Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Yayasan saat ini sulit dibedakan dengan lembaga lainnya yang berorientasi
laba. Bentuk hukum yayasan telah dijadikan payung untuk menyiasati berbagai
aktivitas diluar bidang sosial, keagamaan, kemanusiaan, kesehatan, serta
pendidikan dan persoalan ini telah mendapat sorotan tajam dar berbagai pihak,
terutama pihak perpajakan. Dampaknya, sistem dunia usaha menghadapi resiko
penghancuran melalui regulasi serta kepatutan yang bersifat umum.
Berbagi fakta yang ada menunjukan bahwa kecenderungan pendidikan
yayasan adalah untuk berlindung dibalik status badan hukum Yayasan, dan bukan
wadah pengembangan wadah sosial, keagamaan, dan kemanusiaan. Selain itu,
tujuan kecenderungan ini biasanya berakhir dengan interpretasi, memperkaya diri
para pendiri, pengurus, dan pengawas.
Sejalan dengan kecenderungan tersebut, berbagai masalah yayasan, mulai
muncul, seperti kegiatan yayasan yang tidak sesuai dengan maksud dan tujuan
yang tercantum dalam anggaran dasar, sengketa antara pengurus dengan pendiri
atau pihak lain, dan dugaan bahwa yayasan digunakan untuk menampung kekayan
para pendiri atau pihak lain yang diperoleh dengan cara melawan hukum.
Banyaknya masalah tersebut memunculkan kebutuhan akan hukum positif atau
landasan hukum yuridis.
Dalam rangka penerapan prinisp keterbukaan dan akuntabilitas pada
masyarakat, manajemen yayasan melakukan pembenahan administrasi, termasuk
publikasi pertanggungjawaban laporan keuangan setiap tahun.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Karakteristik dan Lingkungan Yayasan?
2. Apa Saja Manajemen Yayasan?
3. Apa Saja Perencanaan Yayasan?

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 1


4. Apa Saja Akuntabilitas Yayasan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Karakteristik dan Lingkungan Yayasan
2. Untuk mengetahui Manajemen Yayasan
3. Untuk mengetahui Perencanaan Yayasan
4. Untuk mengetahui Akuntabilitas Yayasan

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik dan Lingkungan Yayasan


1. Pengertian dan Ruang Lingkup Yayasan
Menurut UU No. 16 Tahun 2001, sebagai dasar hukum positif yayasan,
pengertian yayasan adalah badan hukum yang kekayaannya terdiri dari kekayaan
yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu dibidang
sosial, keagamaan, dan kemanusiaan. Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha
untuk menunjang pencapaian maksud dan tujuan dengan cara mendirikan badan
usaha atau ikut serta dalam suatu badan usaha.
Yayasan berbeda dengan perkumpulan karena perkumpulan pengertian
yang lebih luas, yaitu meliputi suatu persekutuan, koperasi, dan perkumpulan
saling menanggung. Selanjutnya, perkumpulan terbagi atas 2 jenis, yaitu:
a. Perkumpulan yang berbentuk badan hukum, seperti PT, Koperasi, dan
perkumpulan saling menanggung.
b. Perkumpulan yang tidak berbentuk badan hukum, seperti persekutuan
perdata, CV, dan Firma.

Dilain pihak, yayasan merupakan bagian dari perkumpulan yang berbentuk


badan hukum dengan pengertian yang dinyatakan dalam pasal 1 Butir 1 UU No
16 Tahun 2001 tentang yayasan, yaitu suatu badan hukum yang kekayaannya
terdiri dari kekayaan yang dipisahkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang
sosial, keagamaan, dan kemanusiaan dengan tidak mempunyai anggota.
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan sebelumnya, perbedaan antara
perkumpulan dan yayasan adalah sebagai berikut :

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 3


Perkumpulan Yayasan
 Bersifat dan bertujuan komersial  Bersifat dan bertujuan sosial,
 Mementingkan keuntungan keagamaam, dan kemanusiaan
(Profit oriented)  Tidak semata-mata mengutamakan
 Mempunyai anggota keuntungan atau mengejar/mencari
keuntungan dan/atau penghasilan
yang sebesar-besarnya
 Tidak mempunyai anggota

