Anda di halaman 1dari 54
" INSTALASI LISTRIK ARUS KUAT 2 Ea . Teknik penerangan 1.1. Pengantar Cahaya adalah suatu gejala fisis. Suatu sumber cahaya memancarkan energi. Se. bagian dari energi ini diubah menjadi cahaya tampak. Perambatan cahaya di ruang bebas dilakukan oleh ge/ombang gelombang elek tromagnetik. Jadi cahaya itu suatu gejala getaran. Gejala-gejala getaran yang sejenis dengan cahaya ialah gelombang-gelombang Panas, radio, televisi, radar dan sebagainya. Gelombang-gelombang ini hanya ber beda frekuensinya saja. Kecepatan rambat v gelombang-gelombang elektromagnetik di ruang bebas sama dengan 3.10° km per detik. Kalau frekuensinya sama dengan f dan panjang gelombangnya \ (lambda), maka ber laku my Karena sangat kecil, panjang gelombang cahaya dinyatakan dalam satuan mikron atau milimikron. 1 mikron (1 4) T milimikron (1 mu) Panjang gelombang cahaya tampak berkisar antara 380-780 my; ini dibagi lagi atas beberapa daerah panjang gelombang. Setiap daerah memiliki suatu warna tertentu: 380-420 my : ungu 420-495 my: biru 495—566 mu: hijau 585-589 mu: tuning | SPCKITUM warna 589-627 mu: jingga 627780 my: merab uitraungy (u.u.) aoa Gambar 1.1. ae Warna-warna spek, biru-hijau hijau kuning jingga merah putih | inframerah (i.m.) Cahaye putih dapat diuraikan dengan menggunakan prisma kaca (lihat gambar 1.1), Sinar-sinarnya dibiaskan demikian rupa sehingga terjadi suatu spektrum. Wama warna spektrum ini dinamakan cahaya satu warna atau cahaya monokrom. Wana. warna tersebut juga tampak pada pélangi, yang terjadi karena pembiasan cahaya oleh titik-titik air hujan. 1 tampak ultraungu H : - inframerah 3 5 20 5 pom 2000 3000 7000 mA TC — spektrum ———~ panjang gelombang Gambar 1.2. Grafik energi ~ Paniang gelombang sebuah lampu pijar 500 W. 100% soap 1 2 1 3 E Ee = s 32 3 25) 4 & t s | 1 2 gh 5 a panjang gelombang Gambar 1.3. Grafik kepekaan mata Kalau intensitas suatu energi radiasi tertentu dengan panjang gelombang S55 my, dinilai_ 100, maka energi radiasi yang sama tetapi dengan panjang gelombang 600 mp, akan memberi kesan intensitas 63. Jadi faktor kepekaan mata untuk 600 mp sama dengan 0,63. Mata manusia seolah-olah “disetel” pada panjang gelombang 555 my. Karena kepekaan mata orang tidak sama, maka ditentukan suatu ukuran standar. Jika suatu sumber cahaya memancarkani energi 1 W dengan panjang gelombang 555 mp, maka sumber cahaya itu dinilai sama dengan satu wattcahaya Energi 1 W dengan panjang gelombang 600 my akan memberi 0,63 wattcahaya panjang gelornbang Gambar 1.4. Grafik energi — panjang gelombang sebuah lampu pijar 500 W dalam spek- trum tampak. Gambar 1.4 memperlihatkan bagian spektrum yang tampak dari grafik energi Panjang gelombang gambar 1.2 setelah dibesarkan. Jumtah watt yang dipancarkan lampu sebagai energi tampak tidak sama dengan jumlah watt cahaye yang dinilai oleh mata. Untuk mendapatkan jumiah wattcahaya, jumlab watt energi setiap panjang jelombang harus ‘dikalikan dengan faktor kepekearr mata untuk panjang gelombang tu. Jumlah keseluruhan wattcahaya, yaitu flux cahaya, adalah jumlah semua hasil 3 wo 80700 SOM aso sap 30" = panjang eelombang i - bidani Gambar 1.5 Grafik cahaya ~ paniand gelombang. Luas 9 Gi bawah grafik menyatakan flux cahaya lampu- ali itu. Dalam gambar 1.5, flux cahaya ini dinyatakan oleh luas bidang di bawah ali . ‘afik cohaya — panjang gslombang. - a dalam praktek, flux cahaya dinyatakan dalam satuan /umen, disingkat Im. Satu wattcahaya kirakira sama dengan 680 lumen. Angka perbandingan 680 jnj dinamakan ekivalen pancaren fotometris. / Sebuah lampu 100 W hanya memancarkan kira-kira 8 W saja sebagai cahaya tampak. Sisanya hilang sebagai panas, karen konduksi dan radiasi. Dari 8W ini, setelah dikalikan dengan faktor kepekaan mata, hanya sisa kira-kira 2,25 wattcaha- ya saja. Jadi flux cahaya lampu 100W tersebut sama dengan 2,25 x 680 = 1530 lumen. Jumtah jumen per watt (/m/W )disebut flux cahaya spesitik. Jadi flux cahaya spesifik lampu di ats sama dengan 15,3 !m/W. 1.2. Satuan-satuan 1.2.1. Pengantar Satuan-satuan penting yang digunakan dalam teknik penerangan ialah: satuan untuk intensitas cahaya : kendela (cd) satuan untuk flux cahaya : fumen (Im) satuan untuk /ntensites penerangan atau iluminasi rlux Ux). satuan untuk sudut ruang ialah steradian (sr). 1.2.2. Steradian Misalkan panjang busur suatu lingkaran sama dengan jaii-jarinya. Kalau kedut aes busur itu dihubungkan dengan titik tengah lingkaran, maka sudut antara jariiari ini disebut satu radian, disingkat rad (lihat gambar 1.6). Karena keliling lingkaran sama dengan 2m x jarijarinya, maka: dengan tuas aoa Sebush bola dengan jari-jari r ditentukan sustu biden? ~ Salau ujung suatu kemudian menjalani tepi. bidang it MG Yang dipotong dari bola oleh jari-jari sebut satu steredia Gambar 1.6. gan 4 w7, maka di sekiter titik tengah Karena luas permukasn bole sama de ng _masing-masing sama dengan satu pola dapat diletekkan 4 m sudut ruang ye! steradian. : “jumiah steradian suatu sudut ruang dinyatakan dengan lambang © (omega). 4.2.3. Hubungan antara satusn-satuan teknik penerangan Misalkan suatu sumber cahaya berbentuk titik memancarkan cahaya dengan inten- sites satu kendela ke setiap jurusan. Kalau sumber cahaya ini diletakkan di titi tengeh sebuah bola dengan jari-jri satu meter, maka flux cahaya dalam satu st#re- dian akan sama dengan satu lumen. Intensitas penerangan di permukaan bola yang dibatasi oleh sudut ruang satu steradian itu akan sama dengan satu /ux (lihat gambar 1.7). Gambsr 1.7. Hubungan antara satuan-satuan utama dari teknik. penerangan. Jarijari f= 1m. 124. Intansites cahaya Kewat tahana ang "yang dialiri arus listrik akan berpijar dan memancarken cahaya. 