Anda di halaman 1dari 20

Terms of Reference

ANSTRUK (Analisis Isu Terkini) IMMt FTUI 2020

Waktu : Sabtu, 10 Oktober 2020


Tempat : Zoom Meeting
Tema Umum : Menebak Dampak UU Minerba

Penjelasan Umum UU Minerba


● Apa Itu UU Minerba ?
● Sejarah UU Minerba
● Permasalahan UU Minerba
● Keuntungan UU Minerba

Dampak UU Minerba terhadap Ekonomi Indonesia


● Asal pendapatan negara Indonesia
● Pendapatan negara dari sektor minerba
● Dampak penetapan batasan nilai investasi atau jumlah persentase kepemilikan badan
usaha penanaman modal asing terhadap pendapatan negara
● Faktor-faktor yang mendukung pertumbuhan ekonomi akibat UU Minerba

Dampak UU Minerba terhadap Lingkungan


● Perubahan aturan izin usaha pertambangan
● Peraturan konsep wilayah pertambangan.
● Dampak jangka pendek dan jangka panjang dari usaha pertmbangan dan mineral terhadap
lingkungan
● Penanganan hasil kerusakan tambang
● Peraturan perizinan lingkungan yang ideal dalam sektor pertambangan

Ketenagakerjaan Sektor Minerba


● Lapangan Pekerjaan di Industri Minerba
● Perbandingan Jumlah Pekerja WNI dan Pekerja Asing di sektor minerba
● Jumlah Tenaga Kerja yang Dibutuhkan Sektor Minerba
● Meningkatkan kualitas pekerja tambang di Indonesia

Rundown Acara

Waktu Acara PIC

12.30-13.00 Persiapan Yahya, Adit

13.00-13.10 Pembukaan Han

13.10-15.10 Diskusi Yoga

15.10-15.40 Tanya Jawab Han

15.45-16.00 Penutupan Han


Menebak Dampak UU Minerba

Penjelasan Umum UU Minerba


Undang-undang mineral dan batubara atau lebih sering disebut UU minerba merupakan
perubahan atas undang-undang nomor 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara.
Dirancang bersama oleh DPR komisi 7 bersama dengan 5 kementerian (ESDM, mendagri,
keuangan, perindustrian, dan hukum dan hak asasi manusia). 1 (UU Minerba, 2020) Adapun
sistematika UU Minerba terdiri dari penambahan 2 Bab dan Penambahan 52 Pasal. Dalam UU
ini terdapat perubahan 78 Pasal dan penghapusan 18 Pasal dari jumlah Bab dan Pasal yang ada
dalam Undang- Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. 2
(Petriella, 2020) Disahkan pada 12 Mei 2020 memanfaatkan kondisi negara yang sedang berada
dalam paceklik diakibatkan wabah corona, uu minerba sejatinya memiliki keselarasan dengan
RUU cipta kerja dalam hal merugikan rakyat.
Pembahasan Revisi UU No. 4 Tahun 2009 sudah dimulai sejak tahun 2015 dan dijadikan
Program Legislasi Nasional oleh DPR RI periode 2014-2019. RUU Minerba kemudian menjadi
program prioritas pada tahun 2015, 2016, 2017, 2018. Pada tanggal 5 Juni 2018, Presiden Joko
Widodo mengamanahkan kepada ​kepada Menteri ESDM, Menteri Dalam Negeri, Menteri
Keuangan, Menteri Perindustrian, serta Menteri Hukum dan HAM untuk membahas RUU
Minerba.
Dua tahun kemudian pada bulan September, mahasiswa turun ke jalan dan melakukan
demonstrasi bertajuk Reformasi Dikorupsi. Penolakan RUU Minerba merupakan salah satu dari
tujuh tuntutan Reformasi Dikorupsi yang digaungkan oleh mahasiswa.
Memasuki periode 2019-2024 RUU Minerba ditetapkan kembali sebagai Program
Legislasi Nasional Prioritas Tahun 2020. Dalam waktu 3 bulan DPR berhasil membahas dan
merevisi UU No. 4 Tahun 2009. Pada tanggal 12 Mei 2020 RUU Minerba disahkan dengan
perolehan suara delapan fraksi menyetujui dan satu fraksi menolak. Dalam UU Minerba yang
baru disahkan akan terdapat 83 pasal diubah, 52 pasal baru, dan 18 pasal dihapus.

