Anda di halaman 1dari 3

BAB 2

PENDAHULUAN

2.1 Pengertian Stroke Bleeding


Stroke atau cidera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak. (oktavianus, 2014)
Menurut WHO, stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang
cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala
yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian
tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler. (Judha Mohamad,
2011)
Stroke merupakan sindrome klinis akibat gangguan pembuluh darah otak,
timbul mendadak dan bisanya mengenai penderitaan usia 45-80 tahun.
(Rasyid, 2008)
Stroke hemoragik adalah stroke karena pecahan pembuluh darah sehingga
menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu
daerah otak dan merusaknya. Hampir 70% kasus stroke hemoragik di derita
oleh penderita hipertensi. Stroke hemoragik ada 2 jenis :
a. Hemoragik intraserebral : pendarahan yang terjadi di jaringan otak
b. Hemoragik subaraknoid : pendarahan yang terjadi pada ruang
intraserebral. (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan
jaringan yang menutupi otak).

2.2 Etiologi
a. Adanya kerusakan arteri yang disebabkan oleh usia, hipertensi dan Dm
b. Timbulnya trombosis
c. Timbulnya emboli
d. Penyebab hemoragik :
1. Iskemia :
Merupakan penurunan aliran darah ke otak
2. Trombosit :
Merupakan penyebab stroke paling utama, umumnya karena
arterosklerosis, hipertensi juga merupakan suatu faktor dasar yang
penting, thrombus mengakibatkan oklusi lumen arteri dan menurunkan
perfusi yang kemudian dapat menyebabkan iskmeia dan infark
3. Embolisme cerebral :
Bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh
yang lain.
4. Hemorragi cerebral
2.3 Manifestasi Klinis
Stroke hemoragik dibagi atas :
a. Perdarahan Subaraknoid (PSA)
Pada pasien dengan PSA didapatkan gejala prodromal berupa nyeri
kepala hebat dan akut kesadaran sering terganggu dan sangat bervariasi.
Ada gejala atau tanda rangsangan maningeal. Edema papil dapat terjadi
bila ada perdarahan subhialoid karena pecahnya aneurisma pada
komunikans anterior atau karotis intera.
b. Perdarahan intraserebral (PIS)
Stroke akibat PIS mempunyai gejala prodromal yang tidak jelas, kecuali
nyeri kepala karena hipertema. Serangan seringkali siang hari, saat
akitivitas, atau emosi (marah). Sifat nyeri kepalanya hebat sekali. Mual
dan muntah sering terdapat pada permulaan serangan. Hemiparesis atau
hemiplagia biasa terjadi sejak permulaan serangan. Kesadaran biasanya
65% terjadi kurang dari setengah jam, 23% antara setengah sampai
dengan 2 jam, dan 12% terjadi setelah 2 jam sampai 19 hari.

2.4 Patofisiologi
Pada stroke hemoragik, perdarahan disebabkan oleh karena pecahnya
aneurisma, AVM (Arterio Venous Malformation) atau yang paling sering
karena hipertensi. Peningkatan tekanan sistolik da diastolik menyebabkan
perubahan pada dinding arteri sehingga menjadi mudah pecah. Aneurisma
lebih sering ditemukan pada daerah percabangan arteri cerebral besar,
pecahnya aneurisma menyebabkan perdarahan di ruang subarachnoid atau
langsung masuk di dalam ventrikel sehingga menyebabkan perdarahan intra
cerebral, hal ini meneyebabkan aliran darah menjadi berkurang dan
selanjutnya akan terjadi iskemi dan kemudian penurunan fungsi neurologis

2.5 Pathway Stroke Hemoragik

2.6 Pemeriksaan penunjang


a. Pemeriksaan radiologi
1. CT Scan : didapatkan hiperdens fokal, kadang-kadang masuk
ventrikel, atau menyebar ke permukaan otak.
2. MRI : untuk menunjukkan area yang mengalami hemoragik
3. Angiografi : untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurisma atau
malformasi vaskuler.
4. Foto thorax : untuk memperlihatkan keadaan jantung, apakah terdapat
pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda hipertensi
kronis pada penderita stroke.
b. Pemeriksaan Laboratorium
1. Pungsi lumbal : pemeriksaan likuor yang merah biasanya
dijumpai pada perdarahan yang masif, sedangkan perdarahan yang
kecil biasanya warna likuor masih normal (xantokhrom) sewaktu hari-
hari pertama
2. Pemeriksaan darah rutin
3. Pemeriksaan kimia darah : pada stroke akut dapat terjadi
hiperglikemia. Gula darah dapat mencapai 250 mg dalam serum dan
kemudian berangsur-angsur turun kembali
4. Pemeriksaan darah lengkap : untuk mencari kelainan pada darah itu
sendiri

2.7 Penatalaksanaan
1. Observasi dan tirah baring teralu lama
2. Mungkin diperlukan ligasi pembuluh yang pecah dan evakuasi hematom
secara bedah
3. Mungkin diperlukan ventilasi mekanis
4. Untuk cedera terbuka diperlukan antibiotik
5. Metode-metode untuk menurunkan tekanan intrakranium termasuk
pemberian diuretik dan obat anti inflamasi
6. Intervensi bedah digunakan hanya bila lesi terus meluas dan menyebabkan
penyimpangan neurologis lanjut

Anda mungkin juga menyukai