ≥6 jam per hari meliputi hampir satu dari empat
penduduk. Diantara lima provinsi dengan tingkat sedentari tertinggi Jawa Timur menempati posisi ketiga di
Indonesia dengan persentase proporsi penduduk sedentari 3-5,9 jam sebesar 43,5 persen dan persentase proporsi
penduduk sedentari ≥6 jam sebesar 33,9 persen. Dalam Riskesdas (2013) Kota Surabaya menempati posisi
keempat di Provinsi Jawa Timur penduduk kelompok umur ≥10 tahun dengan perilaku sedentari ≥6 jam per hari
sebesar 60,1 persen dan menempati posisi kelima dengan prevalensi kegemukan pada remaja umur 16 – 18
tahun sebesar 18,4 persen (15,3 persen gemuk dan 3,1 persen obesitas).
Hasil survei dasar di SMA Khadijah Surabaya menunjukkan bahwa Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
berlangsung selama 6 jam per hari dan diselenggarakan di dalam ruangan yang mengindikasikan perilaku
sedentari yang merupakan faktor resiko sedentari. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas,
penulis tertarik untuk membahas hubungan perilaku sedentari terhadap obesitas terutama kalangan remaja di
SMA Khadijah Surabaya dan akan diulas lebih mendalam[8]

II. METODE
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini yaitu studi kuantitatif analitik dengan desain cross sectional (potong lintang) yaitu
rancangan penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara
pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat/point time approach. Dalam penelitian
ini, variabel bebas adalah perilaku sedentari dan variabel terikat adalah kejadian obesitas
Metode
B. Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan bahan
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November – Mei 2018 danDiagram tempat penelitian
Blok dilaksanalan di
SMA Khadijah Surabaya. Langkah percobaan lengkap
C. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang dipilih yaitu simple random sampling (teknik acak sederhana), dimana
setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel.
Penentuan ukuran sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Riyanto (2011) :
n= 196 x (1,645)2 x 0,5 (1-0,5)
(196-1) 0,12 + (1,645)2 x 0,5 (1-0,5)
= 50,4 (dibulatkan 51)
Dari perhitungan diatas didapatkan jumlah sampel sebesar 51 orang responden dari seluruh populasi
siswa kelas X di SMA Khadijah Surabaya.
D. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Pemilihan sampel diambil berdasarkan simple random sampling kemudian ditawarkan untuk mengisi
surat kesediaan menjadi responden (informed conscent). Kemudian akan dilakukan penimbangan berat badan
dan pengukuran tinggi badan untuk mengetahui status gizi obesitas berdasarkan Indeks Massa Tubuh.
Selanjutnya responden akan diwawancarai untuk mengisi kuesioner ASAQ (Adolescent Sedentary Activity
Questionnaire) untuk menghitung tingkat perilaku sedentari pada remaja kelas X di SMA Khadijah Surabaya.
Analisis statistik univariat dilakukan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi tiap variabel. Dalam analisis
ini akan ditampilkan prevalensi kejadian obesitas dan tingkat perilaku sedentari siswa kelas X di SMA
Khadijah Surabaya. Sedangkan analisis statistik bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini akan dianalisis hubungan antara perilaku
sedentari dengan obesitas pada remaja menggunakan uji korelasi spearman dengan derajat kepercayaan 90%
atau α = 0,1.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Menurut Perilaku Sedentari
Distribusi frekuensi responden berdasarkan perilaku sedentari pada siswa kelas X di SMA Khadijah
Surabaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Perilaku Sedentari padaPembahasan
Hasil dan Siswa Kelas X SMA Khadijah Surabaya
Perilaku Sedentari n Tabel dan Grafik %
Gambar,
Rendah 29
Pembahasan 56,9
(apakah sesuai tujuan, menguraikan finding
Tingi yang penting,
22 batasan-batasan
43,1 d, dan membandingkan
Total dengan
51hasil penelitian sebelumnya)
100