Melihat UU Minerba dari Dua Sisi


UU Minerba cukup menimbulkan polemik dan penolakan dari masyarakat karena adanya
masalah-masalah yang terdapat di dalamnya. Pasal pertama yang bermasalah adalah pasal 1 ayat
28a yang mengatur bahwa “Wilayah Hukum Pertambangan adalah seluruh ruang darat, ruang
laut, termasuk ruang dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah yakni kepulauan Indonesia,
tanah dibawah perairan, dan landas kontinen”. Pernyataan dalam pasal ini berpotensi
mengancam ruang hidup masyarakat karena seluruh kegiatan dari penyelidikan hingga
pertambangan bisa masuk dalam ruang hidup masyarakat, yang berarti dapat mengganggu
kehidupan mereka tanpa jaminan. Pasal 22 huruf a dan d juga menyebutkan bahwa Wilayah
Pertambangan Rakyat (WPR) bertambah dari yang sebelumnya 25 hektar menjadi 100 hektar,
yang berpotensi menggerus lebih jauh lahan masyarakat untuk dijadikan tambang.
Selanjutnya ada pasal 4 ayat 2 yang mengatur bahwa penguasaan batu bara dan mineral
diselenggarakan oleh pemerintah pusat, sedangkan sebelum itu pemerintah daerah masih diberi
kewenangan yang sama. Peraturan ini berlawanan dengan otonomi daerah dimana tiap daerah
jadi kurang memiliki kewenangan untuk memutuskan nasib lahan mereka.
Salah satu yang paling bermasalah dalam UU Minerba ini ada pada pasal 42, pasal 42A,
pasal 162, dan pasal 164. Pasal 42 dan 42 A memberikan kontrak lahan yang lebih panjang dan
mudah pada pengusaha. Pasal 162 dan 164 membuat terbukanya peluang kriminalisasi warga
yang menolak tambang. Pada pasal 162, tertulis bahwa setiap orang yang mengganggu kegiatan
usaha pertambangan dari pemegang IUP dan IUPK dapat dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Jaminan perpanjangan Kontrak Karya (KK) atau Perjanjian Karya Pengusahaan
Pertambangan Batubara (PKP2B) tanpa pelelangan. Hal tersebut diatur dalam Pasal 169 A.
“Perpanjangan otomatis bagi pemegang izin PKP2B tanpa pengurangan luas wilayah dan lelang
yang merupakan fasilitas yang ditunggu-tunggu oleh enam perusahaan raksasa batubara,”1
(Maharani, 2020)
Para pelaku usaha tambang mineral dan batu bara mengapresiasi disahkan Rancangan

1
Maharani, T., 2020. ​Polemik Pengesahan RUU Minerba, Siapa yang Diuntungkan?. ​Diakses 3
Septermber dari
https://amp.kompas.com/nasional/read/2020/05/12/06210271/polemik-pengesahan-ruu-minerba-
siapa-yang-diuntungkan
Undang-Undang Mineral dan Batu Bara atas revisi UU No.4/2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batu Bara menjadi Undang-undang.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara (APBI) Hendra Sinadia
mengatakan UU Minerba yang baru ini dapat memberikan kepastian hukum dan kepastian
investasi jangka panjang di sektor pertambangan.
"UU bisa diharapkan untuk menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di tengah masa
sulit pandemi Covid-19," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (12/5/2020).2(Petriella, 2020)
Dia meyakini UU Minerba dapat memberikan kepastian hukum dan kepastian investasi
jangka panjang baik bagi pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP), Izin Usaha Pertambangan
Khusus (IUPK) serta bagi pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara
(PKP2B) dan Kontrak Karya (KK) yang memenuhi persyaratan.
Selain itu, UU ini juga memperhatikan aspek lingkungan di mana sanksi bagi perusahaan
yang tidak melakukan reklamasi diperberat begitu juga dengan aktivitas penambangan tanpa izin.
Secara umum, lanjutnya, UU ini juga menjamin keseimbangan antara kepastian berusaha
kepastian hukum dengan kepatuhan pengusaha dalam melakukan kegiatan usahanya dengan
menaati peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup dan kewajiban terhadap
penerimaan negara.
“Pemerintah juga memberikan insentif jaminan kelangsungan kegiatan usaha perusahaan
tambang yang melakukan investasi untuk peningkatan nilai tambah (hilirisasi), pengembangan
atau pemanfaatan batubara dengan memberikan jaminan perpanjangan kegiatan usahanya.
Sementara itu pelaku usaha juga dituntut secara konsisten menerapkan good mining practices,”
katanya.
Hendra menambahkan dampak UU ini diharapkan bisa menjadi pendorong perekonomian
dan investasi sektor pertambangan di tengah kondisi pandemi virus Corona. Dia menambahkan,
UU ini cukup memberikan kepastian jaminan investasi jangka panjang bagi existing investor
baik pemegang KK, PKP2B, IUP dan IUPK. Namun bagi investor asing masih diragukan
terutama jika aturan kewajiban divestasi dicantumkan di UU.

2
Petriella, Y., 2020. Pelaku Usaha Lega, UU Minerba Disahkan. Diakses 3 September 2020 dari
https://ekonomi.bisnis.com/read/20200512/44/1239655/pelaku-usaha-lega-uu-minerba-disahkan
Di sisi lain, RUU Minerba ini juga dinilai memusatkan kewenangan pemberian izin
pertambangan dari pemerintah daerah ke pemerintah pusat. Boleh jadi, hal ini dilakukan agar
dapat menghindari lambatnya birokrasi perizinan di pemerintah daerah yang tak jarang juga
disertai praktek perburuan rente (rent-seeking).
Selain itu, RUU ini bisa jadi berguna untuk menarik investasi pasca-pandemi Covid-19.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menilai RUU ini dapat
memberikan kepastian bagi investor pertambangan dalam jangka panjang. Dengan berbagai
pertimbangan telah disebutkan, bukan tidak mungkin RUU Minerba memiliki utilitas (manfaat)
tertentu bagi Indonesia – terlepas dari kontroversi yang diciptakannya. Hal ini bisa jadi sejalan
dengan pendekatan utilitarianisme. Beberapa pemikir dari pendekatan ini adalah Jeremy
Bentham dan John Stuart Mill.3(A43, 2020)

Dampak UU Minerba terhadap Ekonomi Indonesia

Tahun ini, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor mineral dan batubara
(minerba) menggunakan jenis dan tarif baru untuk iuran produksi atau royalti tambang.
Khususnya untuk komoditas mineral. Jenis dan tarif baru tersebut sebagaimana tertuang dalam
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 81 Tahun 2019 tentang Jenis dan Tarif atas PNBP yang
berlaku pada Kementerian ESDM. Pemerintah menetapkan ketentuan penerimaan negara bukan
pajak baru pada beberapa komoditas mineral logam, khususnya yang belum diolah, mengalami
kenaikan tarif royalti secara signifikan. 4
Ketentuan tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2019 tentang
Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral. Beleid yang diundangkan pada 25 November 2019 tersebut