5 hu. | kan pemancar suhu. |. am jar, dinamal kian, misalnya See arusani Tetapi energi radiasinya tig, Peed ke semu Sumber cahayé ae energi pijar memancarkan kan sebagat cahaya ke suatu jurusan ter, merata. dipancarka sa cane te Sure e Jumlah energi radiasi yang u d haya dan dinyatakan ¢ al mgan c tentu disebut intens!t3s 8) lambang 1 (gambar 1 kandela Gambar 1.8. \nten: Gambsr 1.9. Badan hitam 1. lubang pemancar 2. cawan lebur 3. platina (2046? k) Untuk menentukan hitam (gambar 1.9) satuan kandela ini i, digunakan apa yang dinamakan badé! Dalam alat ini at terdafat suatu ruang kosong bersinar | cil sekali. Ruang kosong ini berada dal Pcs a79° K dan 10°C = 379K banca fos208 tersebut dibuat hitam Karena itu spektrum cahaya 0 ‘ arene va ditentukan oleh Suhunya saja, dan tidak ee minaret a ‘ernyata memancarkan lebih banyak energi saci kan dengan badan ican eeaed Karena itu setiap pemancor suhu dapat di : 6 Badan hitam tersebut memancarkan 60 cd pada 2046° K. Jadi 1 cd sama dengan 1. x jumlah ini 60 1.2.5. Flux cahaya mancarkan 1 cd ke umber cahaya yang ditempatkan dalam bola gambar 1.7 setiap jurusan. Jadi permukaan bolanya akan mendapat penerangan merata Suatu sumber cahaya yang memancar sama kuat ke setiap jurusan, dinamakan sumber cahaya seragam Kalau intensitas cahayanya 1 cd, melalui sudut ruang 1 sr akan mengalr flux cahaya 1/m_ Jadi intensitas.cahaya dapat juga diberi definisi sebagai berikut Intensitas cahaya ialah flux cahaya per satuan sudut ruang yang dipancarkan ke suatu arah tertentu, atau dalam bentuk rumus: b ' — ed w «b (phi) adalah lambang untuk flux cahaya Jadi jumlah kandela sama dengan jumlah lumen per steradian Flux cahaya yang dipancarkan oleh suatu Sumber cahaya ialah seluruh jumiah cahaya yang dipancarkan dalam satu detik (gambar 1.10). Kalau sumber cahayanya, misalnya sebuah lampu pijar, ditempatkan dalam reflektor, maka cahayanya akan diarahkan, tetapi jumlah atau flux cahayanya tetap. Seperti sudah diketahui, satuan untuk flux cahaya ialah lumen. Dari rumus I 14 ed Wee © — a-( aan didapat Gambar 1.10. \ wollm Fi “hf ~ jux cahaya * uk titik yang ditempatkan dalam bola gambar 1.7, div Sumber cahaya berbenti lingkupi oleh 4 7 steradian. Jadi sumber cahaye itu memancarkan = wl = 4milm. i Karena intensites cahayanya 1 cd, maka © = 47 Im. ensitas penerangan 1.2.6. Inte iluminansi di suatu bidang ialah flux cahaya y Intensitas penerangan Tee itu. Satuan untuk intensitas penerangan jalan 4° 2 dari jatuh pada 1 ™ ya E. Jadi (ix), dan lambangn 2 Tux = 1 lumen perm 1 In: uku dan di me kuatnya. bar 1.11, iluminansi di buku i meja sdma kuatny: Dalam gat : Gambar 1.11. Intensitas penerangan di permukaan buku A dan meja B sama besarnya Kalau suatu bidang yang luasnya A m?, diterangi dengan ® lumen, maka intensitas alau penerangan rata-rata di bidang itu sama dengan E = —— tux. ta-rate rai A Kalau 10 m? diterangi dengan 1000 lumen, didapat © 1000 ‘ Eratarata ~~ “Gq ~ 100 tux. Intensitas penerangan E,, di suatu titik P umumnya tidak sama untuk setiap titik dari bidang itu Misalkan sekitar bola gambar 1.7 ditempatkan sebuah bola lain dengan titik tengah sama, tetapi dengan jari-jari 2m. Bagian dari yang membatasi satu steradian, akan sama dengan P= 4m permukaan bola kedua ini r Gambar 1.12 memperlihatkan satu ¢ teradian dari bola tersebut. Flux cahaya yang me a luar itu sama dengan flux cahaya yang me: ‘alam. Jadi intensitas penerangan di permukaan bola luar sama dengan % lux, sebab flux cehayanya dibagi atas permukaan yang 4x lebih luas. Jedi dapat disimpulkan: cahaya dengan intensit cahaya dan bidang itu ( Dalam bentuk rumus: Intensitas Penerangan di suatu bidang karena suatu sumber 2s 1. berkurang dengan kuadrat dari jarak antara sumber ihukum kuadrat). Umumnya_bidan 3 yang diteran, atas hanya berlak 3 bukan permukaan bola. Karena itu rumus di u untuk suatu titi k tertentu dari bidang yang diterangi. 8 di atas ialah: Arti lambang-lambang dalam rumus a ; Fig = intensitas penerangan di suatu titik P dari bidang yang diterangi, dinyatakan dalam satuan lux; : intensitas sumber cahayanya dalam satuan kandela ; ik P, dinyatakan dalam meter. p 1 = jarak dari sumber cahaya ke ti A=1m q o= 11m Emit 0.318 cd/m? Gambar 1.12, 1.27. Luminansi Luminansi ialah suatu ukuran untuk terang suatu benda. Luminansi yang terlalu besar akan menyilaukan mata, seperti misalnya sebuah lampu pijar tanpa armatur. Luminansi £ suatu sumber cahaya atau suatu permukaan yang memantulkan cahaye ialah intensitas cahayanya dibagi dengan /uas semu permukaan. Dalam bentuk rumus: mes: Gambar 1.13. i ! ! Luminansi buku A lebih besar daripada luminansi meja B Faktor refleksi suatu permukaan ikut menentukan luminansinya. Oalam gambar 1.13 luminansi buku A lebih besar daripada luminansi meja B, karena faktor refleksi buku itu lebih besar daripada faktor refleksi meja. Luas semu permukaan ialah luas proyeksi sumber cahaya pada suatu bidang rata yang tegak lurus pada arah pandang. jadi bukan luas permukaan seluruhnya, Untuk sebuah armatur bola, luas semu permukaannya sama dengan luas ling, karan besar bola itu (lihat gambar 1.14). Gambar 1.14 Luas semu permukaan dua bola gambar 1.12 ialah dari bola kecil dengan jari-jari r = 1m: Jika bola-bolanya 100% tembus cahaya dan 1 = 1 cd, maka luminansi masing masing bola sama dengan: dari bola kecil: ee a 2 Ay oF 0,318 cd/m? ; 10 Peete | Gupaya tidak menyilaukan, luminansi sumber cahaya tidak boleh terlalu besar Teminansi armatur bola dari kaca putih susu umumnya tidak dibuat lebih dari 0,3cd/em? 1.28. Contoh-contoh praktis Flux cahaya jumen Lampu sepeda memberi kira-kira 10 Im Lampu pijar 150 W_memberi 2.300 Im Lampu TL 40 W memberi 2.800 fm Intensitas penerangan (nilai rata-ratal jux Tengah musim panas, siang hari 50.000 Ix Tengah musim dingin, siang hari 10.000 Ix Waktu fajar atau senja (di lapangan terbuka) 400 Ix Waktu bulan purnama dan langit cerah 0,25 Ix Meja kamar tamu dengan penerangan buatan 500 Ix 800 Ix Ruang kantor Untuk pekerjaan sangat halus dengan penerangan buatan 3,000 Ix Intensitas cahaya kandela Dop lampu sepeda (lurus ke depan), kira-kira lcd Dop lampu sepeda dalam reflektor (pusat berkas canaya). kira-kira 250 cd Lampu suar (pusat berkas cahaya yang sangat tajam) ——-2.000.000 ed Luminansi ed/em* Matahari, dilihat dari bumi 150.000 cd/cm? Bulan, dilihat dari bumi 0.25 cd/em? Langit berawan ringan 0.5 cd/cm? Kawat lampu pijar 200 W, tanpa armatur 1.000 cd/cm? Lampu TL 0,4 cd/em? Lampu natrium 19 ed/em? Alas meja ber varna putih, dengan iluminansi 250 lux 0,05 cd/cm* 51 250 lux 0,01 cd/em?. Alas meja berwarna cok lat, dengan iluminan: 1.2.9. Ikhtisar 1 wattcahaya sama dengan energi 1 W dengan panjang gelombang 555 my. J wattcahaya sama dengan 680 lumen. Flux cahaya spesifik ialah m/W ; Flux cahaya dinyatakan dalam satuan lumen (/m ), dan sama dengan jumlah seluruh cahaya yang dipancarkan suatu sumber cahaya dalam satu detik. 5. Intensitas cahaya | dinyatakan dalam satuan kandela {cd), dén sama dengan flux cahaya per satyan sudut ruang (steradian) yang dipancarkan ke suatu arah in 2. 3. 4, W _ tertentu: o 4 od ot on atau itluminansi E dinyatakan dalam satuan le Ux, tas pener 6 see eri Max cahaya per satuan 143s permukaan (m?) | an Pp 1 2k 7. E;atarata A g. Hukum kuadrat w Ix 2 nansi L dinyataken dalam satuan cd/crm atau cd/m?, dan sama dengan luas semu permukaan sumber cahaya 2 7 atau per ™ intensitas cahaya per cm atau bidang yang diterangt: cd/m 10. Luas semu permukaan ialah luas proyeksi sumber cahaya pada suatu Didang rata yang tegak lurus pada areh pendans 1.2.10. Latihan Teori 1. Bagaimana cara menguraikan warna-warna cahaya putih? 