2 | Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Surabaya


Jurnal Gizikes Volume 0 Number 0 (Month 0000) ISSN  2407-9006

Berdasarkan tabel 5.6 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar distribusi responden dengan perilaku
sedentari rendah sebanyak 29 orang dengan persentase 56,9 persen. Perilaku sedentari tersebut juga dapat
digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut :
Rata-Rata Lama Sedentari/hari (menit)
80
63
60 45
41 36
40 31
23 17 17
20 16
8
0
0
s i
VD on PC PC ah s si k
ed
) k
vi
/D ti al su rta du du
le ta an a aj ur po
u m u
Te o s ng np K ld oc ld
de ay ta /m s/ ns bi s bi
to
n
Vi Pl de ik Le ra g/
PR tT m un m
on on ka
n PR n om la sa s sa
en nt na n ka l /k A i- ng ik
-
M o u ka ja ve an
b
(l a us
en gg rj a er Ho
M ge
g no ak ol M
en en ca un an br n
M en M uk ai
M ba gg ak go
rm
em en el en
M M M M Be

Gambar 1. Rata-Rata Lama Perilaku Sedentari/hari (menit)

Berdasarkan grafik 5.1 diatas dapat diketahui bahwa rata-rata sebagian besar siswa menghabiskan waktu
untuk kegiatan sedentari seperti Mengobrol (secara langsung/ social media) sambil duduk selama 63 menit per
hari, Menonton Video/DVD selama 45 menit per hari, dan Menonton Televisi selama 41 menit per hari.
Perilaku sedentari adalah perilaku santai antara lain duduk, berbaring, dan lain sebagainya dalam sehari-hari
baik di tempat kerja (kerja di depan komputer, membaca, dll), di rumah (nonton TV, main game, dll), di
perjalanan /transportasi (bis, kereta, motor), tetapi tidak termasuk waktu tidur (Kemenkes, 2013). Penilaian
sedentari pada penelitian ini dilakukan menggunakan kuesioner ASAQ/ kuesioner perilaku sedentari untuk
remaja. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan didapatkan hasil perilaku sedentari responden
dengan perilaku sedentari tinggi sebanyak 22 orang (43,1%). Berdasarkan lembar kuesioner yang diberikan
sebagian besar siswa menghabiskan waktu untuk kegiatan sedentari seperti mengobrol (secara langsung/ social
media) sambil duduk, menonton video/DVD, dan menonton televisi.
Jika ditinjau dari jenis pekerjaan responden seluruh responden merupakan seorang pelajar sehingga
mampu menghabiskan waktu yang cukup lama dalam melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sambil
duduk didalam kelas. Dari jawaban yang diberikan responden dalam lembar kuesioner juga didapatkan hasil
bahwa responden menghabiskan sebagian besar hobinya seperti menonton televisi, menonton video dalam
ponsel, dan berbincang-bincang baik secara langsung atau melalui ponsel (social media) dalam keadaan duduk,
serta fasilitas yang semakin dipermudah dengan alat transportasi untuk berangkat dan pulang dari sekolah baik
menggunakan kendaraan umum dan kendaraan pribadi seperti mobil, bus, ataupun ojek online. Sedangkan
aktivitas olahraga yang dilakukan oleh siswa hanya berlangsung seminggu sekali dalam satu mata pelajaran,
namun ada beberapa siswa melakukan aktivitas olahraga sebagai hobi pada siswa laki-laki. Hal ini dibuktikan
pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa perilaku sedentari rendah pada perempuan lebih tinggi
dibandingkan laki-laki yaitu pada laki-laki sebanyak 10 orang (19,6%) dan perempuan sebanyak 19 orang
(37,3%)
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian tentang aktivitas fisik dan gaya hidup sedentari pada
remaja overweight di SMA Negeri Yogyakarta dengan nilai p value < 0,001 atau terdapat hubungan yang
signifikan antara aktivitas fisik dan gaya hidup sedentary dengan overweight). Penelitian lain juga didapatkan
hubungan antara aktivitas fisik dengan overweight pada remaja SMA Negeri 4 Semarang. Selain itu, remaja
yang beraktivitas fisik ringan mempunyai rasio prevalensi 4 kali untuk mengalami overweight.[4]