Yayasan sebagai suatau Badan Hukum mmpu dan berhak serta


berwewenang untuk melakukan tindakan-tindakan perdata. Pada dasarnya,
keberadaan badan hukum yayasan bersifat permanen, yaitu hanya dapat
dibubarkan melalui persetujuan para pendiri atau anggotanya. Yayasan hanya
dapat dibubarkan jika segala ketentuan dan persyaratan dalam anggaran dasarnya
telah dipenuhi. Hal tersebut sama kedudukannya dengan perkumpulan yang
berbentuk badan hukum, dimana subjek hukum yang dapat melakukan perbuatan
hukum dan yang menyandang hak dan kewajiban, dapat digugat maupun
menggugat di pengadilan.
Dengan demikian, yayasan dan perkumpulan yang berbentuk badan
hukum mempunyai kekuatan hukum yang sama, yaitu sebagai subjek hukum dan
dapat melakukan perbuatan hukum. Akan tetapi, antara yayasan dan perkumpulan
yang tidak berbadan hukum, kedudukan hukum yayasan lebih kuat daripada
perkumpulan sebagaimana tersebut diatas.
Hak dan kewaiban yang dimiliki oleh yayasan dan perkumpulan yang
berbentuk Badan Hukum adalah sama, yaitu sebagai berikut:
- Hak: berhak untuk mengajukan gugatan
- Kewajiban: wajib mendaftarkan perkumpulan atau yayasan kepada instansi
yang berwenang untuk mendapatkan status badan hukum

2. Sifat dan Karakteristik Yayasan

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 4


a. Tujuan Yayasan
Setiap organisasi, termasuk yayasan, memiliki tujuan yang spesifik dan
unik yang dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Tujuan yang bersifat
kuantitatif mencakup pencapaian laba maksimum, penguasaan pangsa pasar,
pertumbuhan organisasi, dan produktifitas. Sementara tujuan kualitatif dapat di
sebutkan sebagai efensiensi dan efektivitas organisasi, manajemen organisasi
yang tangguh, moral karyawan yang tinggi, reputasi organisasi, stabilitas
pelayanan kepada masyarakat, dan citra perusahaan.
Tujuan itu sendiri adalah suatu hasil akhir, titik akhir, atau segala sesuatu
yang akan dicapai. Setiap tujuan kegiatan disebut sebagai “sasaran” atau
“target”. Beberapa penulis membedakkan arti tujuan dan sasaran dimana tujuan
mempunyai pengertian yang lebih luas, sedangkan sasaran adalah lebih khusus.
Keduanya mempunyai nilai orientasi dan kondisi yang diinginkan, terutama
peningkatan prestasi organisasi.
Menurut UU No. 16 Tahun 2001, yayasan mempunyai fungsi sebagai
pranata hukum dalam rangka mencapai tujuan tertentu di bidang sosial,
keagamaan, dan kemanusiaan, yang didirikan dengan memperhatikan
persyaratan formal yang ditentukan berdasarkan undang-undang.

b. Visi
Visi merupakan pandangan kedepan dimana suatu organisasi akan
diarahkan. Dengan mmpunyai visi, yayasan dapat berkarya secara konsisten
dan tetap eksis, antisipatif, inovatif, serta produktif. Visi adalah suatu
gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita
dan citra yang ingin diwujudkan suatu yayasan.

c. Misi
Misi adalah sesuatu yang diemban atau dilaksanakan oleh suatu yayasan
sebagai penjabaran atau visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi,
seluruh unsur yayasan dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui serta
mengenal keberadaan dan peran yayasannya.

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 5


Misi harus jelas dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Misi juga
terkait dengan kewenangan yang dimiliki oleh yayasan berdasarkan peraturan
perundangan atau kemampuan penguasaan teknologi sesuai strategi yang
dipilih.

d. Sumber Pembiayaan/Kekayaan
Sumber pembiayaan yayasan berasal dari sejumlah kekayaan yang
dipisahkan dalam bentuk uang atau barang. Selain itu, yayasan juga
memperoleh sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat seperti berupa:
- Wakaf,
- Hibah,
- Hibah Wasiat,
- Perolehan lain yang tidak bertentanagn dengan anggaran dasar yayasan
atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e. Pola Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban manajemen merupakan bagian terpenting bagi
kredibilitas manajemen di yayasan. Tidak terpenuhinya prinsip per-
tanggungjawaban tersebut dapat menimbulkan implikasi yang luas.

f. Struktur Organisasi Yayasan


Struktur organisasi yayasan merupakan turunan dari fungsi, startegi, dan
tujuan organisasi. Sementara itu, tipologi pemimpin, termasuk pilihan dan
orientasi organisasi, sangat berpengaruh terhadap pilihan struktur birokrasi
pada yayasan. Kompleksitas organisasi sangat berpengaruh pada struktur
organisasi. Fungsi badan hukum yayasan merupakan pranata hukum bagi
pencapaian tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan.