3
A43. 2020. Menyoal Utilitas RUU Minerba. Diakses 3 September dari
https://www.pinterpolitik.com/menyoal-utilitas-ruu-minerba/

4
Mulyana, R. 2020. PNBP Sektor Minerba Menggunakan Jenis dan Tarif Baru. Diakses 3 September dari
https://amp.kontan.co.id/news/pnbp-sektor-minerba-menggunakan-jenis-dan-tarif-baru
sekaligus mencabut PP No. 9/2012.
Bijih nikel mengalami kenaikan tarif royalti dari 5% menjadi 10% dari harga jual.
Kenaikan signifikan juga dialami bijih besi dari 3% menjadi 10%, pasir besi dari 3,75% menjadi
10%, serta bijih mangan dari 3,25% menjadi 10%.
Sementara itu, mineral hasil pengolahan dan pemurnian seperti nickel matte dan feronikel
justru mengalami penurunan tarif royalti dari 4% menjadi 2%. Adapun tarif royalti untuk emas
berkisar antara 3,75%—5%, bergantung pada harga jual per ounce. Sebelumnya, tarif royalti
emas dipatok 3,75%.5(Petriella, Y. 2019)
Menurut Direktur Penerimaan Minerba Kementerian ESDM Jonson Pakpahan, beleid
yang mengubah PP Nomor 9 Tahun 2012 ini sudah mulai berlaku efektif sejak 25 Desember
2019. Dalam pengaturan baru ini, tarif royalti untuk sejumlah komoditas mineral diatur lebih
rinci berdasarkan produk dan proses penambangan. Untuk bijih mentah (ore) dikenakan tarif
lebih mahal, sedangkan produk tambang yang sudah diolah atau dimurnikan diberikan tarif yang
lebih murah.
Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, capaian Pendapatan
Negara ​Bukan Pajak (PNBP) dari sektor energi dan pertambangan mineral batubara (minerba)
mencapai Rp 172,9 triliun pada 2019.6
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN) 2019 PNBP sektor energi dan pertambangan ditargetkan Rp 214,3 triliun, namun
realisasinya mencapai Rp 172,9 triliun.
“Realisasi PNBP 2019 96 persen dari target,”​ kata Arifin, di Kantor Kementerian ESDM,
Jakarta, Kamis (9/1/2020). Menurut Arifin, meski tidak mencapai target realisasi PNBP di tahun
2019 terbesar sejak 10 tahun terakhir. Salah satu penyebab tidak tercapainya PNBP disebabkan

5
Petriella, Y., 2019. Tarif Loyalty Logam Berubah, Berlaku Mulai 25 Desember 2019. Diakses 3
September 2020 dari
https://m.bisnis.com/amp/read/20191210/44/1179958/tarif-royalti-mineral-logam-berubah-berlaku-mulai-2
5-desember-2019

6
Wicaksono, P., 2020. Sektor Energi dan Pertambangan setor PNBP Rp. 172 Triliun. Diakses 3
September 2020 dari
https://m.liputan6.com/bisnis/read/4152244/sektor-energi-dan-pertambangan-setor-pnbp-rp-172-triliun#:~:
text=Menteri%20ESDM%20Arifin%20Tasrif%20mengatakan,mencapai%20Rp%20172%2C9%20triliun.&t
ext=Sedangkan%20sektor%20mineral%20dan%20batubara,sebesar%20Rp%2044%2C8%20triliun
oleh harga minyak Indonesia yang rendah.
Adapun, realisasi penyumbang PNBP terbesar masih berasal dari sektor minyak dan gas
bumi (migas) yang menyumbang Rp 115,1 triliun. Sedangkan sektor mineral dan batubara
(minerba) menyumbang PNBP sebesar Rp 44,8 triliun. Sektor Energi Baru Terbarukan
Konservasi Energi (EBTKE) menyumbang Rp 1,9 triliun dan hilir migas lainnya menyumbang
PNBP sebesar Rp 11,1 triliun.
Dengan realisasi tersebut, maka pada tahun 2020 pemerintah menargetkan PNBP sebesar
Rp 181,7 triliun yang berasal dari sektor migas sebesar Rp 127,3 triliun. Kemudian sektor
minerba sebesar Rp 44,4 triliun.
Sektor EBTKE sebesar Rp 1,2 triliun, dan sektor lain mencakup iuran badan hilir migas
berupa BBM dan Gas Pipa DMO, penjualan data, jasa sewa, diklat, penerimaan BLU dan lainnya
sebesar Rp 8,8 triliun.
“Target PNBP 2019 Rp 214, 3 triliun. 2020 sesuai dengan APBN kita targetkan capai Rp
181,7 triliun,”tandasnya.
7
Ketentuan soal pembagian keuntungan diatur dalam Pasal 129 Undang-Undang Nomor 4
Tahun 2009 tentang Minerba. Pemegang izin usaha pertambangan khusus (IUPK) Operasi
Produksi untuk pertambangan mineral logam dan batubara wajib membayar sebesar 4 persen
kepada pemerintah dan 6 persen kepada pemerintah daerah dari keuntungan bersih sejak
berproduksi. Perincian bagian untuk pemerintah daerah, yaitu 1 persen untuk pemerintah
provinsi, 2,5 persen untuk pemerintah kabupaten/kota penghasil, dan 2,5 persen untuk
pemerintah kabupaten/kota lainnya.
Sementara dalam UU minerba, pembagian untuk pemerintah daerah menjadi 1,5 persen
untuk pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota penghasil sebesar 2,5 persen dan 2 persen
untuk pemerintah kabupaten/kota lainnya. Perubahan yang tercantum tadi hanya meliputi
pembagian hasil untuk pemerintah daerah.

