Teori belajar
1.Teori Belajar Kognitif
Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup
ingatan, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan
aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.
Menururt Bruner,proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau
pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Menururtnya,
perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan cara menyusun materi pelajaran
dan menyajikannya sesuai dengan tahap perkembangan orang tersebut. Perkembangan kognitif
dibagi dalam tiga tahap yaitu enactif (melakukan aktivitas untuk memahami lingkungan sekitar),
ikonik ( tahap memahami objek melalui gambar dan visualisasi verbal), simbolik ( seseorang
telah mampu memiliki ide-ide /gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuan
dalam berbahasa dan logika.
Menurut Ausubel, belajar seharusnya merupakan asimilasi yang bermakna bagi siswa.
Materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengtahuan yang telah dimiliki
siswa dalam bentuk strukur kognitif. Teori ini banyak memusatkan perhatiannya pada konsepsi
bahwa perolehan dan retensi pengetahuan baru merupakan fungsi dari struktur kognitif yang
telah dimiliki siswa. Belajar merupakan persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk
tingkah laku yang dapat diamati atau diukur. Proses belajar akan berjalan dengan baik jika
materi pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan struktur kognitif tang telah dimiliki
seseorang. Proses belajar akan terjadi melalui tahap-tahap memperhatikan stimulus,
memamahi makna stimulus, menyimpan dan menggunakan informasi yang sudah dipahami.
Menurut teori ini, belajar adalah pengolahan informasi. Proses belajar memang penting
dalam teori ini, namun yang lebih penting adalah system informasi yang diproses yang akan
dipelajari siswa. Teori ini lebih menekankan pada sistem informasi yang akan dipelajari,
sementara itu bagaimana proses belajar berlangsung dalam diri individu sangat ditentukan oleh
sistem informasi yang dipelajari. Teori sibermatik telah dikembangkan oleh beberapa tokoh
dengan beberapa teori :
Teori ini dibagi menjadi tiga komponen yaitu : (1) Sensory Receptor /SR (tempat pertama
kali informasi diterima) . (2) Working Memory /WM (menangkap informasi yang diberi
perhatian oleh individu namun kapasitas terbatas). (3) Long Term Memory /LTM (Berisi semua
pengetahuan yang telah dimilki oleh individu dan kapasitas tidak terbatas). Menurut Gagne
tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu, (1) motivasi; (2) pemahaman; (3)
pemerolehan; (4) penyimpanan; (5) ingatan kembali; (6) generalisasi; (7) perlakuan dan (8)
umpan balik.
3.Teori Humanistik
Konsep teori belajar Humanistik yaitu proses memanusiakan manusia, dimana seorang
individu diharapkan dapat mengaktualisasikan diri artinya manusia dapat menggali
kemampuannya sendiri untuk diterapkan dalam lingkungan. Proses belajar Humanistik
memusatkan perhatian kepada diri peserta didik sehingga menitikberatkan kepada kebebasan
individu. Teori Humanistik menekankan kognitif (penguasaan ilmu pengetahuan) dan afektif
(aspek sikap) memengaruhi proses. Hal terpenting pada proses pembelajaran Humanisme
adalah adanya motivasi yang diberikan pada peserta didik baik dari diri sendiri maupun dari
fasilitator. Beberapa tokoh yang menganut teori Humanistik yaitu :
1. Abraham Maslow
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal :(1) suatu usaha
yang positif untuk berkembang.(2) kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu,
Menurutnya ada 5 kunci kebutuhan pokok manusia.yaitu : aktualisasi diri . kebutuhan
penghargaan. Kebutuhan social. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan, kebutuban fisiologis.
3,Arthur Combs
Arthur mengemukakan bahwa Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa
memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. Untuk
mengerti tingkah laku manusia, yang penting adalah mengerti bagaimana dunia ini dilihat dari
sudut pandangnya. Pernyataan ini adalah salah satu dari pandangan humanistik mengenai
perasaan, persepsi, kepercayaan, dan tujuan tingkah laku inner (dari dalam) yang membuat
orang berbeda dengan orang lain
4.Teori Behavioristik
Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang
belajar sebagai individu yang pasif. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada
pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang
diberikan oleh guru tersebut Teori ini mengutamakan pengukuran dan factor penguatan. Bila
factor penguat ditambahkan,maka respon akan semakin kuat. Teori behavioristik juga
cenderung mengarahkan pebelajar untuk berpikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak
produktif. Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shaping,
yaitu membawa pebelajar menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta
didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi. Padahal banyak faktor yang memengaruhi proses
belajar
1. Thorndike
Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus
adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal
lain yang dapat ditangkap melalui alat indra. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan
peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan.
Jadi perubahan tingkah laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkrit,
2. Watson
Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon, namun
stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat diamati (observable) dan dapat diukur. Jadi
walaupun dia mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama
proses belajar, namun dia menganggap faktor tersebut sebagai hal yang tidak perlu
diperhitungkan karena tidak dapat diamati.
3. Edwin Guthrie
4. Skinner
Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan
lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku. Menurutnya respon yang
diterima seseorang tidak sesederhana itu, karena stimulus-stimulus yang diberikan akan saling
berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan memengaruhi respon yang dihasilkan. Respon
yang diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilah yang
nantinya memengaruhi munculnya perilaku.