B. Gambaran Menurut Status Gizi


Distribusi frekuensi responden berdasarkan status gizi pada siswa kelas X di SMA Khadijah Surabaya
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Status Gizi pada Siswa Kelas X SMA Khadijah Surabaya
Status Gizi n %
Kurus 6 11,8
Underweight 10 19,6
Normal 26 51
Overweight 4 7,8
Obesitas 5 9,8
Total 51 100

3 | Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Surabaya


Jurnal Gizikes Volume 0 Number 0 (Month 0000) ISSN  2407-9006

Berdasarkan tabel 5.7 diatas dapat diketahui bahwa distribusi responden berdasarkan status gizi tertinggi
yaitu status gizi normal sebanyak 26 orang dengan persentase 51 persen dan status gizi terendah yaitu status gizi
overweight sebanyak 4 orang dengan persentase 7,8 persen.Perilaku sedentari adalah perilaku santai antara lain
duduk, berbaring, dan lain sebagainya dalam sehari-hari baik di tempat kerja (kerja di depan komputer,
membaca, dll), di rumah (nonton TV, main game, dll), di perjalanan /transportasi (bis, kereta, motor), tetapi
tidak termasuk waktu tidur. Penilaian sedentari pada penelitian ini dilakukan menggunakan kuesioner ASAQ/
kuesioner perilaku sedentari untuk remaja. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan didapatkan
hasil perilaku sedentari responden dengan perilaku sedentari tinggi sebanyak 22 orang (43,1%). Berdasarkan
lembar kuesioner yang diberikan sebagian besar siswa menghabiskan waktu untuk kegiatan sedentari seperti
mengobrol (secara langsung/ social media) sambil duduk, menonton video/DVD, dan menonton televisi.
Jika ditinjau dari jenis pekerjaan responden seluruh responden merupakan seorang pelajar sehingga
mampu menghabiskan waktu yang cukup lama dalam melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sambil
duduk didalam kelas. Dari jawaban yang diberikan responden dalam lembar kuesioner juga didapatkan hasil
bahwa responden menghabiskan sebagian besar hobinya seperti menonton televisi, menonton video dalam
ponsel, dan berbincang-bincang baik secara langsung atau melalui ponsel (social media) dalam keadaan duduk,
serta fasilitas yang semakin dipermudah dengan alat transportasi untuk berangkat dan pulang dari sekolah baik
menggunakan kendaraan umum dan kendaraan pribadi seperti mobil, bus, ataupun ojek online. Sedangkan
aktivitas olahraga yang dilakukan oleh siswa hanya berlangsung seminggu sekali dalam satu mata pelajaran,
namun ada beberapa siswa melakukan aktivitas olahraga sebagai hobi pada siswa laki-laki. Hal ini dibuktikan
pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa perilaku sedentari rendah pada perempuan lebih tinggi
dibandingkan laki-laki yaitu pada laki-laki sebanyak 10 orang (19,6%) dan perempuan sebanyak 19 orang
