Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“ Pengelolaan Sampah“

Dosen pembimbing :
Silvi Adi Putri,SKM.,M.Kes

Disusun oleh :
Nindya Alifa
(191000213461025)

JURUSAN D3 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS KESEHATAN DAN MIPA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul dan membahas tentang “PENGELOLAAN LIMBAH KLINIS”.
Dalam penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen pembimbing
ibuk Silvia Adi Putri,SKM.M.Kes. Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah, Amin Yaa Robbal ’Alamiin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................
A. Latar Belakang................................................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................
C. Tujuan............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................
A. Pengertian Limbah Klinis...............................................................................................
B. Macam-macam Limbah Klinis........................................................................................
C. Dampak Limbah Klinis...................................................................................................
D. Masalah yang ditimbulkan.............................................................................................
BAB III PENUTUP........................................................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Limbah klinis adalah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi, veterinari, farmasi atau sejenis,
pengobatan, perawatan, penelitian atau pendidikan yang menggunakan bahan-bahan beracun, infeksius
berbahaya atau bisa membahayakan kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu.
Selain sampah klinis, dari kegiatan penunjang rumah sakit juga menghasilkan sampah non klinis atau
dapat disebut juga sampah non medis.Sampah non medis ini bisa berasal dari kantor/administrasi kertas,
unit pelayanan (berupa karton, kaleng, botol), sampah dari ruang pasien, sisa makanan buangan; sampah
dapur (sisa pembungkus, sisa makanan/bahan makanan, sayur dan lain-lain).Limbah cair yang dihasilkan
rumah sakit mempunyai karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi.Limbah rumah sakit bisa
mengandung bermacam-macam mikroorganisme, tergantung pada jenis rumah sakit, tingkat pengolahan
yang dilakukan sebelum dibuang dan jenis sarana yang ada (laboratorium, klinik dll).
Beberapa hal yang patut jadi pemikiran bagi pengelola rumah sakit, dan jadi penyebab tingginya tingkat
penurunan kualitas lingkungan dari kegiatan rumah sakit antara lain disebabkan, kurangnya kepedulian
manajemen terhadap pengelolaan lingkungan karena tidak memahami masalah teknis yang dapat
diperoleh dari kegiatan pencegahan pencemaran, kurangnya komitmen pendanaan bagi upaya
pengendalian pencemaran karena menganggap bahwa pengelolaan rumah sakit untuk menghasilkan uang
bukan membuang uang mengurusi pencemaran, kurang memahami apa yang disebut produk usaha dan
masih banyak lagi kekurangan lainnya (Sebayang dkk, 1996). Untuk itu, upaya-upaya yang harus
dilakukan rumah sakit adalah, mulai dan membiasakan untuk mengidentifikasi dan memilah jenis limbah
berdasarkan teknik pengelolaan (Limbah B3, infeksius, dapat digunapakai atau guna ulang).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan limbah klinis.?
2. Apa saja macam-macam limbah klinis.?
3. Apa saja dampak yang ditimbulkan oleh limbah klinis.?
C. TUJUAN
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan limbah klinis
2. Mengetahui macam-macam limbah klinis dan Dampak yang ditimbulkannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN LIMBAH KLINIS
Limbah klinis adalah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi, veterinari, farmasi atau sejenis,
pengobatan, perawatan, penelitian atau pendidikan yang menggunakan bahan-bahan beracun, infeksius
berbahaya atau bisa membahayakan kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu.
B. MACAM-MACAM LIMBAH KLINIS
1. Limbah benda tajam
Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol
yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet
pasteur, pecahan gelas, pisau bedah. Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan dapat
menyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan.Benda-benda tajam yang terbuang mungkin
terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radio aktif.Limbah
benda tajam mempunyai potensi bahaya tambahan yang dapat menyebabkan infeksi atau cidera karena
mengandung bahan kimia beracun atau radio aktif. Potensi untuk menularkan penyakit akan sangat besar
bila benda tajam tadi digunakan untuk pengobatan pasien infeksi atau penyakit infeksi.
2. Limbah infeksius
Limbah infeksius mencakup pengertian sebagai berikut:
a) Limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular (perawatan
intensif)
b) Limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan ruang
perawatan/isolasi penyakit menular.
c) Limbah jaringan tubuh
Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan tubuh, biasanya dihasilkan pada
saat pembedahan atau otopsi.
d) Limbah sitotoksik
Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi dengan obat sitotoksik
selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik. Limbah yang terdapat limbah sitotoksik
didalamnya harus dibakar dalam incinerator dengan suhu diatas 1000oc
e) Limbah farmasi
Limbah farmasi ini dapat berasal dari obat-obat kadaluwarsa, obat-obat yang terbuang karena batch yang
tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat-obat yang dibuang oleh pasien atau
dibuang oleh masyarakat, obat-obat yang tidak lagi diperlukan oleh institusi yang bersangkutan dan
limbah yang dihasilkan selama produksi obat-obatan
f) Limbah kimia
Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam tindakan medis,
veterinari, laboratorium, proses sterilisasi, dan riset.
g) Limbah radioaktif
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan
medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dapat berasal dari antara lain : tindakan kedokteran nuklir,
radio-imunoassay dan bakteriologis; dapat berbentuk padat, cair atau gas. Limbah cair yang dihasilkan
rumah sakit mempunyai karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi.
h) Limbah Plastik
Limbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang oleh klinik, rumah sakit dan sarana pelayanan
kesehatan lain seperti barang-barang dissposable yang terbuat dari plastik dan juga pelapis peralatan dan
perlengkapan medis.
Selain sampah klinis, dari kegiatan penunjang rumah sakit juga menghasilkan sampah non klinis atau
dapat disebut juga sampah non medis.Sampah non medis ini bisa berasal dari kantor/administrasi kertas,
unit pelayanan (berupa karton, kaleng, botol), sampah dari ruang pasien, sisa makanan buangan; sampah
dapur (sisa pembungkus, sisa makanan/bahan makanan, sayur dan lain-lain).Limbah cair yang dihasilkan
rumah sakit mempunyai karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi.Limbah rumah sakit bisa
mengandung bermacam-macam mikroorganisme, tergantung pada jenis rumah sakit, tingkat pengolahan
yang dilakukan sebelum dibuang dan jenis sarana yang ada (laboratorium, klinik dll).
Tentu saja dari jenis-jenis mikroorganisme tersebut ada yang bersifat patogen. Limbah rumah sakit seperti
halnya limbah lain akan mengandung bahan-bahan organik dan anorganik, yang tingkat kandungannya
dapat ditentukan dengan uji air kotor pada umumnya seperti BOD, COD, TTS, pH, mikrobiologik, dan
lainlain.
Melihat karakteristik yang ditimbulkan oleh buangan/limbah rumah sakit seperti tersebut diatas, maka
konsep pengelolaan lingkungan sebagai sebuah sistem dengan berbagai proses manajemen didalamnya
yang dikenal sebagai Sistem Manajemen Lingkungan (Environmental Managemen System) dan diadopsi
Internasional Organization for Standar (ISO) sebagai salah satu sertifikasi internasioanal di bidang
pengelolaan lingkunan dengan nomor seri ISO 14001 perlu diterapkan di dalam Sistem Manajemen
Lingkungan Rumah Sakit.
C. DAMPAK LIMBAH KLINIS
Ketiga limbah di atas secara langsung maupun tidak langsung menimbulkan gangguan kesehatan dan
membahayakan bagi pengunjung maupun petugas kesehatan.Ancaman ini timbul pada saat penanganan,
penampungan, pengangkutan dan pemusnahannya. Keadaan ini terjadi karena :

 Volume limbah yang dihasilkan melebihi kemampuan pembuangannya.

 Beberapa di antara limbah berpotensi menimbulkan bahaya apabila tidak ditangani dengan baik.

