Anda di halaman 1dari 5

1.1 Rangkuman secara singkat sehubungan materi KBG dan KDRT.

1.1.1 KDRT
KDRT meliputi semua bentuk kekejaman, perlakuan kasar atau pengabaian
yang dialami oleh anak-anak atau orang dewasa dari anggota keluarganya yang lain.
KDRT meliputi, suatu jangkauan luas dari pengendalian perilaku, biasanya
secara fisik, seksual, dan psikologis, yang secara khas melibatkan ketakutan,
kejahatan, intimidasi dan perampasan emosional.
1. Bentuk bentuk KDRT
a. Physical Abuse (Kekejaman Fisik)
Kekerasan menjadi jalan keluar yang umum, baik kekerasan antara
suami dengan istri maupun antara orang tua dengan anak, dan antara
anak dgn anak. Misalnya anak tidak menuruti keinginan orang tua
kemudian orang tua jengkel lalu memukuli anak tersebut, atau istri
tidak menuruti keinginan suaminya kemudian suaminya mengamuk
lalu memukul istrinya.

b. Sexual Abuse and Exploitation (being used for a sexual


purpose) /Kekejaman dan Eksploitasi Seksual
Ada suami yang tega mengkomersialkan isteri dan anaknya. Ini
mungkin terjadi karena faktor ekonomi juga, suami tidak bisa berpikir
jernih dan tidak mau berusaha sehingga mengambil jalan keluar seperti
ini.

c. Neglect (Pengabaian)
Contohnya seperti orang tua yang tidak memperdulikan anaknya

d. Psychological and Mental Abuse (Kekejaman Mental Psikologis)


Kekejaman mental ini lebih berat pengaruh negatifnya terhadap
perkembangan anak dibandingkan dengan kekejaman fisik. Karena
kekejaman ini dapat membunuh perkembangan anak. Contohnya
bullying, mereka tidak menyakiti secara fisik tapi mereka justru
merusak mental anak tersebut imbasnya anak tersebut tidak bisa
berkembang secara normal seperti takut terhadap orang, takut
berbicara dan lain-lain.
e. Economic or Financial Abuse (Kekejaman Ekonomik dan Finansial)
Pengabaian terhadap hak-hak istri dan anak (penyediaan nafkah
termasuk nafkah batin, perlindungan, dan penghargaan). Contohnya
suami tidak memberikan nafkah kepada istrinya secara semestinya

2. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan KDRT


a. Faktpr mental psikologis
b. Faktor pendidikan
c. Faktor sosial ekonomi
Masyarakat modern menikmati kemajuan materi yang memanjakan
hidup mereka, Segala sesuatunya menjadi lebih mudah tapi mekanis,
sementara sentuhan manusiawi berkurang. Hubungan antar individu
menjadi kering, dan hasilnya tingkat kesabaran masyarakat pada
umumnya turun. tingkat sosial ekonomi yang rendah dapat memicu
KDRT. Tekanan mental akibat ketidak mampuan memenuhi berbagai
tuntutan hidup rumah tangga dapat menimbulkan ketidaktenangan
bahkan kekacauan dalam rumah tangga.
d. Faktor mental psikologis
a) Gangguan depresif . tidak mampu mengatasi masalah yang
dihadapi atau tidak bisa menerima kenyataan.
b) Gangguan kepribadian. Perasaan merasa benar, terlalu curiga dan
tidak percaya pada orang lain, marah dengan alasan yang tidak
jelas.
c) Gangguan psikopat. Semua perasaan diungkapkan dengan cara
yang menyebabkan orang lain menderita, egois, agresif, tidak
peduli.
e. Faktor pendidikan
a) Semakin tinggi pendidikan dapat menimbulkan kesombongan
karena merasa tidak sepadan dengan tingkat pendidikannya.
b) Pendidikan yang rendah dapat menimbulkan lingkaran kekerasan.

3. Pengaruh KDRT terhadap anak.


Kekerasan pada anak tidak hanya berpengaruh terhadap perasaan
mereka saja tetapu berpengaruh juga pada perilaku mereka saat dewasa. Bisa
saja mereka menganggap bahwa berperilaku kasar adalah hal yang wajar,
karena orang tua mereka melakukan hal itu.

4. Akibat dari KDRT.


Dapat merusak ketenangan, ketenteraman, serta kebahagiaan rumah tangga.

