Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL JOURNAL REVIEW

FILSAFAT PENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU : Dr. Daulat Saragih, M.Hum.

DISUSUN OLEH :
Nama : Rini Safitri
Nim : 2182131005
Kelas : Reguler – B

PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018

I
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha
Kuasa karena atas berkat, rahmat dan anugerah-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah Critical Jurnal Review ini tepat pada waktunya. Saya juga mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Dr. Daulat Saragih, M.Hum. selaku dosen mata kuliah
Filsafat Pendidikan atas bimbingan da arahannya dalam penyelesaian tugas
Critical Jurnal Review ini.
Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya mengharapkan
kritik, saran dan usulan yang membangun demi perbaikan yang akan saya buat di
masa yang akan datang.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih. Semoga makalah ini bermanfaat
dan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
umumnya.

Medan, 15 Oktober 2018

Rini Safitri

I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
IDENTITAS JURNAL ........................................................................................ iv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
B. Tujuan Dan Manfaat Penulisan .......................................................... 1
BAB II RINGKASAN ARTIKEL
A. Pendahuluan ......................................................................................... 3
B. Hakikat Aliran Progresivisme ............................................................. 3
1. Pengertian Aliran Progresivisme ............................................. 3
2. Sejarah Aliran Progresivisme .................................................. 4
C. Implementasi Aliran Progresivisme Dalam Pendidikan di
Indonesia .................................................................................................... 5
1. Makna Pendidikan Progresivisme ........................................... 5
2. Tujuan Aliran Progresivisme ................................................... 5
3. Kurikulum Aliran Progresivism ............................................. 6
4. Belajar dalam Pandangan Progresivisme ............................... 7
5. Peran Guru dalam Pandangan Progresivisme ....................... 7
D. KESIMPULAN ..................................................................................... 8
BAB III : KEUNGGULAN JURNAL
A. Originalitas Temuan ............................................................................ 9
B. Kemutakhiran Masalah ....................................................................... 9
BAB IV : KELEMAHAN JURNAL
A. Originalitas Temuan ............................................................................ 10
BAB V : IMPLIKASI
A. Teori ....................................................................................................... 11
B. Program Pembangunan di Indonesia ................................................. 11
C. Pembahasan dan Analisis .................................................................... 12
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................... 14
B. Saran ...................................................................................................... 14

I
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

I
IDENTITAS JURNAL

Judul Jurnal : Aliran Progresivisme Dalam Pendidikan di Indonesia


Volume Penerbitan : 5
TahunTerbit : 2017
Edisi : 1
Penulis : Muhammad Fadlillah
Publikasi : Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran
Halaman : 17 - 24
Reviewer : Rini Safitri

I
BAB I

PENDAHULUAN

Makalah Critical Jurnal Review ini, berisikan kritikan terhadap jurnal


penelitian bertemakan pendidikan, yang berjudul "Aliran Progresivisme Dalam
Pendidikan di Indonesia". Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa,
pendidikan adalah sarana untuk menciptakan Sumber Daya Manusia yang unggul
dan mumpuni. Selain itu, pendidikan juga sebagai jalan untuk membentuk
manusia menjadi pribadi cerdas, bermoral, dan bertanggung jawab. Melalui
pendidikan seseorang dapat mengembangkan sikap, pengetahuan, maupun
keterampilan secara optimal. Untuk itu, maka metode pendidikan haruslah tepat
dengan perkembangan zaman. Juga sesuai pula dengan psikologi dan potensi
peserta didik.

Maka dari itu, reviewer tertarik dan kemudian memilih jurnal "Aliran
Progresivisme Dalam Pendidikan di Indonesia" ini, untuk dikritik dan di-review
lebih lanjut mengenai isi dan implikasinya terhadap pendidikan di Indonesia.

A. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan critical jurnal review ini dapat
dijabarkan sebagai berikut :

1. Bagaimana ringkasan jurnal tersebut?

2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan jurnal tersebut?

3. Bagaimana implikasi jurnal tersebut

B. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari penulisan Critical Jurnal Review ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan. Dimana Critical Jurnal Review
ini, merupakan salah satu dari enam tugas dalam kurikulum KKNI 4.0 (Kerangka
Kurikulum Nasional Indonesia).