g. Karakteristik Anggaran
Anggaran merupakan artikulasi dari hasil perumusan strategi dan
perencanaan strategik yang telah dibuat. Dalam bentuk yang paling sederhana,

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 6


anggaran merupakan suatu dokumen yang menggambarakan kondisi keuangan
yayasan yang meliputi informasi mengenai pendapatan, belanja, dan aktivitas
h. Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi merupakan prinsip akuntansi yang menentukan kapan
transaksi keuangan harus diakui untuk tujuan pelaporan keuangan. Sistem
akuntansi ini berhubungan dengan waktu pengukuran dilakukan dan pada
umumnya, bisa dipilih menjadi sistem akuntansi berbasis kas dan berbasis
akrual.
Pada sebuah yayasan, penekanan diberikan pada penyediaan biaya data
yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan yang menggunakan sistem
akuntansi berbasis akrual (accrual accounnting), yaitu akuntansi pendapatan
dan biaya.

3. Kedudukan Hukum  Yayasan


a. Kedudukan Hukum Yayasan dalam Sistem Hukum Indonesia
Yayasan adalah suatu entitas hukum yang keberadaannya dalam lalu
lintas hukum di Indonesia sudah diakui oleh masyarakat berdasarkan realita
hukum positif yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Indonesia.
Kecenderungan masyarakat memilih bentuk yayasan disebabkan karena:
1) Proses pendiriannya sederhana
2) Tanpa memerlukan pengesahan dari pemerintah
3) Persepsi masyarakat bahwa yayasan bukan merupakan subjek pajak

Pengakuan yayasan sebagai badan hukum berarti ada subjek hukum yang
mandiri. Secara teoretis, adanya kekayaan yang terpisah, tidak membagi
kekayaan atau penghasilannya kepada pendiri atau pengurusnya, mempunyai
tujuan tertentu, mempunyai organisasi yang teratur, dan didirikan dengan akta
notaris merupakan karakter yayasan. Ciri tersebut memang cocok dengan ciri-
ciri badan hukum pada umumnya, yaitu adanya kekayaan yang terpisah, tujuan
tertentu, kepentingan sendiri, dan organisasi yang teratur.
Berdasarkan hukum kebiasaan dan asumsi hukum yang berlaku umum di
masyarakat, ciri-ciri yayasan dapat dirinci sebagai berikut:

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 7


1) Eksistensi yayasan sebagai entitas hukum di Indonesia belum
didasarkan pada perturan perundang-undangan yang berlaku.
2) Pengakuan yayasan sebagai badan hukum belum ada dasar yuridis yang
tegas, berbeda halnya dengan PT. Koperasi, dan badan hukum yang
lain.
3) Yayasan dibentuk dengan memisahkan kekayaan pribadi pendiri untuk
tujuan nirlaba, tujuan religius, sosial keagamaan, kemanusiaan, dan
tujuan ideal yang lain.
4) Yayasan didirikan dengan akta notaris atau dengan surat keputusan
pejabat yang bersangkutan dengan pendirian yayasan.
5) Yayasan tidak memiliki anggota dan tidak memiliki oleh siapapun,
namun memunyai pengurus atau organ untuk merealisasikan tujuan
yayasan.
6) Yayasan mempunysi keduduksn ysng mandirir sebagai akibat adanya
kekayaan yang terpisah dari kekayaan pribadi pendiri atau pengurusnya,
dan mempunyai tujuan sendiri yang berbeda atau lepas dari tjuan
pribadi pendiri atau pengurus
7) Yayasan diakui sebagai badan hukum seperti halnya orang, sebagai
subjek hukum mandiri yang dapat menyandang hak dan kewajiban
mandiri, didirikan dengan akta, dan didaftarkan di kantor kepaniteraan
pengadilan negeri setempat
8) Yayasan dapat dibubarkan oleh pengadilan dalam kondisi pertentangan
tujuan yayasan dengan hukum, likuidasi, dan pailit.

Berdasarkan UU No. 16 Tahun 2001, yayasan telah diakui sebagai badan


hukum privat dimana subjek hukum para pendiri atau pengurusnya. Sebagai
subjek hukum mandiri, yayasan dapat menyandang hak dan kewajiban,
menjadi debitor maupun kreditor, dan melakukan hubungan hukum apapun
dengan pihak ketiga. Legalisasi badan hukum menurut UU Yayasan adalah
saat akta pendiriannya, yang dibuat di hadapan Notaris, disahkan oleh menteri
Hukum dan Perundang-undangan dan HAM.