7
​Media, K., 2020. RUU Minerba, Pembagian Keuntungan Hasil Pertambangan Untuk Pemda Berubah.
Diakses pada 3 September 2020 dari
https://nasional.kompas.com/read/2020/05/11/12572651/ruu-minerba-pembagian-keuntungan-hasil-p
ertambangan-untuk-pemda-berubah?page=all
Divestasi modal asing yang pada 2017 telah diatur dan telah diimplementasikan oleh PT.
Freeport merupakan awalan yang membuat terangnya sektor minerba dalam negeri. Dalam UU
minerba terdapat kepastian investasi jangka panjang dalam uu ini bagi pemegang Izin Usaha
Pertambangan (IUP), Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) serta bagi pemegang Perjanjian
Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) dan Kontrak Karya (KK) yang memenuhi
8
persyaratan. (Petriella, 2020). Ringkasnya birokrasi yang sebelumnya dipegang pemerintah
daerah masing-masing namun sekarang langsung di bawah kuasa pemerintah pusat sehingga
terdapat kepastian hukum dalam berusaha. Kepastian hukum dan investasi merupakan pelatuk
yang membuat para investor merasa aman menginvestasikan uangnya di pertambangan dalam
negeri, yang dampaknya adalah semakin besarnya pendapatan negara serta bertambahnya
lapangan pekerjaan. namun, sangat disayangkan secara tersirat undang-undang ini memberikan
keuntungan yang sangat besar terhadap pelaku usaha dan hanya sedikit untuk negara.

Dampak UU Minerba terhadap Lingkungan


9
Pasal 1 angka 13 sebelumnya berisi: IUPK Operasi Produksi adalah izin usaha yang
diberikan setelah selesai pelaksanaan IUPK Eksplorasi untuk melakukan tahapan kegiatan
operasi produksi di wilayah izin usaha pertambangan khusus
Pasal 1 angka 13 tersebut akan diubah dan diganti menjadi tiga poin, yakni:
13a. Surat Izin Penambangan Batuan, yang selanjutnya disingkat SIPB, adalah izin yang
diberikan untuk melaksanakan kegiatan usaha pertambangan batuan jenis tertentu atau untuk
keperluan tertentu.
13b. IUPK sebagai kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian adalah izin usaha yang
diberikan sebagai perpanjangan setelah selesainya pelaksanaan Kontrak Karya atau Perjanjian
Karya Pengusaha Pertambangan Batubara.

8
Petriella, Y. (2020). Pelaku Usaha Lega, UU Minerba Disahkan. Diakses pada 3 September 2020 dari
https://ekonomi.bisnis.com/read/20200512/44/1239655/pelaku-usaha-lega-uu-minerba-disahkan

9
​Santia, T., 2020. Perubahan Izin Usaha Pertambangan Khusus Dalam Revisi UU Minerba. Diakses pada 3
September 2020 dari
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4250901/perubahan-izin-usaha-pertambangan-khusus-dalam-re
visi-uu-minerba
13c. Izin pengangkutan dan penjualan adalah izin usaha yang diberikan kepada
perusahaan untuk membeli, mengangkut, dan menjual komoditas tambang mineral atau batubara.
13d. Izin Usaha Jasa Pertambangan, yang selanjutnya disingkat IUJP, adalah izin yang
diberikan untuk melakukan kegiatan usaha jasa pertambangan inti yang berkaitan dengan
tahapan dan atau bagian kegiatan usaha pertambangan.
Perubahan ini selain untuk memperjelas beberapa bagian UU, juga berarti bahwa perusahaan
sekarang harus mendapatkan izin dari pemerintah pusat bukan pemerintah daerah untuk
melakukan operasi penambangan.
10
Jangka waktu IUP OP bagi pelaku usaha yang melakukan kegiatan penambangan yang
terintegrasi dengan kegiatan pengolahan dan pemurnian mineral dan batubara, yaitu selama 30
tahun dan dapat diperpanjang hingga seumur tambang, sebelumnya IUP dapat diberikan untuk
jangka waktu 20 tahun, dan dapat diperpanjang 2 kali masing-masing selama 10 tahun, untuk
pertambangan mineral logam. Sedangkan untuk pertambangan mineral bukan logam, dapat
diberikan untuk jangka waktu IUP selama 10 tahun, dan dapat diperpanjang 2 kali
masing-masing selama 5 tahun. Untuk pertambangan batuan, diberikan jangka waktu paling
lama 5 tahun dan paling lama 20 tahun untuk pertambangan batubara.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Ridwan Djamaluddin
mengatakan ada tiga rancangan peraturan pelaksanaan (RPP) UU Minerba, yaitu RPP tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, RPP tentang Wilayah
Pertambangan, dan RPP tentang Pengawasan Reklamasi dan Pascatambang.
Dia menyebut RPP mengenai Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara tengah dibahas dengan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi,
Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Perindustrian,
Kementerian Dalam Negeri, dan BKPM. Sedangkan RPP mengenai Wilayah Pertambangan dan
RPP Pengawasan Reklamasi dan Pascatambang masih dibahas secara internal.