(37,3%)
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian tentang aktivitas fisik dan gaya hidup sedentari pada
remaja overweight di SMA Negeri Yogyakarta dengan nilai p value < 0,001 atau terdapat hubungan yang
signifikan antara aktivitas fisik dan gaya hidup sedentary dengan overweight Penelitian lain juga didapatkan
hubungan antara aktivitas fisik dengan overweight pada remaja SMA Negeri 4 Semarang. Selain itu, remaja
yang beraktivitas fisik ringan mempunyai rasio prevalensi 4 kali untuk mengalami overweight.
Berat Badan Berlebih dan Obesitas adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kisaran berat
badan yang berada di atas nilai yang dianggap sehat berdasarkan tinggi badan. Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilaksanakan didapatkan hasil status gizi responden yaitu status gizi normal sebanyak 26 orang (51%) dan
status gizi obesitas sebanyak 5 orang (9,8%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa status gizi siswa kelas X SMA
Khadijah Surabaya tertinggi yaitu siswa dengan status gizi normal sebanyak 26 orang (51%) dan terendah yaitu
siswa dengan status gizi overweight sebanyak 6 orang (11,8%).
Angka kejadian obesitas ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan Riskesdas (2013), ditemukan lima
belas provinsi yang memiliki kegemukan pada remaja usia 16-18 tahun di atas prevalensi nasional, salah
satunya adalah provinsi Jawa Timur dengan persentase sebesar 8,2 persen (terdiri dari 6,2 persen gemuk dan 2,0
persen obesitas). Dalam Riskesdas Kota Surabaya menempati urutan ke-10 dengan tingkat kejadian obesitas
tertinggi dengan persentase sebesar 3,1 persen.
Berbagai faktor berkonstribusi terhadap munculnya obesitas. Faktor utama munculnya obesitas adalah
faktor genetik, perilaku, dan lingkungan baik lingkungan fisik, biologis, dan sosial. Perbedaan status gizi
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya aktifitas fisik. Asupan energi yang berlebihan dan tidak
diimbangi dengan aktifitas fisik dapat menyebabkan kelebihan berat badan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang
menyatakan bahwa kelebihan berat badan pada remaja disebabkan karena ketidakseimbangan antara energi yang
masuk dan energi dan energi yang dibutuhkan. Kelebihan energi dalam tubuh akan disimpan dalam bentuk
jaringan lemak dan menyebabkan kenaikan berat badan. Jika ditinjau dari aktifitas Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) yang dilakukan siswa setiap hari mampu menghabiskan waktu sebanyak 4-8 jam per hari. Aktifitas
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tersebut sebagian besar dilakukan di dalam ruangan dan dalam posisi
duduk[14]