2. Apa yang dinyatakan grafik energi ~ panjang gelombang? Dan grafik kepekaan mata? 3, Bagaimana cara menentukan grafik cahaya — panjang gelombang dari grafik energi — panjang gelombang dan grafik kepekaan mata? 4. Bagaimana cara menentukan flux cahaya spesifik sebuah lampu? 5. Jelaskaniah hukum kuadrat 6. Apa yang dimaksud dengan satu radian? 7. Apa yang dimaksud dengan satu steradian? penerange lam _teke kan i 8. Berikanlah definisi satuan-satuan yang digunakan dalam tek 9. ee hubungan antara satuan-satuan yang digunakan dal nerangan, berdasarkan suatu sumber cahay gam ivenpat er eare ang ditempat titik tengah sebuah bola. " ves 0. 10. Apa keberatannya kalau luminansi suatu sumber cahaya terlampsu De" 2 12 soat-soal 1 10. guatu lantai ukuran 8 x 16 m diterangi dengan flux cahaya 48000 lumen Berapakah intensitas penerangan rata-ratanya? ; Sebuah lampu pijar digantung 2 m di atas meja. Inténsitas cahayanya ke bawah sama dengan 480 cd. Tentukanlah intensitas penerangannya di per mukaan meja, tegak lurus di bawah lampu Sebuah reflektor cermin ditempatkan 2.5 m di atas suatu meja pajang. Sumbu perkas cahayanya diarahkan tegak lurus ke bawah. Di permukaan meja pajang tepat di bawah reflektor, intensitas penerangannya sama dengan 540 lux. Kemudian titik cahayanya dinaikkan menjadi 3 m di atas meja pajang. Berapa. kah sekarang intensitas penerangannya di permukaan meja, tepat di bawah reflektor? Sebuah tampu dari 200 W memberi 3000 lumen. Berapakah flux cahaya spesifiknya, dan berapa wattcahaya diberikan oleh lampu itu? Sebuah lampu pijar yang ditempatkan dalam sebuah bola kaca putih susu, memberi tuminansi 0,3 cd/cm? kepada bola itu. Lampunya kemudian di. keluarkan dari bola kaca tersebut, dan ditempatkan dalam sebuah bola kaca putih susu lain, yang diameternya hanya setengah diameter bola yang per tama. Berapakah luminansi bola kedua ini? Sebuah lampu pijar dari 300 W dengan flux cahaya spesifik 16 Im/W ditempat- kan dalam sebuah bola kaca putih susu. Kacanya meneruskan 75% dari flux cahaya lampu. Kalau luminansi bagian luar bola tidak boleh melebihi 1000 cd/m?, berapakah seharusnya diameter minimum bola itu? Lampunya dapst dianggap sebagai suatu sumber cahaya seragam. Sebuah lampu digantung 3 m di ates meja. Berapa meter lampu itu harus diturunkan, supaya intensitas penerangan di permukaan meja tersebut menjadi dua kali lipat? Dua sumber cahaya dengan perbandingan intensitas cahaya 1 : 16, terpisah itempatkan layar, demikian rupa sehingga inten- sejauh 10 m. Di mana harus sitas penerangan di kedua sisinya sama? Intensitas cahaya sebuah lampu sorot sama dengan 2.000.000 cd. Berkas cahaya lampu ini menerangi suatu bidang dengan intensitas penerangan 2 lux. Berapakah jarak antara bidang itu dan lampu sorot tersebut? Di titik tengah: sebuah bola dengan jari-jari 3 m ditempatkan sebuah sumber cahaya dari 150.W, Jumlah flux cahayanya 2000 Im dan merata ke somue iurusan, Tentukantah: f,_intensitas penerangan'dipermukaan bola; = flux cahaya ‘spesifiknya * intensitas cahayanya. 13 1.3. Diagram dan grafik 1.3.1. Pengentar Untuk menghitung proyek-proyek penerangan digunakan beberapa diagram dan grafik sumber cahaya. Karakteristik-karakteristik \ampu dan armatur ini dapat), dijumpsi datam buku-buku katalog. | 1.3.2. Diegram polar intensitas cahaya | Gambar 1.15 memperlihatkan diagram polar intensitas cahaye sebuah armatu terhadap garis vertikal lampu. Intensitas cahaya lampu pijar memiliki simetri ruang >” melalui pusat lampu. Karena itu pembagian intensitas cahayanya diberikan dalam suatu bidang rata melalui sumbu simetri. Diagramnya tidak perlu digambar seluruh. nya. Cukup separuhnya saja. Pengukurannya dilakukan pada jarak cahayanya dapat dianggap sebagai suatu sumber cahaya be j.jari dari 0 ke suatu titik dari grafik, menyata tu dalam satuan kandela. Umumnya diagram. yang relatif jauh. Karena itu sumber rbentuk titik. Dalam gambar 1.15, panjang jat kan intensitas cahayanya ke arah i diagram ini diberikan untuk lampu yang memberi 1000 lumen. Intensitas cahaya sebuah lampu sebanding dengan flux cahayanya. Kareha itu, untuk lampu dengan flux cahaya ain, nilai-nilai yang diberikan dalam diagram masih harus dikalikan dengan jumlah ribuan lumen lampu tersebut. Jika misainya armatur gambar 1.15 diberi lempu 1500 lumen, maka pad: sudut 30° intensitas cahayanya akan sama dengan: 1,5 x 194 = 291 cd. Gambar 1.15. Diagram polar intensitas cahaya (1000 Im) dan armatur: te 1.3.3. Grafik intensitas penerangan Diagram polar intensitas cahaya digunakan untuk menghitung intensitas penerangan i suatu titik menurut rumus: = > lux Ep Kalau misalnya intensitas cahaya suatu sumber cahaya L ke arah titik P sama dengan 1 = 400 cd, dan jarak antara L dan P sama denganr = 2m, maka inten- Gites penerangan di titik P akan sama dengan: i 400 Ep == = gp 7 100 tux, Gembar 1.16 Dalam gambar 1.16, intensitas penerangan £' di bidang a’! — b! tegak lurus pada arah J, menurut hukum kuadrat akan sama dengan: 1 vt é “Ta lux, cx IMtensitas penerangan & di bidang horisontal 2 — b, ialah proyeksi dari Pada garis tagek /urus pada bidang a — b di titik P. Jadi: E = E* cosa, di mana: a =e R sudut antara sinar cahaya dan garis tegak lurus pada bidang a — b di titik P ‘Umus ini dikenal sebagai hukum cosinus. 15 pat: Dari dua rumus 3 atas dida Kalau letak titik cahaya di atas A cos 2 = 6 Gambar 1.17. Diagram polar intensitas cahaye sebuah lampu jalan yang digan- tung, dengan grafik intensitas penerangannya. 