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 8


Yayasan yang tidak menyesuaikan Anggaran Dasarnya dalam jangka
waktu 5 tahun, dapat dibubarkan berdasarkan putusan pengadilan atas
permohonan kejaksaan atau pihak yang berkepentingan.

b. Yayasan sebagai Entitas hukum prifat


Saat ini ada banyak sekali yayasan yang berdiri di Indonesia dengan
berbagai bidang yang digelutinya. Ditinjau dari cara pendirian atau
pembentukannya, yayasan dapat dibagi menjadi dua, yaitu yayasan yang
didirikan oleh penguasa atau pemerintah, termasuk BUMN serta BUMD dan
yayasan yang didirikan oleh individu atau swasta.
Yayasan yang didirikan oleh pemerintah, sebelum keluarnya UU
yayasan, disahkan dengan surat keputusan dari pejabat yang berwenang
dan/atau akta notaris. Kekayaan awal yayasan seperti ini dapat diambilkan dari
kekayaan negara yang “dipisahkan” atau “dilepaskan penguasaannya” dari
pemerintah dan dari kekayaan pribadi. Sebelumnya pernah diperdebatkan:
Apakah pada tempatnya penguasa atau pemerintah mendirikan yayasan yang
pada hakikatnya merupakan entitas hukum privat? Peraturan perundang-
undangan yang melarang hal itu memang belum ada. Pertanyaannya lebih
ditujukan pada urgensi pendiriaan yayasan oleh pemerintah atau BUMN dan
BUMD tersebut. Yayasan tersebut akan berada dalam bingkai hukum privat
dengan segala konsekuensi yuridisnya. Kedudukan kekayaan negara yang
“dipisahkan” atau “dilepaskan penguasaannya” itu secara yuridis mirip dengan
“hibah”, sehingga segala konsekuesi penggunaan, pengelolaan, dan
pengawasan atas kekayaan tersebut akan lepas sama sekali dari pihak yang
memberi atau yang menghibahkan.
Yayasan yang diberikan oleh swasta atau perorangan, menurut UU
yayasan, harus didirikan dengan akta Notaris. Kekayaannya di pisahkan dari
milik para pendiri atau pengurus yayasan yang bersangkutan. Akta notaris
tersebut harus didaftarkan di kantor kepaniteraan pengadilan negeri setempat.
Dewasa ini, banyak yayasan didirikan dengan tujuan yang berbeda dan
menyimpang dari tujuan semula, yaitu sebagai usaha yang menguntungkan
seperti sebuah perusahaan yang melakukan lalu lintas dagang. Unsur-unsur

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 9


menjalankan perusahaan, seperti dokumen perusahaan, mempunyai izin usaha,
dikenai pajak, menggaji pengurus, memperhitungkan atau menghitung untung
rugi lalu mencatatnya dalam pembukuan adalah ciri-ciri suatu kegiatan yang
berbentuk hukum perusahaan. Tanda-tanda yayasan mulai menyimpang dari
tujuan semula, yang secara nyata, dituangkan dalam anggaran dasar suatu
yayasan.
Dalam anggaran dasar diatur beberapa hal seperti keanggotaan yayasan
yang abadi dimana pendiri mempunyai kekuasaan mutlak dan abadi bahkan
kedudukannya dapat diwariskan. Yayasan tersebut bergerak dalam bidang
pendidikan. Pendiri berasumsi bahwa keuntungan yang diperoleh suaut saat
akkan dikendalikan. Oleh karena itu, untuk mengamankan kedudukannya, di
dalam anggaran dasar, kedudukan pendiri di atur sebagai abadi, dapat
diwariskan, dan mempunyai hak veto.
Dengan keluarnya UU yayasan, eksistensi dan landasan yuridis Yayasan
sebagai entitas hukum privat tidak perlu dipermasahkan lagi atau tidak perlu
diragukan. Yayasan pada hakikatnya dalah kekayaan yang dipisahkan dan
diberi sattus badan hukum. Sebagai subyek hukum, organ yayasan difungsikan
dengan sebutan pembina, pengawas, dan pengurus. Analog dengan hukum PT,
kedudukan dewan pembina itu sama dengan RUPS (rapat umum pemegang
saham). Pengawas sama dengan komisaris, dan pengurus sama dengan direksi.
Dengan demikian, yayasan pada hakikatnya adalah:
- Harta kekayaan yang dipisahkan
- Harta kekayaan tersebut diberi badan hkum
- Keberadaannya untuk tujuan tertentu di bidang sosial, manusia dan
keagamaan