Kemudian, adalah manfaat. Adapun manfaat dari Critical Jurnal Review ini
yang utama adalah menambah wawasan mahasiswa sebagai reviewer. Dimana,

I
ketika menyusun Critical Jurnal Review ini, reviewer mendapat banyak sekali
pelajaran-pelajaran dan teori yang mungkin dapat di pergunakan di kemudian hari.
Selain itu, dengan menyusun Critical Jurnal Review ini, reviewer dipaksa untuk
berfikir kritis hingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kemampuan
reviewer dalam berfikir kritis terhadap suatu hal.

I
BAB II

RINGKASAN ARTIKEL

A. Pendahuluan

Mengingat begitu pentingnya peran pendidikan, maka pendidikan harus


dirancang dan dilaksanakan dengan sebaik - baiknya. Artinya, pendidikan harus
dikembangkan menuju kearah yang lebih maju dengan memperhatikan berbagai
potensi peserta didik dan sumber daya manusia yang dimiliki. Oleh karena itu,
pendidikan hendaknya tidak hanya berpusat pada pendidik/guru, tetapi dipusatkan
pada peserta didik. Peran guru hanya sebatas sebagai pembimbing dan fasilitator
terhadap pengembangan potensi peserta didik.

Berkaitan dengan persoalan tersebut, terdapat salah satu aliran dalam filsafat
pendidikan yang mendukung adanya perubahan dalam pelaksananaan pendidikan.
Aliran filsafat yang dimaksud adalah progresivisme. Aliran ini merupakan sebuah
gerakan yang menentang pelaksanaan pendidikan secara tradisional seperti halnya
aliran esensialisme dan perennialisme. Aliran progresif mendukung adanya
pelaksanaan pendidikan yang dipusatkan pada peserta didik dan mengembangkan
berbagai kemampuannya sebagai bekal menghadapi kehidupkan sosial di
lingkungannya.

B. Aliran Progresivisme

1. Pengertian Aliran Progresivisme

Menurut bahasa istilah progresivisme berasal dari kata progresif yang


artinya bergerak maju. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa
kata progresif diartikan sebagai ke arah kemajuan, berhaluan ke arah perbaikan
sekarang, dan bertingkat-tingkat naik. Artinya, progesivisme merupakan salah
satu aliran yang menghendaki suatu kemajuan, yang mana kemajuan ini akan
membawa sebuah perubahan.

Menurut Gutek (1974:138) progresivisme modern menekankan pada


konsep ‘progress’, yang menyatakan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk
mengembangkan dan menyempurnakan lingkungannya dengan menerapkan

I
kecerdasan yang dimilikinya dan metode ilmiah untuk menyelesaikan
permasalahan yang timbul baik dalam kehidupan personal manusia itu sendiri
maupun kehidupan sosial. Dalam konteks ini, pendidikan akan dapat berhasil
manakala mampu melibatkan secara aktif peserta didik dalam pembelajaran,
sehingga mereka mendapatkan banyak pengalaman untuk bekal kehidupannya.

Dari beberapa penjelesan tersebut dapat dipahami bahwa aliran


progresivisme adalah suatu aliran dalam filsafat pendidikan yang menghendaki
adanya perubahan secara cepat praktik pendidikan menuju ke arah yang positif.
Dengan kata lain, pendidikan harus mampu mebawa perubahan pada diri peserta
didik menjadi pribadi yang tangguh dan mampu menghadapi berbagai persolan
serta dapat menyesuikan diri dengan kehidupan sosial di masyarakat. Oleh karena
itu, progresivisme sangat menghendaki adanya pemecahan masalah dalam proses
pendidikan.

2. Sejarah Aliran Progresivisme

Dilatar belakangi ketidak puasan terhadap pelaksanaan pendidikan yang


sangat tradisional, cenderung otoriter dan peserta didik hanya dijadikan sebagai
objek pembelajaran, lahirlah aliran filsafat pendidikan progresivitas. Menurut
Gutek (1974:139) Aliran ini berakar dari semangat pembaharuan sosial pada awal
abad ke 20 yakni gerakan pembaharuan politik Amerika. Adapun aliran progresif
pendidikan Amerika mengacu pada pembaharuan pendidikan di Eropa barat.

Pendapat lain menyebutkan bahwa aliran progresivisme secara historis


telah muncul pada abad ke-19, namun perkembangannya secara pesat baru terlihat
pada awal abad ke-20, khususnya di negara Amerika Serikat (Muhmidayeli,
2011:151).

