Tematik Kelompok 1-1
Tematik Kelompok 1-1
(Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran Tematik)
Dosen Pengampu:
Nani Zahrotul Mufidah, M.pd.I
Disusun Oleh :
FAKULTAS TARBIYAH
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayahnya.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada suri teladan kita,
Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya yang membawa kebenaran
bagi kita semua.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
yakni ibu/bapak Nani Zahrotul Mufidah, M.Pd.I yang telah membimbing serta
mengajarkan kami, dan mendukung kami sehingga terselesaikan makalah yang
berjudul “Landasan Pembelajaran Tematik” dan juga terima kasih yang
sebesar-besarnya kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu kami
sehingga terselesaikan makalah ini.
Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan, sebagai wujud rasa syukur
dengan tersusunnya makalah ini kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
selama penyusunan makalah ini, yang telah dengan tulus ikhlas membantu baik
secara moril maupun materiil, terutama kepada Dosen Pembina dan teman-teman
sekalian.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
pendekatan pembelajaran terpadu (tematik) dipandang tepat dan sesuai sebagai
model pembelajaran siswa di SD/MI, terutama di kelas awal. Di dalam
pembelajaran tematik dapat dikebangkan berbagai macam kecerdasan sekaligus
secara holistik, dimana model tematik tidak hanyamenekankan pada ranah
kognitif saja, tetapi juga meliputi afektif dan psiko motor dan ranah sosial.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Maulana Arafat Lubis & Nashran Azizan, Pembelajaran Tematik SD/MI, (Yogyakarta:
Samudra Biru, 2019), hlm 6.
2
Ibadullah Malawi dan Ani Kardawati, Pembelajaran Tematik (Jawa Timur: Media Grafika, 2017),
hlm. 1.
3
Dari beberapa pengertian diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa pembelajaran
tematik merupakan pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013 yang
memakai tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga peserta didik
mendapatkan pengalaman bermakna.
2.2 Ciri Khas, Manfaat, Tujuan, dan Peran Pembelajaran Tematik SD/MI
4
4. Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka
penguasan konsep semakin baik dan meningkat.
c. Tujuan Pembelajaran Tematik :4
1. Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topic
tertentu.
2. Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai
kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama.
3. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih
mendalam da berkesan.
4. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan
mengaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi
peserta didik.
5. Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi
dalam situasi nyata seperti bercerita, bertanya, menulis
sekaligus mempelajari pelajaran yang lain.
6. Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi
yang disajikan dalam konteks yang tema yang jelas.
7. Guru dapat menghemat waktu, karna mata pelajaran yang
disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan
diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan.
8. Budi pekerti dapat di tumbuh kembangkan dengan mengangkat
sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.
d. Peran pembelajaran tematik antara lain :
1. Peserta didik lebih mudah memusatkan perhatian pada satu
tema atau topik tertentu.
2. Peserta didik dapat mempelajari pengetahuan dan
mengembangkan berbagai kompetensi mata pelajaran dalam
tema yang sama
3. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan
berkesan. Peserta didik lebih bergairah belajar karena mereka
4
Wahidumurni, Metodologi Pembelajaran IPS: Pengembangan Standar Proses Pembelajaran IPS
di Sekolah/ Madrasah, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,2017), hlm. 36.
5
bisa berkomunikasi dalam situasi yang nyata.
4. Kompetensi berbahasa bisa lebih dikembangkan dengan
mengaitkan mata pelajaran lain dan pengalaman pribadi
peserta didik.
5. Peserta didik lebih merasakan manfaat dan makna belajar
karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.
6
c) Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media
pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa
dalam memahami konsep-konsep yang abstrak.
4. Implikasi terhadap Pengaturan ruangan
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan
pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan. Pengaturan ruang
tersebut meliputi:
a) Ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang
dilaksanakan.
b) Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan
dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung.
c) Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk
ditikar/karpet
d) Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di
dalam kelas maupun di luar kelas.
e) Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya
peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar.5
5
Mohammad Muklis, Pembelajaran Tematik, Vol. IV No. 1, (Samarinda: Fenomena,2013), hlm.
69-70.
7
4. Keterkaitan anatara satu mata pelajaran dengan lainnya akan
menguatkan konsep yang telah dikuasai anak didik, karena didukung
dengan pandangan dari berbagai perspektif.6
6
Abdul. Kadir dan Hanun Asrokah, Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Grafindo Persada, 2014),
hlm. 26.
8
5. Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat
mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran
yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan
keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang
dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
9
Landasan Pembelajaran tematik mencakup:
1. Landasan filosofis
Dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu:
progresivisme, konstruktivisme, dan humanisme. Aliran progresivisme
memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas,
pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan
pengalaman siswa. Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa
(direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini,
pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia
mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena,
pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja
dari seorang guru kepada anak, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-
masing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu
proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh
rasa ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya.
Sementara aliran humanisme melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya,
potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.
2. Landasan psikologis
3. Landasan yuridis
10
Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan
pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya
sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap
satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat,
minat, dan kemampuannya.7
7
Depdiknas, Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal Sekolah dasar ,(Jakarta: Depdiknas, 2006),
hlm. 3.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 SARAN
Para pendidik sebaiknya memahami dengan seksama dan benar tentang Landasan
Pembelajaran Tematik supaya dalam proses kegiatan belajar mengajar terjadi
komunikasi yang baik dan tepat antara pendidik dengan peserta didik.
12
DAFTAR PUSTAKA
13