16 { bidang horisontal sama dengan h, did ‘ Pat, Substitusi dalam rumus (1) menghasilkan: ay Jadi kalau tinggi b diberikan, intensitas penerangannya dapat juga di dengan rumnus (11) it tung Grafik intensitas penerangan suatu sumber cahaya dapat dihitung dari diagram polar intensites cahayanya. Grafik tersebut menggambarkan intensitas penerangan Gj sustu bidang datar, dinyatakan dalam satuan lux. Gambar 1.17 remperlihatkan cara memperoleh grafik intensitas penerangan sebuah lampu jalan yang digantung, dari diagram polar intensitas cahayanya. Hitungannya diberikan dalam tabel di bawah ini. 2 ee derak ¢ 1 eae E~ E' cosa {m) fed} (ix) (ix) ° 49 ‘800 16,3 16,3 1 50 750 150 148 2 53 700 13,2 12,7 3 58 600 10,3 95 4 a 500 77 67 5 74 420 57 46 a 8s 260 4a 31 7 98 200 20 14 a 113 o 9 2 Sebagai contoh di bawah ini diberikan hitungannya untuk titik q. Jarak antara g dan titik O di bawah lampu sama dengan 3 m. Untuk jarak r antara lampu dan titik g dapat ditulis: P=7 +37 = 58. Dari diagram polar intensitas cahayanya dapat dibaca: 1 = 600 cd. Jedi untuk intensites penerangan E' di bidang tegak lurus pada arah I di titk a didapat: t 600 Eile FET gg 7 10.8 x. Intensitas penerangan E di bidang horizontal di titik ¢ dapat dihitung sobege! berikeut: E=E! cosa 17 dengan a cos = Jedi E = 10,3 x 0,9191 = 95 lux. Karena intensitas cahayanya memiliki simetri ruang, maka titik-titik dengay| intensitas penerangan sama akan berada di atas lingkaran-lingkaran konsen, Gongon pusat di titik O. Lingkeran yang menghubungkan semua tit dong, nilai lux sama itu, disebut lingkaran isolux. : : Semua hitungan di ats berdasarkan lampu 1000 lumen, Kalau pada jarak 8 m dari lampu tersebut di atas digantung lampu lain dengay, intensites cahaya sama seperti lampu pertarna, maka akan didapat situasi sepeq; terlukis dalam gambar 1.18, Nilai lux dari masing-masing lampu di suatu titik dapa dijumtahkan. Garis yang menghubungken semue titik dengan nilei lux sama, disebut gar, isolux. Gamber 1.18 memperlihatkan linakaran-linakaran isolux dari masing masiny lampu, jika ditinjau secara terpisan. Selain itu juga digambar dua garis isolux masing-masing garis A untuk 12,7 lux dan garis B untuk 6,7 lux. 4 Gambar 1.18. Lingkaran-lingkaran isolux dari dua lampu jel |. ee Untuk menyusun grafik intensitas penerangan dengan cara menjumlahkan nilai- nilai tux dari dua atau lebih banyak titik lampu, diperlukan banyak latihan. Sering juga digunakan tabeltabel intensitas penerangan. Tabel berikut ini misainya, memuat jntensitas penerangan sebuah lampu comptalux 100 W. Kelau lampunya digantung pada ketinggian 5 m, maka di titik yang letaknya 2 m dari garis tegak jyrus melalui pusat lampu, intensitas penerangannya akan sama dengan 13 lux Dalam praktek untuk meneliti apakah pembagian intensitas penerangannya rata atau tidak, Gigunakan /uxmeter. Pembagian yang kurang rata kadang-kadang dapat diperbaiki dengan mengatur ketinggian lampu:lampunya Kesalahan ukur sebuah luxmeter dapat mencapai 10%, bahkan lebih, Karena itu, untuk memperoleh hasil yang dapat dipercaya, alat ukur ini harus ditera secara teratur. Sebuah luxmeter tidak dapat digunakan untuk mengukur cahaya berwarna TABEL INTENSITAS PENERANGAN LAMPU COMPTALUX 100 W 18 444 ae 250 59 E 2s 160 53 3 3 1 46 = 35 e241 15 4 62 36 15 45 4932 14 5 40 28 13 6 2% 22 12 7 7 2 7 10 6 4 a 1614 9 6 4 9 2 On 8 5 4 10 10 9 7 5 3 2 ° 1 2 3 4 5 Jarak (m) ———> 1.3.4, Ikhtisar 1. Suatu diagram polar intensitas cahaya ialah suatu karakteristik untuk pem- bagian cahaya sebuah !ampu atau armatur. 2. Diagram polar intensitas cahaya umumnya diberikan untuk lampu 1000 lumen a es + cos a lux. cos? a lux. 6. . «consi i ne Grafik intensitas penerangan melukiskan intensitas penerangan di suatu idang dalam satuan lux. dengan nilai lux sama. 6. Sy is ‘atu garis isolux menghubungkan semua t 19 1.3.5. Latihen Teori u diagram polar intensitas cahaya? 1. Apa yang dinyatakan oleh suat a lumen? ‘am ini umumnya diberikan untuk lampu berap* Diagr 2. Apa yang dilukiskan oleh suatu grafik intensitas penerang membuatnya? a y apa? Bagaimane cara 3. Lingkaran-lingkaran i 4, Bagaimana cara merencanakan penerangan solux dan garis-garis isolux it menyusunnya? fn bagaimana cara yang merata. 49 ” wagsimane a | menelitinya dalam praktek? | { | Soal-soal suatu meja persegi Panjang 2. Suatu sumber cahay: Gambar 1.19 7 hoy 8 1, Sebuah lampu pijar digantung 3 m di atas ukuran 2 m x 1,5 m. Lampunya memanca! Berapakah intensitas penerangan di pusat ‘a memancarkan 500 cd ke Jjerajat layer dengan 10 lux? vcan 300 od Ke semua jurusan | dan di sudu' arah layar yang ditempatkan 5 m dari sumber cahaya itu. Berapa d tersebut har us diputer, supaya intensitas penerangan di atasnya sama Gamber 1.21 Bosca errs: ; dang horisontal # diterangi oleh sebi i rs tet 2 Serre th eno ea rm ean fmGambar 1.20 memperlihatkan diagram polar intensitas hea en 2 im gbut dengan lampu 1000 lumen. Oe ae vatukaniah daya lampu yang harus di i Teensitas penerangan di bidang @ sama engin 200 toes nt Supava Flux cahaya spesitik lampunya sama dengan 16,2 m/W. palm suatu ruang etalase dipasang sebuah reflek i menerangi bidang miring AB (lihat gambar Tea Noemteencierio aa dipasang sebuah lampu pijar dari 500 W dengan flux cahaya 5 if 16m ny. Gambar 1.22 memperlihatkan diagram polar intensitas cahaya reflek ee 1000 lumen. Diagram ini simetris terhadap sumbu 0°—180° T eae intensitas penerangan di titik-titik P dan Q, apabila lampu dalam eigen dinyalakan. 3, Suatu bi armatur ( PS ; mw Gambar 1.23 SK) aX 60° ! 7 dD 2 wi \ c Gambar 1.24 o we 2 200 W dengan flux cahaya spesifik 12,/m/W, digantung ian 3m (lihat gambar 1.23). Gambar 1.24 mempertinat a) cahayenya untuk lampu 1000 lumen. ka ngan di titik C. 5, Sebuah lampu dari titik A peda ee diagram polar intens! Tentukanlah intensitas penera haya 5000 lumen digantung dalam armatur 1 Sebuah lampu dengan flux cal ° ks : 10 6. di atas permukaan jalan, Gamber 1.26 memperlihatkan diagram polar ined 100 lumen. f : enya untuk lampu 10 pen, Ie crelah ‘ntensitas penerangan di titik-titik A, B dan C (gambar 1.29) Gambar 1.25 A 8B © Gambsr 1.26 7. Sebuah bangunan dengan denzh seperti gambar 1.27, diberi penerangan dengat menggunakan sejumiah lampu cermin, masing-masing dari 500 W (20 Im/W], Bers Tiga buah dari lampu-lampu tersebut ditempatkan di antara 6 m. Armaturnya dipesang pada bi ress . . ; pangunan. Jarak antara lampu dan lantai sama a Py engi an = 10,4 m (lihat gambar). dengan atau kirekira Tentukanlah intensitas penerangan di titik D, tegak | : = lampu-lempu di A, B dan C dinyalakan, tegek lurus di bawah B, jika 1.4. Sistem penerangan dan armatur 1.4.1. Pengantar Penyebaran cahaya dari suatu sumber cahaya tergantung pada konstruksi sumbe cahaya itu sendiri dan pada konstruksi armatur yang digunakan. Konstruksl ame, turnya antara lain ditentukan oleh: me cara pemasangannya pada dinding atau langit-tangit; cara pemasangan fiting atau fiting-fiting di dalam armatur; perlindungan sumber cahayanya; penyesuaian bentuknya dengan lingkungan; penyebaran cahayanya. Sebagian besar dari cahaya yang ditangkap oleh mata, tidak datang langsung dari sumber cahaya, tetapi setelah dipantulkan oleh lingkungan. Karena besarnya luminansi sumber-sumber cahaya modem, cahaya langsung dari sumber cahaya biasanya akan menyilaukan mata. Karena itu bahan-bahan armatur harus dipilih demikian rupa sehingga sumber cahayanya terlindung dan cahayanya terbagi secara tepat. es anpe Berdasarkan pembagian flux cahayanya oleh sumber cshaya dan armatur yang digunakan, dapat dibedakan