Menurut sejarah munculnya aliran progresivisme ini sangat dipengaruhi


oleh tokoh-tokoh filsafat pragmatisme sebagaima telah disebutkan di atas, seperti
Charles S. Peirce, William James dan John Dewey, serta aliran
ekspereimentalisme Francis Bacom. Adapun pemikiran-pemikiran yang
berpengaruh terhadap perkembangan aliran progresivisme adalah pemikiran Johan

I
Heinrich Pestalozzi, Sigmund Freud, dan John Dewey (Gutek, 1974:139).
Pemikiran ketiga tokoh tersebut merupakan inspirasi bagi aliran progresivisme.

C. Implementasi Aliran Progresivisme Dalam Pendidikan di Indonesia


1. Makna Pendidikan Progresivisme

Dalam pandangan progresivisme pendidikan merupakan suatu sarana atau


alat yang dipersiapkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik supaya
tetap survive terhadap semua tantangan kehidupannya yang secra praktis akan
senantiasa mengalami kemajuan (Muhmidayeli, 2011:156). Selain itu, proses
pendidikan dilaksanakan berdasarkan pada asas pragmatis. Artinya, pendidikan
harus dapat memberikan kebermanfaatan bagi peserta didik, terutama dalam
menghadapi persoalan yang ada di lingkungan masyarakat.

Dalam konteks ini, pendidikan harus lebih dipusatkan pada peserta didik,
dibandingkan berpusat pada pendidik maupun bahan ajar. Karena peserta didik
merupakan subjek belajar yang dituntut untuk mampu menghadapi berbagai
persoalan kehidupan di masa mendatang.

2. Tujuan Aliran Progresivisme

Berkaitan dengan tujuan pendidikan, maka aliran progresivisme lebih


menekankan pada memberikan pengalaman empiris kepada peserta didik,
sehingga terbentuk pribadi yang selalu belajar dan berbuat (Muhmidayeli,
2012:156). Maksudnya pendidikan dimaksudkan untuk memberikan banyak
pengalaman kepada peserta didik dalam upaya pemecahan masalah yang dihadapi
di lingkungan sehari-hari. Dalam hal ini, pengalaman yang dipelajari harus
bersifat riil atau sesuai dengan kehidupan nyata. Oleh karenanya, seorang
pendidik harus dapat melatih anak didiknya untuk mampu memecahkan problem-
problem yang ada dalam kehidupan.

3. Kurikulum Aliran Progresivisme

Aliran progresivisme menghendaki kurikulum dipusatkan pada pengalaman


yang didasarkan atas kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan

I
yang kompleks (Jalaluddin dan Abdullah Idi, 2012:91). Namun, dalam hal ini
progresivisme tidak menghendaki adanya mata pelajaran yang diberikan terpisah,
tetapi harus terintegrasi dalam unit. Zuhairini (1991:24) menyebutkan core
curriculum harus mengandung integrated curriculum dengan mengutamakan
metode problem solving.

Sejalan dengan penjelasan tersebut, Kilpatrick sebagaimana dikutip


Jalaluddin dan Abdullah Idi (2012:93) mengatakan suatu kurikulum dianggap
baik dapat didasarkan atas tiga prinsip, yaitu: a. Meningkatkan kualitas hidup anak
pada tiap jenjang. b. Menjadikan kehidupan aktual anak ke arah perkembangan
dalam suatu kehidupan yang bulat dan menyeluruh. c. Mengembangkan aspek
kreatif kehidupan sebagai suatu uji coba atas keberhasilan sekolah, sehingga
kemampuan anak didik dapat berkembang secara aktual dan aktif memikirkan hal-
hal baru yang baik untuk diamalkan.

Berkaitan dengan hal tersebut, kurikulum aliran progresivisme dapat dilihat


melalui pengembangan yang dilakukan oleh Junius L. Meriam. Ia
mengembangkan kurikulum yang berkaitan dengan kehidupan anak dan
mengikutsertakan darmawisata, pekerjaan konstruktif, observasi, dan diskusi.

Apabila dihubungkan dengan kurikulum yang diterapkan di Indonesia


sekarang ini, maka pandangan aliran progresivisme tersebut sangat relevan dan
mempengaruhi, bahkan menjadi salah satu dasar dalam pengembangan kurikulum
tersebut. Kurikulum yang dimaksud ialah Kurikulum 2013. Kurikulum ini mulai
diberlakukan di Indonesia pada akhir 2013 atau awal tahun 2014. Kurikulum 2013
dimaknai sebagai kurikulum yang dikembangkan dalam rangka meningkatkan dan
menyeimbangkan antara kemampuan soft skill dan hard skill yang berupa sikap,
keterampilan, dan pengetahuan (Fadlillah,2014:16). Dengan kata lain, Kurikulum
2013 berusaha untuk lebih menanamkan nilai-nilai yang tercermin pada sikap
dapat berbanding lurus dengan keterampilan yang diperoleh peserta didik melalui
pengetahuan di bangku sekolah.

