Suatu pembelajaran terjadi apabila terdapat interaksi anatara guru dan siswa. Dalam berinteraksi guru perlu memahami karakter siswa untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dan efektif dalam pembelajaran. Siswa SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan siswa SMA (Sekolah Menengah Atas) merupakan individu yang tergolong pada periode remaja. Remaja merupakan masa transisi dari periode anak-anak menuju dewasa, dimana individu mengalami perkembangan biologis, psikologis, moral dan agama. Menurut Stanley Hall, masa remaja adalah masa “stress and strain” (masa kegoncangan dan kebimbangan). Oleh karena itu, seorang guru perlu memahami karakter siswa dengan baik untuk membantu perkembangan siswa kea rah yang positif. Meskipun siswa SMA dan siswa SMP tergolong remaja, tetapi terdapat batasan umur yang membedakan tahap perkembangannya. WHO membagi dua tahap usia remaja, yaitu tahap remaja awal (10 – 14 tahun) dan tahap remaja akhir (15 – 20 tahun). Jadi, siswa SMP tergolong remaja awal, sedangkan siswa SMA tergolong remaja akhir. Perbedaan batasan umur ini menyebabkan karakter yang dimilikinya pun berbeda, meliputi aspek fisik, psikomotor, bahasa, kognitif, konatif, emosi afektif dan kepribadian. Berikut ini adalah tabel perbandingan karakter remaja yang dikemukakan Abin Samsuddin (2003): Siswa SMP Siswa SMA Tahap Remaja Awal (10 – 14 tahun) Tahap Remaja Akhir (15 – 20 tahun) Fisik Laju perkembangan secara umum Laju perkembangan secara umum berlangsung pesat. kembali menurun, sangat lambat. Proporsi ukuran tinggi dan berat badan Proporsi ukuran tinggi dan berat badan sering- kali kurang seimbang. lebih seimbang mendekati kekuatan orang dewasa. Munculnya ciri-ciri sekunder (tumbul Siap berfungsinya organ-organ bulu pada pubic region, otot reproduktif seperti pada orang dewasa.
1 2
mengembang pada bagian – bagian
tertentu), disertai mulai aktifnya sekresi kelenjar jenis kelamin (menstruasi pada wanita dan day dreaming pada laki-laki. Psikomotor Gerak – gerik tampak canggung dan Gerak gerik mulai mantap. kurang terkoordinasikan. Aktif dalam berbagai jenis cabang Jenis dan jumlah cabang permainan permainan. lebih selektif dan terbatas pada keterampilan yang menunjang kepada persiapan kerja. Bahasa Berkembangnya penggunaan bahasa Lebih memantapkan diri pada bahasa sandi dan mulai tertarik mempelajari asing tertentu yang dipilihnya. bahasa asing. Menggemari literatur yang bernafaskan Menggemari literatur yang bernafaskan dan mengandung segi erotik, fantastik, dan mengandung nilai-nilai filosofis, dan estetik. ethis, religius. Perilaku Kognitif Proses berfikir sudah mampu Sudah mampu meng-operasikan mengoperasikan kaidah-kaidah logika kaidah-kaidah logika formal disertai formal (asosiasi, diferen-siasi, kemampuan membuat generalisasi komparasi, kausalitas) yang bersifat yang lebih bersifat konklusif dan abstrak, meskipun relatif terbatas. komprehensif. Kecakapan dasar intelektual menjalani Tercapainya titik puncak kedewasaan laju perkembangan yang terpesat. bahkan mungkin mapan (plateau) yang suatu saat (usia 50-60) menjadi deklinasi. Kecakapan dasar khusus (bakat) mulai Kecenderungan bakat tertentu menujukkan kecenderungan-kecende- mencapai titik puncak dan rungan yang lebih jelas. kemantapannya. Konatif, Emosi, Afektif dan Kepribadian Lima kebutuhan dasar (fisiologis, rasa Sudah menunjukkan arah aman, kasih sayang, harga diri dan kecenderungan tertentu yang akan aktualisasi diri) mulai menunjukkan mewarnai pola dasar kepribadiannya. arah kecenderungannya. 3
Reaksi-reaksi dan ekspresi Reaksi-reaksi dan ekspresi
emosionalnya masih labil dan belum emosinalnya tampak mulai terkendali terkendali seperti pernya-taan marah, dan dapat menguasai dirinya. gembira atau kesedihannya masih dapat berubah-ubah dan silih berganti dalam yang cepat. Kecenderungan-kecenderungan arah Kecenderungan titik berat ke arah sikap sikap nilai mulai tampak (teoritis, nilai tertentu sudah mulai jelas seperti ekonomis, estetis, sosial, politis, dan yang akan ditunjukkan oleh religius), meski masih dalam taraf kecenderungan minat dan pilihan karier eksplorasi dan mencoba-coba. atau pendidikan lanjutannya; yang juga akan memberi warna kepada tipe kepribadiannya. Merupakan masa kritis dalam rangka Kalau kondisi psikososialnya meng-hadapi krisis identitasnya yang menunjang secara positif maka mulai sangat dipengaruhi oleh kondisi psiko- tampak dan ditemukan identitas sosialnya, yang akan membentuk kepriba-diannya yang relatif definitif kepribadiannnya. yang akan mewarnai hidupnya sampai masa dewasa.