10
​Hukumpertambangan.com. 2020. Prosedur Pemberian Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi
Produksi. Diakses pada 3 September 2020 dari
https://www.hukumpertambangan.com/izin-usaha-operasi-produksi/prosedurpemberian-izin-usaha-per
tambangan-iup-operasi-produksi
Adapun RPP Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara mengatur
tentang penggolongan komoditas tambang, rencana pengelolaan minerba nasional, perizinan
pertambangan, serta perluasan dan penciutan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) atau
Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK).
RPP tentang Wilayah Pertambangan mengatur tentang wilayah hukum pertambangan,
perencanaan wilayah pertambangan, penyelidikan dan penelitian, serta penugasan penyelidikan
dan penelitian.11
RPP itu juga mengatur penetapan wilayah pertambangan, perubahan status WPN menjadi
WUPK, serta mengatur data dan informasi pertambangan. Selanjutnya, RPP Pengawasan
Reklamasi dan Pascatambang yang berisi aturan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan usaha
pertambangan.
Pasal 1 ayat 28a pada uu minerba yang mengatur bahwa Wilayah Hukum Pertambangan
adalah seluruh ruang darat, ruang laut, termasuk ruang dalam bumi sebagai satu kesatuan
wilayah yakni kepulauan Indonesia, tanah di bawah perairan, dan landas kontinen. Kutipan pasal
tersebut merupakan norma yang mengindikasikan tidak adanya batasan pelaksanaan aktivitas
12
tambang dan tidak mempedulikan hajat hidup masyarakat sekitar dan lingkungan. (Illahi, 2020)
Dengan disahkannya uu ini, maka akan mendorong lebih banyaknya deforestasi, terusirnya
masyarakat dari kampung halamannya sendiri, Keragaman hayati makin terancam dan habitat
hewan liar terganggu. juga kasus penyakit menular seperti malaria yang rentan di daerah sekitar

11
​[1]​ Iskana, F., 2020. Kementerian ESDM Siapkan Tiga Aturan Pelaksana UU Minerba - Pertambangan
Katadata.Co.Id. [online] Katadata.co.id. Available
at:<https://katadata.co.id/febrinaiskana/energi/5f476c004500d/kementerian-esdm-siapkan-tiga-aturan-pel
aksana-uu-minerba> [Accessed 3 September 2020].

12
Illahi, K. (2020). UU Minerba, Aturan Oligarkis di Era Milenial. Diakses pada 3 September 2020 dari
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200519132036-13-504886/uu-minerba-aturan-oligarkis-di-e
ra-milenial
13
tambang. (Alvin, 2020) tidak mewajibkan menutup lubang tambang sehingga tanah atau lahan
14
yang telah ditambang tidak akan kembali hijau seperti semula. (Syahni, 2020)
UU No. 32 Tahun 2009 Pasal 36 Ayat 1 menyebut bahwa “Setiap usaha dan/atau
kegiatan yang wajib memiliki amdal atau UKL-UPL wajib memiliki izin lingkungan”. Tambang
merupakan usaha yang wajib memiliki amdal sehingga wajib memiliki izin lingkungan dan
mematuhi kaidah pertambangan yang baik untuk tetap menjaga lingkungan sekitar.
Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara diatur dalam peraturan ESDM No. 26
Tahun 2018. Pasal 22 Ayat 3 dalam peraturan tersebut menyebut bahwa “Pemegang IUP Operasi
Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian wajib melaksanakan kegiatan pasca
operasi untuk perbaikan, pemulihan, dan penataan kualitas lingkungan dan ekosistem agar
berfungsi kembali sesuai peruntukannya”
PT. Agincourt Resources dalam melakukan pemulihan lingkungan mengupayakan
fitoremediasi untuk mengolah limbah sisa produksi, melakukan pembebasan lahan dengan
menghindari zona lindung atau konservasi, dan melakukan reklamasi untuk menanggulangi
bekas galian yang telah ditinggalkan.
Kerusakan-kerusakan lingkungan yang dapat ditimbulkan oleh kegiatan pertambangan
sudah sepatutnya dibuat seminimal mungkin agar keberlangsungan kehidupan di alam dapat
terjaga. Cara meminimalisir dampak tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara yang
menyangkut proses pertambangan itu sendiri, yang dapat diatur dalam undang-undang.
Dalam masalah penggunaan energi, kegiatan pertambangan dapat didorong untuk lebih
banyak menggunakan sumber energi alternatif seperti energi matahari. Dengan begitu, gas rumah
kaca yang dihasilkan dapat menjadi lebih sedikit sehingga lebih aman untuk lingkungan.

13
Alvin, A. (2020). UU Minerba, Pelemahan Terhadap Lingkungan Hidup. Diakses pada 3 September 2020
dari
https://indonews.id/artikel/30165/-UU-Minerba-Pelemahan-Terhadap-Lingkungan-Hidup/#:~:text=Revis
i%20UU%20Minerba%20dengan%20jelas,lindung%20dan%20konservasi%20boleh%20dieksplorasi​.

14
Syahni, D. (2020). UU Minerba Ketok Palu: Jaminan Korporasi, Ancaman bagi Rakyat dan Lingkungan.
Diakses pada 3 September 2020 dari
https://www.mongabay.co.id/2020/05/13/uu-minerba-ketok-palu-jaminan-korporasi-ancaman-bagi-rak
yat-dan-lingkungan/
Pertambangan menghasilkan limbah-limbah seperti limbah padat dan air tambang yang
masing-masing terdiri dari berbagai macam zat yang berpotensi mengkontaminasi lingkungan.
Dalam hal ini, perlu adanya kewajiban untuk setiap tambang agar memiliki manajemen limbah
yang baik untuk mencegah polusi tanah, air, dan udara. Pengurangan limbah yang dihasilkan
dapat dilakukan dengan cara menggunakan alat-alat yang lebih modern dan lebih mengarah pada
ramah lingkungan. Selain itu, dapat digunakan teknik produksi yang lebih bersih dan teknologi
pengolahan yang lebih baik.