4. Belajar dalam Pandangan Progresivisme

I
Dalam konteks ini, belajar semestinya dilaksanakan dengan memperhatikan
berbagai potensi yang dimiliki oleh anak didik. Oleh karena itu, dalam pandangan
progresivisme belajar harus dipusatkan pada diri siswa, bukan guru atau bahan
pelajaran. Ada beberapa hal yang patut diperhatikan dalam belajar menurut
pandangan progresivisme, di antaranya: a. Memberi kesempatan anak didik untuk
belajar perorangan. b. Memberi kesempatan anak didik untuk belajar melalui
pengalaman. c. Memberi motivasi dan bukan perintah. d. Mengikut sertakan anak
didik di dalam setiap aspek kegiatan yang merupakan kebutuhan pokok anak. e.
Menyadarkan pada anak didik bahwa hidup itu dinamis (Jalaluddin dan Abdullah
Idi, 2012:88).

5. Peran Guru dalam Pandangan Progresivisme

Adapun peran guru menurut aliran progresivisme ialah berperan sebagai


fasilitator, pembimbing, dan pengarah bagi siswa. Menurut Gutek (1974:146)
pendidikan progresif mencari guru yang memang berbeda dari guru di pendidikan
tradisional dalam hal watak, pelatihan, dan teknik pengajarannya. Karena
kelas/pendidikan progresif berorientasi pada kegiatan yang bertujuan,pendidik
progresif sangat perlu mengetahui bagaimana cara mendorong untuk dapat
berpendapat, berencana, dan menyelesaikan proyek mereka. Selain itu, guru juga
perlu mengetahui bagaimana tahapan kerja kelompok karena pola dasar
pengajaran progresif berpusat pada partisipasi kelompok.

D. Kesimpulan

Dari berbagai uraian tersebut dapat diambil sebuah kesimpulan, bahwa:


aliran progresivisme merupakan suatu aliran dalam filsafat pendidikan yang
menghendaki adanya perubahan secara cepat praktik pendidikan menuju ke arah
yang positif.

Adapun implementasi dalam pendidikan dapat dilihat dari beberapa aspek,


di antaranya: makna pendidikan, tujuan pendidikan, kurikulum, belajar, dan peran
guru dalam pembeleran. Secara singkat ciri implementasi progresivisme ini dalam
pendidikan ialah menekankan pendidikan demokratis dan menghargai berbagai
potensi yang dimiliki oleh anak, serta pembelajarannya lebih berpusat pada

I
peserta didik, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator, pembimbing, dan
pengarah bagi perkembangan peserta didik.

I
BAB III

KELEBIHAN JURNAL

A. Originalitas Temuan

Temuan dalam jurnal ini, termasuk original dimana teori-teori dalam jurnal
ini merupakan teori yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya dan
keabsahan datanya. Selain itu, data-data yang menjadi sumber dari teori dalam
jurnal ini sendiri merupakan data dari para ahli dan cendikiawan yang memang
sudah berkompeten di bidangnya. Dari segi teori, sangat lengkap dan tersistematis
dengan baik. Pendapat-pendapat ahli yang dikutip dalam jurnal ini juga berasal
dari para ahli filsafat. Tidak hanya ahli Filsafat zaman modern tapi juga ahli
filsafat kuno dan pelopor aliran Progresivisme juga turun ada di dalamnya.

B. Kemutakhiran Masalah

Masalah yang diangkat dalam jurnal ini tergolong mutakhir, artinya masih
merupakan masalah yang hangat untuk diperbincangkan. Karena mengingat meski
sudah sekitar empat tahun Kurikulum 2013 diberlakukan di Indonesia bahkan
sudah terbit Kurikulum 2013 revisi, namun nyatanya masih terdapat kendala-
kendala dalam pelaksanananya, seperti anak didik tidak dapat mengikuti pelajaran
dengan cara belajar interaktif, dimana seharusnya anak didik tidak hanya
menjadi objek pembelajaran tapi juga sebagai subjek pembelajaran, yang turut
memberi pemikiran dan menjadi salah satu sumber bahan ajar selain guru dan
buku-buku pelajaran.

