Anda di halaman 1dari 4

1.

Di ruang perawatan Melati, Perawat C, sebagai Ketua Tim, Pada saat preconference
menginformasikan tugas pelayanan keperawatan untuk dikerjakan perawat L berupa
tindakan katerisasi pada Pasien K.
Atas penugasan tersebut peawat L bertugas memasang kateter, dengan kewenangan
yang diberikan katim dan bertanggung jawab atas keterlaksanaan kegiatan tersebut.
Kewenanangan yang dimiliki perawat L dalam memasang kateter merupakan unsur
delegasi yang disebut:
a. Responsibility
b. Authority
c. Accountablility
d. Responsiveness
e. Flexibility

2. Perawal K adalah seorang kepala ruang, atas penyelesaian tugas manajemen pelayanan
keperawatan memberikan sejumlah tugas kepada perawat M yang merupakan sie asuhan
di ruang rawat, setelah evaluasi pekerjaan ternyata pencapaian tugas tidak berjalan baik,
dimana banyak tugas yang belum terselesaikan dikarenakan sebagian besar tugas
pelayanan diserahkan kepada perawat M
Kegagalan pencaian tujuan manajemen pelayanan dimungkinkan karena:
a. under delegasi
b. Improper delegasi
c. Multiple delegasi
d. Over delegasi
e. Leader Delegasi

3. Perawat K adalah Ketua Tim A, menugaskan pemasangan infus pasien C kepada perawat
pelaksana T, dalam konsep pelaksanaan tugas yang diberikan kepada perawat T, pada
akhir kegiatan bentuk penyelesaian tugas adalah:

a. Seluruh perawat di Tim A mendapatkan laporan pertanggungjawaban pelaksnaan


tugas perawat T
b. Ketua Tim A menerima pertanggung jawaban yang telah dilaksanakan
perawat T
c. Perawat pelaksana T secara sendiri bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas yang
telah dilaksanakan
d. Kepala ruang rawat menerima laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas yang
dilaksanakan tim A
e. Seluruh perawat di ruang rawat merupakan perawat yang bertanggung jawab dalam
pelayanan pasien C

4. Ketentuan pelaksanaan MPKP diruang M, Mengharuskan Perawat Primer/ Profesional


Nurse yang bertanggung jawab dalama perumusan diagnosis dan rencana asuhan
keperawatan pasien.
Rasional dari kebijakan ini adalah:
a. Perawat primer adalah perawat yang memiliki kompetensi untuk tugas tersebut
b. Perawat primer memiliki pemahaman tentang supervise klinik dan delegasi
c. Capaian pelayanan sangat ditentukan oleh kualitas asuhan keperawatan yang
dilaksanakan tim
d. Komunikasi tim pelayanan dipimpin oleh perawat primer sebagai perawat utama
e. Karena motivasi, komunikasi dan supervise pelayanan dilaksanakan oleh perawat
primer

5. Seorang kepala ruang, akan mendelegasikan sejumlah tugas pelayanan keperawatan,


sebagai langkah awal karu menyusun tugas-tugas yang akan didelegasikan serta
menetapkan staf keperawatan yang dipandang kompeten dan dapat menyelesaikan tugas
tanggung jawab.
Untuk efektifitas Delegasi maka hal yang harus dilakukan karu adalah:
a. Menerima Laporan pelaksanaan tugas keperawatan dari staf
b. Merumuskan tujuan pencapaian setiap tugas yang diberikan kepada staf keperawatan
c. Memberikan arahan dan motivasi untuk pelaksanaan tugas
d. Melakukan control atas pelaksanaan tugas pelayanan keperawatan
e. Turut serta ikut dalam penyelesaian tugas pelayanan keperawatan yang didelegasikan

6. RS L, Melakukan penilaian kepuasaan atas pelayanan yang diberikan dengan meminta


kesediaan setiap pasien yang akan pulang rumah sakit untuk mengisi kuesioner Kepuasan
untuk mendapatkan feed back kualitas pelayanan.
Berdasarkan fungsi manajemen, kegiatan tersebut merupakan aktivitas
a. Planning
b. Organizing
c. Staffing
d. Actuating
e. Controling

7. Kepala ruang rawat melakukan penilaian kinerja Untuk menilai kinerja perawat, agar
proses penilaian efektif dan memiliki kualitas yang baik, maka selain metode penilaian
yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan, karu sebaiknya menetapkan:
a. TIndakan koreksi atas hasil penilaian kinerja
b. Standar Kinerja perawat di ruangannya
c. Tim Penilai yang kredibel dan bertanggung jawab
d. Perawat yang akan dilakukan penilaiannya
e. Waktu dan tempat penilaian kinerja dilakukan