sistem-sistem penerangan di bawah ini: sistem penorangan fangning ke @ penerangan langsung 90 — 100% . terutama penerangen langsung 60 — 90% . Penerengan campuran ateu penerengan baur (difus) 40 — 60% , terutama penerangan tak langsung 10— 40% o- 10% @ penerangan tak langsung ae one Yang diarahkan ke bawah, dianggap sebagai diarahkan tangsung ke bidang ja. Armatur yang terutama dimaksudkan sebagai hiasan, disebut ornamen. \ 42. Absorpii i Baraat’ cahaya yang mengenai suatu permukaan akan diserap oleh ae "alan yang diserap ini menimbulkan panss pada permukaan ferseDut- 2 a am menyerap banyak cahaya n yang gelap dan bur: mukaan ¥ diserap oleh suatu permukaan ditentuka, Nol Ph fake, Bagian flux cahay? yang absorpsi a permukaan itu: haya yang diserap flux _ * Tux cahaya yang mengendt permukaan 1.4.3. Refleksi Jika sinar-sinar cahay sejajar, maka terjadi re demikian terjadi pada cermin dan p: Gambar 1.28. Refleksi cermin atau refleksi teratur. a sejajar yang mengenai suatu permukaan, dipan fleksi cermin atau refleksi teratur (gambar oat ada permukaan logam yang dipoles. fet elay leks Jika sinar-sinas ne ae ke semua jurusan, maka terjadi refles kasar, misainya aa fen eed 1.29), seperti yang terjadi pada suatu permuka Ingit-langit yang dikay Antara dua be ng pur. Oe a eee a aa coer refleksi Ia kilat, misainya ee ar 1.30), yang dapat dikenali dari permukean ¥ yang basah, linoleum yang baru digosok dan S#° misalnyt jang bet gainy? if capo | Gambar ” 1.29 Retleksi baur | Pais tae a Gambar: 1.30 Refleks! 24 Gambar 1.31. Refleksi terpencar Kalau bentuk berkas cahaya yang dipantulkan agak lebih teratur, dikatakan bahwa terjadi refleksi terpencar (gambar 1.31) Jumlah cahaya yang dipantulkan tidak ditentukan oleh mengkilatnya suatu permukaan, tetapi oleh sifat-sifat dan permukaan bahannya. Permukaan difus kadang-kadang dapat memantulkan lebih banyak cahaya daripada suatu permukaan yang mengkilat. Bagian flux cahaya yang dipantulkan ditentukan oleh faktor refleksi + suatu permukaan: flux cahaya yang dipantulkan flux cahaya yang mengenai permukaan Faktor refleksi 0,€ atau 60% berarti, bahwa 60% dari flux cahaya yang mengenai permukaan, dipantulkan 1.4.4. Transmisi Bahan-bahan tembus cahaya, seperti berbagai jenis kaca, seluloida dan sebagainya, akan memantulkan atau menyerap hanya sebagian saja dari cahaya yang mengenai- nya. Sebagian besar dari cahaya itu dapat menembus bahan-bahan tersebut Gambar 1.32 memperlihatkan transmisi teratur. Sinar-sinar cahaya yang masuk sejajar, keluar tetap sejajar Gambar 133 memperlihatkan transmisi difus sempurna. Sinar-sinar yang masuk sejajar, keluar tersebar, seperti misalnya pada kaca opal. Karena itu kaca ini banyak digunakan untuk penerangan, antara lain untuk lampu argenta \ a Gambar 1.33. Transmisi difus sempurna Gambar 1.34. Transmisi campuran 25 Sambar 1.32, ransmisi teratur. i | hatkan transmisi campuran, seperti yang oo i mperli , Gambar 1.34 me! lampu pijar yang kacanya diburamkan, aca buram dan pada lampu"l Bagian flux cahaya yang dapat menembus ditentukan oleh fakroy transm;, us suatu bahan: flux cahaya yang dapat menembus . eee * © Flux eahaya yang mengenai permukaan Untuk suatu permukaan berlaku: atrt+t=. 1.4.5. Refleksi netral dan selektif Kalau cahaya yang mengenai suatu permukaan dipantulkan tanpa perubshan maka terjadi refleksi netral. Kalau disinari dengan cahaya merah, permukean itu akan memantutkan cahayg merah juga. Kalau disinari dengan cahaya putih, ekan dipantulkan cahaya putin, Jadi warna suatu permukaan ikut ditentukan oleh werna cahaya yang menyinai nya. watna, Warna suatu permukaan juga ditentukan oleh intensitas cahaya yang menyinari nya. Permukaan hitam yang diberi penerangan kuat akan tampak kelabu. Sebagi contoh misalkan papan tulis hitam dalam ruangan yang gorden-gordennya ditutup. Melalui celah gorden, seberkas cahaya matahari jatuh di atas papan tulis itu. Kalau berkas cahayanya cukup terang, ada kemungkinan bagian papan tulis yang di: teran, akan tampak lebih muda warnanya daripada warna suatu garis yand dibuat dengan kapur tulis putih di atas papan tersebut. Kesan cahaya putih hanya relatif. Cahaya putih bisa juga memberi kes" Kelabu, bahkan hitam. Hal ini tergantung pada faktor refleksi r permukaan be disinari. Jika faktor refleksinya melebihi 75%, permukaannya dikatakan oat Jika + di antara 5% dan 75%, permukaannya dikatakan berwarna kelabu. Jik? Kurang dari 8%, permukaannya dikatakan hitam (gambar 1.38). Jika_permukaan Pantulkan akan j 1.36). Permukaa Jainnya akan di berwarna disinari dengan cahaya putih, make 182 berwama. Dikatakan bahwa terjadi refleks! 5 ayaa, merah akan memantulkan terutama cahaya Mera? 1 sag Serap, warna yang satu dlisetep. lebih banyak da 26 al putin ‘meray meran’ Wnatahs Gambar 1.36. Permukaan meran — Refleksi selek: Jadi faktor refleksi suatu permukaan tidak hanya ditentukan oleh bahannya, tetapi juga oleh warna cahaya yang menyinarinya. Jika permukaan merah disinets cahays merah, maka hampir tidak terjadi ahsorpsi. Jadi dalam hal ini faktor refleksinya akan sangat besar jika dibandingkan dengan faktor refleksi permukosn itu aaa cahaya putih Karena itu, tabeltabel faktor refleksi selalu mencantumkan kira (lihat tabel berikut ini) Faktor retleksi beberapa permukacn untuk cahaya putin Piesteran putih (baru, kering) 0.70 - 080 Plesteran pu'ih (tama) 0.30 - 0,60 Cat air pun 0.65 - 0.75 Cat minyak puri 0.75 ~ 085 Cat aluminium 0.60 -0.75 Beton (baru) 0.40 - 0.50 Beton (tame) 0.05 - 0.15 Baty bata (baru! 0.10 - 0.30 Batu bata (lama) 0.05 - 0.15 Popan serat kayy (kuning gading, baru) 0.50 - 0,60 Papan serat kayu (kuning jeding, lama) 0.30 - 0.40 Kayu berk den esdoorn, warna muda 0.55 ~ 0.65 Kavu ek, diberi lak warna muda 0.40 - 0.50 Kayu eik, diberi lak warna gelap 0,15 — 0.40 Kayu mahoni 0.15 - 0.40 Gorden kuning 0.30 - 0.45 Gorden merah 0,10 - 0.20 Gorden bir 0.10 - 0.20 Gorden perak-kelabu 0.15 - 0.28 Gorden cokiat tua 0,10 - 0.20 Beledru hitam 0,005 - 0,01 Reflectat 0.98 - 0.98 Perak (dipoles) ad Email (putin) ees gore Niket ‘dipotes) 053 - 0,63 poles Nikel (buram) 0.48 — 0,52 Aluminium {dipotes) 0,65 - 0.75 Aluminium (ura) cee Aluminium (“Alree") 0.80 — 085 Tembaga vs 0,48 0.80. Krom (a 0,60 - 0,70 Krom fourm) 0,52 — 0,55 Kateng 0.68 7 0.70 27 = mukaan juga tergantung pada warna cahaya yang menerangin ee dalam cahaya buatan berbeda dengan warnanya p'™ dikatakan bahwa cahaya ity palsy. Perubahan warna ini dapat died jalan jalan dengan penerangan lampu natrium. Dalam cahaya kun, atu benda putin akan tampak kuning; yang dipantulkan, han } onda ungu akan tampak