I
BAB IV

KELEMAHAN JURNAL

A. Originalitas Temuan

Teori-teori yang dikemukakan dalam jurnal ini sangat baik dan merupakan
sumber-sumber dari para ahli yang memang sangat berkompeten di bidangnya.
Namun hal yang disayangkan adalah, peneliti dalam jurnal ini hanya
mengumpulkan data dari sumber-sumber bacaan berupa pendapat dan data dari
para ahli saja. Peneliti tidak langsung meneliti dan terjun ke lapangan untuk
mengumpulkan data dan memastikan apakah sesuai antara teori yang ada dan
praktek di lapangan.

Seperti yang sudah banyak kita ketahui bahwa, penerapan Aliran


Progresivisme dalam pendidikan di Indonesia ini, belumlah benar-benar
terelisasikan dengan baik. Misalnya pada beberapa kasus, masih ada beberapa
sekolah yang belum menerapkan Kurikulum 2013 yang terilhami dari aliran
Progresivisme sendiri. Atau, masih ada sekolah yang meski sudah menerapkan
Kurikulum 2013, namun nyatanya para siswa masih pasif dalam proses belajar di
kelas dan yang lebih parahnya lagi, para guru masih belum memahami benar
esensi dan tujuan dari penerapan Kurikulum 2013 yang sejatinya, akan sangat
bermanfaat bagi para siswa untuk masa mendatang ketika mereka turun di
masyarakat nantinya.

I
BAB V

IMPLIKASI

A. Teori

Pendidikan adalah sarana untuk menciptakan Sumber Daya Manusia yang


unggul dan mumpuni. Selain itu, pendidikan juga sebagai jalan untuk membentuk
manusia menjadi pribadi cerdas, bermoral, dan bertanggung jawab. Maka dari itu
pendidikan haruslah dikembangkan menuju arah yang lebih maju ke depan.
Perihal ini, aliran filsafat pendidikan Progresivisme menjadi pilihan tepat untuk
mewujudkan pendidikan yang maju dan berpandangan ke depan.

Kemudian aliran progresivisme disebutkan sebagai salah satu yang


mendasari pengembangan Kurikulum 2013, dikarenakan dalam Kurikulum 2013
pendekatan pembelajaran yang digunakan ialah pendekatan saintifiks. Di mana
pendekatan saintifiks ini lebih menekankan pada pemecahan sebuah masalah
(problem solving). Yang dimaksud pendekatan saintifik yaitu pembelajaran
dilakukan dengan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
menalar, dan mengkomunikasikan.

B. Program Pembangunan di Indonesia

Program pembangunan di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan


yang sangat pesat terutama dalam bidang pendidikan yang selalu menjadi fokus
utama pemerintah dalam memajukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkompeten dan mampu bersaing di kancah global, juga memiliki semangat
membangun bangsa. Sejalan dengan itu, maka implikasi atau dampak jurnal
"Aliran Progresivisme dalam Pendidikan di Indonesia" ini, bagi program
pembangunan di Indonesia sangatlah baik. Jurnal ini, dapat membangkitkan
kesadaran pembaca bahwa penerapan Kurikulum 2013 yang terilhami dari aliran
progresivisme ini, sangat tepat untuk kondisi bangsa Indonesia yang memang
sedang membangun. Maka dari itu, penerapan Kurikulum 2013 haruslah
terealisasi dengan baik dan tepat sasaran.

Pasalnya, aliran progresivisme yang mendasari pengembangan Kurikulum


2013, menggunakan pendekatan saintifiks. Sebagaimana dituturkan, Zulfikri

I
Anas, seorang pakar kurikulum dalam sebuah seminar bahwa, "Pembelajaran pada
Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang berbasis proses keilmuan
(saintifik), yaitu sikap yang didasari oleh cara berpikir ulang mengikuti metode
ilmiah dalam menghadapi suatu persoalan. Ini identik dengan sifat jujur, kritis,
amanah, valid, dan dapat dipertanggungjawabkan (otentik)." Dimana pendekatan
saintifik ini lebih menekankan pada pemecahan sebuah masalah (problem
solving). Sehingga menghasilkan produk yaitu individu yang mampu
memecahkan berbagai macam masalah di masyarakat.

Jadi dapat dipahami bahwa Kurikulum 2013 sangat baik dalam upaya
menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang memiliki kualitas
mumpuni dan berkompeten di bidangnya.

C. Pembahasan dan Analisis

Kurikulum 2013 ini diharapkan membawa dampak baik bagi bangsa


Indonesia. Dan diharapkan dapat menghasilkan peserta Didik yang mampu
menyelesaikan berbagai masalah dalam masyarakat.