Secara teoritis, yayasan dapat didirikan oleh satu orang, dua orang, atau
lebih, yayasan tidak mempunyai anggota (semacam pemegang saham dalam
PT) dan eksistensinya hanya diperuntukkan guna mencapai tujuan tertentu
dalam bidang sosial, kemanusiaan, dan keagamaan. Oleh karena itu, semua
kegiatan yayasan harus diabadikan ke pencapaian tujuan tersebut. UU yayasan

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 10


menegaskan hal ini dengan melarang pembagian hasil usaha kepada organ
yayasan, dengan ancaman pidana.
Praktek peradilan selama ini terfokus pada syarat pemisahan harta
kekayaan akta notaris sebagai syarat pendirian yayasan. Syarat pemisahan harta
kekayaan sangat banyak djadikan alasan menurut pengurus yayasan, karena
pada umumnya hasil usaha yayansan telah diajdikan obyek perebutan dalam
kepengurusan. Anak keturunan para pendiri sering menjadi pihak yang
berperkara, karena kelemahan organisasi yayaysan nampak dengan alasan
subjektif. Isi akte pendirian sering dijadikan alasan untuk mengalihkan harta
kekayaan yayasan, seolah-olah akta pendirian itu dapat diubah setiap saat
sesuai dengan keinginan pengurus yayasan.
Praktek-praktek seperti diuraikan sebelumnya mulai diluruskan dengan
UU yayasan. Yayasan akan ditempatkan pada kedudukan yuridis sebagai badan
hukum yang berfungsi sosial, adil, dan keagamaan. Yayasan boleh
menggunakan kegiatan usaha, boleh mempunyai sisa hasil usaha, tetapi tidak
boleh profit orientit sudah seperti halnya PT. Sisa hasil usaha belum ada, tetapi
tidak boleh dibagi kepada organ yayasan. Yayasan mendirikan badan usaha,
misalnya PT, dengan modal usaha maksimal 25% dari seluruh aset.
Yayasan harus membuat laporan keuangan, diamana laporan keuangan
itu harus diperiksa oleh akuntan pubik untuk yayasan yang memilik aset senilai
Rp. 20 milyar lebih dan yang mendapat bantuan senilai Rp. 500 juta ke atas.
Laporan keuangan tersebut harus diumumkan dan tembusannya harus
disampaikan kepada Menteri.
     
4. Pengembangan Organisasi Yayasan
Pada dasarnya, yayasan merupakan suatu organisasi sehingga pendekatan
yang digunakan dalam pengembangannya juga tidak jauh berbeda dengan
pendekatan yang digunakan dalam pengembangan organisasi pada umumnya.
Pengembangan yayasan adalah suatu usaha jangka panjang untuk
memperbaiki proses-proses pemecahan masalah dan pembaharuan organisasi,
terutama melalui manajemen budaya organisasi yang lebih efektif dan kolaboratif
dengan tekanan khusus pada budaya tim kerja formal dengan bantuan pengantar

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 11


perubahan, katalisator, dan penggunaan teori serta teknologi ilmiah keperilakuan
terapan termasuk riset kegiatan.
Melaui proses pembaharuan, para pengelola yayasan menyesuaikan gaya
dan tujuan pemecahan masalah untk memenuhi berbagai permintaan perubahan
lingkungan yayasan. Jadi, salah satu tujuan pengembangan yayasan adalah untuk
memperbaiki proses pembaharuan itu sendiri, sehingga para pengelola dapat lebih
cepat mengambil gaya manajemen yang sesuai dengan msalah-masalah baru yang
dihadapi.
Riset kegiatan merupakan metode perubahan organisasi dalam
menjalankan aspek-aspek yayasan yang perlu diperbaiki. Kegiatan riset meliputi:
a) Diagnosis pendahuluan terhadap masalah pengantar perubahan
pengembangan  yayasan,
b) Pengumpulan data untuk mendukung diagnosis,
c) Umpan balik datar kepada para anggota pengelola,
d) Eksplorasi data oleh para anggota pengelola,
e) Perencanaan kegiatan yang tepat,
f) Pengambilan kegiatan yang tepat. 