 Limbah ini juga akan menimbulkan pencemaran lingkungan bila dibuang sembarangan dan
akhirnya membahayakan serta mengganggu kesehatan masyarakat.
D. MASALAH YANG DITIMBULKAN
Beberapa hal yang patut jadi pemikiran bagi pengelola rumah sakit, dan jadi penyebab tingginya tingkat
penurunan kualitas lingkungan dari kegiatan rumah sakit antara lain disebabkan, kurangnya kepedulian
manajemen terhadap pengelolaan lingkungan karena tidak memahami masalah teknis yang dapat
diperoleh dari kegiatan pencegahan pencemaran, kurangnya komitmen pendanaan bagi upaya
pengendalian pencemaran karena menganggap bahwa pengelolaan rumah sakit untuk menghasilkan uang
bukan membuang uang mengurusi pencemaran, kurang memahami apa yang disebut produk usaha dan
masih banyak lagi kekurangan lainnya (Sebayang dkk, 1996). Untuk itu, upaya-upaya yang harus
dilakukan rumah sakit adalah, mulai dan membiasakan untuk mengidentifikasi dan memilah jenis limbah
berdasarkan teknik pengelolaan (Limbah B3, infeksius, dapat digunapakai atau guna
ulang).Meningkatkan pengelolaan dan pengawasan serta pengendalian terhadap pembelian dan
penggunaan, pembuangan bahan kimia baik B3 maupun non B3.Memantau aliran obat mencakup
pembelian dan persediaan serta meningkatkan pengetahuan karyawan terhadap pengelolaan lingkungan
melalui pelatihan dengan materi pengolahan bahan, pencegahan pencemaran, pemeliharaan peralatan
serta tindak gawat darurat (Sebayang dkk, 1996).
Limbah rumah Sakit adalah semua limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan
penunjang lainnya.Mengingat dampak yang mungkin timbul, maka diperlukan upaya pengelolaan yang
baik meliputi pengelolaan sumber daya manusia, alat dan sarana, keuangan dan tatalaksana
pengorganisasian yang ditetapkan dengan tujuan memperoleh kondisi rumah sakit yang memenuhi
persyaratan kesehatan lingkungan (Said, 1999).Limbah rumah Sakit bisa mengandung bermacam-macam
mikroorganisme bergantung pada jenis rumah sakit, tingkat pengolahan yang dilakukan sebelum
dibuang.Limbah cair rumah sakit dapat mengandung bahan organik dan anorganik yang umumnya diukur
dan parameter BOD, COD, TSS, dan lain-lain.Sedangkan limbah padat rumah sakit terdiri atas sampah
mudah membusuk, sampah mudah terbakar, dan lain-lain.Limbah- limbah tersebut kemungkinan besar
mengandung mikroorganisme patogen atau bahan kimia beracun berbahaya yang menyebabkan penyakit
infeksi dan dapat tersebar ke lingkungan rumah sakit yang disebabkan oleh teknik pelayanan kesehatan
yang kurang memadal, kesalahan penanganan bahan-bahan terkontaminasi dan peralatan, serta
penyediaan dan pemeliharaan sarana sanitasi yang masib buruk.
Pembuangan limbah yang berjumlah cukup besar ini paling baik jika dilakukan dengan memilah-milah
limbah ke dalam pelbagai kategori. Untuk masing-masing jenis kategori diterapkan cara pembuangan
limbah yang berbeda. Prinsip umum pembuangan limbah rumah sakit adalah sejauh mungkin
menghindari resiko kontaminsai dan trauma (injury).
jenis-jenis limbah rumah sakit meliputi bagian berikut ini (Shahib dan Djustiana, 1998) :
1) Limbah Klinik
Limbah dihasilkan selama pelayanan pasien secara rutin, pembedahan dan di unit-unit resiko
tinggi.Limbah ini mungkin berbahaya dan mengakibatkan resiko tinggi infeksi kuman dan populasi
umum dan staff rumah sakit. Oleh karena itu perlu diberi label yang jelas sebagai resiko tinggi. contoh
limbah jenis tersebut ialah perban atau pembungkus yang kotor, cairan badan, anggota badan yang
diamputasi, jarum-jarum dan semprit bekas, kantung urin dan produk darah.
2) Limbah Patologi
Limbah ini juga dianggap beresiko tinggi dan sebaiknya diotoklaf sebelum keluar dari unit patologi.
Limbah tersebut harus diberi label biohazard.
3) Limbah Bukan Klinik
Limbah ini meliputi kertas-kertas pembungkus atau kantong dan plastik yang tidak berkontak dengan
cairan badan.Meskipun tidak menimbulkan resiko sakit, limbah tersebut cukup merepotkan karena
memerlukan tempat yang besar untuk mengangkut dan mambuangnya.
4) Limbah Dapur
Limbah ini mencakup sisa-sisa makanan dan air kotor.Berbagai serangga seperti kecoa, kutu dan hewan
mengerat seperti tikus merupakan gangguan bagi staff maupun pasien di rumah sakit.
5) Limbah Radioaktif
Walaupun limbah ini tidak menimbulkan persoalan pengendalian infeksi di rumah sakit, pembuangannya
secara aman perlu diatur dengan baik.