C. Hubungan Perilaku Sedentari dengan Kejadian Obesitas


Hasil analisis tabulasi silang sedentari dengan status gizi menggunakan uji korelasi spearman.
Tabel 3. Tabulasi Silang Perilaku Sedentari dengan Status Gizi Siswa Kelas X di SMA Khadijah Surabaya
Perilaku Status Gizi Total p
Sedentari Kurus Underweight Normal Overweight Obesitas
n % n % n % n % n %
Tinggi 1 1,9 0 0 12 23,6 4 7,8 5 9,8 22 (43,1%) 0,000
Rendah 5 9,8 10 19,6 14 27,5 0 0 0 0 29 (56.9%)
Total 6 11,7 10 19,6 26 51,1 4 7,8 5 9,8 51 (100%)
Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 5.10 diatas dapat diketahui bahwa responden yang memiliki
perilaku sedentari tinggi dengan status gizi normal sebanyak 12 orang (23,6%) dan responden yang memiliki

4 | Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Surabaya


Jurnal Gizikes Volume 0 Number 0 (Month 0000) ISSN  2407-9006

perilaku sedentari tinggi dengan status gizi obesitas sebanyak 5 orang (9,8%). Selanjutnya untuk mengetahui
adanya hubungan antara perilaku sedentari dengan status gizi siswa kelas X di SMA Khadijah Surabaya dengan
uji statistik spearman. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan uji statistik korelasi spearman
didapatkan p-value sebesar 0,000 dimana p-value <α (0,1) yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan (bermakna) antara variabel perilaku sedentari dengan variabel status gizi. Maka dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang sangat kuat antara perilaku sedentari dengan status gizi siswa kelas X di SMA
Khadijah Surabaya.
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji korelasi spearman didapatkan p-value sebesar 0,000
dimana p-value <α (0,1) yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan (bermakna) antara variabel
perilaku sedentari dengan variabel status gizi sehingga H 0 ditolak dan H1 diterima. Maka dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang sangat kuat antara perilaku sedentari dengan status gizi siswa kelas X di SMA
Khadijah Surabaya.
Hasil penelitian menunjukkan jumlah siswa yang memiliki perilaku sedentari tinggi sebanyak 22 orang
(43,1%). Pada kelompok perilaku sedentari tinggi ditemukan angka kejadian obesitas lebih banyak, sedangkan
pada kelompok perilaku sedentari rendah tidak menunjukkan hasil pada siswa dengan status gizi overweight dan
obesitas. Siswa yang melakukan perilaku sedentari tinggi pada status gizi overweight sebanyak 4 orang (7,8%)
dan status gizi obesitas sebanyak 5 orang (9,8%). Dari kuesioner yang didapatkan siswa dengan status gizi
overweight dan obesitas cenderung lebih banyak menghabiskan waktu untuk perilaku sedentari lebih tinggi yaitu
sebanyak 5-7 jam dalam sehari, sedangkan siswa dengan status gizi normal menghabiskan waktu untuk perilaku
sedentari sekitar 4-6 jam sehari.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian lain, berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat
diketahui nilai koefisien gaya hidup sedentary dengan obesitas memiliki koefisien korelasi (rxy) = 0,346 dengan
sig. (1-tailed) = 0,001 (p < 0,01), yang menunjukkan adanya hubungan positif yang sangat signifikan antara
gaya hidup sedentary dengan obesitas. Hasil yang lain juga sesuai dengan penelitia. Pada anak usia 7-17 tahun
di Cina. Dinyatakan bahwa anak obesitas menghabiskan waktu lebih banyak untuk melakukan perilaku kurang
gerak seperti membaca di waku luang, menggunakan komputer, bermain games, dan menggunakan transportasi
pasif ke sekolah seperti motor, mobil, dan bus. Anak dengan obesitas tersebut menghabiskan rata-rata 2-3 jam
lebih banyak dalam melakukan aktivitas sedentary dibandingkan dengan anak berat badan normal Penelitian
lain juga menyebutkan bahwa anak obesitas menggunakan waktu yang lebih banyak sekitar 20 menit dalam
melakukan aktivitas sedentary dibandingkan dengan anak berat badan normal [7]
Berdasarkan lembar kuesioner yang diberikan sebagian besar siswa menghabiskan waktu untuk kegiatan
sedentari seperti mengobrol (secara langsung/ social media) sambil duduk, menonton video/DVD, dan
menonton televisi. Hasil yang sama juga dilakukan oleh Kudraningsih menjelaskan bahwa remaja dan orang
dewasa yang pergi ke sekolah dan bekerja dengan berjalan atau bersepeda tidak berisiko untuk menjadi
overweight dan obesitas. Namun sebaliknya, jika remaja dan orang dewasa berpergian dengan kendaraan
bermotor dapat mengakibatkan kelebihan berat badan. Berjalan baik untuk kesehatan karena dapat
meningkatkan fungsi kardiovaskular. Berjalan dapat menjadi sarana untuk gaya hidup aktif yang dapat
meningkatkan aktivitas fisik dan mengurangi risiko obesitas [9]