a. Teknik-teknik Pengembangan Yayasan


Teknik pengembangan organisasi dapat diguanakan untuk memperbaiki
efektifitas perseorangan, hubungan pekerjaan antara 2 atau 3 individu,
pemfungsian kelompok-kelompok, hubungan antara kelompok atau efektifitas
yayasan secara keseluruhan. Teknik yang digunakan untuk kelompok sasaran
yaitu:
1) Pengembangan organisasi untuk perseorangan
Latihan sensitivitas adalah teknik pengembangan organisasi yang
pertama dan cukup luas digunakan. Dalam kelompok “latihan”, sekitar
10 peserta diarahkan oleh seorang pemimpin yang terlatih untuk
meningkatkan sensitivitas dan keterampilan menangani hubungan
antarpribadi.
2) Pengembangan organisasi untuk dua atau tiga orang

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 12


Analisis transaksional memusatkan perhatian pada gaya dan isi
komunikasi (transaksi atau berita) antar individual. Pengiriman biaya
yang jelas dan bertanggung jawab akan menjadi dasar pemberian
tanggapan yang wajar. Analisis transaksional ditujukan untuk
mengurangi kebiasaan atau “permainan-permainan” komunikasi yang
destruktif, dimana pengertian berita sebenarnya dikaburkan.
3) Pengembangan organisasi untuk tim atau kelompok
Dalam proses konsultasi, seorang konsultan bekerja dengan para
pengurus yayasan untuk memahami dinamika hubungan pekerjaan
dalam berbagai situasi kelompok atau tim. Konsultan membantu para
anggota kelompok mengubah cara bekerja bersama dalam
mengembangkan keterampilan diagnostik dan pemecahan masalah
secara lebih efektif.
Dalam pembentukan tim, tahapan analisis yang harus dilakukan
meliputi analisis kegiatan, alokasi sumber daya dan hubungan
kelompok, serta tingkat efektifitas yang akan dicapai. Tahapan ini
dapat digunakan dalam pengembangan rasa kebersamaan dalam suatu
tim/panitia baru.
4) Pengembangan organisasi untuk hubungan antar kelompok
Untuk memungkinkan organisasi nemilai kesehatannya sendiri dan
menetapkan rencana kegiatan bagi perbaikan, pertemuan (rapat)
konfrontasi dapat digunakan. Ini merupakan pertemuan satu hari yang
diikuti oleh semua pengelola organisasi untuk membahas berbagai
masalah, penganalisasian sebab, dan perencanaan kegiatan perbaikan.
Pertemuan untuk mengkonfrontasi berbagai pendapat antarkelompok
mengenai perubahan organisasi utama, seperti merger atau perkenalan
teknologi baru, biasanya dilakukan.
5) Pengembangan organisasi untuk organisasi keseluruhan
Teknik survey umpan balik dapat digunakan untuk memperbaiki
operasi organisasi secara keseluruhan. Ini meliputi pengarahan sikap,
survey lainnya, serta pelaporan hasil secara sistematik kepada para

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 13


pengurus organisasi. Para pengurus lalu menentukan kegiatan
pemecahan masalah dan pemanfaatan peluang.

b. Grid OD (Grid Organizational Development)


Salah satu teknik pengembangan organisasi yaitu Grid OD didasarkan
atas kisi manajerial dari Robert Blake dan Jane Mouton. Kini manajerial
mengidentifikasika berbagai kombinasi produksi dan karyawan, agar perhatian
terhadap variabel tersebut meningkat dalam grid OD pengantar perubahan
mempergunakan daftar pertanyaan untuk menentukan gaya pada manajer atau
pengelola sekarang, membantu mereka untuk menguji kembali gayanya, dan
bekerja menuju efektivitas.

c. Metode Pengembangan Organisasi OCA (Organizational Capacity


Assessment)
Salah satu metode pengembanganorganisasi yang lain adalah Penjajakan
kapasitas organisasi. OCA merupakan metode pengembangan organisasi sejak
dari menyusun perangkap, melakukan penjajakan, hingga menyusun rencana
pengembangan organisasi serta pelaksanaan rencana pengembangan dan
evaluasi atas pelaksanaan rencana tersebut. Seluruh tahapan itu dilakukan oleh
seluruh bagian yang ada dalam organisasi atau secara representatif mewakili
seluruh bagian yang ada. Prinsip oca adalah partisipatif dalam seluruh proses
pelaksnaan OCA serta kerahasiaan atas proses dan hasil OCA.

B. Manajemen Yayasan
1. Keahlian Dasar Manajemen Organisasi Yayasan
Dalam mengelola suatu yayasan, diperlukan pemahaman dan keahlian
dasat tentang manajemen. Diantaranya:
a. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
Seorang pengelola dapat menggunakan pendekatan tertentu untuk
memecahkan masalah dan mengambil keputusan hal ini disebabkan
karena tidak semua masalah dan keputusan yang dibuat bisa
dipechkan dengan pendekatan rasional.