Dalam pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 2013 ini haruslah diamati


dengan baik. Seperti, memberikan pengertian kepada pendidik bahwa dalam
proses pembelajaran haruslah bersifat demokrasi, dimana pendidik bukan satu-
satunya sumber belajar namun, pendidik juga harus mampu menerima pendapat,
masukan, ide, dan kreativitas dari peserta Didik yang tergolong bebas dan liar.
Maka dari itu, peran pendidik disini ialah sebagai pembimbing, pengarah dan
fasilitator perkembangan peserta Didik.

Namun meski begitu, penerapan pendidikan Progresivisme dalam


pendidikan di Indonesia ini, belumlah benar-benar terelisasikan dengan baik.
Misalnya pada beberapa kasus, masih ada beberapa sekolah yang belum
menerapkan Kurikulum 2013 yang terilhami dari aliran Progresivisme sendiri.
Atau, masih ada sekolah yang meski sudah menerapkan Kurikulum 2013, namun
nyatanya para siswa masih pasif dalam proses belajar di kelas dan yang lebih
parahnya lagi, para pendidik masih belum memahami benar esensi dan tujuan dari

I
penerapan Kurikulum 2013 yang sejatinya, akan sangat bermanfaat bagi para
siswa untuk masa mendatang ketika mereka turun di masyarakat nantinya.

Satu hal yang perlu mendapat sorotan dan sangat disayangkan ketika
membicarakan perihal pendidikan Indonesia ialah masalah pemerataan
pendidikan. Meski sudah berulang kali masalah pendidikan selalu menjadi
perhatian khusus bagi pemerintah maupun lembaga-lembaga non-pemerintah yang
bergerak di bidang pendidikan. Namun, masalah ini masih tak kunjung selesai.
Mulai dari masalah akses jalan, keterbatasan ekonomi, kendala-kendala teknis,
dan masalah-masalah lain yang mungkin bahkan tidak ada sangkut pautnya
dengan pendidikan, seperti masalah pribadi misalnya.

Kemudian hal inilah yang membuat Indonesia selalu terbelakang dalam hal
pendidikan.

I
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pendidikan tradisional yang otoriter telah melahirkan Aliran Progresivisme


yang menginginkan adanya perubahan dan kemajuan bersifat positif dalam
pendidikan. Aliran ini kemudian mengilhami lahirnya Kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 yang merupakan salah satu bentuk dari pendidikan


Progresivisme memang sangat cocok dan tepat bagi perkembangan Indonesia
dewasa ini. Produk yang dihasilkan dari kurikulum 2013 ini diharapkan dapat
menjadi Sumber Daya Manusia yang kreatif dan inovatif dalam membangun
Indonesia di masa mendatang.

B. Saran

Disini saya sedikit bingung membedakan hasil penelitiannya. Sebab,


peneliti tidak memisahkan mana teori penelitian, mana hasil penelitian. Maka,
saran untuk jurnal ini adalah lebih diperbaiki lagi penyusunan struktur jurnal.

Kemudian saran untuk penerapan pendidikan Progresivisme, lebih


diperhatikannya dan dipahami kembali mengenai esensi dan tujuan pendidikan
Progresivisme yang mana ini bertujuan untuk menciptakan peserta Didik yang
mampu berfikir kritis, kreatif dan inovatif dengan ide-ide liar dan bebas dalam
memecahkan masalah-masalah di tengah masyarakat.

I
DAFTAR PUSTAKA

Fadillah, Muhammad.(2017). Aliran Progresivisme dalam Pendidikan di

Indonesia. Ponorogo : Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran. Vol.5.


No. 1. Hal. 17-24

Kelana, Irwan."Dharmasraya Gelar Workshop Implementasi Kurikulum

2013".14 Oktober 2018.


https://m.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/18/10/02/pfycyp374-
dharmasraya-gelar-workshop-implementasi-kurikulum-2013

Fadlillah, Muhammad. 2017. "Aliran Progresivisme dalam Pendidikan di

Indonesia".Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran.Vol.5. No. 1. Hal.


17-24. https://www.google.co.id/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://journal.umpo.ac.id/index.php/dimensi/a
rticle/download/322/326&ved=2ahUKEwiXz5uyn4beAhVKOo8KHdrZD9
AQFjAEegQIABAB&usg=AOvVaw0CcEjCa-XRe6ct4WUp5_s-

Anda mungkin juga menyukai