5. Pengaruh KDRT terhadap emosi anak


a. Konsep diri rendah.
b. Depresi dan Cemas.
c. Agresif dan Pemarah.
d. Sulit berkomunikasi.
e. Mengasingkan diri.
f. Kepribadian terganggu.
g. Rasa tidak berguna.
h. Mimpi buruk

6. Cara mencegah dan mengatasi KDRT.


a. Peliharalah suasana harmonis dalam rumah tangga dengan saling
memahami, saling menghargai, dan saling mencintai.
b. Lakukan selalu komunikasi yang sehat
c. Hargailah hak dan kerjakanlah kewajiban masing- masing anggota
keluarga sebagaimana mestinya
d. Jangan terlalu sayang pada diri sendiri.
e. Lakukan relaksasi dua kali sehari.
f. Setiap masalah segera diselesaikan; jangan ditumpuk.
g. Gunakan teknik pengubahan tingkah laku secara tepat
h. Jika perlu gunakan jasa konselor atau psikolog.

1.1.2 KBG (Kekerasan Berbasis Gender)


Penggunaan istilah KBG atau Gender Based Violence (GBV) ini dimaksudkan
untuk menggambarkan sifat alami kekerasan dan memberikan kesan bahwa untuk
menunjukkan kekerasan perlu merujuk persoalan gender yang menyebabkan dan
mendukung terjadinya kekerasan. 
KBG sendiri seringkali disebut juga sebagai kekerasan terhadap perempuan.
Karena pada kebanyakan kasus, KBG dititik beratkan pada obyek perempuan
sebagai korban akibat dari ketidakseimbangan posisi tawar atau kekuasaan
perempuan jika dibandingkan kaum lelaki serta konstruksi peran yang telah
mendarah daging pada budaya kita yang masih patriarkal yang meletakkan
perempuan pada posisi lebih rendah dan hina.
KBG dapat bersifat tersamar dan simbolik seperti eksploitasi media dan
pornografi, namun juga konkrit dan nyata seperti perkosaan dan pelecehan seksual.
Intimidasi terhadap istri, ejekan, makian, sindiran dll terhadap kaum homoseksual
juga termasuk jenis KBG. Contoh konkritnya demikian, ketika seorang istri tak
diperbolehkan bekerja oleh suami, namun dalam keseharian, suami kerap
meremehkan posisi istri.

1.1.3 Hubungan KBG dengan KDRT


KDRT adalah jenis KBG yg mengalami kenaikan signifikan dari tahun ke
tahun, meski pemerintah telah menerbitkan UU Nomor 23 tahun 2004 tentang
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga sebagai pergeseran dari KDRT
sebagai masalah hukum privat ke hukum publik, namun dalam realisasinya terdapat
kesenjangan antara harapan dan kenyataan, meski jelas-jelas KDRT merupakan
pelanggaran HAM, kejahatan terhadap martabat kemanusiaan serta bentuk
diskriminasi yang harus dihapus. Hal ini dikarenakan belum efektif atau kurangnya
sosialisasi UU tersebut kepada tiap elemen masyarakat, bukan hanya kepada
perempuan. Efek yang terjadi akibat ketimpangan gender adalah melorotnya kualitas
hidup perempuan.
Di kancah politik, KBG juga makin santer terdengar. Banyak caleg perempuan
yang diintimidasi internal partai untuk menurut pada aturan partai yang kerap adalah
akal-akalan laki-laki belaka.Perempuan hanya dijadikan sebagai alat untuk menarik
dukungan. Hal tersebut terlihat dengan melimpahnya caleg perempuan yang dilamar,
baik partai besar maupun partai burem. Namun tetap saja kiprah perempuan di
parlemen terganjal, apalagi dengan adanya revisi terbatas UU No 10 tahun 2008
tentang PEMILU anggota DPR, DPD, dan DPRD yang merugikan perempuan,
meski usulan revisi tersebut dianggap tidak kompatibel dengan pasal-pasal lain
dalam Pemilu.
1.2 Adakah ada hubungan KBG, KDRT dengan adanya Lockdown. Jelaskan
Kemungkinan yang terjadi menurut saudara?
Menurut saya, ada kemungkinan yang akan terjadi yaitu misalnya karena
masyarakat disarankan untuk dirumah saja, sehingga para suami tidak bisa mencari
nafkah dan mungkin perkerjaan suami saat itu adalah pedagang yang penghasilannya
didapatkan setiap hari. Sehingga menjadikan ekonomi di keluarga tersebut jadi
berantakan. Istri tidak bisa memasak, bahan-bahan memasak yang ada di rumah habis.
Jadilah istri menyalahkan suami karena tidak mencari pekerjaan yang benar, dan
suami pun kembali menyalahkan istri karena menganggap istrinya tidak benar
mengurus rumah tangga. Anak pun yang tidak salah apa-apa, yang hanya diam juga
ikut disalahkan oleh kedua orang tuanya.

Anda mungkin juga menyukai