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 14


b. Perencanaan
Yaitu pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemusatan nselanjutnya
tentang apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa.
c. Pendelegasian
Yaitu ketika pengawas memberikan tanggung jawab dan kewenangan
kepada bawahannya untuk melengkapi tugas, dan bagaimana tugas
tersebut dapat diselesaikan. Pendelegasian yang efektif dapat
mengembangkan orang menjadi lebih produktif
d. Dasar-dasar komunikasi internal
Yaitu terjalinnya komunikasi secara efektif yang akan menjadi “darah
kehidupan” bagi suatu organisasi.
e. Manajemen rapat
Yaitu penerapan sistem rapat secara efektif untuk memecahkan
persoalan yang dihadapi yayasan, baik persoalan eksternal maupun
internal.

Pengelolaan yayasan harus melakukan penggalian dana untuk


memenuhi kebutuhan keuangan organisasi. Hal ini penting karena yayasan
tidak melakukan kegiatan yang berorientasi profit. Dalam penggalian dana
ini, keterlibatan semua pihak sangat diperlukan.
Program kerja yang disusun dengan baik dan logis akan meringankan
persoalan klasik dan pelik bagi institusi yayasan, yaitu perencanaan.
Pengelola lembaga harus mempu menyusun rencana program yang baik
dan logis akan meyakinkan donor untuk mendukungnya.
Komponen kunci dari penilaian keadaan yayasan adalah evaluasi
efisiensi dan efektivitas program. Evaluasi ini akan memberikan data
mengenai apakah masing-masing program akan dilanjutkan atau tidak,
mempertahankan program tersebut pada tingkat yang ada, memperluas
atau mengubah arah program tersebut, dan memasarkannya secara agresif.
Pengelolaan keuangan dalam suatu yayasan akan memberikan
keseluruhan perspektif proses dasar bagi manajemen keuangan yayasan.
Pengelolaan keuangan yang baik akan tergambar dari laporan keuangan

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 15


atau sistem akutansi yang diterapkan oleh yayasan tersebut. Dalam sistem
akuntansi, siklus akuntansi meliputi pembukuan, penyusunan laporan
keuangan, dan analisis informasi dari laporan keuangan.

2. Kepengurusan
Tim adalah sekelompok orang yang bekerja sama dengan tujuan
bersama
 Team building adalah suatu proses yang memungkinkan tim mencapai
tujuan tersebut
 Tahap-tahap yang ada termasuk menjelaskan tujuan, mengidentifikasi
hambatan, dan menghilangkan hambatan tersebut
 Sifat dasar team building bervariasi dalam suatu skala, dan apa yang
dicoba untuk dicapai. Hal tersebut bisa terlihat dalam tabel:
Jenis Team Building skala Apa yang Berubah
Individual (Individu) 1 orang Persepsi dan keahlian individu
Small Team (Tim Kecil) 2-12 orang Hubungan antarorang
Team Islands (Kelompok Kecil) 2 tim / lebih Hubungan antar tim
Organization (Organisasi) 15 + orang Budaya organisasi

C. Perencanaan Yayasan
1. Perencanaan
Perbedaan utama antara rencana strategis dan rencana jangka panjang
adalah fokus pada pengembangan. Pada umumnya, perencanaan jangka
panjang dipertimbangkan dalam rencana tindakan untuk suatu tujuan atau
serangkaian tujuan selama beberapa tahun. Asumsi utama rencana jangka
panjang adalah terpenuhinya informasi tentang kondisi masa depan. Fokus
perencanaan adalah penyelesaian tujuan yang telah disepakati.
Yayasan sebagai organisasi nonprofit, mengarahkan proses
perencanaan dan sumber daya yang tersedia untuk memaksimalkan
manfaat yang akan diperoleh. Sumber daya utama yang diperlukan untuk
perencanaan adalah waktu pengelola, waktu pembina, dan uang.

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 16


Suatu pernyataan visi yang realistik dan dipercaya harus ditetapkan
secara baik dan dapat dipahami secara mudah, tepat, ambisius, serta
responsif terhadap perubahan. Suatu visi juga harus berorientasi pada
energi kelompok dan berperan sebagai dokumen terhadap tindakan. Visi
harus konsisten dengan nilai yayasan. Secara singkat, suatu visi dapat
manantang dan memberikan inspirasi kepada kelompok untu mencapai
misinya.