Ketenagakerjaan di Sektor Minerba


Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh BPS, jumlah pekerja pertambangan non
migas di Indonesia pada tahun 2018 sebesar 106250. 63102 merupakan pekerja tetap sementara
sisanya merupakan pekerja​ outsourcing​.
Rata-rata pendapatan dari pekerja Industri Minerba khususnya teknik metalurgi sebesar
Rp 20.403.125/bulan. Sementara sumber lain menyatakan sebesar Rp 7.500.000/bulan.
Jumlah Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia pada 2020 mencapai 98.902 orang. Dari
data tersebut TKA asal China menduduki peringkat pertama, yaitu 35.781 orang. Atau setara
36,17%.
Disusul kemudian dengan Jepang 12.823 orang, Korea Selatan 9.097, India 7.356 orang,
Malaysia 4.816 orang, Philipina 4.536 orang, Amerika Serikat 2.596 orang, Australia 2.540
orang, Inggris 2.176 orang, Singapura 1.994 orang dan, 15.187 dari negara lainnya.15
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) mengakui di beberapa
sektor pekerjaan di Indonesia masih didominasi pekerja asing, misalnya sektor pertambangan.
“Terutama di perusahaan pertambangan memang kita akui masih banyak segmen-segmen
skill yang diisi oleh tenaga kerja asing. Nah inilah tantangan kita kedepan bagaimana kita harus
mengambil alih,” ungkap Sekjen Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans)
Abdul Wahab Bankona di acara International Labour Organization (ILO) di Hotel Sari Pan
Pacific, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (24/09/2014).

15
Waseso, R., 2020.Jumlah TKA Asing di Indonesia 98.902, TKA China Terbesar. Diakses 3 September
2020 dari
https://amp.kontan.co.id/news/jumlah-tenaga-kerja-asing-di-indonesia-98902-tka-china-terbesar-berikut-d
atanya
Ia mengungkapkan banyaknya pekerja asing yang bekerja di sektor pertambangan karena
Indonesia kekurangan jumlah tenaga kerja. Sedangkan pertumbuhan bisnis sektor pertambangan
di Indonesia terbilang cukup tinggi.
"Kita punya lembaga-lembaga (pencetak tenaga pertambangan Indonesia) di wilayah
terbaik seperti di Borombon, Sulawesi Selatan yang memproduksi profesional tenaga kerja
tambang cuma secara kuantitatif dari kebutuhan kita kurang," imbuhnya.
Ia juga menganggap wajar banyak pekerja asing yang bekerja di sektor tambang. Hal ini
karena banyak juga tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri dan menguasai beberapa
sektor seperti ahli memasak, IT dan teknik.
16
Berdasarkan izin mempekerjakan tenaga kerja asing (IMTA) yang diterbitkan oleh
Kemenakertrans, bulan Januari – September 2012, tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia
berjumlah 57.826 orang. TKA tersebut masing- masing bekerja pada sektor industri (termasuk
pertambangan) berjumlah 31.073 orang, sektor perdagangan berjumlah 11.367 orang, sektor
konstruksi berjumlah 5.031 orang.
Sedangkan tahun 2011 IMTA yang diterbitkan berjumlah 77.144 orang, dengan rincian,
paling banyak bekerja di sektor industri sebanyak 40.423, sektor perdagangan sebanyak 14.142
orang dan sektor konstruksi sebanyak 7.177 orang.
17
Berdasarkan data dari Kementerian Ristek Dikti yang dipaparkan dalam kesempatan
Rakor terkait Hilirisasi Industri Logam dan Pengembangan Sumber Daya Alam bersama lintas
Kementerian dan Perguruan Tinggi terkait, pada 2025 Indonesia diprediksi akan membutuhkan
276.298 lulusan sarjana teknik dan 458.876 lulusan vokasi teknik. Sedangkan ketersediaan untuk
S1 diproyeksi hanya berjumlah 27.721 dan D3 5.634 orang.

16
Detikfinance. 2014. Pekerja Asing Masih Dominasi Sektor Pertambangan di RI. Diakses 3 September
dari
https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis/d-2699546/pekerja-asing-masih-dominasi-sektor-perta
mbangan-di-ri

17
​Rio, I., 2020. ​Luhut Sebut Indonesia Kekurangan Sumber Daya Manusia Untuk Industri Hilirisasi
Minerba - Dunia Energi​. Diakses pada 3 September 2020 dari
https://www.dunia-energi.com/luhut-sebut-indonesia-kekurangan-sumber-daya-manusia-untuk-industri-hili
risasi-minerba/
18
Untuk data keseluruhan, pekerja usaha pertambangan dan penggalian terdiri atas
pekerja tetap atau kontrak, pekerja harian, dan pekerja alih daya (outsourcing). Pada tahun 2016,
jumlah seluruh pekerja pertambangan dan penggalian adalah sebanyak 635.871 orang. Berbeda
dengan sebaran jumlah usaha, dimana terbanyak terdapat di pulau Jawa, pekerja pertambangan
dan penggalian, terbanyak berada di pulau Sumatra. Jumlah pekerja kegiatan pertambangan dan
penggalian di pulau Sumatera mencapai 178.639 atau 28,09 persen dari seluruh pekerja
pertambangan dan penggalian di Indonesia. Jumlah pekerja pertambangan dan penggalian di
pulau Jawa bahkan berada di urutan ketiga, yaitu sebanyak 167.068 orang. masih dibawah
jumlah pekerja di pulau Kalimantan, yang jumlahnya sebanyak 169.895 orang. Walaupun
menurut pulau besar jumlah pekerja di Sumatera merupakan yang terbanyak di Indonesia, akan
tetapi menurut provinsi, Jawa Timur, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah menjadi
provinsi-provinsi dengan jumlah pekerja terbanyak. Jumlah pekerja pertambangan dan
penggalian di ketiga provinsi ini lebih dari 60.000 pekerja. Sebaliknya, Maluku dan Papua
menjadi dua provinsi dengan pekerja pertambangan dan penggalian paling sedikit. Jumlahnya
hanya 25.788 orang atau sekitar 4 persen dari total pekerja pertambangan dan penggalian di
Indonesia
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mempersiapkan
kompetensi sumber daya manusia (SDM) di bidang teknologi dalam menjalankan penambangan
batu bara. Melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) ESDM, Pemerintah
Indonesia tengah menjalin kemitraaan dengan Japan, Oil, Gas and Metals National Corporation
(JOGMEC).19
Kedatangan JOGMEC ke Indonesia adalah untuk memberikan penerapan teknologi
keselamatan tambang batubara bawah tanah, dilakukan berdasarkan penyempurnaan dari