Secara garis besar masalah yang dihadapi di Indonesia adalah sebagai berikut :
Dalam pelaksanaan pengelolaan limbah klinis perlu dilakukan pemisahan penampungan, pengangkutan,
dan pengelolaan limbah pendahuluan.
a) Pemisahan
Golongan A
Dressing bedah yang kotor, swab dan limbah lain yang terkontaminasi dari ruang pengobatan hendaknya
ditampung dalam bak penampungan limbah klinis yang mudah dijangkau bak sampah yang dilengkapi
dengan pelapis pada tempat produksi sampah Kantong plastik tersebut hendaknya diambil paling sedikit
satu hari sekali atau bila sudah mencapai tiga perempat penuh. Kemudian diikat kuat sebelum diangkut
dan ditampung sementara di bak sampah klinis.
Bak sampah tersebut juga hendaknya diikat dengan kuat bila mencapai tiga perempat penuh atau sebelum
jadwal pengumpulan sampah. Sampah tersebut kemudian dibuang dengan cara sebagai berikut :
1) Sampah dari haemodialisis
Sampah hendaknya dimasukkan dengan incinerator.Bisa juga digunakan autoclaving, tetapi kantung
harus dibuka dan dibuat sedemikian rupa sehingga uap panas bisa menembus secara efektif.
(Catatan: Autoclaving adalah pemanasan dengan uap di bawah tekanan dengan tujuan sterilisasi terutama
untuk limbah infeksius).
2) Limbah dari unit lain :
Limbah hendaknya dimusnahkan dengan incinerator. Bila tidak mungkin bisa menggunakan cara lain,
misalnya dengan membuat sumur dalam yang aman.
Prosedur yang digunakan untuk penyakit infeksi harus disetujui oleh pimpinan yang bertanggungjawab,
kepala Bagian Sanitasi dan Dinas Kesehatan c/q Sub Din PKL setempat.
Semua jaringan tubuh, plasenta dan lain-lain hendaknya ditampung pada bak limbah klinis atau kantong
lain yang tepat kemudian dimusnahkan dengan incinerator.
Perkakas laboratorium yang terinfeksi hendaknya dimusnahkan dengan incinerator.Incinerator harus
dioperasikan di bawah pengawasan bagian sanitasi atau bagian laboratorium.