2. Pengembangan Program dan Evaluasi Yayasan


Hasil perencanaan sangat ditentukan oleh informasi yang diperoleh
dan pilihan atas eksploitasi sumber daya. Implementasi ide yang luar biasa
tentang produk, jasa dan program lembaga tergantung pada sumber daya
serta skala prioritas. Jadi, rencana evaluasi program dipengaruhi oleh
proses pembuatan keputusan. Manajemen biasanya dihadapkan dengan
pembuatan keputusan untuk menurunkan dana, komplain yang terus
menerus, kebutuhan yang tidak terpenuhi diantara para pelanggan dan
klien, serta kebutuhan untuk memperbaiki penyampaian jasa, seperti:
- Apakah lebih banyak catatan yang harus dibuat dalam perjalanan
program?
- Apakah pelaksanaan program mencapai tujuan yayasan atau tidak, dan
pengaruh program terhadap pelanggan?
Informasi yang dibutuhkan merupakan kombinasi dari berbagai
pertanyaan diatas. Fokus pengujian evaluasi perlu ditetapkan agar
pelaksanaan evaluasi lebih efisien dari segi biaya, waktu, dan sumber
daya yang dicurahkan.

D. Akuntabilitas Yayasan
Pemakai laporan keuangan yayasan memiliki kepentingan bersama,
yaitu untuk menilai :
1. Jasa yayasan dan kemampuan yayasan untuk memeberikan jasa secara
berkesinambungan
2. Mekanisme pertanggungjawaban dan aspek kinerja pengelola

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 17


Kemampuan yayasan dalam mengelola jasa dikomunikasikan melalui
laporan posisi keuangan, dimana informasi mengenai aktiva, kewajiban,
aktiva bersih dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-sunsur
tersebut, akan disampaikan.
Laporan ini harus menyajikan secara terpisah aktiva bersih baik yang
trikat maupun yang tidak terikat penggunaannya. Pertanggungjawaban
pengelola yayasan tentang hasil pengeloalaan sumber daya yayasan
disajikan melalui laporan aktivitas dan laporan arus kas. Lapporan
aktivitas akan menyaikan informasi mengenai perubahan yang terjadi
dalam kelompok aktiva bersih.
Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakann informasi yang
relevan dalam memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota
pengelola, kreditor dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi
yayasan.
Pengelola yayasan perlu mengembangkan keahlian dasar tentang
manajemen keuangan. Dalam suatu yayasan, tugas lainnya adalah
mengelola keuangan yang secara jelas merupakan tugas yang sulit.
Keahlian dasar dalam manajemen keuangan dimulai dari bidang kritis
manajemen kas dan pembukuan, harus sesuai dilakukan dengan kontrak
keuangan tertentu untuk memastikan keterpaduan proses keuangan (dari
jurnal pembukuan) dan menganalisis laporan tersebut agar dapat
memahami kindisi keuangan dari aktivitas yayasan tersebut dengan benar.
Analisis keuangan akan memperlihatkan dari aktivitas yayasan tersebut
dengan benar. Analisis keuangan akan memperlihatkan “realitas” keadaan
aktivitas yayasan, sebagaimana yang terlihat dalam manajemen keuangan
sebagai salah satu dari bagian besar praktek penting dalam manajemen.

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 18


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

            Yayasan yang kekayaannya berasal dari negara, bantuan luar negeri, atau
pihak lain, atau memiliki kekayaan dalam jumlah yang ditentukan pada Undang-
undang No. 16 Tahun 2001, wajib diaudit oleh akuntan publik dan laporan
tahunannya wajib diumumkan dalam surat kabar berbahasa Indonesia. Ketentuan
ini diberlakukan dalam rangka penerapan prinsip keterbukaan dan akuntabilitas
pada masyarakat. Semua ini didasarkan pada fakta bahwa masyarakat cenderung
mendirikan yayasan untuk berlindung di balik status badan hukum yayasan, yang
tidak hanya digunakan sebagai wadah mengembangkan kegiatan sosial,
keagamaan, dan kemanusiaan, tetapi juga memperkaya para pendiri, pengurus,
dan pengawas. Jadi, yayasan perlu membenahi administrasinya, termasuk
pertanggungjawaban keuangan, pengendalian internal, masalah organisasi, dan
manajemen yang jelas.

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 19


DAFTAR PUSTAKA

1. Bastian, Indra. 2007. Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik. Erlangga.


Jakarta.

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 20

Anda mungkin juga menyukai