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa Kelas X di SMA Khadijah Surabaya dan
pembahasan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat perilaku sedentari tinggi pada siswa sebesar 43,1%
dan kejadian obesitas siswa sebesar 9,8%. Berdasarkan lembar kuesioner yang diberikan sebagian besar siswa
menghabiskan waktu untuk kegiatan sedentari seperti mengobrol (secara langsung/ social media) sambil duduk,
Kesimpulan
menonton video/DVD, dan menonton televisi. Hasil uji statistik juga menunjukkan ada hubungan yang
Ringkasan hasil –hasil yang
signifikan (bermakna) antara variabel perilaku sedentari dengan variabel status gizi. Maka dapat disimpulkan
penting
bahwa ada hubungan yang sangat kuat antara perilaku sedentari dengan status obesitas siswa kelas X di SMA
Implikasi bagi masyarakat
Khadijah Surabaya.
Menjawab tujuan
Saran Pustaka
Daftar
Berdasarkan
Model sitasi hasil bracket
dengan tanda penelitian tersebut peneliti memberikan saran bahwa hendaknya para siswa dapat
mengurangi
[1]untuk setiaptingkat perilaku
referensi, dengansedentari
style dalam kehidupan sehari-hari seperti menonton televisi, menonton
video/DVD, menggunakan alat transportasi (bus, mobil, kereta), dan mengobrol (secara langsung/ social media)
IEEE
sambil apakah
Periksa duduk dansudahdiharapkan
lengkap siswa juga tetap mengontrol status gizi dengan melakukan pengukuran setiap
bulan di UKS(author,
penulisannya Sekolah.title, media,
year, pp)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
[2] Andriardus, M. 2011. Hubungan Antara Pola Makan dan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Berat Badan Lebih Pada Remaja di Sekolah
Menengah Atas 4 Semarang. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang.

5 | Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Surabaya


Jurnal Gizikes Volume 0 Number 0 (Month 0000) ISSN  2407-9006

[3] Arundhana, A. I., & Hadi, H. 2013. Pola Perilaku Sedentari Merupakan Faktor Resiko Kejadian Obesitas Pada Anak Sekolah Dasar Di
Kota Yogyakarta Dan Kabupaten Bantul. Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada.
[4] Barasi, Mary E. 2007. At A Glance : Ilmu Gizi. Jakarta. Erlangga.
[5] Centres for Disease Control and Prevention (CDC). 2006. Defining Overweight and Obesity. https://www.cdc.gov/obesity/index.html
diakses pada Desember 2018.
[6] Fuadianti, Tiana Fakih. 2018. Hubungan Antara Gaya Hidup Sedentari dan Stres dengan Obesitas pada Ibu Rumah Tangga. Universitas
Muhammadiyah Surakarta : Fakultas Psikologi
[7] Gibson, R.S. 2005. Principal of Nutritional Assesment : Second Edition. New York. Oxford University Press. P. 261-262.
[8] Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta. Balitbang Kemenkes RI.
[9] Kudraningsih, S.V., Toto, S., & Lely, L. 2016. Physical Activity and Sedentary Lifestyle Towards Teenagers Overweight/Obesity Status.
Int J Community Med Public Health. Vol 3(3). P 630-635.
[9] Li, Y., et al. 2007. Determinants of Child Overweight and Obesity in China. British Journal of Nutrition. 97: 1(210-215).
[10] Michael I.G., Melinda S. 2006. Handbook of Padiatric Obesity Etiology, Pathophsyiology and Prevention. USA: Taylor & Francis
Group.
[11] Proverawati. 2010. Obesitas dan Gangguan Perilaku Makan Pada Remaja. Yogyakarta: Nuha Medika.
[12] Septi, V. 2016. Hubungan Aktivitas Fisik dan Gaya Hidup Sedentari dengan Overweight dan Obesitas pada Remaja di SMA Negeri
Kota Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
[13] Sorongan, Chrissia Inggrid. 2012. Hubungan Antara Aktifitas Fisik Dengan Status Gizi Pelajar SMP Frater Don Bosco Manado.
Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.
[14] Supariasa I.D.N dan Hardinsyah. 2016. Ilmu Gizi : Teori dan Aplikasi. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
[15] Syarif. 2006. Obesitas pada Anak dan Permasalahannya. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

6 | Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Surabaya

Anda mungkin juga menyukai