18
BPS. 2018. ​Statistik Pertambangan Bahan Galian Indonesia 2015 dan 2017. Diakses pada 3
September 2020 dari
https://www.bps.go.id/publication/2018/12/25/a61b7cbb5f6137645b1ab70f/statistik-pertambangan-bahan-
galian-indonesia-2015-dan-2017.html
19
Government Action. 2020. ​Gandeng JOGMEG, ESDM Kerek Kualitas SDM Penambang Batu Bara​.
[online] Available at:
<https://rmco.id/bacaberita/governmentaction/28669/gandeng-jogmeg-esdm-kerek-kualitas-sdm-penamb
angbatu-bara> [Accessed 3 September 2020].
pengalaman yang telah terjadi, termasuk adanya insiden kecelakaan tambang bawah tanah.20
Untuk itu, Kami ingin membagi pengalaman tersebut agar Indonesia juga dapat menerapkan
sistem keselamatan yang sudah dilakukan di Jepang.
Kepala BPSDM ESDM IGN, Wiratmaja, Mengatakan kerja sama ini mampu
menghasilkan produk batu bara yang lebih baik serta menekan rasio kecelakaan kerja di
pertambangan batubara. Dari hasil pelatihan ini diharapkan dapat memberikan hasil berupa
tenaga kerja yang kompeten, sehingga bisa mengirim batubara ke Jepang dengan hasil yang lebih
baik dan semakin kecilnya tingkat kecelakaan. Untuk mewujudkan hal tersebut, kerjasama ini
akan menyelenggarakan program alih teknologi yang dilaksanakan di kedua negara.
Pelaksanaan pelatihan di Indonesia akan dilaksanakan di 9 perguruan tinggi, yaitu
STTIND Padang, Universitas Syiah Kuala, Universitas Lambung Mangkurat, Politeknik
Akamigas Cepu, Universitas Palangkaraya, Universitas Islam Bandung, Universitas
Muhammadiyah Maluku Utara, UPN Veteran Yogyakarta dan Universitas Trisakti.
Pendampingan alih teknologi di perusahaan tambang batubara bawah tanah di Indonesia
didapat langsung melalui expert/narasumber dari Jepang, seluruh biaya ditanggung oleh Jepang.
Untuk pelaksanaan pelatihan di Jepang, akan dilaksanakan di Kushiro Coal Mine, berpotensi
meningkatkan pendapatan BLU PPSDM Geominerba.
Sambutan hangat juga disampaikan oleh perwakilan JOGMEC, Takashi Ooka. Ia
mengungkapkan kerja ini akan semakin mempererat hubungan antara Pemerintah Indonesia
dengan Pemerintah Jepang. "Ini jadi pertemuan berharga bagi kami. Selama 18 tahun, saya yakin
jalinan kerja sama antar kedua negara semakin kuat. Rasio kecelakaan kerja yang semakin
menurun adalah hal yang menggembirakan," kata Ooka yang juga sebagai Direktur Umum
Departemen Pengembangan Batu bara.

Referensi

20
Politeknik Akamigas Palembang. 2020. ​PELATIHAN TEKNOLOGI TAMBANG BAWAH TANAH :
HADIRKAN EXPERT DARI JOGMEC, JCOAL, MMR DAN KYUSHU UNIVERSITY JAPAN.​ [online]
Available at:
<http://poliakamigasplg.ac.id/pelatihan-teknologi-tambang-bawah-tanahhadirkan-expert-dari-jogmec-jcoal
-mmr-dan-kyushu-university-japan/> [Accessed 5 September 2020].
Bps.go.id. 2020. ​Badan Pusat Statistik.​ [online] Available at:
<https://www.bps.go.id/publication/2019/12/26/7c821610c16dec064ac1afb9/statistik-pertamban
gan-minyak-dan-gas-bumi-2013-2018.html> [Accessed 6 September 2020].

Agincourt Resource. 2020. ​Cara Mengatasi Pencemaran Lingkungan | Agincourt Resources.​


[online] Available at:
<https://www.agincourtresources.com/read-agincourt/cara-mengatasi-pencemaran-lingkungan-di
-pertambangan/> [Accessed 6 September 2020].

Government Action. 2020. ​Gandeng JOGMEG, ESDM Kerek Kualitas SDM Penambang Batu
Bara​. [online] Available at:
<https://rmco.id/baca-berita/government-action/28669/gandeng-jogmeg-esdm-kerek-kualitas-sd
m-penambang-batu-bara> [Accessed 6 September 2020].

Sa-green-info.co.za. 2020. How Can Mining Become More Environmentally Sustainable?.