hampir hitam, sebab cahaya kunig benda itu dan hampir tidak ada refleksi. : penerangan lampu TL terjadi perubahan warn Warna suatu per Jika warna suatu permu! siang hari, dengan jelas di lampu natrium ini, su cahaya kuning saja. 8 dari lampu akan diserap Juga di toko-toko dengan Kalav dua bends, yang satu bewarna gelap dan yang Iain berwarna mud diletakkan di bawah sinar matahari selama jangka waktu yang sama, maka ca yang berwarna gelap akan menjadi lebih panas, karena lebih banyak menyeray venava, Karena itu, di daerah-daerah tropis banyak dikenakan pakaian berwamna rida atau putih, Karena warnawarna ini tidak banyak menyerap cahaya matahar 1.4.6. Transmisi netral dan selektif Transmisi netral dapat disemakan dengan refleksi netral. Kalau suatu bahan dapat ditembus cahaya, dan warna cahayanya tidak atau hampir tidak berubah, maka) dikatakan bahwa terjadi transmisi netral. Cahaya merah juga keluar sebagai cahaya) merah (gambar 1.37). Cahaya putih dapat memberi kesan putih, kelabu atau hampir hitam, tergantung pada faktor transmisinya Transmisi netral terjadi antara lain pada kaca jendela. meran aca jendelt Gambar 1.37. Transmisi netral Sener ivge es refleksi, dikatakan terjadi transmisi selektif kalau semua #2 mal warne i sate warna tertentu. Kaca merah misalnya akan menyer2P my Fran pasate Keouali warna merch. Kalau cahaya putih mergene vn Satu sisi hanya dipantulkan cahaya merah, jadi sisi kaca itu 2! merah, Sisi lainnya han: i oo ya dapat ditemb: seas tampak merah (gambar 1.38). move ten cave me filter merah Gambar 1.38. Transmisi seleKt dapat oiyea kedua sisi filter itu akan tampak hitam (gambar 1.39) putih ieee viv we \ Apa yang terjadi pada cahaya tampak, juga terjadi pada sinar inframerah dan sinar ultraungu. Lampu infraphil memiliki kaca tembus sinar inframerah, dan lampu sinar matahari buatan memiliki kaca tembus sinar ultraungu. Gambar 1.39 filter biru tua 1.4.7, Armatur a. Pengantar Armatur-armatur lampu dapat dibagi menurut beberapa cara, yaitu: 1. berdasarkan sifat penerangannya, atas armatur untuk penerangan langsung, sebagian besar langsung, difus, sebagian besar tak langsung dan tak langsung: kedap ai 2. berdasarkan konstruksinya, atas armatur biasa, kedap tetesan air. kedap letupan debu dan kedap letupan gas: atas armatur untuk penerangan dalam, penerang 3. berdasarkan penggunaannya, j, dan armatur yang ditanam an luar, penerangan industri, penerangan dekoras di dinding atau langit-langit dan yang tidak ditanam: 4. berdasarkan bentuknya, atas armatur balon, pinggan, “rok, gelang. armatur Pancaran lebar dan pancaran terbatas; 1 kemudian armatur kandil, palung dan armatur-armatur jents lain untuk lampu- lampu bentuk tabun 1g: angit-langit, dinding, gantung. 1 5. berd 7 lasarkan cara pemasangannya, atas armatur Ki - é tur gantung memakai kabel. berdiri, armatur gantung memakai pipa dan arma' Bentuk sumber cahaya dan armatur harus demikian rupe sehingga tidak os "vilaukan mata. Bayang-bayang harus ada, sebab bayang-bayang in! Sere Untuk dapat melihat benda.benda sewajarnya. Akan tetapi bayang:bavand He oleh tertalu tajam. / ee van tl8i9 itu konstruksi armatur iarus demikian uP {chin en ne itu rauntuk menyingkirkan panas yang ditimbulken eh Sum ae Su arus ada cukup banyak lubang di bagies bawah dan bagian 2 29 an tinggi hingga dapat menimby, armatur sekali-kal kan kebakaran atau . , i Efisiensi penerangan !angsung sangat baik. Cahaya yang dipancarkan sumber cahay, ‘ang harus diberi penerangan; langit-langit = b. Penerangan langsung seluruhnya diarahkan ke bidang Y: : tetapi sistem penerangan ini menimbulkan bayang tidak ikut berperan. Aken r Keberatan ini dapat dikurangi dengan menggunakan sumber. uk tabung (lampu TL) sung. bayang yang tajam. sumber cahaya bent Kalau digunakan penerangan 120 tidak langsung mengenai mata erutama digunakan di ruangan-ruangan yang tingg| gan luar, harus diusahakan supaya cahayany, Penerangan langsung t nya di bengkel dan pabrik, dan untuk peneran Gambar 1.40. Armatur pancaran lebar Gambar 1.41. Armatur pancaran terbats | 30 Wgunakan untuk peneray | Aematur pancaran lebar digut pe Pa kel; untuk penerangan setempat, misainya di a el; | en armatur pancaran terbatas. gun: ngan umum dalam bengkel- tas mesin-mesin perkakas, di- nerangan industri dengan lampu bentuk tabun, | Untuk i 42). Untuk penerangan luar dapat digunak ar : 19 digunakan armatur palung ‘an armatur “rok” (gambar | (gamb | 1.43). Gambar 1.42, Armatur palung Gambar 1.43. Armatur “rok” . jerangan jalan. Gember 1.44 memperitutkan sebuah armatur kedep or aipasang pede dinding Gamer 1:45 memperlihatkan sebuah armatur vrnca kempa, dan digunaken tnt lengielangit: Armeur Ini cocok untuk Tana juga digunakan fempulampu soni Penerangen etalase, Untuk keperluan: ini Permin, : 31 Gambar 1.44, Armatur kedap air Gambar 1.45 Armatur dinding (tidak ditanam) Gambar rah cohayanya dapat een . sksen penerangan dapat diletakkan di tempat-tempat yang runiatihes tu. Jadi Terutama penerangan Jangsung Efisiensi penerengan yang sebagian besar langsung ini juga cukup baik. Dibanding kan dengan penerangan langsung. pembentukan bayang-bayang dan kilaunya agak kurang. Sejumlah kecil cahaya dipancarkan ke atas; karena itu kesan menge ukuran ruangannya menjadi lebih baik. Seoleh-olah langit-angitnya lebih tinggi. Sistem penerangan ini digunakan di gedung-gedung ibadat, untuk tangga dalam rumah, gang dan sebagainya Gambar 1.47. Pelindung dar’ kawat Gambar 1.47 memperlihatkan pelindung dari kawat baja berlapis seng untuk ornamen, misalnya untuk ruangan-ruangen olahraga. 4. Penerangan difus Efisiensi penerangan difus lebih rendah daripada efisiensi kedua sistem yang telah dibahas lebih dahulu. Sebagian dari cahaya sumber-sumber cahaya sekarang diarsh- kan ke dinding dan langit-langit. Pembentukan bayang-bayang dan kilaunya banyak berkurang. Penerangan difus digunakan di ruangan-ruangan sekolah, di ru Kantor dan di tempat-tempat kerja. ; ‘Armatur untuk penerangan difus ialsh armatur-armatur baton, missinya etur gantung memakai pipa (gambar 1.48). Armatur ini memi liki balon deri keca‘opal tripleks. Kaca ini tidak menyerap banyak cahaya, jadi efisiensinya ting). - Kaca opal tripleks terdiri dari dua lapis kaca bening dengan satu lapis tipis kaca Opel di antaranya, angan-ruangan 33 Gambar 1.48. Armatur gantung pakai pipa e._ Terutama penerangan tak langsung Bayang-bayang dan kilav yang timbul pada sistem penerangan ini hanya sedikt Sebagian besar dari cahaya sumber-sumber cahaya sekarang diarahkan ke ata Karena itu langit-langit dan dinding-dinding ruangan harus diberi warna