Anda di halaman 1dari 4

Standar Etika

Etika dari bahasa Yunani dari kata Ethos yang berarti ”karakter”. Nama lainnya adalah moralitas
yang berasal dari bahasa latin yaitu kata mores berarti ”kebiasaan”. Moralitas berfokus pada
perilaku manusia yang ”benar” dan “salah”. Etika berhubungan dengan bagaimana seseorang
bertindak terhadap orang lainnya (Sunarto, 2003: 62).

Sedangkan, etika auditor merupakan suatu konsensus dan dinyatakan secara tertulis atau formal
dan selanjutnya disebut sebagai kode etik. Bagi akuntan publik, etika profesi merupakan prinsip
moral yang mengatur hubungan antara sesama rekan akuntan dengan para langganannya serta
hubungan antara sesama rekan dengan masyarakat. Siti Rahayu (2010:49) mengemukakan
bahwa, etika profesi merupakan kode etik untuk profesi tertentu dan karenanya harus dimengerti
selayaknya, bukan sebagai etika absolut. Untuk mempermudah harus dijelaskan bagaimana
masalah hukum dan etika berkaitan walaupun berbeda.

Kepercayaan masyarakat, pemerintah dan dunia usaha terhadap cara pelaporan, nasehat yang
diberikan, serta jasa-jasa yang diberikan ditentukan oleh keahlian, kebebasan tindakan dan
pikiran, serta integritas moral. Dengan demikian akuntan publik dapat mengetahui petunjuk, tata
cara, pola aturan, dan pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan sehingga
akuntan memiliki tanggung jawab moral kepada profesi, kolega, klien, dan masyarakat (Rahayu,
2016:14).

Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa, etika profesi merupakan norma yang mengikat secara
moral hubungan antar manusia, yang dapat dituangkan dalam aturan, yang disusun dalam kode
etik suatu profesi, dalam hal ini adalah norma perilaku yang mengatur hubungan auditor dengan
klien, auditor dengan rekan seprofesi, auditor dengan masyarakat dan terutama dengan diri
sendiri.

Sukrisno Agoes (2009:160) menjelaskan prinsip etika profesi yaitu sebagai berikut :
1. Tanggung jawab profesi
Dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai professional, setiap anggota harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan professional dalam semua kegiatan
yang dilakukannya. Prinsip ini menyiratkan bahwa :
a. Publik menuntut tanggung jawab profesi akuntan untuk selalu menjaga kualitas
informasi yang disampaikan
b. Dalam menjalankan profesinya, setiap akuntan akan sering dihadapkan pada berbagai
benturan kepentingan
c. Mengedepankan kepentingan publik hanya dapat dilakukan bila akuntan selalu
menggunakan pertimbangan moral dan professional dalam semua kegiatan yang
dilakukan
2. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam keranga pelayanan kepada
publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas
profesionalisme.
3. Integritas
Seorang akuntan professional harus bertindak tegas dan jujur dalam semua hubungan
bisnis dan profesionalnya.
4. Obyektivitas
Seorang akuntan professional seharusnya tidak boleh membiarkan terjadinya bias, konflik
kepentingan, atau di bawah pengaruh orang lain sehingga mengesampingkan
pertimbangan bisnis dan professional.
5. Kompetensi dan kehati-hatian Profesional
Seorang akuntan professional mempunyai kewajiban untuk memeliharapengetahuan dan
keterampilan professional secara berkelanjutan pada tingkat yang diperlukan untuk
menjamin seorang klien atau atasan menerima jasa professional yang kompeten yang
didasarkan atas perkembangan praktik, legislasi, dan teknik terkini. Seorang akuntan
professional harus bekerja secara tekun mengikuti standar-standar professional dan teknik
yang berlaku dalam memberikan jasa professional.
6. Kerahasiaan
Seorang akuntan profesional harus menghormati kerahasiaan informasi yang
diperolehnya sebagai hasil dari hubungan profesional dan bisnis serta tidak boleh
mengungkapkan informasi apapun kepada pihak ketiga tanpa izin yang benar dan
spesifik, kecuali terdapat kewajiban hukum atau terdapat hak professional untuk
mengungkapkannya.Informasi rahasia yang diperoleh dari hasil hubungan bisnis dan
professional tidak boleh digunakan untuk keuntungan pribadi akuntan profesional atau
pihak ketiga.
7. Perilaku Professional
Seorang akuntan professional harus patuh pada hukum dan perundangundangan yang
relevan dan harus menghindari tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan
standar professional yang relevan.Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati,
anggota memiliki kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama
penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan objektivitas.

Menurut Hery (2006), seorang auditor dalam membuat keputusan pasti menggunakan lebih dari
satu pertimbangan rasional yang didasarkan pemahaman etika yang berlaku dan membuat suatu
keputusan yang adil (fair) serta tindakan yang diambil itu harus mencerminkan kebenaraan dan
keadaan yang sebenarnya. Setiap pertimbangan rasional ini mewakili kebutuhan akan suatu
pertimbangan yang diharapkan dapat mengungkapkan kebenaran dari keputusan etis yang telah
dibuat, oleh karena itu untuk mengukur tingkat pemahaman auditor atas pelaksanaan etika yang
berlaku dan setiap keputusan yang dilakukan memerlukan suatu ukuran. Akuntan yang
professional dalam menjalankan tugasnya memiliki pedoman-pedoman yang mengikat seperti
kode etik dalam hal ini adalah Kode Etik Akuntan Indonesia, sehingga dalam melaksanakan
aktivitasnya akuntan publik memiliki arah yang jelas dan dapat memberikan keputusan yang
tepat dan dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak-pihak yang menggunakan hasil keputusan
auditor.
Refrensi :

Agoes, Sukrisno dan I Cenik Ardana. 2009. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta: Salemba Empat.

Hery. 2006. Pengaruh Pelaksanaan Etika Profesi Terhadap Pengambilan Keputusan Akuntan
Publik (Auditor). Jurnal Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi Vol. 6, No. 2, Agustus
2006 : 249-268.

Rahayu, Titin. 2016. Pengaruh Independensi Auditor, Etika Auditor, dan Pengalaman Auditor
Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol.5, No.4, Hal. 2-10

SPAP, PSA 02 SA Seksi 110, 2001: p.01

Sunarto. 2003. Auditing. Yogyakarta: Panduan

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 6
    Bab 6
    Dokumen6 halaman
    Bab 6
    Paula Yunita Endarsari
    Belum ada peringkat
  • Bab 5
    Bab 5
    Dokumen6 halaman
    Bab 5
    Paula Yunita Endarsari
    Belum ada peringkat
  • Standar Auditing
    Standar Auditing
    Dokumen3 halaman
    Standar Auditing
    Paula Yunita Endarsari
    Belum ada peringkat
  • Standar Jasa Lainnya
    Standar Jasa Lainnya
    Dokumen3 halaman
    Standar Jasa Lainnya
    Paula Yunita Endarsari
    Belum ada peringkat