Pengantar
Penyakit virus corona (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
corona yang baru-baru ini ditemukan. Sebagian besar orang yang tertular COVID-19 akan
mengalami gejala ringan hingga sedang, dan akan pulih tanpa penanganan khusus.
Ada dua pertanyaan yang menarik, yakni pertama, bagaimanakah dampak pandemi
COVID-19 terhadap perekonomian nasional; dan kedua, bagaimanakah efektivitas penanganan
pandemi COVID-19 oleh pemerintah RI dilihat dari perspektif pendekatan berbasis negara
dalam ekonomi politik. Jika keadaan ini tidak dapat ditanggulangi oleh pemerintah RI dengan
cepat, maka tidak tertutup kemungkinan hal ini dapat memicu krisis sosial politik dan bahkan
dapat berkembang menjadi krisis pertahanan dan keamanan nasional yang dapat
membahayakan keutuhan NKRI.
Efektivitas Penanganan COVID-19
Dalam konteks ini digunakanlah istilah otonomi negara, yaitu merujuk kepada
kemampuan negara untuk mendefinisikan dan menjalankan agenda yang tidak didefinisikan
semata-mata oleh kepentingan pribadi individu-individu dalam masyarakat. Untuk itu,
Caporaso dan Levine (1992: 192) meminjam analisis Theda Skocpol bahwa negara ikut
berperan dalam pembentukan masyarakat sipil, tapi masyarakat sipil juga berperan dalam
pembentukan negara. Selain itu, negara tidak dapat dikatakan memiliki otonomi penuh karena
negara tetap dipengaruhi dan dibentuk oleh faktor-faktor sosial, tetapi di sisi lain negara juga
tidak dapat dikatakan sebagai arena atau mekanisme dari faktor-faktor sosial itu karena negara
memiliki struktur tersendiri, memiliki kapasitas sendiri yang dapat memengaruhi dan
memberikan kontribusi bagi terbentuknya faktor-faktor sosial yang kemudian memengaruhi
negara itu sendiri.
Pada April 2020, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan guna
memperketat mobilitas penduduk dan meningkatkan distribusi persediaan alat pelindung diri
(APD) serta berbagai kebutuhan kesehatan lainnya, baik melalui produksi dalam negeri maupun
bantuan negara lain. Jubir Satgas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Ahmad Yurianto
menyatakan,pemerintah menerapkan empat strategi untuk menangani pandemi COVID-19.
Pertama, gerakan memakai masker di ruang publik atau di luar rumah. Kedua,
penelusuran kontak (tracing) dari kasus positif yang dirawat menggunakan rapid test, yaitu untuk
orang terdekat, tenaga kesehatan perawat pasien dan masyarakat di daerah yang ditemukan kasus
banyak. Ketiga, edukasi dan penyiapan isolasi mandiri hasil tracing yang menunjukkan tes
positif dari rapid test. Keempat, isolasi rumah sakit jika isolasi mandiri tidak mungkin dilakukan
karena tanda klinis yang membutuhkan layanan rumah sakit.
Kebijakan pengetatan protokol kesehatan makin digalakkan pemerintah untuk mencegah
penyebaran COVID-19. Biro Pusat Statistik membuat survei untuk mengukur perilaku
masyarakat pada 7-14 September 2020 lalu. Hasilnya, sebagian besar masyarakat menganggap
penerapan protokol kesehatan yang benar efektif mencegah penyebaran COVID-19.
Penyakit virus corona (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
corona yang baru-baru ini ditemukan. Virus ini telah menjangkit di Indonesia dari tahun 2019
dan memberikan dampak yang dirasakan oleh setiap penduduk di Indonesia mulai dari anak-anak
hingga orang dewasa. Seiring bertambahnya jumlah penduduk yang tertular COVID-19
membuat pemerintah mengambil tindakan sebagai bentuk penanganan terhadap kasus ini, salah
satunya adalah dengan melakukan lock down atau yang dikenal dengan PSBB (Pembatasan
Sosial Berskala Besar) yang mengakibatkan sekolah-sekolah dan tempat menuntut ilmu
sementara diberhentikan dan dilakukan dirumah, begitu pula dengan pekerjaan lainnya
dikerjakan dari rumah atau dikenal dengan Work From Home (WFH). Pemerintahpun melalukan
sebuah penanganan dan pada kesempatan kali ini kita akan meninjau keefektivitasan pemerintah
dalam penanganan COVID-19 yang didasarkan pada perspektif pendekatan berbasis negara
dalam ekonomi politik yang dikemukakan Caporaso dan Levine dijadikan rujukan menegaskan
pendekatan berbasis negara dalam ekonomi politik adalah pendekatan yang dipusatkan pada ide
negara yang berperan aktif, di mana negara memiliki agenda-agenda yang tidak dapat direduksi
menjadi kebutuhan-kebutuhan yang ada dalam wilayah perekonomian. Hal ini merujuk kepada
pendekatan yang istilahnya disebut otonomi negara, yaitu merujuk kepada kemampuan negara
untuk mendefinisikan dan menjalankan agenda yang tidak didefinisikan semata-mata oleh
kepentingan pribadi individu-individu dalam masyarakat. Seiring bertambahnya angka yang
terjangkit virus ini, pemerintahpun mengambil langkah dengan membentuk Satgas Percepatan
Penanganan COVID-19 yang sebagai respon lanjutannya pemerintah daerah juga berinisiatif
menyiapkan fasilitas dan tenaga kesehatan untuk mengantisipasi lonjakan pasien. Selain itu,
pemerintah protokol kesehatan makin digalakkan pemerintah untuk mencegah penyebaran
COVID-19.
Sebagai generasi muda, momen wabah COVID-19 ini mengundang kita untuk
menyatakan jati diri kita. Kita tidak lantas berpangku tangan, berpasrah diri, dan hanya mengeluh
menghadapi pandemi ini. Masih banyak jalan menuju sukses jika kita mau berusaha.
Daftar Pustaka
https://www.teropongsenayan.com/117344-efektivitas-pemerintah-ri-menangani-covid-19
yang diakses pada 27 Maret 2021 pukul 20.27
https://www.kompas.com/tren/read/2020/12/03/063000665/kilas-balik-9-bulan-
pandemi-covid-19-dan-dampaknya-bagi-indonesia?page=all#:~:text=Pandemi%20Covid
%2D19%20memberi%20dampak,waktu%20yang%20sama%20kini%20dibatasi yang
diakses pada tanggal 27 Maret 2021 pukul 20.29