teran Penerangan sebagian besar tak langsung ini digunakan di rumah-rumah sakit, ¢ ruangan baca, toko-toko dan di kamar tamu. Gambar 1.49. Armatur dinding untuk penerangan sebagian besar tak langsung Gambar 1.49 . ‘ bagian besa toa emeertinatkan sebuah, ermacur dinding untuk peneranae” % bentuk gela sung. Gambar 1.50 memperlihatkan sebuah armatu 9205 ng. Keck sakit ‘ua armatur tersebut antara lain digunakan di rumah-rU! 34 Gambar 1 50. Armatur gantung bentuk gelang + Penerangan tak langsung pada sistem penerangan tak langsung cahayanya dipantulkan oleh langit-langit dan dindingdinding. Warna langit-langit dan dinding-dinding im harus terang. Bayang bayang hampir tidak ada lagi Penerangan tak langsung antara lain digunakan di ruangan-ruangan untuk mmembaca, menulis dan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan halus lainnya 148. tkhtisar 1. Sistem-sistem penerangan langsung dan sebagian besar langsung, campuran atau baur (difus) sebagian besar tak langsung dan tak langsung, 2 Atsorpsi, retleksi, transmise. a tr t= 1 3. Refleksi cermin cermin, permukaan logam yang dipoles dan permukaan ait ditus langit-langit dan dinding yang dixapur, kertas 1sap. campuran jalan basah 4 Transmisi teratur kaca jendela; difus kaca opal; cempuran : kaca buram. ®. Retleksi selek tif terjadi pada permukaan beware 6. Tra Transmisi selektif terjadi pada filter 7. Armi tur untuk penerangan langsung - ; lung, lampu armatur pancaran lebar, armatur pancaran terbatas. armatur pal cermin, reflek tor. 8. Armatur untuk penerangan-difus: @rmatur balon dari kaca opal q iS 1.4.9. Latihan faktor apa yang mempengaruni konstruksi suatu armatisr? r-fal 1, Fakto 9. apa kerugian penerangan langsund 3. Apa perbedaan antara ornamen d2” armatur? "apa yang dimaksud dengan absorpsi? Permukaan-permukaan apa yang me nyerap banyak cahaya? 5, Jenis.enis refleksi apa yang anda kenal? Apa yang dinyatakan oleh fakig refleksi? 6. Apa perbedaan antara refleksi netral dan refleks! selektit? 7. Bilamana suatu permukaan hitam akan tampak keabu? 8. Sebutkanlah beberapa contoh refleksi selektif 9. Apa yang dimaksud dengan cahaya palsu? Sebutkanlah beberapa contoh 10. Apa yang dimaksud dengan filter cahaya? Sebutkanlah penggunaannya 11. Sepotong peiat logam disinari dengan jika pelat ity menyerap 30 Im? Sepotong pelat kaca disinari dengan 80 Im dan memantulkan 10 im. Fakto absorpsinya 10%, Berapakah faktor transmisinya? Apa yang terjadi dengar 100 Im. Berapakah faktor refleksinya 12 cahaya yang diserap? nari cahaya merah? 13, Bagaimana tampak permukaan putih, jika d 14, Mengapa lampu umumnya ditempatkan dalam armatur? 15. Sepotong pelat logam yang telah dipoles disinari dengan 150 /m. Jika pela itu memantulkan 135 /m, berapakah faktor refleksi dan faktor absorpsinv? 16. Sepotong pelat kaca memiliki faktor refleksi 0,15 dan faktor transmisiny? 0,8. Berapakah faktor absorpsinya? in lepar da0 17. Sistem penerangan apa yang diperoleh dengan armatur pancara! ( digunakar’ armatur pancaran terbatas? Di mana armatur-armatur tersebut 18. Apa keuntungan armatur yang arahnya dapat diatur, dibandingkan dens" armatur yang tidak dapat diatur? Di mana digunakan armatur-armatur yang dapat diatur? ana digunakan penerangan yeng sebagian besar tak langsung” bers warna tera akan 20. Mengapa langit-langit dan dinding-dinding ruangan harus di! itka digunakan penerangan tak langsung? Di mana sebaiknya a9u" nerangan tak langsung? 15. Cara menghitung penerangan dalam 15.1. Pengantar i Akhir-akhir an hir ini makin terbukti bahwa penerangan yang’ baik memegang Pe Penting, terutama untuk industri. 36 ae Untuk suatu perusahaan produksi, penerangan r * yang bai 5 keuntungan-keuntungan berikut ini: 19 baik antara lain member peningkatan produksi; peningkatan kecermatan; kesehatan yang lebih baik ; suasana kerja yang lebih nyaman; keselamatan kerja yang lebih baik pange pilihan mengenai sistem penerangan yang sebaiknya digunakan dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain igacuht intensitas penerangannya di bidang kerja; intensitas penerangan umumnya dalam ruangan; biaya instalasinya; biaya pemakaian energinya; biaya pemeliharaan instalasinya, antara lain biaya untuk penggantian lampu- Panes lampu. Penerangan suatu ruangan kerja pertama-tama harus tidak melelahkan mata tanpa guna. Karena itu perbedsan intensitas penerangan yang terlalu besar antara didang kerja dan sekelilingnya, harus dihindari, karena akan memerlukan daya denyesuaian mata yang terlalu besar sehingga melelahkan Perbandingan antara intensitas penerangan minimum dan maksimum di bidang 4 x 3000 = 12000 lumen. Jumlah armatur yang diperlukan dapat dihitung setelah ditentukan faktor depresiasinya. Untuk contoh ini dapat diperkirakan, bahwa hanya akan terjadi Pengotoran ringan. Kalau lampu-lampunya diperbaharui setiap 2 tahun, maka d= 0.8 (lihat tabel 2). Jadi: E = 1250 lux A = 8 x 16 = 128m? a = 08 ® amatur * 12000 lumen n = 059, sehingga: 1250 x 128 mn 000 og = 282 12000 x 0,59 x 08 Jumiah ini dapat diba 3 deret dari 9 armatur. Cara penempatan armatur-ari langit ruangan. Selain itu j Rentukan. Di atas meja_ gai ganggu. ‘gi atas 4 deret, masing-masing dengan 7 armatur, atau ‘maturnya juga tergantung pada konstruksi langit- jug2 penempatan meja-meja gambarnya ikut me- mbar tidak boleh ada bayang-bayang yang meng- 49 a kuran bujursangkar. Juga kata, jhitung dari ul oe Las A setae arnt Keperluan fain, misalnya untuk seramb ae dy an ruangan oie dari panjang dan lebar bujursangkar. Kalay Kemet A tetap ee igi tempat serambi itu tidak mungkin dipasang armati “ a ee ma ternyat i tempat ini ditiadakan. adi dalam ; a armatu vakty instalasinya diserahkan, jadi dalam keadaan dary, intens ent aa ‘akan jauh lebih tinggi, yaitu sama dengan: ita peneranga! 1250 _ 4562.5 lux °8 kan 3000 Ini berlaku kalau setiap tabung TL menahasian w lumen, Sesungauhnyg flux cahaya yang dihasilkan sebuah tabung selama 100 jam aya, pertama, lebih banyak daripada 3000 lumen 1.5.10 Letihan. Teori. 1. Apa keuntungan-keuntungan penerangan yang baik bagi suatu perusahaan produksi? | 2. Faktor-faktor apa yang harus dipertimbangkan, jika memilih sistem pene | rangan yang sebaiknya digunakan? 3. Perbedaan intensitas penerangan yang terlalu besar antara bidang kerja dan sekelilingnya harus dihindari. Mengapa? 4. Faktor-faktor apa_yang menentukan pilihan intensitas penerangan di suatu bidang kerja? 8. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi efisiensi penerangan? 6. Apa yang dimaksud dengan efisiensi armatur? | 7. Bagaimana cara menentukan indeks ruangan atau indeks bentuk? 