Golongan B
Syringe, jarum dan cartridges hendaknya dibuang dengan keadaan tertutup.Sampah ini hendaknya
ditampung dalam bak tahan benda tajam yang bilamana penuh (atau dengan interval maksimal tidak lebih
dari satu minggu) hendaknya diikat dan ditampung di dalam bak sampah klinis sebelum diangkut dan
dimasukkan dengan incinerator.
b) Penampungan
Sampah klinis hendaknya diangkut sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan. Sementara menunggu
pengangkutan untuk dibawa ke incinerator atau pengangkutan oleh dinas kebersihan (atau ketentuan yang
ditunjuk), sampah tersebut hendaknya :
Disimpan dalam kontainer yang memenuhi syarat.

 Di lokasi/tempat yang strategis, merata dengan ukuran yang disesuaikan dengan frekuensi
pengumpulannya dengan kantong berkode warna yang telah ditentukan secara terpisah.

 Diletakkan pada tempat kering/mudah dikeringkan, lantai yang tidak rembes, dan disediakan
sarana pencuci.

 Aman dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab; dari binatang, dan bebas dari infestasi
serangga dan tikus.

 Terjangkau oleh kendaraan pengumpul sampah (bila mungkin) Sampah yang tidak berbahaya
dengan penanganan pendahuluan (jadi bisa digolongkan dalam sampan klinis), dapat ditampung
bersama sampah lain sambil menunggu pengangkutan.
c) Pengangkutan
Pengangkutan dibedakan menjadi dua yaitu pengangkutan intenal dan eksternal.Pengangkutan internal
berawal dari titik penampungan awal ke tempat pembuangan atau ke incinerator (pengolahan on-
site).Dalam pengangkutan internal biasanya digunakan kereta dorong.
Kereta atau troli yang digunakan untuk pengangkutan sampah klinis harus didesain sedemikian rupa
sehingga :
1) Permukaan harus licin, rata dan tidak tembus
2) Tidak akan menjadi sarang serangga
3) Mudah dibersihkan dan dikeringkan
4) Sampan tidak menempel pada alat angkut
5) Sampan mudah diisikan, diikat, dan dituang kembali
Bila tidak tersedia sarana setempat dan sampah klinis harus diangkut ke tempat lain :
1) Harus disediakan bak terpisah dari sampah biasa dalam alat truk pengangkut. Dan harus dilakukan
upaya untuk men-cegah kontaminasi sampah lain yang dibawa.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a) limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit
dan kegiatan penunjang lainnya. Secara umum sampah dan limbah rumah sakit dibagi dalam dua
kelompok besar, yaitu sampah atau limbah klinis dan non klinis baik padat maupun cair.
b) Bentuk limbah klinis bermacam-macam dan berdasarkan potensi yang terkandung di dalamnya
diantaranya limbah benda tajam, limbah infeksius tubuh, limbah sitotoksik, limbah kimia, limbah
radioaktif , limbah plastik.
c) Pengolahan Limbah Rumah Sakit tergantung dari jenis Limbahnya

 Limbah Padat : Pemisahan, penampungan, dan pengangkutan

 Limbah Cair : Kolam Stabilisasi Air Limbah, Kolam oksidasi air limbah, Anaerobic Filter
Treatment System, Pengolahan dan Pembuangan, Incinerator.
B. SARAN
Adanya toksikologi limbah rumah sakit, disarankan agar petugas rumah sakit dalam mengolah limbah
agar lebih memperhatikan cara atau teknik-teknik dalam mengolah jenis limbah yang ada di ruah sakit
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012, Pengolahan Limbah Rumah Sakit. (http://blogkesehatan.net/pengelolaan-limbah-rumah-
sakit/). Diakses pada tanggal 15 Februaru 2013
Ariesaderha, 2012, Limbah Rumah Sakit. (http://makalahariesbudiono.blogspot.com/2012/03/limbah-
rumah-sakit.html). Daiakses pada tanggal 15 Februari 2013
Martin, 2012, Makalah Pelatihan Pengolahan Sampah Medis. (http://ichigo-
fans.blogspot.com/2012/09/makalah-pelatihan-pengelolaan-sampah.html). Diakses pada tanggal 15
Februari 2013

Anda mungkin juga menyukai