[online] Available at:
<https://www.sa-green-info.co.za/portal/article/1633/how-can-mining-become-more-environmen
tally-sustainable> [Accessed 7 September 2020].

Iskana, F., 2020. ​Kementerian ESDM Siapkan Tiga Aturan Pelaksana UU Minerba -
Pertambangan Katadata.Co.Id.​ [online] Katadata.co.id. Available at:
<https://katadata.co.id/febrinaiskana/energi/5f476c004500d/kementerian-esdm-siapkan-tiga-atur
an-pelaksana-uu-minerba> [Accessed 6 September 2020].

Dpr.go.id. 2020. ​Paripurna DPR Sahkan RUU Minerba Jadi UU.​ [online] Available at:
<http://www.dpr.go.id/berita/detail/id/28748/t/Paripurna+DPR+Sahkan+RUU+Minerba+Jadi+U
U> [Accessed 6 September 2020].
Petriella, Y., 2020. ​Pelaku Usaha Lega, UU Minerba Disahkan | Ekonomi - Bisnis.Com.​ [online]
Bisnis.com. Available at:
<​https://ekonomi.bisnis.com/read/20200512/44/1239655/pelaku-usaha-lega-uu-minerba-disahka
n​> [Accessed 6 September 2020].

Saturi, S., 2020. ​UU Minerba Ketok Palu: Jaminan Korporasi, Ancaman Bagi Rakyat Dan
Lingkungan​. [online] Mongabay Environmental News. Available at:
<https://www.mongabay.co.id/2020/05/13/uu-minerba-ketok-palu-jaminan-korporasi-ancaman-b
agi-rakyat-dan-lingkungan/> [Accessed 6 September 2020].

Maharani, T., 2020. ​Polemik Pengesahan RUU Minerba, Siapa yang Diuntungkan?. [​ online]
Kompas.com. Available at:
<​https://amp.kompas.com/nasional/read/2020/05/12/06210271/polemik-pengesahan-ruu-minerba
-siapa-yang-diuntungkan​> [Accessed 3 September 2020]

A43. 2020. ​Menyoal Utilitas RUU Minerba. ​[online] Pinter Politik. Available at:
<​https://www.pinterpolitik.com/menyoal-utilitas-ruu-minerba/​> [Accessed 3 September 2020]

Mulyana, R., 2020. ​PNBP Sektor Minerba Menggunakan Jenis dan Tarif Baru.​ [online]
Kontan.co.id. Available at:
<​https://amp.kontan.co.id/news/pnbp-sektor-minerba-menggunakan-jenis-dan-tarif-baru​>
[Accessed 3 September 2020]

Petriella, Y., 2019. ​Tarif Loyalty Logam Berubah, Berlaku Mulai 25 Desember 2019. [online]
Bisnis.com Available at:
<​https://m.bisnis.com/amp/read/20191210/44/1179958/tarif-royalti-mineral-logam-berubah-berla
ku-mulai-25-desember-2019​>[Accessed 3 September 2020]
Wicaksono, P., 2020. ​Sektor Energi dan Pertambangan Setor PNBP Rp. 172 Triliun. ​[online]
Liputan6.com Available at:
<​https://m.liputan6.com/bisnis/read/4152244/sektor-energi-dan-pertambangan-setor-pnbp-rp-172
-triliun#:~:text=Menteri%20ESDM%20Arifin%20Tasrif%20mengatakan,mencapai%20Rp%201
72%2C9%20triliun.&text=Sedangkan%20sektor%20mineral%20dan%20batubara,sebesar%20R
p%2044%2C8%20triliun​>[Accessed 3 September 2020]

Bps.go.id. 2020. ​Badan Pusat Statistik.​ [online] Available at:


<https://www.bps.go.id/publication/2018/12/25/a61b7cbb5f6137645b1ab70f/statistik-pertamban
gan-bahan-galian-indonesia-2015-dan-2017.html> [Accessed 3 September 2020].

Media, K., 2020. RUU Minerba, Pembagian Keuntungan Hasil Pertambangan Untuk Pemda
Berubah Halaman All - Kompas.Com. [online] KOMPAS.com. Available at:
<https://nasional.kompas.com/read/2020/05/11/12572651/ruu-minerba-pembagian-keuntungan-h
asil-pertambangan-untuk-pemda-berubah?page=all> [Accessed 3 September 2020].

Santia, T., 2020. Perubahan Izin Usaha Pertambangan Khusus Dalam Revisi UU Minerba.
[online] liputan6.com. Available at:
<https://www.liputan6.com/bisnis/read/4250901/perubahan-izin-usaha-pertambangan-khusus-dal
am-revisi-uu-minerba> [Accessed 3 September 2020].

Hukumpertambangan.com. 2020. Prosedur Pemberian Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi


Produksi. [online] Available at:
<https://www.hukumpertambangan.com/izin-usaha-operasi-produksi/prosedurpemberian-izin-us
aha-pertambangan-iup-operasi-produksi/> [Accessed 3 September 2020].

Waseso, R., 2020. ​Jumlah TKA Asing di Indonesia 98.902, TKA China Terbesar.​ [online]
Kontan.co.id. Available at:
<​https://amp.kontan.co.id/news/jumlah-tenaga-kerja-asing-di-indonesia-98902-tka-china-terbesa
r-berikut-datanya​> [Accessed 3 September 2020]
Detikfinance. 2014. ​Pekerja Asing Masih Dominasi Sektor Pertambangan di RI​. [online]
Detikfinance. Available at:
<​https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis/d-2699546/pekerja-asing-masih-dominasi-se
ktor-pertambangan-di-ri​>[Accessed 3 September 2020]

Anda mungkin juga menyukai