8. RS M, Melakukan penilaian Infeksi Nosokomial yang berhubungan dengan pelayanan


kesehatan yang diterima pasien di rumah sakit seperti kejadian infeksi luka infus, luka
operasi, pneumonia dengan tujuan sebagai feedback dalam penilaian kualitas layanan
Penilaian Kualitas Mutu sebagai controlling diatas didasarkan pada:
a. Standar input
b. Standar KInerja
c. Standar Output
d. Standar Operasional Prosedur
e. Standar Asuhan Keperawatan

9. RG perawatan bedah RS M, merumuskan salah satu tujuannya adalah bebas dari infeksi
nosocomial, untuk pencapaian tersebut kepala ruang mengambil langkah evaluasi harian
risiko infeksi pada semua pasien yang dirawat, agar jika terjadi risiko segera dapat
diambil upaya perbaikan.
Langkah yang diambil karu tersebut memenuhi asas pengawasan yaitu:
a. Asas efektifitas pengawasan
b. Asas pengawasan untuk masa depan
c. Asas refleks pengawasan
d. Asas tercapainya tujuan
e. Asas penyesuaian organisasi

10. Untuk Mendapatkan kinerja perawat atas pendokumentasian Asuhan Keperawatan,


seorang karu memperoleh hasil kinerja melalui lapora audit yang dilakukan oleh staft.
Berdasarkan hal tersebut bentuk pengawasan karu adalah:
a. Pengawasan langsung
b. Pengawasan berdasarkan opini
c. Pengawasan tidak langsung
d. Pengawasan berjenjang
e. Pengawasan kinerja

11. Sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas pelayanan seorang kepala ruang rawat
melaksanakan pengawasan pencegahan (preventif control) atas upaya pelayanan
keperawatan di Ruang rawat.
Berikut merupakan bentuk preventif contral :
a. Menganalisis sebab-sebab yang menimbulkan kesalahan dan mencari tindakan
perbaikannya
b. Menetapkan sistem koordinasi pelaporan dan pemeriksaan
c. Mengecek kebenaran laporan yang dibuat oleh petugas pelaksana
d. pengendalian yang dilakukan mulai dari sebelum, saat, dan sesudah kegiatan
dilakukan.
e. pengendalian yang dilakukan secara berkala

12. Seorang Karu ingin membangun penguatan pelayanan melalui evidence base nursing,
agar upaya tersebut mendapat perhatian dan dukungan dari staf maka hal mendasar yang
harus dilakukan adalah:
a. Mengajak perawat untuk bersama-sama melakukan penelitian ilmiah
b. Meningkatkan akses bagi staf perawat atas hasil-hasil penelitian
c. Meningkatkan pembiayaan atas kegiatan riset perawat
d. Mendorong penelitian dari lembaga pendidikan ke ruangannya
e. Membentuk group atau tim peneliti di ruangan

13. Evidance Base Nursing yang diterapkan dalam praktik keperawatan seperti penggunaan
cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir dengan enam langkah efektif
mengendalikan infeksi, memberi penjelasan bahwa praktek keperawatan merupakan
a. Praktek professional yang dilakukan oleh tenaga perawat terdidik
b. Praktik yang dilaksanakan secara mandiri oleh perawat
c. Praktik keperawatan dilandasi oleh kajian ilmiah
d. Praktik keperawatan merupakan keilmuan kesehatan yang efektif
e. Praktik keperawatan merupakan bagian intergral dari pelayanan kesehatan

14. Implementasi suatu praktek berdasar evidence dalam pelayanan keperawatan harus
melalui rangkaian kegiatan ilmiah salah satunya bahwa evidence yang akan digunakan
telah teruji. Untuk hal tersebut langkah yang bias diambil oleh tim yang mengembangkan
evidence adalah:
a. Uji coba suatu praktek yang berdasarkan evidence pada suatu unit
b. Melakukan pendekatan manajemen untuk menjadi pedoman atau standar baru
c. Melaksanakan uji konsep dan teori pada forum ilmiah yang dibangun RS
d. Memberikan keyakinan pada staf atas praktik yang berdasarkan evidence
e. Meningkatkan peran serta seluruh staf untuk melakukan praktik berdasar evidence

15. Peningkatan kualitas praktik berbasis evidence bertujuan meningkatkan kualitas


pelayanan keperawatan dan peningkatan tanggung gugat perawat terhadap praktik
keperawatan
Rasional hal tersebut :

a. Keperawatan sebagai profesi terdepan dalam layanan kesehatan


b. Penggunaan praktik dilandasi oleh kajian ilmiah dan keilmuan
c. Keperawatan sebagai sub system kesehatan
d. Meningkatnya kesadaran perawata atas keilmuan keperawatan
e. Keperawatan memiliki nilai dan kode etik profesi

Anda mungkin juga menyukai