5 ae cara menentukan tinggi h dalam hitungan indeks ruangan? | 10, reece imaksud dengan faktor denresiasi? 2 | pa yang menentukan nilai faktor depresiasi? | Soal-soal, | | 1. Suatu ruan, TL 40w, 40%, dan f 'gan dengan tuas lantai 48 m? tar diberi penerangan dengan 24 an? yang masing-masi anny ing menghasilkan 2800 Im. Efisiensi penernd faktor depresiasinyad = 07. : ah intensitas peneranaan dalam ruangan tersebut. ane * Suatu rua jan : ° 250 tun ped” Kelas harus diberi Penerangan dengan intensitas Pe” @njang ruangan 9 inya 3,85 ™- fw Untuk pene: ngannys 7 ™, lebarnya 8 m dan tinaginy® 3 fo w dena cahaya spesitik gunakan armatur lampu TL resi a“ 7 dep" nya d7, 85 ImMW. Efisiensi penerangannya 50% dan fakto! Tentukani, ah ju nya Penempatan anron 2fmatur yang dipertukan. Gambarlah ee armath 50 Matur-armaturnya serta jarak antara masing-Mas Gengan menggunakan armatur lampu TL 2 x 40 W yar langit. Masing-masing tabung TL memberi 2800 lume! nya harus 300 lux. Tinggi ruangan 4,50 m. Faktor depresiasinya 0,6. Untuk menen penerangannya berlaku tabel di bawah ng dipasang pada langit- n. Intensitas penerangan. tukan efisiensi a ——_—————— indeks efisiensi penerangan dalam keedaan bentuk k dipakai 1 0,21 15 0,27 2 0,32 25 0,36 3 0,40 4 0,43 5 0,46 Tentukanlah jumlah armatur yang diperlukan untuk instalasi ini (perhitungkan juga _kemungkinan pelaksanzannya). Berapekah intensitas penerangannya di bidang kerja dalam keadzan baru? 4. Suatu bangsal ukuran 150 x 10 m harus diberi penerangan dengan mengguna- kan lampu-lampu TL 65 W, 4400 /m. Intensitas penerangannya harus 60 lux. Faktor depresiasinya setelah 2 tahun sama dengan 0,6. Efisiensi penerangan- nya us, a Tentukanlah jumlah tabung TL yang harus dipasang dalam ruangan ter sebut. b. Berapakah intensitas penerangannya setelah 2 tahun, kalau pada waktu Penyerahan iluminansinya dibuat 15% lebih tinggi daripada yang diha- ruskan? 5. Suatu ruangan kerja dengan ukuran lantai 12 x 8 m harus diberi penerangan dengan intensitas penerangan rata-rata 350 lux (d = 0,8). Kalau efisiensi penerangannya sama dengan 0,4, tentukaniah: 2. jumlah (ampu pijar 150 W, 16 m/W, yang diperlukan; b. jumiah lampu TL 40 W, 70 Im/w, yang diperlukan thalas 1601: * Bitva pemakaien listriknya per tahun untuk a danuntuk>- eg Dimisalkan bahwa lampu-lampunya digunakan 10 iam sel hari per tahun. Har dengan Rp. 35.~ . Harga 1 kWh sama denga! e. ‘ &- kesimputan apa yang dapet diambil dari jawaban pertanyaen ngan ketentuan- usta Fencana penerangan untuk suatu ruangan toko de Yaemtuan sebagai berikut. ddan tinggi 3.50 m: tinaai ‘Uran-ukuran, ruangan: panjang 12 m, lebar 6 m rata di meja p9jeng Bajangnya 0,85 m. Intensitas penerangan rata fi 52 a rus 250 lux: har penerangannya 32 bola), atau lampu in lampu pijar: atas lantai 2,65 m. Dalam setiap difusor gj 300 W yang memberi 4800 Im. " pat digunakan lampulampu pij 2 denga, rca vlampu TL dengan data sebagai berikyt, ‘iy : . a. Penerangan denga Tinggi tampu di buah lampu pijar Penerangan dengan lampu TL: Tinggi lampu di atas lantai 3,25 Setiap armatur terdiri dai 2 a TL 40W: masing-masing tabung memberi 2500 Im. Daya balasnya 2p W per armatur. Dasang ing dan langit-langit, armatur yang digunakan day efisiensi penerangannya seperti di bawah ini 37,5%: 36%; Karena refleksi din ukuran ruangannya, a. untuk penerangan dengan lampu pijar <7 b. untuk penerangan dengan lampu TL 7 penerangan, faktor depresiasinya sama dengan = 08 Untuk kedua cara Untuk kedua cara penerangan tersebut di atas, tentukanlah: indeks ruangannya k; jumlah ermatur yang diperluken; fluks cahaya spesifiknya dalam satuan /m/W: daya terpasang yang diperlukan; daya terpasang yang diperlukan, dinyatakan dalam W per m? luas lantai eeaege . Bangsal suatu pabrik tekstil harus diberi penerangan dengan menggunakan armatur TL 2 x 40 W duo untuk penerangan langsung. Intensitas penerans rata-ratanya harus 250 lux. er) dengan jenis pekerjaan yang harus dilakukan dala’ sebut, digunakan tabung-tabung TL dengan warna cahaya tert cahaya 2800 Im per tabung. Ukuran bangsal 42 x 8 m ym bangsal te fentu dan fluks Jarak fF K vertkal antara lampu dan bidang ialah dengan 3,70 m. Flux cahayé coe dapat ditentukan dari tabel di bawah ini pesifiknya {untuk | Faktor depeesissinys dean lampu dengan balas) sama dent gan 56 In. oO indeks bentuk k efisiensi pene: -nsi penerangan | 1S 020 B 0.26 aa 030 3 0,35 j 4 039 5 0.42 F | 0.45 | a 8. 10 Tentukanlah jumlah armatur yang diperlukan untuk penerangan i Hi ini. Hasit. * aya harus dibulatkan ke bilangan genap yang terdekat Tentukanlah daya terpasang yang diperlukan. injukkan rata-rat ¢, Berapakah penuni ratarata sebuah luxmeter, jika diukur segera setelah instalasinya diserahkan? gvatu kantin ukuran 10 x 20 m harus diberi penerangan. Tinggi cuan 5.36 m. Intensitas penerangan rata-ratanya harus E = 225 lux Warna dinding-dindingnya kuning muda; langit langitnya putih, armatur yang digunakan ialah NB 64 (lihat tabel 5), dengan lampu 300 W (flux cahaya spesifiknya 15 /m/W). Pengotoran dalam ruangan hanya sedikit dan lampu-lampunya dibersihkan setiap tahun. armatur-armaturnya digantung 1,5 m di bawah langit-langit Tentukanlah: annya tp dan tw: kK efisiensi penerangannya; flux cahaya By ; jumlah armatur yang diperlukan. Gambarlah denahnya dengan penempatan armatur-armaturnya serta jarak antara_ masing-masing armatur dan entara armatur dan dinding-dinding. reaoge Suatu kantin ukuran 8 x 50 m dan tinggi 5 m harus diberi penerangan dengan menggunakan armatur TL 2 x 65 W duo (lihat tabel 3). Flux cahayanya 3100 Im per tabung. Warna langit-langitnya putih (rp = 0,7) dan dinding-dindingnya kuning (rw = 0,5); d = 0,8. Tentukanlah jumlah armatur yang diperlukan supaya E = 250 lux. Kalau harga 1 kWh sama dengan Rp. 35.—, tentukanlah biaya pemakaian listrik instalasi ini setiap tahunnya. Berapakah daya terpasang yang diperlukan? Penerangannya digunakan rata-rata 6 jam per hari dan 300 hari per tahun. Daya balasnya 20 W per armatur Suatu bangsal pabrik harus diberi penerangan dengan lampu-lamju TL. In- tensitas penerangannya harus kira-kira 300 lux Atmatur yang digunakan ialah TL 2 x 40 W, 2800 Im per tabung (tabel 4). Ukuran bangsal: panjang 24 m, lebar 8 m dan tinggi 5 m. Tinggi bidang kerja nya 0,80 m, Langittangit dan dindingnya diberi warna muda. Pengotorannya hanya sedikit.- Faktor depresiasinya d = 0,8. a entukanlah j rr rc jiperlukan q dipertul b. jumlah armatur yang di Bustlah gambar denahnya menurut skala di atas kertas Penempatan armatur-armaturnya (dinding-dindingnya Saris tunggal) digambar dengan

Anda mungkin juga menyukai